Anda di halaman 1dari 3

1 Latif et al.

, Penetapan Tekstur Tanah (Metode Hidrometer)

PERTANIAN

PENETAPAN TEKSTUR TANAH MENGGUNAKAN METODE HIDROMETER

Dwi Wahyudi Latif, Vega Danar Adityo, Qorinatul Ulya


Fakultas Pertanian Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegalboto Kotak Pos 159 Jember 68121
E-mail : Dwiwahyudilatif98@gmail.com

ABSTRACT
Soil texture is a comparative percentage of each soil particle. Soil particles consist of sand, dust, and clay with the smallest particle size is clay and the largest is sand.
Determination of soil texture must first be carried out by a dispersion or separation of particles to make it easier to see the percentage of each particle. Separation of soil
particles was carried out using the hydrometer method. Separation by the hydrometer method is done by adding hydrogen peroxide and sodium phyrophospat as dispersants.
Hydrogen peroxide functions to eliminate organic matter because organic matter is not measured in the determination of texture (soil texture is only seen from soil particles),
while sodium phyrophospat is used as a separator of soil particles. The results of the study showed uniformity of texture classes, namely all soil samples had a sand (sand)
texture class with the percentage of soil particle fraction in creongan maize vegetation was 99.95% sand, 0.0216% dust, and 0.0215% clay, in sengon vegetation in the
Semeru region the particle fraction is 99.96% sand, 0.0214 dust, and 0.0107% clay, for corn vegetation in the area of Antirogo 99.96% sand, 0.0319% dust, and 0.0106% is
clay, while in corn vegetation, the percentage of the fraction is 99.97%, sand, 0.217% is dust, and 0.0109% is clay.

Keywords: Sand; Soil Texture; Particle

ABSTRAK
Tekstur tanah merupakan presentase perbandingan dari masing-masing partikel tanah. Partikel tanah terdiri dari pasir, debu, dan lempung dengan
ukuran partikel paling kecil adalah lempung dan terbesar adalah pasir. Penentuan tekstur tanah pada awalnya harus dilakukan sebuah dispersi atau
pemisahan partikel untuk memudahkan melihat presentase masing-masing partikel. Pemisahan partikel tanah dilakukan dengan menggunakan metode
hidrometer. Pemisahan dengan metode hidrometer dilakukan dengan penambahan larutan hidrogen peroksida dan natrium phyrophospat sebagai
pendispersi. Hidrogen peroksida berfungsi penghilang bahan organik karena bahan organik tidak ikut diukur dalam penentuan tekstur (tekstur tanah hanya
dilihat dari partikel tanah), sedangkan natrium phyrophospat digunakan sebagai pemisah partikel-partikel tanah. Hasil saat penelitian didapatkan
keseragaman kelas tekstur yaitu semua sampel tanah memiliki kelas tekstur sand (pasir) dengan presentase fraksi partikel tanah pada vegetasi jagung
daerah kreongan adalah 99,95% pasir, 0,0216% debu, dan 0,0215% adalah lempung, pada vegetasi sengon di daerah semeru fraksi partikelnya adalah
99,96% pasir, 0,0214 debu, dan 0,0107% lempung, untuk vegetasi jagung di daerah anitirogo 99,96% pasir, 0,0319% debu, dan 0,0106% adalah
lempung, sedangkan pada vegetasi jagung di kaliurang presentase fraksinya adalah 99,97% adalah pasir, 0,217% adalah debu, dan 0,0109% adalah
lempung.

