Anda di halaman 1dari 3

PENGELOLAAN TANAH VERTISOL

Tanah vertisol dimanfaatkan untuk berbagai keperluan hidup manusia seperti ladang,
pemukimaan, jalan raya dan lahan pertanian. Untuk menunjang tanah vertisol agar dapat
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian perlu melakukan pengelolaan tanah yang benar, berikut
ini adalah beberapa contoh pengelolaan tanah vertisol yang dapat dilakukan :

1. Tanah vertisol memiliki tingkat kesuburan yang cenderung rendah, dan memiliki
kapasitas tukar kation (KTK) dan kejenuhan basa yang relatif tinggi, namun kadar
bahan organiknya rendah dan juga kandungan NPK dalam tanah rendah. Untuk
mengatasi permasalahan ini dapat dilakukan dengan pemberian mulsa dan pupuk
kandang atau pupuk organik (Suteja, 1999). Penggunaan mulsa ini berfungsi untuk
menjaga kelembaban tanah dan mampu meningkatkan kandungan kalium dalam tanah
vertisol.
2. Penambahan bahan organik dan pupuk hijau berguna untuk meningkatkan kemantapan
agregat tanah serta memperbaiki struktur tanah. Hasil penelitian Paimin dkk (2002)
menunjukkan bahwa Penambahan bahan organik berupa kompos daun tanaman kayu
putih pada tanah-tanah bertekstur berat (liat) dapat meningkatkan aerasi tanah melalui
perbaikan struktur dan peningkatan porositas tanah.
3. Permasalahan utama pada tanah vertisols adalah sukarnya trafficability selama musim
hujan dan tekanan kekeringan (Drought stress) maupun peretakan tanah yang intensif
selama musim kemarau. Sebagai tambahan untuk pembatas yang berupa kebasahan
tanah (Soil wetness), Vertisols juga mudah untuk mengalami erosi yang dipercepat
semakin besar dan dalam bentuk retakan tanah, maka akan mudah diisi oleh organisme
pemakan akar serta menghalangi proses absorpsi air dan nutrisi (Beek et al. 1980)..
Struktur tanah vertisols kurang baik dan sangat peka kepada erosi oleh air dan longsor.
Dalam sistem budidaya pada lahan berlereng >15% dapat dilakukan budidaya tanaman
semusim dikombinasikan dengan tanaman tahunan atau sistem wanatani
(agroforestry). Adanya rekahan tanah selebar >2 cm dan dalam >50 cm yang terjadi
pada musim kemarau dapat menyebabkan longsor oleh karena itu dapat diantisipasi
dengan penanaman tanaman tahunan seperti sukun, atau kapas.
4. Jenis tanaman yang dapat ditanaman baik adalah jenis-jenis legume yang mampu
menyumbang bahan organik tanah serta mengikat N udara seperti lamtoro, Glyricidae
dan Acacia. Tanaman tersebut selain mampu tumbuh pada tanah-tanah kritis juga
mampu mengambil unsur dari sub soil dan mengembalikannya dalam bentuk serasah
sebagai penyumbang bahan organik tanah yang mempunyai multi fungsi dalam
memperbaiki sifat tanah termasuk meningkatkan KTK tanah, mengikat unsur,
meningkatkan aktivitas biologi serta memperbaiki sifat fisik tanah.
5. Tanah vertisol umumnya terdapat di daerah-daerah yang beriklim kering, sehingga air
merupakan permasalahan serius yang sering dihadapi. Pengelolaan air yang tepat perlu
dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman pada lahan tersebut. Pengelolaan
air yang cukup misalkan dengan peningkatan saluran irigasi, pengaturan drainase dan
mengelola sifat hidrologi lahan. Irigasi adalah pemberian air secara buatan pada
sebidang lahan untuk memenuhi kebutuhan pertanaman. Pengatusan dikerjakan orang
untuk membuang kelebihan air dari sebidang lahan yang mengganggu atau
menghalangi penggunaan lahan itu. Sifat hidrologi lahan adalah semua sifat hakiki
lahan yang menentukan dinamika air, baik pada muka tanah maupun di dalam tubuh
tanah (Notohadiprawiro et al, 1983).
6. Pemupukan tanah sangat diperlukan karena ketersediaan hara tanah rendah maka
pemberian pupuk untuk meningkatkan produktivitas tanah vertisol. Sebagian besar
unsur P dan K tidak tersedia pada jenis tanah vertisol, karena ukuran kisi mineral
lempung sesuai dengan bentuk dan ukuran unsur P dan K, sehingga saat mengembang
P dan K akan terikat oleh ruang kisi pada mineral lempung 2:1 ini. Selain itu efisiensi
pemupukan perlu mendapat perhatian terutama untuk pupuk N, P, dan K. Pemberian
pupuk ditujukan untuk meningkatkan ketersediaan hara tanah terutama hara-harayang
kadarnya masih rendah, seperti hara N, P, K, dan Ca. aplikasi bahan organik dan
pemupukan dapat memperbaiki sifat-sifat tanah dan meningkatkan hasil tanaman
(Ispandi, 2003).
7. Sebelum melakukan olah tanah, baiknya dilakukan pembalikkan tanah vertisol dapat
menggunakan linggis untuk membalik tanah ini, karena vertisol ini tanahnya sangat
keras saat kemarau dan sangat liat saat penghujan maka pembalikkan tanah ini dapat
berfungsi untuk memecah kapiler tanah dan memperbaiki aerasi sebelum ditanami
tanaman budidaya. Setelah itu mengelola irigasi atau pengairan yang baik akan sangat
membantu pengelolaan tanah vertisol untuk lahan pertanian.
DAFTAR PUSTAKA

Beek, K. J., Blokhuis, W. A., Driessen, P. M., Breeman, N. V., Brinkman, R., and Pons, L. J.
1980. Problem Soils : Their Reclamation and Management. ILRI Publication No. 27.
ILRI. Wageningen. Nedherlands.

Ispandi, A. 2003. Pemupukan P, K dan Waktu Pemberian Pupuk K pada Tanaman Ubikayu di
Lahan Kering Vertisol. Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 10, No. 2 halaman 35-50.

Notohadiprawiro, T., S. Soekodarmodjo, S. Wisnubroto, E. Sukana dan M. Dradjad. 1983.


Pelaksanaan Irigasi Sebagai salah satu Unsur Hidromeliorasi Lahan. Makalah dalam
diskusi panel UGM-DPU : Peningkatan Efisiensi Pemanfaatan Air Pada Tingkat Usaha
Tani. Fakultas Pertanian UGM Yogyakarta, 16-18 Maret 1983.

Paimin, Triwilaida dan Wardojo. 2002. Upaya Peningkatan Produktivitas Lahan di Daerah
Tangkapan Air Waduk Gadjah Mungkur, Wonogiri. Prosiding Ekspose BP2TPDAS
IBB Surakarta. Wonogiri 1 Oktober 2002.

Suteja. 1999. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta. Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai