Anda di halaman 1dari 22

PENETAPAN KEBUTUHAN KAPUR BERDASARKAN

ALUMUNIUM YANG DAPAT DIPERTUKARKAN

Oleh:

FIKRI AULIA AKBAR HASIBUAN


2104290121
AGROTEKNOLOGI 3

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
PENETAPAN KEBUTUHAN KAPUR BERDASARKAN
ALUMUNIUM YANG DAPAT DIPERTUKARKAN

Oleh:

FIKRI AULIA AKBAR HASIBUAN


2104290121
AGROTEKNOLOGI 3

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Praktikum Dasar Ilmu Tanah pada Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Disetujui Oleh:

Donny Putra Pratama, S.P.


Asisten Pratikum

Disahkan oleh :

Assoc. Prof. Dr. Ir. Asritanarni Munar, M.P


Dosen penangung jawab

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji ayukur khadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat kesempatan
dan kekuatan bagi penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Praktikum Dasar Ilmu Tanah “Penetapan Kebutuhan Kapur Berdasarkan
Alumunium yang Dapat Dipertukarkan”
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan Terima kasih kepada:
1. Ibu Assoc. Prof. Dr. Ir. Asritanarni Munar, M.P Selaku Dosen Penangung Jawab
praktikum dasar ilmu tanah fakultas pertanian universitas muhammadiyah
sumatera utara
2. Abang Andri Abdi, S.P. Selaku Asisten Praktikum Dasar Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
3. Abang Donny Putra Pratama, S.P. Selaku Asisten Praktikum Dasar Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Muhmamdiyah Sumatera Utara
4. Abang M. Ricky Zurkarnain Siregar Selaku Asisten Praktikum Dasar IlmuTanah
Fakultas Pertanian Muhammadiyah Sumatera Utara
5. Abang Pria Mitra Armada Selaku Asisten Praktikum Dasar Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian Muhammadiyah Sumatera Utara
6. Orang Tua penulis yang telah memberi dan dukungan baik secara moral
maupun material
7. Teman-teman yang telah memberikan dukungan dan partisipasinya baik dalam
pembuatan Laporan dan Dokumentasi
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

Medan, 10 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ iii
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
Latar Belakang ................................................................................. 1
Tujuan Praktikum............................................................................. 4
Kegunaan Praktikum ........................................................................ 4
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 5
BAHAN DAN METODE ............................................................................. 8
Tempat dan Waktu ........................................................................... 8
Bahan dan Alat ................................................................................. 8
Pelaksanaan Praktikum .................................................................... 8
HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 10
Hasil ................................................................................................. 10
Pembahasan...................................................................................... 10
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 11
Kesimpulan ...................................................................................... 11
Saran ................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 12
LAMPIRAN .................................................................................................. 14

ii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Dokumentasi ........................................................................................... 14

2. Laporan Sementara.................................................................................. 18

iii
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Di Indonesia ada banyak macam jenis tanah yang memiliki ciri-ciri dan

digunakan sebagai pembeda antara tanah satu dengan yang lainnya. Tanah memiliki

sifat fisik, kimia maupun biologi yang berbeda disetiap lingkungan. Sifat fisik tanah

adalah salah satu komponen yang dilihat pada kesuburan tanah yang memiliki

fungsi sebagai tempat akar berpenetrasi Sifat fisik tanah dapat dilihat dari kondisi

permukaan tanah. Ada tanah yang memiliki tekstur kasar sampai halus. Apabila

tanah yang memiliki tekstur halus, maka akan semakin banyak pula air yang dapat

diikat. Sifat kimia tanah dapat diilihat dari nilai pH dan kandungan unsur hara yang

terdapat di dalam tanah, dengan nilai pH optimum yaitu 7 (Hartono dkk., 2022).

