Oleh:
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
PENETAPAN KEBUTUHAN KAPUR BERDASARKAN
ALUMUNIUM YANG DAPAT DIPERTUKARKAN
Oleh:
Disetujui Oleh:
Disahkan oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji ayukur khadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat kesempatan
dan kekuatan bagi penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Praktikum Dasar Ilmu Tanah “Penetapan Kebutuhan Kapur Berdasarkan
Alumunium yang Dapat Dipertukarkan”
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan Terima kasih kepada:
1. Ibu Assoc. Prof. Dr. Ir. Asritanarni Munar, M.P Selaku Dosen Penangung Jawab
praktikum dasar ilmu tanah fakultas pertanian universitas muhammadiyah
sumatera utara
2. Abang Andri Abdi, S.P. Selaku Asisten Praktikum Dasar Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
3. Abang Donny Putra Pratama, S.P. Selaku Asisten Praktikum Dasar Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Muhmamdiyah Sumatera Utara
4. Abang M. Ricky Zurkarnain Siregar Selaku Asisten Praktikum Dasar IlmuTanah
Fakultas Pertanian Muhammadiyah Sumatera Utara
5. Abang Pria Mitra Armada Selaku Asisten Praktikum Dasar Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian Muhammadiyah Sumatera Utara
6. Orang Tua penulis yang telah memberi dan dukungan baik secara moral
maupun material
7. Teman-teman yang telah memberikan dukungan dan partisipasinya baik dalam
pembuatan Laporan dan Dokumentasi
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
ii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Dokumentasi ........................................................................................... 14
2. Laporan Sementara.................................................................................. 18
iii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di Indonesia ada banyak macam jenis tanah yang memiliki ciri-ciri dan
digunakan sebagai pembeda antara tanah satu dengan yang lainnya. Tanah memiliki
sifat fisik, kimia maupun biologi yang berbeda disetiap lingkungan. Sifat fisik tanah
adalah salah satu komponen yang dilihat pada kesuburan tanah yang memiliki
fungsi sebagai tempat akar berpenetrasi Sifat fisik tanah dapat dilihat dari kondisi
permukaan tanah. Ada tanah yang memiliki tekstur kasar sampai halus. Apabila
tanah yang memiliki tekstur halus, maka akan semakin banyak pula air yang dapat
diikat. Sifat kimia tanah dapat diilihat dari nilai pH dan kandungan unsur hara yang
terdapat di dalam tanah, dengan nilai pH optimum yaitu 7 (Hartono dkk., 2022).
Tanah merupakan salah satu sumber daya alam campuran atau gabungan antara
sumber daya alam hayati mikro flora dan mikro fauna serta humus dari bahan
organik yang berasal dari tumbuhan dan hewan, sedangkan sumber alam non hayati
berupa bahan mineral yang berasal dari pelapukan batuan.Tanah dalam pengertian
pertanian adalah lapisan permukaan bumi secara fisik berfungsi sebagai tempat
digunakan untuk usaha pertanian yang selain sebagai persawahan dan tegalan juga
ternak, tanah belukar bekas ladang dan hutan menjadi mata pencaharian bagi yang
perkerasan jalan. Apabila tanah dasar untuk lapisan perkerasan jalan memiliki daya
2
dukung yang buruk seperti halnya pada tanah ekspansif, akan mengakibatkan
konstruksi perkerasan jalan mudah rusak Salah satu alternatif yang dapat dilakukan
adalah dengan menstabilkan badan jalan. Metode stabilisasi tanah dasar yang
mekanis yaitu menambah kekuatan dan daya dukung tanah dengan cara perbaikan
struktur dan perbaikan sifat-sifat mekanis tanah, misalnya dengan cara pemadatan
( Surya, 2013).
bahan organik dan organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup di atasnya atau di
dalamnya. Selain itu di dalam tanah terdapat juga air dan udara. Air dalam tanah
berasal dari air hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidak meresap ke tempat
lain. Disamping percampuran bahan mineral dengan bahan organik, maka dalam
Definisi tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun
dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air,
udara, dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman (Syofiani dkk., 2020).