Kata Kunci : Pasir; Tekstur Tanah ; Partikel

PENDAHULUAN kehalusan tanah yang terjadi karena adanya perbedaan komposisi


kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung didalam tanah dan
Tanah merupakan bagian dari alam yang terdapat dimana saja. Tanah berpengaruh kepada pertumbuhan dan poduksi tanaman karena akan
yang ada di berbagai tempat mempunyai perbedaan dari segi sifat menentukan penetrasi akar di dalam tanah, kemampuan tanah menahan air,
karakteristiknya. Menurut Handayanto dkk (2017), menyatakan bahwa drainase, aerasi tanah dan ketersediaan unsur hara tanah (Holilullah dkk,
tanah merupakan suatu media yang tersusun atas partikel-partikel bebatuan 2015).
yang mengalami pelapukan yang memiliki peran dalam pertumbuhan Komponen penyusun tanah dapat dibedakan berdasarkan dari bentuk
tanaman serta sebagai pemasok unsur hara bagi tanaman. Tanah sendiri dan ukuran partikel yang ditemukan di dalam tanah tersebut. Percampuran
terdiri dari padatan-padatan seperti mineral dan bahan organik, serta pori- partikel tanah sebagai komposisi suatu tanah dengan perbandingan pada
pori yang menahan air juga udara. Jumlah air yang berada di dalam tanah setiap partikelnya disebut sebagai tekstur tanah. Menurut Matano et al.,
sangat tergantung dari kemmapuan tanahnya itu sendiri dalam menyerap (2015), tekstur tanah dan ukuran tanah partikel juga akan menunjukkan
dan meneruskan air yang diterima dari permukaan tanah. Kemampuan suatu sifat dan karakter tanah, karena tekstur tanah merupakan sifat fisika
dalam mengikat air tersebut dipengaruhi oleh tekstur dan bahan organik, yang dimiliki oleh tanah. Tekstur tanah yang terdiri dari pasir, debu, dan
dalam pemberian bahan organik yang berbeda maka memberikan dampak lempung memiliki fungsi untuk menentukan jumlah air di dalam tanah.
pada pertumbuhan tanaman yang berbeda pula. Hal ini terjadi dikarenakan Menurut Li (2013), tekstur tanah sangat menentukan reaksi fisika dan
bahan organik tersebut dapat memperbaiki sifat fisika, kimia dan juga kimia di dalam tanah, sehingga dapat dijadikan faktor penentu luas
biologi tanah (Nariatih dkk, 2013). permukaan tanah.
Menurut Utomo (2016), perbedaan sifat dan karakteristik tanah Komposisi tekstur tanah yang terdiri dari pasir, debu, lempung (clay)
disebabkan oleh tempat keberadaan tanah, lingkungan, batuan induk dan merupakan perpaduan tekstur tanah yang akan rmembentuk sebuah
iklim. Perbedaan tersebut menyebabkan tekstur, warna dan bentuk tanah komposisi yang baik pada saat melakukan suatu proses budidaya tanaman
pada setiap tempat berbeda-beda sesuai dengan komponen penyusun (Hatta dkk., 2017). Tekstur tanah bersifat permanen atau tidak mudah
tanah. Tekstur tanah merupakan sifat fisik tanah dari suatu keadaan tingkat diubah dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap sifat tanah yang lain

Sains Tanah – Penetapan Tekstur Tanah (Metode Hidrometer)


2 Latif et al., Penetapan Tekstur Tanah (Metode Hidrometer)

seperti struktur, konsistensi, kelengasan tanah, permeabilitas tanah, run off , lempung, sedangkan pada vegetasi jagung di kaliurang presentase
daya infiltrasi, dan lain-lain. Menurut Rahayu (2014) tekstur tanah pada fraksinya adalah 99,97% adalah pasir, 0,217% adalah debu, dan 0,0109%
masing-masing lahan pertanian memiliki karakteristik yang berbeda-beda adalah lempung. Berdasarkan presentase fraksi tersebut dapat ditetapkan
terutama pada lahan kering dan tanah sawah. Karakteristik tekstur tanah kelas tekstur melalui segitiga struktur tanah yang menunjukkan bahwa
yang berda-beda tersebut akan berdampak pada hasil produksi oleh suatu semuanya termasuk dalam kelas sand (pasir)(Tabel 1).
tanaman. Perbedaan karakteristik tekstur tanah tersebut dapat disebabkan Tabel 1. Penentuan Kelas Tekstur Tanah
oleh banyak faktor seperti topografi, iklim, waktu, organisme hidup dan Kel Perlakuan Berat Pembacaa Presentase Fraksi Kelas
jenis batuan induk pada proses pedogenesis. Penetapan struktur tanah om Sam n Tekstur
dapat dilakukan dengan beberapa metode salah satunya yaitu dengan cara pok ple (gram/cm3
menggunakan metode hidrometer. Tana )
Metode Hidrometer merupakan salah satu metode yang lebih cepat h
dan dapat digunakan untuk melakukan pengkelasan tekstur dalam tanah R- R-2 %P %D %Lem
(Gr)
dengan cara menghitung presentase tiap fraksi (Beretta et al.,2014). 40 jam asir ebu pung
Metode ini dilakukan dengan cara kerja yang berdasarkan kecepatan jatuh deti
setiap fraksi yang berbeda beda karena setiap fraksi meiliki ukuran dan k
bentuk yang berbeda- beda. Perbedaan tekstur tanah menyebabkan 1 Jagung, 10 1, 1, 99, 0,02 0,0215 sand
perbedaan sifat dan karakteristik setiap tanah. Mempelajari tekstur tanah Kreongan 003 001 95 16
sangat penting untuk melakukan analisa sifat fisika tanah sehingga dapat
diketahui bagaimana karakter tanah tersebut (Surianto dkk.,2015). 2 Sengon, 10 1, 1 99, 0,02 0,0107 sand
Semeru 002 96 14