Tanah merupakan salah satu sumber daya alam campuran atau gabungan antara

sumber daya alam hayati mikro flora dan mikro fauna serta humus dari bahan

organik yang berasal dari tumbuhan dan hewan, sedangkan sumber alam non hayati

berupa bahan mineral yang berasal dari pelapukan batuan.Tanah dalam pengertian

pertanian adalah lapisan permukaan bumi secara fisik berfungsi sebagai tempat

tumbuh dan berkembang perakaran penompang tegak tumbuhnya tanaman dan

menyuplai kebutuhan air dan udara.Tanah pertanian merupakan tanah yang

digunakan untuk usaha pertanian yang selain sebagai persawahan dan tegalan juga

semua tanah perkebunan, tambak untuk perikanan, tanah tempat penggembalaan

ternak, tanah belukar bekas ladang dan hutan menjadi mata pencaharian bagi yang

berhak (Firmawan, 2017).

Stabilitas tanah dasar sangat diperlukan untuk menentukan tebal lapis

perkerasan jalan. Apabila tanah dasar untuk lapisan perkerasan jalan memiliki daya
2

dukung yang buruk seperti halnya pada tanah ekspansif, akan mengakibatkan

konstruksi perkerasan jalan mudah rusak Salah satu alternatif yang dapat dilakukan

adalah dengan menstabilkan badan jalan. Metode stabilisasi tanah dasar yang

banyak digunakan adalah stabilisasi mekanis dan stabilisasi kimiawi. Stabilisasi

mekanis yaitu menambah kekuatan dan daya dukung tanah dengan cara perbaikan

struktur dan perbaikan sifat-sifat mekanis tanah, misalnya dengan cara pemadatan

( Surya, 2013).

Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa-sisa

bahan organik dan organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup di atasnya atau di

dalamnya. Selain itu di dalam tanah terdapat juga air dan udara. Air dalam tanah

berasal dari air hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidak meresap ke tempat

lain. Disamping percampuran bahan mineral dengan bahan organik, maka dalam

proses pembentukan tanah terbentuk pula lapisan-lapisan tanah atau horizon.

Definisi tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun

dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air,

udara, dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman (Syofiani dkk., 2020).

Bahan dasar dari kapur adalah batu kapur. Batu kapur mengandung kalsium

karbonat (CaCO3), dengan pemanasan (± 980o C) karbon dioksidanya ke luar dan

tinggal kapurnya saja (CaO). Kapur hasil pembakaran apabila ditambahkan air

maka mengembang dan retak-retak. Banyak panas yang keluar (seperti mendidih)

selama proses ini, hasilnya adalah kalsium hidroksida Ca(OH)2. Air yang dipakai

untuk proses ini secara teoritis hanya 32 % berat kering kapur, tetapi karena faktor-

faktor antara lain pembakaran, jenis kapur, dan sebagainya, kadang-kadang air yang

diperlukan 2 atau 3 kali volume kapur (Maulan dkk., 2020)


3

Tanah pada hakekatnya beragam dari suatu tempat ke tempat yang lain.

Perbedaan ini dicirikan oleh karakteristik tanah secara vertikal maupun

horizontal.Tanah merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui,

untuk itu diperlukan pengetahuan tentang sifat fisik, kimia, dan biologi tanah karena

setiap jenis tanah mempunyai tingkat kesuburan yang berbeda-beda, yang

kemampuan dukungannya terhadap pertumbuhan tanaman diatasnya juga berbeda-

beda. Tanah bereaksi masam (pH rendah) adalah karena tanah kekurangan Kalsium

(CaO) dan Magnesium (MgO), ini disebabkan oleh: Curah hujan tinggi, pada

daerah dengan iklim tropika basah, secara alami tanah akan menjadi masam akibat

pencucian unsur hara yang ada.Pupuk pembentuk asam, Pupuk nitrogen seperti

Urea, ZA, Amonium Sulfat, KCl, ZK adalah pupuk yang mempunyai pengaruh

mengasamkan tanah.Proses dekomposisi bahan organik, Pada tanah berbahan

organic tinggi seperti pada tanah gambut selalu dijumpai tanah asam dengan pH re

ndah (Gusnidar dkk., 2019). Alumunium merupakan salah satu unsur hara

penunjang yang dapat menyebabkankeracunan tanah di sekitar perakaran tanaman

sehingga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan

tanaman.Alumunium menyebabkan terganggunya pembelahan sel pada tudung

akar literal dan menyebabkan peningkatan rigiditas sel melalui pembentukan ikatan

silang pectin pada dinding sel, serta mereduksi replikasi DNA melalui peningkatan

regiditas rantai ganda.Dalam struktur liat Al dan Si merupakan unsur-unsur

penyusunan lempung pertama dan kandungannya dalam lempeng tetrahedrat liat

15% situs diduduki pada alumunium (Damanik dkk., 2013).


