BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum kadar air tanah ini adalah untuk
mengetahui seberapa besar kadar air yang dapat ditampung oleh
tanah beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jumlah air yang ditahan oleh tanah dapat dinyatakan atas dasar berat dan
isi. Pada umunya, dasar penentuannya adalah pengukuran kehilangan berat dari
suatu contoh tanah yang lebih lembab setelah dikeringkan pada suhu 105oC selama
24 jam. Kehilangan berat sama dengan berat air yang terdapat dalam contoh tanah.
Kadar air (0) dihitung secara gravimetrik dengan satuan g / g, yaitu berat air yang
terdapat di dalam suatu massa tanah kering (0 = tanah lembab-berat kering
oven) atau satuan persen (%).(Tani Muda. 2010. Air Tanah.)
Pengukuran kadar air perlu dilakukan untuk mengetahui berat kering dari
suatu bahan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran kadar air salah satunya
yaitu tanah kering angina masih mengandung air dan apabila dipanaskan pada suhu
105oC, maka air menguap dan mengakibatkan keadaan air tersebut tidak stabil serta
mengakibatkan penyimpanan sebagai dasar perhitungan. (Graham, 2013)
Faktor iklim dan tanaman juga menetukan kadar dan ketersediaan air tanah.
Faktor iklim yang berpengaruh meliputi: curah hujan, tempratur dan kecepatan
angina. Faktor tanah yang berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman perakaran
dalam tanah, toleransi terhadap kekeringan serta tingkat pertumbuhan suhu dan
perubahan udara merupakan anomalia cuaca yang berpengaruh terhadap efisiensi
penggunaan air tanah dan dapat hilang melalui saluran evaporasi pada permukaan
tanah prinsipnya terkait dengan suplai evaporanspirasi. (Hanafiah, 2014)
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume
air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat
memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah
tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah
dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000C –1100C untuk waktu tertentu. Air
yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam
tanah tersebut ( Gusdi, Zahara, dan Andesbi, 2014).
Faktor iklim dan tanaman juga menentukan kadar dan ketersediaan air
tanah. Faktor iklim yang berpengaruh meliputi: curah hujan, temperatur, dan
kecepatan angin. Faktor tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman
perakaran dalam tanah, toleransi terhadap kekeringan, serta tingkat pertumbuhan.
Iklim dalam hal ini cuaca dan penyebaran vegetasi juga berpengaruh pada tingkat
penyerapan air dalam tanah. Suhu dan perubahan udara merupakan anomali cuaca
yang berpengaruh terhadap efisiensi penggunaan air tanah dan dapat hilang melalui
saluran evaporasi pada permukaan tanah prinsipnya terkait dengan suplai
evapotranpirasi (Hanafiah, 2014).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Dasar Ilmu tanah “Pengambilan contoh tanah
dilapangan” Dilakukan pada hari kamis, 10 Oktober 2019. Pukul
07.30-09.10. Adapun tempat pelaksanaannya Labolatorium Sumber
Daya Lahan, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan
Nasional “VETERAN” Jawa Timur.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
Timbangan
Oven
Silinder
Sentrifuge
Desikator
3.2.2. Bahan
Sampel tanah
Kasa
Karet
Air
3.3 Cara kerja
3.1.1. Penetapan kadar air tanah kaleng udara (KA-KU)
1. Menimbang kaleng.
2. Memasukkan 10 gr tanah kering udara kedalam kaleng,
kemudian timbang (X).
3. Memasukkan kaleng beserta tanah kedalam oven
dengan suhu 105 ºC. Biarkan selama 24 jam (Y).
4. Mengeluarkan kaleng dari oven, memasukkan kedalam
desikator, dan dinginkan, Kemudian timbang.
𝑋−𝑌
KA (%) = 𝑋 100%
𝑌
3.1.2. Penetapan kadar air kapasitas lapangan.
1. Menyiapkan contoh tanah kering udara yang sudah
ditumbuk dan diayak lolos ayakan 2 mm.
2. Menyiapkan 3 buah silinder (ring) dengan bagian
bawah ditutup kain kasa, masing-masing dicatat
beratnya (A).
3. Memasukkan contoh tanah kedalam ring sampai
permukaannya sama dengan permukaan silinder bagian
atas. Ketuk-ketuklah beberapa kali agar tanah agak
mampat.
4. Menimbang silinder dan tanah (B), menghitung berat
tanahnya saja (B – A) = C.
5. Menyelupkan ke dalam air perlahan-lahan sampai
tinggal 1⁄4 bagian tabung diatas permukaan air, tunggu
setengah jam, kemudian angkatlah dan tiriskan lebih
kurang 12 – 16 jam.
