Anda di halaman 1dari 9

PENETAPAN PERMEABILITAS TANAH DALAM KEADAAN JENUH

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH

Oleh :
Dimas Adi Saputra
522017025
Kelompok 4

FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2018
I. DASAR TEORI
Permeabilitas menujukan kemampuan tanah untuk meloloskan air, struktur dan tekstur
serta unsur organik lainya juga ikut ambil bagian dalam menaikan laju infiltrasi dan
menurunkan laju air. Tekstur tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah, begitu juga dengan
permeabilitas. Pada ilmu tanah, permeabilitas didefenisikan secara kualitatif sebagai
pengurangan gas-gas, cairan-cairan atau penetrasi akar tanaman atau lewat. Selain itu
permeabilitas juga merupakan pengukuran hantaran hidraulik tanah. Hantaran hidraulik tanah
timbul adanya pori kapiler yang saling bersambungan dengan satu dengan yang lain (Sutanto,
2005).
Permeabilitas dapat mempengaruhi kesuburan tanah. Permeabilitas berbeda dengan
drainase yang lebih mengacu pada proses pengaliran air saja, permeabilitas dapat mencakup
bagaimana air, bahan organik, bahan mineral, udara dan partikel – partikel lainya yang terbawa
bersama air yang akan diserap masuk kedalam tanah. Pemeabilitas merupakan lambatnya air
merembes kedalam tanah baik melalui pori makro maupun pori mikro baik kearah horizontal
maupun vertikal (Sari, dkk. 2014).
Permeabilitas terbagi dua macam, yaitu permeabilitas pada tanah jenuh air dan
permeabilitas pada tanah tidak jenuh air. Pengukuran permeabilitas sangat perlu dilakukan
untuk kepentingan permukaan daerah pengairan dan drainase. Pengukuran permeabilitas tanah
dalam larutan jenuh di laboratorium dengan dasar hukum darcy dapat dilakukan dengan
menggunakan alat permeabilitas (Sari, dkk. 2014). Hukum darcy ini dapat dinyatakan dengan
rumus:
𝑄 𝐿 𝐼
Permeabilitas (K) = ( 𝑇 × 𝐻 × 𝐴 )