BAHAN DAN METODE 3 Jagung, 10 1, 1 99, 0,03 0,0106 sand


Antirogo 003 96 19
Praktikum Sains Tanah Acara 5 tentang “Penetapan Tekstur Tanah
(Metode Hidrometer)” dilaksanakan pada hari Selasa, 6 November pukul 4 Jagung, 10 1, 1 99, 217 0,0109 sand
14.10-Selesai WIB di Laboratorium Fisika Gedung Program Studi Ilmu Kaliurang 002 97
Tanah Falkultas Pertanian Universitas Jember.
Alat dan bahan. Praktikum ini menggunakan alat dan bahan berupa
timbangan analitis, pengaduk batang gelas, botol semprot, eksikator, beaker PEMBAHASAN
glass 600ml, pengaduk tekstur, cawan alumunium, oven, kertas label, Tekstur tanah merupakan presentase perbandingan dari masing-
sampel tanah kering angin, larutan H2O2, larutan Na2Po4O7, dan air- masing partikel tanah. Partikel tanah terdiri dari pasir, debu, dan lempung
demineral. dengan ukuran partikel paling kecil adalah lempung dan terbesar adalah
Cara kerja. Menimbang 50g tanah kering angin (untuk tanah-tanah pasir. Penentuan kelas tekstur tanah dalam praktikum kali ini menggunakan
bertekstur kasar menggunakan 100g), memasukkan ke dalam gelas piala metode hidrometer. Tanah yang dijadikan sebagai bahan untuk diteliti
400ml lalu menentukan kadar lengasnya. Menambahkan hydrogen tekstur tanahnya diambil dari 4 daerah sekitar Kabupaten Jember, yaitu
peroksida 30 ml dan membiarkan semalam. Keesokan harinya kreongan, semeru, antirogo, dan kaliurang. Vegetasi tanah yang digunakan
menambahkan 30ml larutan pendisper natrium pyrophospat 0,2N. Setelah adalah jagung kecuali pada daerah semeru menggunakan vegetasi sengon.
itu menambahkan air-demineral kurang lebih 200ml. Mengaduk dengan Penentuan tekstur tanah pada awalnya harus dilakukan sebuah dispersi
shaker selama 5-10 menit. Menuangkan seluruhnya ke dalam tabung atau pemisahan partikel untuk memudahkan melihat presentase masing-
sedimen 1000 ml dengan bantuan botol semprot dan membiarkan masing partikel. Bahan yang ditambahkan pada metode hidrometer ini ada
semalam, keesokan harinya memenuhkan tabung-sedimen sampai volume dua macam yang berguna sebagai pendispersi, larutan hidrogen peroksida
1000 ml dan mengaduk sampai homogen, kemudian melanjutkan dengan dan natrium phyrophospat. Hidrogen peroksida berfungsipenghilang
pengukuran fraksi menggunakan hydrometer. Dengan cara yang sama, bahan organik karena bahan organik tidak ikut diukur dalam penentuan
tetapi tanpa contoh tanah membuat penetapan blanko kemudian tekstur (tekstur tanah hanya dilihat dari partikel tanah), sedangkan natrium
melakukan pemipetan phyrophospat digunakan sebagai pemisah partikel-partikel tanah, setelah
Pemipetan I: pengukuran fraksi (debu + lempung) menyiapkan dispersi sempurna dilakukan kemudian pembacaan dengan skala
stopwatch, mengaduk lagi suspensi selama 30 detik dan pengadukan hidrometer sebagai penentuan fraksi masing-masing partikel tanah dapat
diakhiri dengan 2-3 kali gerakan yang lebih lambat. Segera memasukkan dilakukan dengan 2 rentang waktu. R dengan waktu 40 detik digunakan
hydrometer kedalam suspensi dengan hati-hati dan tepat 40 detik setelah untuk mengukur fraksi debu dan lempung, sedangkan R dengan waktu 2
pengadukkan membaca skala hydrometer, misal (R 40 detik). Melakukan jam digunkan untuk mengukur fraksi lempungnya saja.
juga untuk blanko (RB(40detik)).
Tabel 2. Presentasi Partikel Tanah
Pemipetan II: pengukuran fraksi lempung, selanjutnya membiarkan
suspensi selama 2 jam segera memasukkan hydrometer ke dalam suspensi 100.01%
dengan hati-hati dan membaca skala hydrometer, misal ( R2jam). 100.00%