6. Menimbang kembali silinder beserta tanahnya (D).
7. Menghitung berapa tambahan berat yang disebabkan
adanya air yang terikat oleh tanah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1. Tabel perhitungan Kadar Air Kering Udara
Berat tanah +
Berat Kaleng % KA =
Kaleng F=
Contoh 𝟏𝟎𝟎 ( 𝑩−𝑪 )
No 𝑪−𝑨 𝟏𝟎𝟎+(𝑴)
Tanah 𝟏𝟎𝟎
(A) (B) (C)
CGR
1 36 gr 31,16 gr 6,0 gr 19,23 gr 1,1923
0-20 cm
CGR 20-40
2 36 gr 30,66 gr 6,0 gr 21,65 gr 1,21
cm
CGR
1 18,24 gr 7,9 gr 10,34 23,3 15,4 5,06 0,48
0-20
CGR
2 18,57 gr 7,4 gr 11,17 23,3 15,9 4,73 0,42
20-40
4.2 Pembahasan
Kadar air tanah adalah konsistensi air dalam tanah yang biasanya
dinyatakan dengan berat kering. Kadar air tanah dapat dinyatakan dalam
persen volume yaitu presentase volume air terhadap volume tanah. Cara ini
mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang cara
ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang
ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara penetapan
kadar air dapat dilakakun dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan
dalam oven pada suhu 100⁰C – 110⁰C untuk waktu tertentu. . (Hakim, 2010)
Pemberian bahan organik menunjukkan hasil yang lebih baik
terhadap kandungan bahan organik tanah, berat isi tanah, dan kemantapan
agregat apa bila dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian bahan
organik Tanah dengan bahan organik rendah menyebabkan peningkatan
berat isi tanah sehingga menurunkan porositas tanah, stabilitas agregat dan
kadar air kapasitas lapang (Utomo, Nuraini, dan Widianto, 2015).
Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang
terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-
mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian
pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran
pori-pori pada tanah. Penentuan kandungan air dalam tanah dapat
ditentukan dengan istilah nisbi, seperti basah dan kering dan istilah jenuh
atau tidak jenuh.
Kadar air dalam tanah selalu berlawanan dengan oksigen dalam
tanah, jika kadar air tinggi, kadar O2 akan rendah. Keberadaan O2 dalam
tanah sangat penting untuk respirasi sel-sel akar yang akan berkaitan dengan
penyerapan unsur hara. (kodiatie, 2010)
Kadar air dalam tanah tergantung pada banyaknya curah
hujan,kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi,
kandungan bahan organic. Hal ini terkait dengan pengaruh tekstur terhadap
proporsi bahan kolodial, ruang poro dan luar permukan adsroptif, makin
halus teksturyna akan makin banyak, sehingga makin besar kapasitas
menyimpan air.
Hasil kadar air tanah kering udara pada tanah andisol diperoleh
perhitungan kadar air kering udara dan kapasitas lapang. Perhitungan kadar
air kering udara presentase kadar air dari tanah andisol kedalaman 0-20 cm
adalah 19,23 % dan kedalaman 20-40 cm adalah 21,65 %. Kadar air
dipemgaruhi oleh besarnya tegangan air dalam sampel tanah tersebut.
Banyaknya kandungan air tanah berhubungan dengan besarnya tegangan air
dalam tanah tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Kadar air kering udara pada tanah kedalaman 0-20 cm adalah
19,23% dan pada kedalaman 20-40 adalah 21,65%
2. Faktor koreksi air pada kadar air kering udara tanah
kedalaman 0-20 cm adalah 1,1923 dan tanah kedalaman 20-40
cm adalah 1,21
3. Kadar air kapasitas lapang tanah kedalaman 0-20 cm adalah
0,48% dan pada tanah kedalaman 20-40 cm adalah 0,42%
DAFTAR PUSTAKA
Gusdi, R, Zahara, R.P., dan Andesbi, F. 2014. Teknologi Pemberian Air Pada
Bedengan Berdasarkan Kadar Air Kapasitas Lapang Tanah. Jurnal
Nasional Ecopedon. 2(2): 29-33.
Graham, K.M., K. Preko, and B.K.A. Boasioko. 2013. Estimating The Volumetric
Soil Water Content Of a Vegetable garden using the ground penetrating
Rader. Scientiflc and research publications, 3(1):1-14. Diakses pada
tanggal 11 Oktober 2019.
Hanafiah, K.A. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Kodiatie, R, dan Syarief. R. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta : CV. Andi Ruang.
Siregar, S.R., Zuraida, dan Zuyasna. 2017. Pengaruh Kadar Air Kapasitas Lapng
Terhadap Pertumbuhan Beberapa Genoipe M3 Kedelai (Glycicne max
L. Merr). Jurnal Floratek. 12(1): 10-20.
Utomo, S. B., Nuraini, Y., dan Widianto. 2015. Kajian Kemantapan Agregat Tanah
Pada Pemberian Beberapa Jenis Bahan Organis di Perkebunan Kopi
Robussa. Jurnal Tanah dan Sumber Daya Tanah 2(1) : 111- 119.
LAMPIRAN
GAMBAR KETERANGAN