4

Tujuan praktikum

Adapun tujuan dari praktikum Dasar Ilmu Tanah sebagai berikut:

Untuk menentukan jumlah kapur yang diperlukan guna mengurangi atau

meniadakan Aldd suatu tanah.

Kegunaan Praktikum

Adapun kegunaan praktikum Dasar Ilmu Tanah:

1. Sebagai syarat mengikuti praktikum Dasar Ilmu Tanah Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

2. Sebagai syarat mengikuti praktikal test Dasar Ilmu Tanah Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

3. Sebagai bahan informasi bagi pembaca.


5

TINJAUAN PUSTAKA

Tanah-tanah vertik mempunyai sifat irreversible terhadap

pengeringan.Keracunanalumunium secara langsung dapat merusak akar tanaman,

menghambat pertumbuhan tanaman dan dapat menghalangi pengambilan serta

translokasi kalsium maupun fosfor.Dengan persentase alumunium yang dapat

ditukar dapat menunjukan bahwa tingkat keasaman suatu tanah.Semakin masam

tanah tersebut berarti ketersediaan hara dalam tanam menurun (Wahono, 2013).

Kemasaman tanah disebut juga sifat kimia tanah yang memiliki

keseimbangan antara asam basa dalam tanah. pH tanah adalah suatu kondisi dimana

terdapat ikatan antara unsur atau senyawa yang ada di dalam tanah, tanah memiliki

beberapa nilai pH yang terdiri dari masam, netral, dan alkalis. Nilai pH yang netral

adalah 7, pada keadaan ini banyak unsur hara yang dapat larut dalam air sehingga

dapat mempengaruhi tingkat absorbsi unsur hara oleh tanaman, sedangkan pada

tanah masam (pH rendah < 7), tanah di dominasi dengan ion Al dan Fe. Pada tanah

alkalis, nilai derajat kemasaman > 7 dengan unsur P (fosfor) akan banyak terikat

oleh Ca (kalsium) dan Mg (magnesium), sedangkan unsur mikro molybdenum (Mo)

berada dalam jumlah yang banyak. Hal yang menyebabkan tanaman keracunan

yaitu terdapatnya unsur Mo pada tanah alkalis (Prihandaru, 2022).

Alumunium merupakan unsur hara penunjang yang tidak dibutuhkan oleh

tanaman, sebab unsur ini dapat bersifat toksik. Alumunium memiliki karakter

penyediaan dan penyerapan mirip dengan unsur hara mikro yaitu tanpa zona

serapan mewah sehingga dalam kadar sedikit berlebihan sudah menjadi racun.

Sedangkan apabila Al tidak tersedia dengan cukup ditanah, akan mengalami

hambatan dalam perkembangannya, diamana pertumbuhan bunga dan buat tanaman


6

akan terlihat tidak optimal ( Kautsar dkk., 2018 ).

Kemasaman tanah atau pH tanah adalah derajad keasaman yang digunakan

untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.

Konsentrasi ion H+dalam larutan tanah, yang dinyatakan sebagai pH= –log [H+].

Secara praktikal ukuran logaritma aktivitas atau konsentrasi H+ ini berarti setiap

perubahan satu unit pH tanah berarti terjadi perubahan 10 kali dari kemasaman atau

kebasahan. Peningkatan konsentrasi H+ menaikkan potensial larutan yang diukur

oleh alat dan dikonversi dalam skala pH (Hanafia, 2010).

Tanah sebagai salah satu unsur habitat perlu diketahui kapasitas

kemampuannya jika kita hendak melakukan penanaman pada tanah itu. Untuk

mengetahui kapasitas kemampuan itu perlu dilakukan penelitian dengan cara

analisasi (penguraian) terhadap tanah pada daerah lahan yang masih kurang baik

untuk pertumbuhan tanaman dengan penambahan sedikit kapur untuk menaikan ph

(Atikah, 2017).

Penggunaan tanah yang sesuai dengan pengelolaan kesuburan tanah yang

benar merupakan tindakan yang tepat. Dimana tujuan dari pengelolaan kesuburan

tanah yaitu mengoptimalkan kesuburan tanah. Tanaman mempunyai persyaratan

tumbuh yang berbeda dan berkembangnya hasil yang dikehendaki berbeda-beda

pula. Meskipun jenis tanaman sama, akan tetapi jenis hasil panennya berbeda.

Pengelolaan kesuburan tanah tidak dapat disamakan ; misalnya penanaman kubis

untuk daunnya atau untuk bunganya (Hidayah dkk., 2019).

Tanah yang masam mencirikan banyaknya jumlah Al yang terkandun

didalam tanah sehingga untuk menetralkan PH endah pada tanah ini dapat

dilakukan dengan pengapuran dan penggunaan pupuk organic atau dengan


7

pengembalian sisa tanaman ke dalam tanah. Pada PH tanah 4,0 - 4,5 yang berperan

dalam kemasaman suatu tanah adalah Al3+ yang dapat dipertukarkan. Secara umum

PH optimal tanah minimal adalah sekitar 6,0 sedangkan PH tanah

organic sekitar 55 Tanah yang masam mencirikan banyaknya jumlah Al yang

terkandun didalam tanah sehingga untuk menetralkan PH endah pada tanah ini

dapat dilakukan dengan pengapuran dan penggunaan pupuk organic atau dengan

pengembalian sisa tanaman ke dalam tanah. Pada PH tanah 4,0 - 4,5 yang berperan

dalam kemasaman suatu tanah adalah Al3+ yang dapat dipertukarkan. Secara umum

PH optimal tanah minimal adalah sekitar 6,0 sedangkan PH tanah organic sekitar

55 (Prasetyo dkk., 2010 ).


BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Praktikum Dasar Ikmu Tanah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Praktikum dilaksanakan pada hari Sabtu 10 Desember 2022 Pukul 08:30-

10:00 WIB

Bahan dan Alat

Bahan yang di bawa pada saat praktikum adalah tanah kering udara yang

telah di ayak, larutan 1 Nacl, aquadest, phenolpthalen, larutan 0,1 N NaOH, larutan

0,1 N Hcl, larutan 4% Naf, kertas saringan sating wathman.

Alat yang digunakan pada saat praktikum adalah, alat shaker, timbangan

analitik, elenmeyer, corong, gelas ukur, tabung plastik atau botol, pipet, buret.

Pelaksanaan Praktikum

Adapun cara kerja Penetapan Kebutuhan Kapur sebagai berikut:

1. Timbang 10 g tanah dan masukkan ke gelas erlenmeyer 250 ml.

2. Tambahkan 100 ml larutan KCI 1 N kedalamnya dan kemudian kocok dengan

shaker 4. selama ± 15 menit.

3. Saring dan tampung hasil saringannya.

4. Pipet 25 ml dan tempatkan ke dalam erlenmeyer 100 cc.

5. Tambahkan 5 tetes larutan indikator Phenolpthalen.

6. Titrasi memakai 10 ml dengan NaOH 0,1 N sampai timbul warna merah muda

yang permanen. Catat jumlah NaOH yang terpakai.


9

7. Setelah itu tambahkan HCl 0,1 N kira-kira 1 tetes sampai warna merah muda

bening ke,bali (gunakan buret 5 ml).

8. Tambahkan 10 ml larutan NaF 4 % , warna merah muda akan timbul jika ada

AI yang dapat dipertukarkan.

9. Kemudian titrasi dengan HCI 0,1 N sampai warna merah muda hilang, catat

volume HCL yang dipakai.

10. Perhitungan
HASIL DAN PEMBAHASAN

Aldd ( me / 100 g ) = ml HCl x N HCl x fp 100


Berat contoh tanah

= 0,7 x 0,1 x 100/25 x 100


10

= 0,7 x 0,1 x 4 x 100


10

= 2,8 m3 CaCO3/100g

Dari hasil praktikum di dapatkan kebutuhan kapur yang diperlukan

untuk menaikkan pH tanah agar tidak asam yakni sebesar 2,8 m3 CaCO3/100 gr.

Hal ini menunjukkan bahwa kondisi tanah ini memiliki kandungan pH yang tidak

terlalu asam, pemberian kapur kalsit (CaCo3) hal ini menyebabkan kisaran pH

mendekati normal/netral, hal ini sesuai dengan literature (Elfiati, 2010) Pemberian

kapur pada tanah dapat menyebabkan kalium dalam tanah menjadi tidak tersedia

bagi tanaman, Kapur adalah bahan yang mengandung kalsium yang dapat diberikan

kepada tanah untuk menaikkan pH tanah. Kenaikan pH ini dapat berlangsung

karena beberapa faktor ion hidrogen (H+) dalam larutan tanah dinonaktifkan.

Tingkat netralisasi dan hasil akhir dari reaksi kapur tersebut tidak diketahui secara

pasti. Bila kapur diberikan ke dalam tanah, kemungkinan ia bereaksi adalah dengan

air yang mengandung Co2 dan dengan koloid tanah. Dalam tanah ini terdapat ion

Al3+ yang bersifat masam. Karena dengan air ion tersebut dapat menghasilkan ion

H+ (keasaman aktif). Oleh karena itu oleh karena itu, ion H+ harus dikeluarkan dari

larutan tanah dan ion Al3+ (keasaman potensial) harus dinetralkan. Pemberian

kapur ini agar koloid tanah menjadi netral, alumunium dinonaktifkan dan hidrogen

dioksidasi menjadi air.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil praktikum Dasar Ilmu Tanah

1. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa-sisa bahan

organik dan organisme.

2. Tanah pada hakekatnya beragam dari suatu tempat ke tempat yang lain.

3. Tanah masam mempunyai kendala fisik maupun kimia yang menghambat

pertumbuhan tanaman.

4. Pengapuran salah satu penanganan tanah masam yang dapat menjadikan tanah

produktif.

5. Kapur yang biasa digunakan untuk pertanian ada 2 yaitu kapur kalsit dan kapur

dolomit.

Saran

Adapun saran mengenai praktikum Dasar Ilmu Tanah kali ini sebaiknya

para asisten datang tepat waktu agar tidak kelamaan ketika melakukan praktikum

di dalam laboratorium di karenakan masi ada praktikum ke lahan setelah praktikum

dasar ilmu tanah.


DAFTAR PUSTAKA

Atikah, W. S. 2017. Karakteristik Zeolit Alam Gunung Kidul Teraktivitas sebagai


Media Absorben Pewarna Tekstil

Damanik, V., L. Musa dan P. Marbun. 2013. Pengaruh Pemberian Kompos Kulit
Durian dan Kompos Kulit Kakao pada Ultisol terhadap Aspek Kimia
Kesuburan Tanah. Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara. Vol
2(1) : Hal 96-97

Elfiati, D. 2010. Seleksi Rhizobium Asal Tanaman Sengon terhadap Kemasan dan
Aluminium. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Agrisol. Vol 4(1).

Firmawan, M. A. 2017. Pengaruh Pemberian Slundge (Lumpur Limbah)


Pengelolahan Air Minum dan Kalsium Karbonat (Caco3) terhadap
Pertumbuhan Tanaman Sorgum pada Tanah Podsolik dari Jasinga. Bogor
Agricultural University.

Gusnidar, G., A. Fitri dan S. Yasin. 2019. Titonia dan Jerami Padi yang
Dikomposkan terhadap ciri Kimia Tanah dan Produksi Jagung pada Ultisol.
Jurnal Solum. Vol 16(1) : Hal 11-18.

Hartono, A., D. Nandala., P. H. Sastria. 2022 Alumunium Dapat Dipertukarkan dan


Fosfor Tersedia pada Tanah di Provinsi Bangka Belitung. Jurnal Ilmu Tanah
dan Likungan. Vol 24(1): Hal 20-24

Hanafiah, K. A. 2010. Dasar –Dasar Ilmu Tanah. Raja Gratindo Persada. Jakarta.