Melakukan juga untuk blanko (RB(2 jam)). 99.99%


99.98%
99.97%
HASIL lempung
99.96% debu
Penetapan tekstur tanah. Tekstur tanah dapat ditentukan apabila telah 99.95% pasir
mengetahui persentase fraksi partikel tanah. Tekstur tanah yang diteliti
99.94%
menggunakan metode hidrometer kali ini adalah pada daerah kreongan,
semeru, antirogo, dan kaliurang yang berada pada daerah sekitar 99.93%
Kabupaten Jember. Presentase fraksi partikel tanah pada vegetasi jagung 99.92%
daerah kreongan adalah 99,95% pasir, 0,0216% debu, dan 0,0215% adalah Jagung , Sengon, Jagung, Jagung,
Kreongan Semeru Antirogo Kaliurang
lempung, pada vegetasi sengon di daerah semeru fraksi partikelnya adalah
99,96% pasir, 0,0214 debu, dan 0,0107% lempung, untuk vegetasi jagung
di daerah anitirogo 99,96% pasir, 0,0319% debu, dan 0,0106% adalah

Sains Tanah – Penetapan Tekstur Tanah (Metode Hidrometer)


3 Latif et al., Penetapan Tekstur Tanah (Metode Hidrometer)

Presentase fraksi partikel tanah pada vegetasi jagung daerah kreongan Nariratih I., Damanik MMB., dan Gantar Sitanggang. 2013. Ketersediaan Nitrogen
adalah 99,95% pasir, 0,0216% debu, dan 0,0215% adalah lempung, pada Pada Tiga Jenis Tanah Akibat Pemberian Tiga Bahan Organik dan
vegetasi sengon di daerah semeru fraksi partikelnya adalah 99,96% pasir, Serapannya Pada Tanaman Jagung. Jurnal Online Agroteknologi. 3(1):479-
488.
0,0214 debu, dan 0,0107% lempung, untuk vegetasi jagung di daerah
anitirogo 99,96% pasir, 0,0319% debu, dan 0,0106% adalah lempung, Putri, A. M. S., Suryanti, dan N. Widyorini. 2016. Hubungan Tekstur
sedangkan pada vegetasi jagung di kaliurang presentase fraksinya adalah Sedimen Dengan Kandungan Bahan Organik Dan Kelimpahan
99,97% adalah pasir, 0,217% adalah debu, dan 0,0109% adalah lempung. Makrozoobenthos Di Muara Sungai Banjir Kanal Timur Semarang.
Presentase masing-masing partikel tersebut menunjukkan bahwa partikel Fisheries Science and Technology (IJFST), 12(1): 75-80.
pasir sangat mendominasi pada keempat daerah penelitian dengan
presentase sekitar 99%, dari proporsi yang begitu signifikan mendominasi Rahayu, A., Utami, Sri Rahayu, & Reyes, Muchtar Lutfhi. 2014. Karakteristik dan
di pasir sudah jelas bahwa kelas tekstur tanah tersebut adalah sand (pasir). Klasifikasi Tanah pada Lahan Kering dan Lahan yang Disawahkan di
Hal tersebut juga bisa dipastikan dengan melihat segitiga tekstur tanah Kecamatan Perak Kabupaten Jombang. Tanah Dan Sumberdaya Lahan,
1(2): 77–87.
bahwa dengan proporsi demikian dapat dinyatakan tanah tersebut dalam
kelas sand (pasir). Surianto., Abdul, R., Sabrina, T and E.S. Sutarta. 2015. Karakteristik Tanah dan
Proporsi partkel debu dan lempung pada tanah penelitian Erbandingan Produksi Kelapa Sawit (Elaieis guineensis Jacq.) dengan
menunjukkan angka yang sangat kecil. Kisaran persen debu dan lempung Metode Tanam Lubang Besar dan Parit Drainase 2:1 pada Lahan Spodosal di
