Disusun Oleh :
Muh. Ref`vand Manthofanny R.
M1A120020
Kelas C
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Pengelolaan Sumber Daya
Maritim ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan
kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini.
Dan semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.
KATA PENGANNTAR…………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
1.3 Tujuan........................................................................................................ 3
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...16
BAB I
PENDAHULUAN
Namun hutan yang ada di Indonesia ini tidak terlepas dari pengerusakan
tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab. Salah satu pengerusakan
hutan yang sampai sekarang belum dapat diatasi ialah penebangan liar. Menurut
Anonim (2011b), penebangan liar adalah (bahasa Inggris: illegal logging) adalah
kegiatan penebangan, pengangkutan dan penjualan kayu yang tidak sah atau tidak
memiliki izin dari otoritas setempat. Walaupun angka penebangan liar yang pasti
sulit didapatkan karena aktivitasnya yang tidak sah, beberapa sumber tepercaya
mengindikasikan bahwa lebih dari setengah semua kegiatan penebangan liar di
dunia terjadi di wilayah-wilayah daerah aliran sungai Amazon, Afrika Tengah,
Asia Tenggara, Rusia dan beberapa negara-negara Balkan.
Di Indonesia sendiri, pada tahun 1998 diindikasikan bahwa sekitar 40%
dari seluruh kegiatan penebangan adalah liar, dengan nilai mencapai 365 juta
dolar AS. Studi yang lebih baru membandingkan penebangan sah dengan
konsumsi domestik ditambah dengan elspor mengindikasikan bahwa 88% dari
seluruh kegiatan penebangan adalah merupakan penebangan liar. Malaysia
merupakan tempat transit utama dari produk kayu ilegal dari Indonesia.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang hutan
2. Untuk mengetahui peran hutan terhadap lingkungan
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kerusakan hutan di Sulawesi Tenggara
4. Untuk mengetahui cara penanggulangan kerusakan hutan
BAB II
PEMBAHASAN
4. Peredam Kebisingan
Pohon dapat meredam suara dan menyerap kebisingan sampai 95% dengan
cara mengabsorpsi gelombang suara oleh daun, cabang dan ranting. Jenis
tumbuhan yang paling efektif untuk meredam suara ialah yang mempunyai tajuk
yang tebal dengan daun yang rindang. Berbagai jenis tanaman dengan berbagai
strata yang cukup rapat dan tinggi akan dapat mengurangi kebisingan, khususnya
dari kebisingan yang sumbernya berasal dari bawah.
6. Penyerap Karbon-monoksida
Mikro organisme serta tanah pada lantai hutan mempunyai peranan yang
baik dalam menyerap gas. Tanah dengan mikroorganismenya dapat menyerap gas
ini dari udara yang semula konsentrasinya sebesar 120 ppm (13,8 x 104 ug/m3)
menjadi hampir mendekati nol hanya dalam waktu 3 jam saja.
9. Mengatasi Penggenangan
Daerah bawah yang sering digenangi air perlu ditanami dengan jenis
tanaman yang mempunyai kemampuan evapotranspirasi yang tinggi. Jenis
tanaman yang memenuhi kriteria ini adalah tanaman yang mempunyai jumlah
daun yang banyak, sehingga mempunyai stomata yang banyak pula.
Jika hujan lebat terjadi, maka air hujan akan turun masuk meresap ke
lapisan tanah yang lebih dalam menjadi air infiltrasi dan air tanah dan hanya
sedikit yang menjadi air limpasan. Dengan demikian pelestarian hutan pada
daerah resapan air dari kota yang bersangkutan akan dapat membantu mengatasi
masalah air dengan kualitas yang baik.
6. Pencemaran minyak
Mengakibatkan terjadinya kematian pohon-pohon mangrove akibat
terlapisnyapneumatoforaoleh lapisan minyak.
3.1 Kesimpulan
Kawasan pantai di Kelurahan Lowu-Lowu Kecamatan Lea-Lea Kota
Baubau adalah kawasan hutan mangrove yang lokasinya berada diwilayah pesisir
laut dan merupakan areal estuari yaitu bertemunya air sungai dan air laut.
Aktivitas masyarakat yang mempengaruhi terjadinya kerusakan hutan mangrove
di Kelurahan Lowu-Lowu adalah kegiatan pertambakan, penebangan vegetasi
yang tidak terkontrol yang digunakan sebagai kayu bakar, dan bahan bangunan.
Selain itu faktor pengetahuan yaitu masyarakat pada daerah penelitian masih
kurang mengetahui apakah hutan mangrove masih dalam keadaan baik atau telah
rusak, sehingga masih kurang kesadaran masyarakat untuk melakukan kegiatan
rehabilitasi.
3.2 Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://komunitasarekips.blogspot.com/2011/11/makalah-kerusakan-
hutanmempengaruhi.html
http://michaelnorman.blogspot.com/2012/04/penanggulangan-masalah-
kerusakanhutan.html
http://sangsurya-wahana.blogspot.com/2011/07/penyebab-akibat-dan-
carapenangulangan.html