Bahan dasar dari kapur adalah batu kapur. Batu kapur mengandung kalsium
tinggal kapurnya saja (CaO). Kapur hasil pembakaran apabila ditambahkan air
maka mengembang dan retak-retak. Banyak panas yang keluar (seperti mendidih)
selama proses ini, hasilnya adalah kalsium hidroksida Ca(OH)2. Air yang dipakai
untuk proses ini secara teoritis hanya 32 % berat kering kapur, tetapi karena faktor-
faktor antara lain pembakaran, jenis kapur, dan sebagainya, kadang-kadang air yang
Tanah pada hakekatnya beragam dari suatu tempat ke tempat yang lain.
untuk itu diperlukan pengetahuan tentang sifat fisik, kimia, dan biologi tanah karena
beda. Tanah bereaksi masam (pH rendah) adalah karena tanah kekurangan Kalsium
(CaO) dan Magnesium (MgO), ini disebabkan oleh: Curah hujan tinggi, pada
daerah dengan iklim tropika basah, secara alami tanah akan menjadi masam akibat
pencucian unsur hara yang ada.Pupuk pembentuk asam, Pupuk nitrogen seperti
Urea, ZA, Amonium Sulfat, KCl, ZK adalah pupuk yang mempunyai pengaruh
organic tinggi seperti pada tanah gambut selalu dijumpai tanah asam dengan pH re
ndah (Gusnidar dkk., 2019). Alumunium merupakan salah satu unsur hara
akar literal dan menyebabkan peningkatan rigiditas sel melalui pembentukan ikatan
silang pectin pada dinding sel, serta mereduksi replikasi DNA melalui peningkatan
Tujuan praktikum
Kegunaan Praktikum
2. Sebagai syarat mengikuti praktikal test Dasar Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
TINJAUAN PUSTAKA
tanah tersebut berarti ketersediaan hara dalam tanam menurun (Wahono, 2013).
keseimbangan antara asam basa dalam tanah. pH tanah adalah suatu kondisi dimana
terdapat ikatan antara unsur atau senyawa yang ada di dalam tanah, tanah memiliki
beberapa nilai pH yang terdiri dari masam, netral, dan alkalis. Nilai pH yang netral
adalah 7, pada keadaan ini banyak unsur hara yang dapat larut dalam air sehingga
dapat mempengaruhi tingkat absorbsi unsur hara oleh tanaman, sedangkan pada
tanah masam (pH rendah < 7), tanah di dominasi dengan ion Al dan Fe. Pada tanah
alkalis, nilai derajat kemasaman > 7 dengan unsur P (fosfor) akan banyak terikat
berada dalam jumlah yang banyak. Hal yang menyebabkan tanaman keracunan
tanaman, sebab unsur ini dapat bersifat toksik. Alumunium memiliki karakter
penyediaan dan penyerapan mirip dengan unsur hara mikro yaitu tanpa zona
serapan mewah sehingga dalam kadar sedikit berlebihan sudah menjadi racun.
untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.
Konsentrasi ion H+dalam larutan tanah, yang dinyatakan sebagai pH= –log [H+].
Secara praktikal ukuran logaritma aktivitas atau konsentrasi H+ ini berarti setiap
perubahan satu unit pH tanah berarti terjadi perubahan 10 kali dari kemasaman atau
kemampuannya jika kita hendak melakukan penanaman pada tanah itu. Untuk
analisasi (penguraian) terhadap tanah pada daerah lahan yang masih kurang baik
(Atikah, 2017).
benar merupakan tindakan yang tepat. Dimana tujuan dari pengelolaan kesuburan
pula. Meskipun jenis tanaman sama, akan tetapi jenis hasil panennya berbeda.
didalam tanah sehingga untuk menetralkan PH endah pada tanah ini dapat
pengembalian sisa tanaman ke dalam tanah. Pada PH tanah 4,0 - 4,5 yang berperan
dalam kemasaman suatu tanah adalah Al3+ yang dapat dipertukarkan. Secara umum
terkandun didalam tanah sehingga untuk menetralkan PH endah pada tanah ini
dapat dilakukan dengan pengapuran dan penggunaan pupuk organic atau dengan
pengembalian sisa tanaman ke dalam tanah. Pada PH tanah 4,0 - 4,5 yang berperan
dalam kemasaman suatu tanah adalah Al3+ yang dapat dipertukarkan. Secara umum
PH optimal tanah minimal adalah sekitar 6,0 sedangkan PH tanah organic sekitar
10:00 WIB
Bahan yang di bawa pada saat praktikum adalah tanah kering udara yang
telah di ayak, larutan 1 Nacl, aquadest, phenolpthalen, larutan 0,1 N NaOH, larutan
Alat yang digunakan pada saat praktikum adalah, alat shaker, timbangan
analitik, elenmeyer, corong, gelas ukur, tabung plastik atau botol, pipet, buret.