Keterangan :
K : Permeabilitas (cm/jam)
Q : Volume air (ml > cm3)
t : Waktu pengukuran (1 jam)
I : Tebal contoh tanah (cm) biasanya tinggi ring
h : Tinggi permukaan air dari permukaan contoh tanah>head (cm)
A : Luas permukaaan tanah
Permeabilitas tanah merupakan salah satu parameter fisika tanah yang penting untuk
diketahui dalam mempelajari sifat hidrologis tanah. Pada saat mempelajari permeabilitas tanah
tanah maka secara tidak langsung mempelajari model transportasi zat terlarut dan pengukuran
aliran limpasan yang dapat digunakan untuk pendugaan erosivitas tanah. Sifat tanah yang
memungkinkan air melewatinya pada berbagai laju air tertentu disebut permeabilitas tanah.
Sifat ini merupakan sifat alami granular tanah, meskipun dapat dipengaruhi faktor lain (seperti
air terikat di tanah liat). Jadi tanah yang berbeda akan memiliki permeabilitas yang berbeda
pula (Sarwono, 2010).
Faktor yang mempengaruhi permeabilitas tanah meliputi tekstur tanah, struktur tanah,
porositas tanah, dan sebagainya. Apabila teksturnya pasir maka permeabilitas tinggi, karena
pasir mempunyai pori-pori makro. Sehingga pergerakan air dan zat-zat tertentu bergerak
dengan cepat. Tanah yang mempunyai struktur mantap maka permeabilitasnya rendah, karena
mempunyai pori-pori yang kecil. Sedangkan tanah yang berstruktur lemah, mempunyai pori
besar sehingga permeabilitanya tinggi. Porositas atau ruang pori adalah rongga antar tanah yang
biasanya diisi air atau udara. Permeabilitas tergantung pada ukuran pori-pori yang dipengaruhi
oleh ukuran partikel, bentuk partikel, dan struktur tanah. Semakin kecil ukuran partikel, maka
semakin rendah permeabilitas. Viskositas sama juga dengan kekentalan air, semakin kental air
tersebut, maka semakin sulit juga air untuk menembuas tanah tersebut (Deriyanto, 2009).
Permeabilitas tanah juga mempengaruhi beberapa faktor antara lain drainase, infiltrasi,
evaporasi dan erosi. Pada tekstur tanah pasir yang memiliki ruang pori besar, akan akan
memiliki daya infiltrasi yang cepat dan permeabilitasnya sangat tinggi. Namun pada tekstur
pada tekstur liat akan berbeda, tekstur liat memiliki kemampuan yang baik menyimpan air,
maka akan mengakibatkan daya infiltrasi menjadi lambat, yang menyebabkan permeabilitas
akan juga lambat. Pada tanah berpasir drainasenya akan tinggi sehingga permeabilitasnya pun
akan semakin cepat namun tekstur tanah liat memiliki aliran drainase yang kurang baik, yang
menyebabkan permeabilitasnya melambat. Tanah jenuh akan memiliki kadar air yang tinggi
atau banyak maka evaporasinya akan tinggi sehingga permebilitasnya pun akan tinggi. Namun
tidak akan tanah tak jenuh yang memiiki kadar air yang rendah sehingga evaporasi pun akan
rendah dan permebilitasnya rendah pula (Deriyanto, 2009).
II. TUJUAN
1. Mengetahui laju permeabilitas suatu tanah dan cara mengukur permeabilitas
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi permeabilitas dan faktor yang dipengaruhi
permeabilitas
III. ALAT & BAHAN
 Rangkaian alat permeabilitas
 Penggaris
 Beaker glass
 Contoh tanah utuh
 Air
IV. CARA KERJA
Praktikum dilakukan pada pukul 16.00 hari kamis. Pertama-tama sampel tanah utuh
disiapkan dan dimasukkan ke dalam tabung dan dipasang pada rangkaian permeabilitas.
Kemudian sampel tanah direndam dengan air setinggi 3 cm selama 24 jam. Perendaman
dilakukan untuk mengeluarkan udara dari pori-pori tanah dan agar tanah dalam keadaan jenuh.
Setelah perendaman, sampel tanah dialiri air pada pukul 07.00 hari jumat.
Setelah 6 jam setelah perendaman, pukul 13.00 air ditampung sampai pukul 14.00 dan
dicatat hasilnya. Serta setelah 7 jam setelah perendaman pada pukul 14.00 air ditampung lagi
sampai pukul 15.00 dan dicatat hasilnya. Sampel tanah tetap dialiri air selama 14 jam sampai
hari selanjutnya dan air ditampung kembali selama satu jam setiap pukul 07.00-08.00 pada hari
sabtu, minggu, dan senin. Diperhatikan volume air yang keluar dan tinggi water head (H) pada
setiap pengamatan.
V. HASIL PENGAMATAN
d t Q (ml) / h (cm)
No
Sampel (cm (cm K
. 1 2 3 4 5 x
) )
16600 1020 3500 1800 2000 24920 323,76
1. Bugel 5,5 4,5
10 8 5,7 8,3 9,5 51,5 cm/jam

2500 2000 1400 1200 800 7900 104,70


2. Sidorejo 5,5 4,7
6 8 8 8,5 10,5 41 cm/jam
1400 1800 2000 2100 650 7950 96,21
3. Sidomukti 5,8 4,9
10 8,5 6,5 6 10 41 cm/jam
Argomuly 800 800 1150 1300 1050 5100 65,51
4. 5,8 4,8
o 8 7,5 5 7 7 34,5 cm/jam

Rumus :
𝑄 𝐿 1
K= × ×
𝑇 𝐻 𝐴

K = permeabilitas (cm/jam)

Q = volume air (ml)

T = waktu pengukuran (jam)

L = tinggi keseluruhan (cm)

H = water head (cm)

A = luas permukaan (cm2)


Perhitungan kelompok 4 (argomulyo) :
ℎ1+ℎ2+ℎ3+ℎ4+ℎ5
H (rata-rata ketinggian air) = 5
8+7,5+5+7+7
= 5
34,5
= 5

= 6,9 cm

1+1+1+1+1
T (rata-rata waktu pengukuran) = 5
5
= 5

= 1 jam

𝑉1+𝑉2+𝑉3+𝑉4+𝑉5
Q (rata-rata volume air) = 5
800+800+1150+1300+1050
= 5
5100
= 5

= 1020 mL

L (tinggi keseluruhan) = h+t


= 6,9 + 4,8
= 11,7 cm

a (luas permukaan tanah) = π × r2


= 3,14 × 2,92
= 26,40

𝑄 𝐿 1
K (laju permeabilitas) = ×ℎ ×
𝑇 𝑎
1020 11,7 1
= × × 26,40
1 6,9
11934
= 182,16

= 65,51 cm/jam
VI. PEMBAHASAN
Menurut teori dari (Sarwono, 2010) permeabilitas tanah dapat diartikan salah satu
parameter fisika tanah yang penting untuk diketahui dalam mempelajari sifat hidrologis tanah.
Pada saat mempelajari permeabilitas tanah tanah maka secara tidak langsung mempelajari
model transportasi zat terlarut dan pengukuran aliran limpasan yang dapat digunakan untuk
pendugaan erosivitas tanah. Sifat tanah yang memungkinkan air melewatinya pada berbagai
laju air tertentu disebut permeabilitas tanah. Sifat ini merupakan sifat alami granular tanah,
meskipun dapat dipengaruhi faktor lain (seperti air terikat di tanah liat). Jadi tanah yang berbeda
akan memiliki permeabilitas yang berbeda pula.
Penetapan permeabilitas sangat penting dalam memprediksi dan mengevaluasi berbagai
proses yang berkaitan dengan pengelolan tanah dan air. Di sektor pertanian dan kehutanan, nilai
permeabilitas suatu jenis tanah dapat digunakan untuk mengevaluasi mudah tidaknya tanah
tersebut menghasilkan aliran permukaan (runoff) atau tergenang bila hujan turun. Bila nilai
permeabilitas lebih rendah dari intesitas hujan maka tanah tersebut cendering akan mengalami
runoff dan tererosi bila lahanya miring dan tergenang bila lahannya datar atau cekung.
Pengukuran permeabilitas juga penting dalam menentukan laju kehilangan air dari tubuh tanah
melalui perembesan seperti yang ditemui pada saluran irigasi dan petak-petak sawah.
Praktikum kali ini dilakukan untuk keperluan penetapan permeabilitas tanah dalam
keadaan jenuh tiap contoh tanah utuh dari daerah yang berbeda-beda. Hasil yang diperoleh dari
praktikum tersebut adalah tanah yang berada di bugel memiliki permeabilitas 323,76 cm/jam,
tanah yang berada di sidorejo memiliki permeabilitas 104,70 cm/jam, tanah yang berada di
sidomukti memiliki permeabilitas 96,21 cm/jam, tanah yang berada di argomulyo memiliki
permeabilitas 65,91 cm/jam.
Dan contoh tanah dari argomulyo merupakan tanah yang memiliki laju permeabilitas
lebih lambat dibanding contoh tanah yang lain, sedangkan tanah di bugel lebih cepat dari pada
yang lain. Hal ini dimungkinkan perbedaan karakteristik tanah maupun jumlah pori dalam tanah
tersebut. Dari praktikum ini dapat diketahui bila tanah yang memiliki permeabilitas cepat akan
mudah mengalami kekeringan. Dikarenakan air yang masuk ke tanah akan langsung diteruskan
ke bagian bawah tanpa ada banyak hambatan yang berupa kerapatan pori tanah tersebut. Tekstur
kasar mempunyai permeabilitas yang tinggi dibandingkan dengan tekstur halus karena tekstur
kasar mempunyai pori makro dalam jumlah banyak sehingga umumnya tanah yang didominasi
oleh tekstur kasar seperti pasir umumnya mempunyai tingkat erodibilitas tanah yang rendah.
Oleh karena itu di argomulyo berdasarkan laju permeabilitas ini, pada tekstur tanah di
argomulyo memiliki kandungan liat, dimana tekstur liat memiliki kemampuan yang baik
menyimpan air, maka akan mengakibatkan daya infiltrasi menjadi lambat, yang menyebabkan
permeabilitas akan juga lambat.
Menurut teori dari (Deriyanto, 2009) pada tanah berpasir drainasenya akan tinggi
sehingga permeabilitasnya pun akan semakin cepat namun tekstur tanah liat memiliki aliran
drainase yang kurang baik, yang menyebabkan permeabilitasnya melambat. Tanah jenuh akan
memiliki kadar air yang tinggi atau banyak maka evaporasinya akan tinggi sehingga
permebilitasnya pun akan tinggi. Namun tidak akan tanah tak jenuh yang memiiki kadar air
yang rendah sehingga evaporasi pun akan rendah dan permebilitasnya rendah pula.
VII. KESIMPULAN
1. Permeabilitas merupakan kecepatan bergeraknya air pada media berpori berupa tanah
dalam keadaan jenuh. Permeabilitas dihitung menggunakan suatu rangkaian alat
permeabilitas dengan tanah dibuat dalam keadaan jenuh dengan merendamnya selama
24 jam, dari hasil perhitungan peremabilitas yang didapatkan sangat tinggi.
2. Banyak faktor yang mempengaruhi permeabilitas suatu tanah antara lain tekstur tanah,
struktur tanah, porositas, berat isi dan sebagainya. Sedangkan faktor yang dipengaruhi
oleh permeabilitas suatu tanah meliputi drainase, infiltrasi, evaporasi serta erosi.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Deriyanto. 2009. Jurnal Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permeabilitas Tanah. Jakarta:
Erlangga.
Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Jakarta: Penerbit Akademika Pressindo.
Sari, Welsi Y., Nita Oktarina, dan Yana Andriani. 2014. Jurnal Nasional Ecopedon. Cara
Praktis Pengukuran Permeabilitas Tanah dengan Menggunakan Ring Sampel. 2 (2) 46-
49.
Sutanto, R. 2005. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Kanisius.
LAMPIRAN
Kelompok 1 (bugel):
Perhitungan:
Q = volume air (m) / (cm3)
16.000+1.020+3.500+1.800+2.000 24.920
Q(rata-rata) = = = 4.984 m / cm3
5 5

