0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
130 tayangan5 halaman
Sistem informasi kalender tanam terpadu memberikan informasi tentang prediksi musim, waktu tanam yang tepat, pola tanam, dan rekomendasi teknologi pertanian berdasarkan kondisi iklim terkini dan prakiraan. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan mengantisipasi dampak perubahan iklim.
Sistem informasi kalender tanam terpadu memberikan informasi tentang prediksi musim, waktu tanam yang tepat, pola tanam, dan rekomendasi teknologi pertanian berdasarkan kondisi iklim terkini dan prakiraan. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan mengantisipasi dampak perubahan iklim.
Sistem informasi kalender tanam terpadu memberikan informasi tentang prediksi musim, waktu tanam yang tepat, pola tanam, dan rekomendasi teknologi pertanian berdasarkan kondisi iklim terkini dan prakiraan. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan mengantisipasi dampak perubahan iklim.
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2018 I. LATAR BELAKANG Perubahan iklim merupakan gejala alam yang telah terjadi di tingkat global, regional, maupun lokal. Salah satu dampaknya adalah perubahan awal dan akhir musim tanam yang sangat berpengaruh terhadap pola tanam, luas tanam, dan produksi tanaman. Akibat perubahan iklim, hampir setiap tahun petani berhadapan dengan pergeseran musim terkait dengan perubahan pola curah hujan. Selain itu, tidak jarang pula petani berhadapan dengan kondisi iklim yang ekstrim, baik kering (El-Nino) maupun basah (La-Nina). Kondisi iklim tersebut, memicu ancaman banjir, kekeringan dan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang berakibat pada penurunan produksi tanaman, bahkan gagal panen. Perubahan pola curah hujan harus menjadi perhatian serius dalam mengatur pola termasuk waktu dan luas tanam, agar kesinambungan produksi dan kemandirian pangan nasional tidak terancam. Untuk itu, sangat diperlukan suatu pedoman berupa “Kalender Tanam Terpadu” yang didukung dengan sistem informasi berbasis web yang handal.
II. TUJUAN Dapat meningkatan pertanian dengan aplikasi katam
III. DASAR TEORI
Waktu dan pola tanam yang efektif tersebut perlu pula didukung oleh penerapan teknologi yang adaptif, baik varietas, sistem pemupukan, pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) dan lain-lain. Pedoman untuk mengatur waktu dan pola tanam termasuk rekomendasi tersebut adalah Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu sesuai dengan kondisi iklim berdasarkan prediksi iklim dan musim yang mutakhir. Di Indonesia kejadian anomali iklim dominan mempengaruhi produksi pertanian dan ketahanan pangan (Hendon, 2003). Dampak dari anomali iklim ini antara lain terjadinya gangguan secara langsung terhadap sistem produksi pertanian. Indikatornya terjadinya penurunan luas tanam, luas panen dan produksi merosot tajam pada saat terjadi anomali iklim. Mengingat besarnya dampak yang diakibatkan oleh adanya penyimpangan iklim, maka diperlukan suatu model yang menghubungkan antara curah hujan dengan indikator anomali iklim sehingga dapat dilakukan perencanaan yang tepat serta langkah-langkah antisipasi lebih dini. Penyesuaian waktu tanam dan pola tanam merupakan pendekatan yang strategis dalam mengurangi atau menghindari dampak perubahan iklim akibat pergeseran musim tanam dan perubahan pola curah hujan. Waktu tanam dan pola tanam disusun berdasarkan beberapa skenario perubahan iklim, khususnya pola dan jumlah curah hujan (Irsal Las, 2007). Selain menurunkan produktivitas, pergeseran musim dan peningkatan intensitas kejadian iklim ekstrim, terutama kekeringan dan kebanjiran, juga menjadi penyebab penciutan dan fluktuasi luas tanam serta memperluas areal pertanaman yang akan gagaI panen, terutama tanaman pangan dan tanaman semusim lainnya. Oleh sebab itu perubahan iklim dan kejadian iklim ekstrim seperti EI-Nino dan La-Nina akan mengancam ketahanan pangan nasional, dan keberlanjutan pertanian pada umumnya. Sebagai gambaran, satu kali kejadian EI-Nino (Iemah-sedang) dapat menurunkan produksi padi nasional sebesar 2-3%. Jika iklim ekstrim diikuti oleh peningkatan suhu udara maka penurunan produksi padi akan lebih tinggi. Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu adalah pedoman atau alat bantu yang memberikan informasi spasial dan tabular tentang prediksi musim, awal waktu tanam, pola tanam, luas tanam potensial, wilayah rawan kekeringan dan banjir, potensi serangan OPT, serta rekomendasi dosis dan kebutuhan pupuk, varietas yang sesuai (pada lahan sawah irigasi, tadah hujan dan rawa) berdasarkan prakiraan iklim. Katam Dinamaik terpadu memiliki keunggulan sebagai berikut: (1). Dinamis: disusun berdasarkan prediksi iklim musiman dan tahunan. (2). Operasional dan spesifik lokasi: didasarkan pada potensi sumberdaya iklim dan air, wilayah rawan bencana (banjir, kekeringan, OPT) tingkat kecamatan. (3). Terpadu: diintegrasikan dengan rekomendasi teknologi (pupuk, benih, PHT). (4). Mudah diperbaharui. (5). Mudah dipahami pengguna: disusun secara spasial dan tabular yang dilengkapi manual cara menggunakan system (6). Informatif: dikomunikasikan dengan sistem informasi website yang dapat diunduh setiap saat (Syahbuddin, dkk, 2007).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penggunaan dan optimalisasi data prakiraan cuaca dan kondisi metreologi serta geofisika di negara maju diolah sedemikian rupa hingga mampu menghasilkan informasi yang bisa dipergunakan oleh masyarakat. Hal ini tentu penting dalam menghadapi dan mengantisipasi berbagai kondisi. Selain kebencanaan, informasi ini juga penting untuk bidang-bidang lain seperti penerbangan, informasi wisata, pertanian dan lain-lain. Kemajuan informasi untuk bidang pertanian di Indonesia tentunya secara langsung maupun tidak langsung akan ikut andil dalam kemajuan pembangunan. Indonesia yang memiliki potensi pertanian sangat besar memerlukan berbagai perangkat untuk membangun sektor ini. Sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang cukup tentu akan sangat dasyat bila didukung oleh sumberdaya lain seperti teknologi dan informasi. Upaya pengelolaan sumberdaya dan pencapaian produksi perlu didukung dengan perangkat keras (software) dan perangkat lunak (hardware). Salah satu perangkat lunak berupa informasi sudah disiapkan oleh pemerintah dalam hal ini Badan Litbang Pertanian. Perangkat itu adalah Kalender Tanam Terpadu (katam) yang disiapkan untuk setiap kabupaten. Diharapkan dengan memanfaatkan ini, petani dapat melihat waktu terbaik melakukan penanaman sekaligus mendapatkan rekomendasi penggunaan varietas dan pemupukan yang tepat. Pendekatan pengembangan kalender tanam ini disusun berdasarkan kondisi aktual dilapang dan kondisi potensial dengan menggunakan analisis klimatologis. Kondisi aktual diketahui dari luas tanam dan insensitas penanaman, sedangkan kondisi potensial disimpulkan melalui analisis ketersediaan air berdasarkan curah hujan seperti pada Diagram alir penyusunan peta kalender tanam aktual dan potensial. Katam diharapkan akan menjadi acuan awal untuk terus meningkatkan iklim kegiatan pertanian yang seharusnya menjadi tulangpunggung bangsa Indonesia yang agraris. Sosialiasi perlu dilakukan oleh petugas yang disiapkan dan melibatkan pihak lain yang bersentuhan dengan sektor pertanian. Kontroling, monitoring dan evaluasi yang terus menerus akan meningkatkan kualitas katam serta aplikasinya di sektor pertanian. Tentu, keberhasilan membangun pertanian Indonesia tidak sekedar adanya katam ini karena masih diperlukan peran serta seluruh stakeholder dan pihak yang bersentuhan dengan bidang pertanian dari hulu hingga hilir. Kemauan untuk membuka diri dan saling memberikan komitmen bagi pembangunan pertanian menjadi kata kunci keberhasilan. V. KESIMPULAN DAN SARAN Katam diharapkan akan menjadi acuan awal untuk terus meningkatkan iklim kegiatan pertanian yang seharusnya menjadi tulang punggung bangsa Indonesia yang agraris. Sosialiasi perlu dilakukan oleh petugas yang disiapkan dan melibatkan pihak lain yang bersentuhan dengan sektor pertanian. Kontroling, monitoring dan evaluasi yang terus menerus akan meningkatkan kualitas katam serta aplikasinya di sektor pertanian. Tentu, keberhasilan membangun pertanian Indonesia tidak sekedar adanya katam ini karena masih diperlukan peran serta seluruh stakeholder dan pihak yang bersentuhan dengan bidang pertanian dari hulu hingga hilir.Kemauan untuk membuka diri dan saling memberikan komitmen bagi pembangunan pertanian menjadi kata kunci keberhasilan.Sehingga tujuan utama pembangunan pertanian yakni kesejahteraan petani dapat meningkat dan berkelanjutan.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Hendon, H.H. 2003. Indonesian Rainfall Variability: Impacts of ENSO and Local Air- Sea Interaction, American Meteorology Society. Irsal Las, 2007. Strategi dan Inovasi Antisipasi Perubahan Iklim, Sinar Tani Edisi 14 – 20 Nopembar 2007. Syahbuddin, H., E. Runtunuwu, A. Pramudia, E. Surmaini, R. Shofiati, K. Subagyono, I. Amien, dan I. Las. 2007. Identifikasi dan Delineasi Kalender dan Pola Tanam Pada Lahan Sawah Terhadap Anomali Iklim di Pulau Jawa. Laporan Tengah Tahun. Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi.