Anda di halaman 1dari 11

PENGAMBILAN SAMPEL DAN PENETAPAN KA, BI DAN RPT

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH

Oleh:
Elvina Septianta Molle 512017046

FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2018
I. DASAR TEORI
Air mengendalikan hampir seluruh proses fisik, kimia, dan biologi yang terjadi di dalam tanah.
Air dalam tanah berperan sebagai pelarut dan agen pengikat antar partikel-partikel tanah, yang
selanjutnya berpengaruh terhadap stabilitas struktur dan kekuatan tanah serta bahan geologik.
Secara kimia, air berperan sebagai agen pengangkut zat terlarut dan suspensi yang terlibat dalam
perkembangan tanah dan degradasi. Dengan melalui pengaruhnya pada hampir semua proses
kimia dan fisika alami, seluruh proses kehidupan tergantung air tanah (Abdurahman, 2006).
Tanah merupakan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dan
kesejahteraan manusia. Tanah dapat digunakan untuk medium tumbuh tanaman yang mampu
menghasilkan berbagai macam makanan dan keperluan lainnya (Poerwowidodo, 1991). anah
mempunyai sifat kompleks, terdiri atas komponen padat yang berinteraksi dengan cairan dan
udara. Komponen pembentuk tanah merupakan padatan, cairan dan udara jarang berada dalam
kondisi setimbang, selalu berubah mengikuti perubahan yang terjadi di atas permukaan tanah yang
dipengaruhi oleh suhu udara, angin dan sinar matahari( Foth H., 1986).
Teknik pengukuran kadar air tanah diklasifikasikan ke dalam dua cara, yaitu langsung dan
tidak langsung. Pengukuran secara langsung adalah berupa pemisahan air dari matrik tanah dan
pengukuran langsung dari jumlah air yang dipisahkan tersebut. Pemisahan air dari matriks tanah
dapat dicapai melalui: (1) pemanasan; (2) ekstraksi dan penggantian oleh larutan; atau (3) reaksi
kimia. Jumlah air yang dipisahkan ditentukan dengan: (1) mengukur perubahan massa/berat
setelah pemanasan dan (2) pengukuran kuantitatif dari hasil reaksi. Pemisahan air dengan
pemanasan biasa disebut dengan metode gravimetrik, dan merupakan metode pengukuran secara
langsung (Topp and Ferre, 2002)
Pengambilan contoh tanah meliputi dua macam sampel yaitu sampel tanah utuh
menggunakan ring sampel dan tanah biasa. Sampel tanah utuh digunakan untuk analisa sifat fisik
tanah meliputi berat berat isi tanah, struktur tanah dan permeabilitas tanah, sedangkan sampel
tanah biasa digunakan untuk analisa tekstur tanah dan kandungan bahan organik tanah (Arifin,
Moch., 2010)
Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya dinyatakan dengan berat
kering. Kadar air pada kapasitas lapang adalah jumlah air yang ada dalam tanah sesudah kelebihan
air gravitasi mengalir keluar dan dengan nyata, biasanya dinyatakan dengan persentase berat.
(Sutanto 2005). Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi oleh: curah hujan atau irigasi,
kemampuan tanah menahan air, laju evapotrasnspirsi, bahan organic, senyawa kimia, tinggi muka
air tanah, dan kedalaman lapisan (solum) tanah (Madjid, 2010).
Banyaknya kandungan air tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air (moisture
tension) dalam tanah tersebut. Kemampuan tanah dapat menahan air antara lain dipengaruhi oleh
tekstur tanah. Tanah-tanah yang bertekstur kasar mempunyai daya menahan air yang lebih kecil
dari pada tanah yang bertekstur halus. Pasir umumnya lebih mudah kering dari pada tanah-tanah
bertekstur berlempung atau liat. (Hardjowigeno, S., 1992). Dimana makin padat suatu tanah makin
tinggi kerapatan massa atau bulk densitynya sehingga makin sulit meneruskan air atau ditembus
oleh akar tanaman. Pemberian bahan organik pada tanah dapat menurunkan Bulk Density tanah,
hal ini disebabkan oleh bahan organik yang di tambahkan mempunyai kerapatan jenis yang lebih
rendah. Kemantapan agregat yang semakin tinggi dapat menurunkan bulk density tanah maka
persentase ruang pori– pori semakin kasar dan kapasitas mengikat air semakin tinggi
(Kartasapoetra dan Sutedjo, 1991).
Bulk menyatakan tingkat kepadatan tanah yaitu berat kering suatu volume tanah dalam
keadaan utuh yang biasanya dinyatakan dengan g/cm3. Perkembangan struktur yang paling besar
pada tanah-tanah permukaan dengan tekstur halus menyebabkan kerapatan massanya lebih rendah
dibandingkan tanah berpasir (Foth, 1988).
Ruang pori tanah ialah bagian yang diduduki udara dan air. Jumlah ruang pori sebagian
ditentukan oleh susunan butir-butir padat, apabila letak keduannya cenderung erat, seperti pada
pasir atau subsoil yang padat, total porositasnya rendah. Sedangkan tersusun dalam agregat yang
bergumpal seperti yang kerap kali terjadi pada tanah-tanah yang bertekstur sedang yang besar
kandungan bahan organiknya, ruang pori persatuan volume akan tinggi (Buckman and Brady,
1984).
Bobot merupakan kerapatan tanah persatuan volume yang dinyatakan dalam dua batasan
yaitu:
1. Kerapatan partikel (bobot partikel, BP) adalah bobot massa partikel padat per satuan volume
tanah, biasanya tanah mempunyai kerapatan partikel 2,65 g/cm3.
2. Kerapatan massa (bobot isi, BI) adalah bobot massa tanah kondisi lapangan yang dikering-
ovenkan per satuan volume. Nilai kerapatan massa tanah berbanding lurus dengan tingkat
kekasaran partikel-partikel tanah, makin besar akan makin berat (Foth H. D. dan L. N. Turk,
1994).
II. TUJUAN
Untuk mengetahui kadar air, bobot isi, ruang pori total, dan pengambilan sampel.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat:
1. Ring terisi tanah
2. Botol tertutup tembaga
3. Pisau
4. Alat tulis
5. Eksikator
6. Oven
7. Loyang
8. Timbangan
9. Kertas
10. Sekop
11. Cangkul
12. Papan
13. Ring atas
14. Ring bawah
Bahan:
1. Tanah

IV. CARA KERJA


A. Pengambilan sampel tanah utuh
Ditentukan lokasi yang akan diambil sampel tanahnya lalu permukaan lapisan tanah atas
dibersihkan dari batu dan rumput. Diletakkan ring yang tebal pada tanah yang sudah
dibersihkan. Selanjutnya diletakkan papan diatas ring untuk mempermudah saat ring diinjak.
Ring diinjak sampai ring tenggelam ¾ bagiannya ke dalam tanah. Ring yang kedua atau ring
yang lebih tipis ditumpuk diatas ring yang sudah tenggelam ¾ bagiannya tadi. Diletakkan lagi
papan diatas ring lalu diinjak lagi kurang lebih ½ bagiannya. Tanah digali berbentuk lingkaran
yang melingkari ring tadi untuk memudahkan pengambilan sampel tanah. Ring atas dan
bawah diambil perlahan dengan sekop dan pisahkan kedua ring. Tanah yang berlebih diring
dirapikan dengan pisau. Ring dimasukkan kedalam plastic lalu diikat, agar tidak hancur.
B. Pengambilan tanah komposit
Tanah diambil tanah di berbagai titik secara acak pada satu lahan yang sama dengan
pengambilan sampel tanah utuh lalu dimasukkan kedalam plastic dan dicampurkan dan
didiamkan kurang lebih 24 jam dengan dikeringkan secara diangin- anginkan. Tidak
dibolehkan di jemur dibawah matahari. Selanjutnya, tanah di ayak dengan saringan
aluminium. Hasil ayakan dimasukkan kedalam botol minum literan.
C. Penetapan KA, BI, dan RPT
Tanah ditimbang tanah yang utuh 5gram dan dimasukkan ke dalam botol, ditimbang bertutup
yang sudah ditimbang sebelumnya (A). Lalu botol ditimbang beserta isinya(tanah) ditimbang
(B). Dimasukkan kedalam oven dalam keasaan botol terbuka pada suhu 105°C selama 24 jam.
Setelah 24 jam botol dikeluarkan dari dalam oven dan dimasukkan kedalam eksikator selama
10- 15 menit. Botol ditimbang tertutup beserta isinya (C).