hanya 0,01 sampai 0,02 %. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan bahan Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah-Indonesia. Pertanian
organik dan makrobethons dalam tanah tersebut sangat sedikit, mengacu Tropik, 2(2): 148-158.
pada pendapat Puti dkk (2016), bahwa tanah dengan kandungan lepung Utomo, D.H. 2016. Morfologi Profil Tanah Vertisol di Kecamatan Kraton,
yang banyak maka kandungan bahan organik dan kelimpahan Kabupaten Pasuruan. Pendidikan Geografi, 2: 47-57.
makrobethonsnya juga banyak demikian pula sebaliknya,
Berdasarkan hubungannya dengan pori tanah, tanah dengan kelas sand
(pasir) memiliki jumlah pori makro yang lebih banyak dibandingkan
dengan jumlah pori meso dan mikronya. Hal tersebut menyebabkan
penyerapan air berlangsung sangat cepat sehingga sedikit air dan hara yang
dapat dipegang oleh tanah. Didukung oleh pernyataan Irawan dan Slamet
(2016), yang menyatakan bahwa tanah lempung memiliki pori mikro lebih
banyak dibanding makro sedangkan pasir memiliki pori makro lebih
banyak yang menyebabkan proses infiltrasi lebih besar juga. Hal tersebut
yang merupakan hubungan tekstur tanah dengan sifat fisika tanah. Apabila
dihubungkan dengan tanaman yang ditanam pada keempat daerah dengan
tanah sand tersebut masih tidak terjadi masalah dikarenakan tanaman
jagung dan sengon bukan merupakan tanaman yang membutuhkan air
dalam jumlah banyak sehingga kedua tanaman tersebut masih dapat
tumbuh pada tanah sand (pasir).

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum didapatkan keseragaman kelas tekstur
dari berbagai sampel tanah yang digunakan yaitu kelas sand (pasir).

DAFTAR PUSTAKA
Beretta, A.N., Ana, V.S., Leonardo, P., Deborah, T., Daniel, B., Raquel, M and
Adriana, G.L. 2014. Soil Texture Analyses Using A Hydrometer:
Modification of The Bounyoucos Method. Ciencia E Investigation Agraria,
41(2): 263-271.

Handayanto, E., N. Muddarisna dan A. Fiqri. 2017. Penelolaan Kesuburan Tanah.


Malang:Universitas Brawijaya Press.

Hatta, H. R., N. W. Pratama, D. M. Khairina, dan S. Maharani. 2017. Pemilihan


Lahan Terbaik untuk Tanaman Kelapa Sawit Menggunakan Metode Simple
Additive Weighting. Prosiding SENIATI, 3(1): 1-5.

Holilullah, A dan H.Novpriansyah. 2015. Karakteristik Sifat Fisik Tanah pada Tanah
Lahan Produksi Rendah. J. Agrotek Tropika 3(2), 278–282.

Irawan T. dan S. B. Yuwono. 2016. Infiltrasi Pada Berbagai Tegakan


Hutan Di Arboretum Universitas Lampung. Sylva Lestari, 4(3) :
21-34.
Li, Y. (2013). Effects of Particle Shape and Size Distribution On The Shear Strength
Behavior of Composite Soils. Bulletin of Engineering Geology and The
Environment, 72(3–4): 371–381.

Matano, A.S., Canisius, K.K., Douglas N.A., Paul, O.A., Frank, B.G., Gabriel, O.D.,
Philip, O.W and Ayub, V.O.O. 2015. Effects of Land Use Change on Land
Degradation Reflected by Soil Properties Along Mara River, Kenya and
Tanzania. Journal Of Soil Science, 5: 26-38.

Sains Tanah – Penetapan Tekstur Tanah (Metode Hidrometer)

Anda mungkin juga menyukai