Hidayah, K., Z. Yahya dan L. Kamarubayana. 2019. Analisa Karakteristik Sifat


Kimia Tanah pada Lahan Orginal Pra Tambang dan Lahan Reveggetasi Pasca
Tambang Batu Bara di Pt. Trubaindo Coal Mining Kabupaten Kutai Barat
Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan. Vol 18(2
: Hal 253-266.

Kautsar, M., I. Ilyas dan S. Sufardi. 2018. Karakteristik Muatan dan Sifat Fisiko
Kimia Tanah pada Utisol dan Andisol di Lahan Kering Aceh Besar. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Pertanian.Vol 3(2) : Hal 409-419.

Kusumaningtyas. A. S., P. Cahyono., Sudarto dan R.Suntari. 2015. Pengaruh


Tinggi Muka Air Tanah Terhadap Ph, Eh, Fe, Aldd, Mn dan P Terlarut pada
Tanaman Nanas Klon Gp3 di Ultisol. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan.
Vol 2(1): Hal 103-109.

Maulana, A., H. Herviyanti dan T. B. Prasetyo. 2020. Pengaruh Berbagai Jenis


Kapur dalam Aplikasi Pengapuran untuk Memperbaiki Sifat Kimia Ultisol.
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan. Vol 7(2) : Hal 209-214
13

Notohadiprawiro, Tejoyuwono bersama Soeprapto Soekodarmodjo dan Endang


Sukana. 2016. Pengelolaan Kesuburan Tanah Dan Peningkatan Efisiensi
Pemupukan. Yogyakarta: Fakultas Pertanian, Jurusan Ilmu Tanah,
Universitas Gadjah Mada.

Prihandaru, P. R. 2022. Efektivitas Uji Daya Antibakteri Bentonit terhadap Bakteri


Pseudomonas Aeruginosa secara in Vitro

Pranoto, P., T. Martini., dan W. Maharditya. 2020.Uji Efektivitas dan Karakteristik


Komposit Tanah Andisol/Arang Tempurung Kelapa untuk Adsorpsi Logam
Berat Besi (Fe). Penelitian Kimia. Vol.16(1) :hlm 50-66.

Prasetyo, T. B., S. Yasin dan E. Yeni. 2010. Pengaruh Pemberian Abu Batubara
sebagai Sumber Silica (Si) bagi Pertumbbuhan dan Produksi Tanaman Padi.
Jurnal Solum. Vol 7(1) : Hal 1-6

Surya, P. 2012. Karakteristik Adsorben Komposit Aluminium Oksida pada


Lempung Teraktivasi Asam. Jurnal Kimia. Vol 6(1) : Hal 93-100.

Syofiani, R., S. D. Putri dan N. Karjunita. 2020. Karakteristik sifat tanah sebagai
faktor penentu potensi pertanian di nagari silokek nasionol. Jurnal agrium.
Vol 17(1) : 1-5.

Wanjudin,2007 .ILmu Kesuburan Tanah. Kaniskus. Jakarta.

Wahono, P. H. 2013. Pengaruh Campuran Senyawa Humik Asal Lazolla


Microphylla dengan Bentonit terhadap Perubahan Sifat Kimia Pengkelatan
Aluminium dan Sorpsi-Desorpsi Fosfor (P) pada Tanah Masam. Universitas
Jember.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi

Gambar 1. Timbang Tanah 10 g

Gambar 2. Masukkan Tanah ke Elenmeyer

Gambar 3. Masukkan 100 ml larutan KCL


15

Gambar 4. Masukkan ke Alat Shaker

Gambar 5. Saring Tanah yang Sudah di Shaker

Gambar 6. Tambah 5 Tetes Larutan Indikator Phenolpthalen


16

Gambar 7. Titrasi Memakai 10 ml NaoH

Gambar 8.Tambahkan HCL

Gambar 9. Tambahkan 10 ml larutan NaF 4%


17

Gambar 10. Titrasi dengan HCL

Anda mungkin juga menyukai