V. HASIL PENGAMATAN
Daerah A B C Diameter Tinggi Bobot
Ring Ring Tanah
Sidorejo 32,07 37,03 36,48 5,5 5 153,79
Tingkir 31,99 36,99 35,48 5,8 4,9 194,7
Bergas 26,98 31,98 30,8 5,5 4,5 187,92
Beringin 31,92 36,92 35,92 5,6 4,3 156,30
Rumus :
𝐵−𝐶
1. KA (%) = 𝐶−𝐴 × 100%

Kelompok 1
37,03−36,48
= 36,48−32,07 × 100%
0,55
= 4,41 × 100% = 12,4%

Kelompok 2
36,99−35,48
= 35,48−31,99 × 100%
1,51
= 3,49 × 100% = 43,2%

Kelompok 3
31,98− 30,8
= × 100%
30,8−26,98
1,18
= 3,82 × 100% = 30,8%

Kelompok 4
36,92−35,92
= 35,92−31,92 × 100%
1
= 4 × 100% = 25%
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ
2. BKM (g) = × 100
𝐾𝐴+100

Kelompok 1
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ
= × 100
𝐾𝐴+100
153,79
= 12,4+100 × 100
153,79
= × 100 = 136,82g
112,4

Kelompok 2
194,7
= 43,2+100 × 100
194,7
= = 143,2 × 100 = 135,96g

Kelompok 3
187,92
= 30,8+100 × 100
187,92
= × 100 = 143,66g
130,8

Kelompok 4
156,30
= 25+100 × 100
156,30
= × 100 = 125,04g
125
𝐵𝐾𝑀
3. BI (g/ml) = 𝑉𝑟𝑖𝑛𝑔

Kelompok 1
136,82
= 118,69 = 1,15g/ml

Kelompok 2
135,96
= 129,39 = 1,05g/ml

Kelompok 3
143,66
= 106,82 = 1,34g/ml

Kelompok 4
125,04
= 105,85 = 1,18g/ml
𝐵𝐼
4. RPT (%) = ( 1 − 𝐵𝐽𝑃) × 100%

BJP = 2,65 g
Kelompok 1
1,15
= ( 1 − 2,65) × 100%

= (1- 0,43) × 100% = 57%


Kelompok 2
1,05
= ( 1 − 2,65) × 100%

= (1- 0,39) × 100% = 61%


Kelompok 3
1,34
= ( 1 − 2,65) × 100%

= (1- 0,505) × 100% = 49,5%


Kelompok 4
1,18
= ( 1 − 2,65) × 100%

= (1- 0,44) × 100% = 56%


5. RPA (%) = KA × BI
Kelompok 1
= 12,4 × 1,15 = 14,26%
Kelompok 2
= 43,2 × 1,05 = 45,36%
Kelompok 3
= 30,8 × 1,34 = 41,27%
Kelompok 4
= 25 × 1,18 = 29,5%
6. RPU (%) = RPT – RPA
Kelompok 1
= 57 – 14,26 = 42,74%
Kelompok 2
= 61 – 45,36 = 15,64%
Kelompok 3
= 49,5 – 41,27 = 8,23%
Kelompok 4
= 56 – 29,5 = 26,5%
Kelompok KA (%) BKM BI (g/ml) RPT RPA(%) RPU(%)
(gr) (%)
Kelompok 1 12,4 136,82 1,15 57 14,26 42,74
Kelompok 2 43,2 135,96 1,05 61 45,36 15,64
Kelompok 3 30,8 143,66 1,34 49,5 41,27 8,23
Kelompok 4 25 125,04 1,18 56 29,5 26,5

