Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENETAPAN pH TANAH

(Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan)

Oleh :

Monica F Prahamesti
2014151043

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Penetapan pH tanah


Tempat : kecamatan gisting, kabupaten tanggamus, provinsi lampung
Nama : Monica F Prahamesti
Npm : 2014151043
Jurusan : Kehutanan
Fakultas : Pertanian

Bandar Lampung, 26 Oktober 2021


Mengetahui
Asisten Dosen

Riski Mardiana
1754121003
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada umumnya tanah sangat berperan penting sebagai tempat tumbuhnya vegetasi
yang sangat berguna bagi kepentingan hidup manusia. Dalam bidang pertanian,
tanah juga tidak lepas hubungannya dengan kesuburan tanah agar didapatkan hasil
panen yang maksimal. Mutu tanah pada kesuburan tanah ditentukan oleh interaksi
sejumlah sifat fisika, kimia dan biologi tanah yang menjadi habitat akar-akar aktif
tanaman (Kusuma, 2014).

Reaksi tanah atau pH tanah menggambarkan kondisi kimia tanah yang


menunjukkan konsentrasi ion H+ dalam larutan. Bila konsentrasi ion H+
bertambah, maka pH turun, begitupun sebaliknya bila konsentrasi ion H +
berkurang dan ion OH- bertambah, pH akan naik, status kimia tanah
mempengaruhi proses biologi seperti pertumbuhan tanaman (Ahmad, 2015).

kemasaman tanah penting untuk diketahui. Pada tanah masam (pH rendah), tanah
didominasi oleh ion Al, Fe. Ion-ion ini akan mengikat unsur hara yang sangat
dibutuhkan tanaman, terutama unsur P (fosfor), S (sulfur), sehingga tanaman tidak
dapat menyerap makanan dengan baik meskipun kandungan unsur hara dalam
tanahnya banyak. Pada kondisi ini, derajat kemasaman tanah bernilai < 7. Selain
ion-ion Al, Fe, dan Mn mengikat unsur hara, ion-ion tersebut juga meracuni
tanaman. Pada tanah masam, kandungan unsur mikro seperti seng (Zn), tembaga
(Cu) dan kobalt (Co) juga tinggi sehingga meracuni tanaman. pH netral bernilai 7,
pada kondisi ini kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air sehingga tanaman
dapat dengan mudah menyerap unsur hara. Pada tanah alkalis dengan nilai derajat
kemasaman (pH) >7 unsur P (fosfor) akan banyak terikat oleh Ca (kalsium) dan
Mg (magnesium) sementara unsur mikro molibdenum (Mo) berada dalam jumlah
banyak. Unsur Mo pada tanah alkalis menyebabkan tanaman keracunan.
Kemasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan hara yang dapat
mempengaruhi produksi tanaman (Kusuma, 2014).

1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksut dengan pH
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksut dengan reaksi tanah (pH)
3. Untuk mengetahui mengapa kemasaman tanah penting untuk dipelajari
II. TINJAUAN PUSTAKA

pH merupakan ukuran jumlah ion hidrogen dalam suatu larutan. Larutan dengan
nilai pH rendah dinamakan ”asam” sedangkan yang nilai pH tinggi dinamakan
”basa”. Biasanya tanah pada daerah basah bersifat asam, sedangkan tanah di
daerah kering bersifat basa. Pada tanah asam larutan tanahnya mengandung lebih
banyak ion hidrogen (H+ ) dibandingkan dengan ion hidroksil (OH- ), sebaliknya
pada tanah basa tanahnya mengandung lebih banyak ion hidroksil (OH- )
dibandingkan dengan ion hidrogen (H+ ). Skala pH terentang dari 0 (asam kuat)
sampai 14 (basa kuat) dengan 7 (netral). Sedangkan pada pH tanah umumnya
berada pada skala dengan nilai 4 hingga 10 (Kusuma, 2014).

Kemasaman dikenal ada dua yaitu kemasaman aktif dan kemasaman potensial.
Kemasaman aktif disebabkan oleh H+ dalam larutan, sedangkan kemasaman
potensial disebabkan oleh ion hidrogen terjerap pada permukaan kompleks jerapan
(Ahmad, 2015).

Reaksi tanah (pH) merupakan sifat kimia yang penting dari tanah sebagai media
pertumbuhan tanaman. Ketersediaan beberapa unsur hara essensial untuk
pertumbuhan. Tanaman dipengaruhi oleh pH tanah. Reaksi tanah dirumuskan
dengan pH = - Log [H+]. Kemasaman tanah dibedakan atas kemasaman aktif dan
kemasaman cadangan (potensial). Kemasaman aktif disebabkan oleh adanya ion-
ion H+ bebas didalam larutan tanah, sedang kemasaman cadangan disebabkan oleh
adanya ion-ion H+ dan AL3+ yang teradsorpsi pada permukaan kompleks adsorpsi
(Sugeng, 2013).
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman tanah dan alkalinitas tanah yang
dinyatakan dengan nilai pH.Nilai pH menunjukkan benyaknya konsentrasi ion
hidrogen (H+ ) didalam tanah. Suatu tanah disebut masam bila pHnya kurang dari
7, netral bila sama dengan 7, dan basa bila pH lebih dari 7. Bila konsentrasi ion H+
bertambah maka pH turun, dan bila sebaliknya bila konsentrasi ion OH bertambah
maka pH naik (F Astria. 2014).

Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hydrogen (H+ ) didalam tanah,


semakin masam tanah tersebut.Didalam tanah selain H + dan ionion lain
ditemukan pula ion OH- , yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya
H+.Pada tanah-tanah yang masam jumlah ion H+ lebih tinggi dari pada OH- ,
sedang pada tanah alkalis kandungan OHlebih banyak dari pada H+ . Bila
kandungan H+ sama dengan OH- maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH
= 7 (Nurhasani, 2021).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Alat dan bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Timbangan, tabung plastik, mesin
pengocok, dan pH meter, sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini
adalah Tanah kering udara yang lolos dengan ayakan 0,5 mm, Air destilata dan
larutan KCl 1N.

3.2. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut

Ditimbang tanah 5 g, kemudian masukkan kedalam botol plastik dan


tambahkan 12,5 ml air destilata (larutan pereaksi)

Dikocok selama 30 menit dengan menggunakan mesin pengocok. Diamkan


sebentar.

Diukur dengan pH meter


Dilanjutkan pengukuran dengan prosedur yang sama menggunakan larutan KCl
1N sebagai larutan pereaksinya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil dari [raktikum ini adalah sebagai berikut


Tabel 4.1. Pengamatan praktikum ph tanah
No Jenis tanah Jenis pereaksi Nilai pH
1. Andisol H2O 6,50
KCL 6
2. Ultisol H2O 4,51
KCL 3,96

4.2. Pembahasan

Dari praktikum yang telah dilakukan, diketahui hasil pengamatan pada tanah
andisol dan ultisol masing masing memiliki nilai pH yang berbeda. Hal ini terjadi
karena perbedaan jenis pereaksi yang digunakan pada kedua tanah tersebut. Tanah
andisol yang direaksikan menggunakan H2O memiliki nilai pH 6,50, sedangkan
yang direaksikan atau diuji dengan menggunakan KCL memiliki nilai pH 6. Pada
tanah ultisol yang diuji dengan menggunakan H2O memiliki nilai pH 4,51 dan
yang diuji menggunakan KCL memiliki nilai pH 3,96. Dari pengujian tersebut
diketahui bahwa tanah andisol memiliki ph asam yang mendekati netral,
sedangkan tanah ultisol memiliki ph asam yang terbilang cukup kuat.

pH adalah jumlah konsentrasi ion Hidrogen (H+ ) pada larutan yang menyatakan
tingkat keasaman dan kebasaan yang dimiliki. pH merupakan besaran fisis dan
diukur pada skala 0 sampai 14. Bila pH < 7 larutan bersifat asam, pH > 7 larutan
bersifat basa dan pH = 7 larutan bersifat netral. Pengukuran pH biasanya
dilakukan dengan menggunakan pH meter (Ngafifuddin, 2017).

Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat yang penting, sebab terdapat
hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara juga terdapat beberapa hubungan
antara pH dengan sifat-sifat tanah. pH tanah merupakan kondisi keterikatan antar
unsur atau senyawa yang terdapat di dalam tanah, nilai pH tanah terdiri dari
masam, netral dan alkalis. Nilai pH yang netral akan mempengaruhi tingkat
penyerapan unsur hara oleh akar tanaman, karena pada pH netral tersebut
kebanyakan unsur hara mudah larut di dalam larutan tanah (Nazir, 2017).
V. KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat pada praktikum ini adalah sebagai berikut


1. pH adalah jumlah konsentrasi ion Hidrogen (H+ ) pada larutan yang
menyatakan tingkat keasaman dan kebasaan yang dimiliki.
2. Reaksi tanah (pH) merupakan sifat kimia yang penting dari tanah sebagai
media pertumbuhan tanaman. Ketersediaan beberapa unsur hara essensial untuk
pertumbuhan.
3. Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat yang penting, sebab terdapat
hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara juga terdapat beberapa hubungan
antara pH dengan sifat-sifat tanah.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A,N. 2015. Reaksi Tanah (pH). Universitas Halu Oleo. Sulawesi

Tenggara.

Astria. 2014. Rancangan Alat Ukur pH dan Suhu Berbasis Short Message Service

(SMS) Gateway. Jurnal MEKTRIK. 1(1) : 47-55.

Kusuma, A.P., Rini, N.H., Harry, S.D. 2014. DSS untuk Menganalisis pH
Kesuburan Tanah Menggunakan Metode Single Linkage. Jurnal EECCIS.
8(1) : 61-66.

Nazir, M., Syakur., dan Muyassir. 2017. Pemetaan Kemasaman Tanah dan
Analisis Kebutuhan Kapur di Kecamatan Keumala Kabupaten Pidie. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Pertanian Unsyiah. 2(1) : 21-30.

Ngafifuddin, M. Susilo. Sunarno. 2017. Penerapan rancang bangun ph meter


berbasis arduino pada mesin pencuci film radiografi sinar-x. Jurnal Sains
Dasar. 6 (1) : 66 – 70.

Nurhasani dan Isrun. 2021. Analisis Sifat Kimia Tanah Pada Beberapa
Penggunaan Lahan Di Desa Sejahtera Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi. e-
Journal Agrotekbis. 9 (3) : 778 – 785.

Sugeng, P. 2013. Pengukuran pH, Bahan Organik, Ktk dan Kb. Jurusan Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.

Anda mungkin juga menyukai