T (waktu) = 1

Diameter ring = 5,5 cm

Tinggi ring = 4,5 cm

10 + 8 + 5,7+8,3+9,5 41,5
h (rata-rata) = 5
= 5
= 8,3 cm

L=t+h
14,5+12,5+10,2+12,8+14 64
L(rata-rata) = = = 12,8 cm
5 5

A = πr2
A = 3,14 x 2,752 = 17,27 cm2

𝑄 𝐿 1
K=𝑇xℎx𝐴
4.984 12,8 1 63.795,2
K= x x 17,27 = = 445,06 cm/jam
1 8,3 143,34

Kelompok 2 (sidorejo):
 Kelompok 2 (Sidorejo)
5
2500  2000  1400  1200  800
Q  5

i 1 1580 ml = cm3

5
6  8  8  8,5  10,5
H 
i 1 5
 8,2
cm

L = rata-rata waterhead (H) + tinggi ring


= 8,2 + 4,7
= 12,9 cm
𝐴 = 𝜋𝑟 2
= 3,14 x (2,75)2
= 3,14 x 7,6
= 23,86 cm2
T = 1 jam
𝑄 𝐿 1
𝐾= × ×
𝑡 ℎ 𝑎
1580 12,9 1
= × × 23,86
1 8,2
20.382
=195,65

= 104,17 cm/jam
Kelompok 3 :
Perhitungan kelompok 3 (Sidomukti):
1.400 + 1.800 + 2.000 + 2.100 + 650
Q rata-rata = 5
7.950
= 5

= 1.590 cm³
14,9 + 13,4 + 11,4 + 10,9 + 14,9
L rata-rata = 5
65,5
= 5

= 13,1 cm
10 + 8,5 + 6,5 + 6 + 10
h rata-rata = 5
41
= 5

= 8,2 cm
A = π r²
= 3,14 × 2,9 × 2,9
= 26,40 cm²
Q L 1
K= T × ×
h A
1.590 13,1 1
= × ×
1 8,2 26,40
20.829
= 216,48

= 96,21 cm/jam

Anda mungkin juga menyukai