Pelaksanaan Praktikum
6. Titrasi memakai 10 ml dengan NaOH 0,1 N sampai timbul warna merah muda
7. Setelah itu tambahkan HCl 0,1 N kira-kira 1 tetes sampai warna merah muda
8. Tambahkan 10 ml larutan NaF 4 % , warna merah muda akan timbul jika ada
9. Kemudian titrasi dengan HCI 0,1 N sampai warna merah muda hilang, catat
10. Perhitungan
HASIL DAN PEMBAHASAN
= 2,8 m3 CaCO3/100g
untuk menaikkan pH tanah agar tidak asam yakni sebesar 2,8 m3 CaCO3/100 gr.
Hal ini menunjukkan bahwa kondisi tanah ini memiliki kandungan pH yang tidak
terlalu asam, pemberian kapur kalsit (CaCo3) hal ini menyebabkan kisaran pH
mendekati normal/netral, hal ini sesuai dengan literature (Elfiati, 2010) Pemberian
kapur pada tanah dapat menyebabkan kalium dalam tanah menjadi tidak tersedia
bagi tanaman, Kapur adalah bahan yang mengandung kalsium yang dapat diberikan
karena beberapa faktor ion hidrogen (H+) dalam larutan tanah dinonaktifkan.
Tingkat netralisasi dan hasil akhir dari reaksi kapur tersebut tidak diketahui secara
pasti. Bila kapur diberikan ke dalam tanah, kemungkinan ia bereaksi adalah dengan
air yang mengandung Co2 dan dengan koloid tanah. Dalam tanah ini terdapat ion
Al3+ yang bersifat masam. Karena dengan air ion tersebut dapat menghasilkan ion
H+ (keasaman aktif). Oleh karena itu oleh karena itu, ion H+ harus dikeluarkan dari
larutan tanah dan ion Al3+ (keasaman potensial) harus dinetralkan. Pemberian
kapur ini agar koloid tanah menjadi netral, alumunium dinonaktifkan dan hidrogen
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil praktikum Dasar Ilmu Tanah
1. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa-sisa bahan
2. Tanah pada hakekatnya beragam dari suatu tempat ke tempat yang lain.
pertumbuhan tanaman.
4. Pengapuran salah satu penanganan tanah masam yang dapat menjadikan tanah
produktif.
5. Kapur yang biasa digunakan untuk pertanian ada 2 yaitu kapur kalsit dan kapur
dolomit.
Saran
Adapun saran mengenai praktikum Dasar Ilmu Tanah kali ini sebaiknya
para asisten datang tepat waktu agar tidak kelamaan ketika melakukan praktikum
Damanik, V., L. Musa dan P. Marbun. 2013. Pengaruh Pemberian Kompos Kulit
Durian dan Kompos Kulit Kakao pada Ultisol terhadap Aspek Kimia
Kesuburan Tanah. Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara. Vol
2(1) : Hal 96-97
Elfiati, D. 2010. Seleksi Rhizobium Asal Tanaman Sengon terhadap Kemasan dan
Aluminium. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Agrisol. Vol 4(1).
Gusnidar, G., A. Fitri dan S. Yasin. 2019. Titonia dan Jerami Padi yang
Dikomposkan terhadap ciri Kimia Tanah dan Produksi Jagung pada Ultisol.
Jurnal Solum. Vol 16(1) : Hal 11-18.
Hanafiah, K. A. 2010. Dasar –Dasar Ilmu Tanah. Raja Gratindo Persada. Jakarta.
Kautsar, M., I. Ilyas dan S. Sufardi. 2018. Karakteristik Muatan dan Sifat Fisiko
Kimia Tanah pada Utisol dan Andisol di Lahan Kering Aceh Besar. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Pertanian.Vol 3(2) : Hal 409-419.
Prasetyo, T. B., S. Yasin dan E. Yeni. 2010. Pengaruh Pemberian Abu Batubara
sebagai Sumber Silica (Si) bagi Pertumbbuhan dan Produksi Tanaman Padi.
Jurnal Solum. Vol 7(1) : Hal 1-6
Syofiani, R., S. D. Putri dan N. Karjunita. 2020. Karakteristik sifat tanah sebagai
faktor penentu potensi pertanian di nagari silokek nasionol. Jurnal agrium.
Vol 17(1) : 1-5.
Lampiran 1. Dokumentasi