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum pengambilan sampel kaliini sampel tanah dibedakan menjadi 2 yaitu ada
tanah utuh dan tanah komposit. Menurut Arifin Moch (2010), sampel tanah utuh digunakan untuk
analisa sifat fisik tanah meliputi berat berat isi tanah, struktur tanah dan permeabilitas tanah,
sedangkan sampel tanah biasa digunakan untuk analisa tekstur tanah dan kandungan bahan organik
tanah. Tetapi pada praktikum kaliini tanah utuh digunakan untuk mencari kadar air, berat kering
mutlak, bobot isi, ruang pori tanah, ruang pori air, dan ruang pori udara. Sebelum mencari
semuanya, kita diminta untuk mengukur diameter, dan tinggi ring yang disediakan untuk
mengambil sampel tersebut tidak lupa beratnya juga agar mendapatkan volumenya.
Menurut Susanto (2005), tanah utuh yang digunakan hanyalah tanah yang berlebih dari
ring, atau tanah yang dibersihkan menggunakan pisau. Sudah dijelaskan untuk pencarian kadar air,
yang mana Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya dinyatakan dengan
berat kering. Kadar air pada kapasitas lapang adalah jumlah air yang ada dalam tanah sesudah
kelebihan air gravitasi mengalir keluar dan dengan nyata, biasanya dinyatakan dengan persentase
berat. Kadar air yang terkandung dalam sampel tanah kami sebesar 12,4%, menurut
Abdurachman A.,dkk (2006), pada umumnya, tanaman akan mulai terganggu pertumbuhannya
pada saat kadar air dalam tanah <50% dari air tersedia, sehingga dapat menurunkan produksi.
Tidak setiap tanaman memberikan respon yang sama terhadap kelangkaan air dalam tanah. Lahan
yang dimana tanahnya kita jadikan sampel itu, tanah tidak ditumbuhi tanaman karena diliat dari
luar atau sebelum di gali tanahnya terlihat sangat keras dan kering. Menurut Madjid (2010),
ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi oleh: curah hujan atau irigasi, kemampuan tanah
menahan air, laju evapotrasnspirsi, bahan organik, senyawa kimia, tinggi muka air tanah, dan
kedalaman lapisan (solum) tanah. Saat pengambilan sampel tanah, dalam musim kemarau jadi
lahan bisa dibilang tidak pernah terkena air selama musim kemarau.
Dalam perhitungan bobot kering mutlak didapat sebesar 136,82g. Dalam perhitungan
bobot isi didapat sebesar 1,15g/ml, yang mana menurut Foth H. D. dan L. N. Turk (1994), nilai
kerapatan massa tanah berbanding lurus dengan tingkat kekasaran partikel-partikel tanah, makin
besar akan makin berat.
Menurut Buckman dan Brady(1982), ruang pori tanah ialah bagian yang diduduki udara
dan air. Jumlah ruang pori sebagian ditentukan oleh susunan butir-butir padat. Perhitungan RPT
yang menggunakan rumus dengan membagi menggunakan BJP yang memiliki konstanta 2,65g
yang didapat dari rata- rata, karena biasanya BJP berkisar 2,6- 2,7g lalu di tetapkan menjadi 2,65g.
Hasilnya sebesar 57%, dan menurut Elfiati, dkk (2010) Besarnya total ruang pori tanah
menunjukkan tanah tersebut gembur dan memiliki banyak ruang pori tanah. Hal ini berarti proses
penyerapan terhadap air berlangsung cepat. Dilihat dari perhitungan yang didapat yaitu >50% bisa
dikatakan tanah ini dapat menyrap air dengan cepat.
Menurut Sarief (1986) untuk pertumbuhan yang baik atau optimum bagi tanaman
diperlukan suatu keadaan tata air dan udara yang baik dan seimbang sehingga akar tanaman dengan
mudah dapat menyerap unsur hara. Tata air dan udara yang baik yaitu bila pori yang terisi air
minimum 10 % dan pori terisi udara minimum I0 % atau lebih. Ruang Pori Air dan Ruang Pori
Udara dicari menggunakan perhitungan dan mendapatkan hasil RPA sebesar 14,26% serta RPU
sebesar 42,74%
Metode dalam praktikum ini menggunakan metode gravimetrik yang mana menurut
Abdurachman A.,dkk (2006), Metode gravimetrik adalah metode yang paling sederhana secara
konseptual dalam menentukan kadar air tanah. Pada prinsipnya mencakup pengukuran kehilangan
air dengan menimbang contoh tanah sebelum dan sesudah dikeringkan pada suhu 105 – 110 oC
dalam oven. Hasilnya dinyatakan dalam presentase air dalam tanah, yang dapat diekspresikan
dalam presentase terhadap berat kering, berat basah atau terhadap volume.
VII. KESIMPULAN
Kadar air pada sampel tanah yang didapat yaitu 12,4%, bobot isi sebesar 1,15g, ruang pori
total sebesar 57% dan pengambilan sampel yang berbeda yaitu tanah utuh yang menggunakan ring
dan tanah komposit yang merupakan pengambilan tanah secara acak. Pengambilan sampel tanah
utuh dengan cara diinjak dan tanah komposit hanya di sendok dengan sekop dan dianginkan serta
diayak.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Abdurachman.A, Umi Haryati, Ishak Juarsah. 2006. Penetapan Kadar Air Tanah dengan Metode
Gravimetrik. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian:
Jakarta.
Arifin, Moch. 2010. Kajian Sifat Fisik Tanah dan Berbagai Penggunaan Lahan Dalam
Hubungannya dengan Pendugaan Erosi Tanah. Jurnal Pertanian MAPETA. 12(2) : 72-
144.
Buckman, O, Hanry dan Brady, C, Nyle. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta: Barat Karya Aksara.
Foth,H. D. dan L.N.Turk . 1994. Fundamental of soils science. New York:fifth Ed. John. Waley
& soil.
Foth, Henry D. 1986. Fundamental of Soil Science. Gajah Mada University: Yogyakarta.
Foth, H. D. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gajah Mada University Press: Yogyakarta.
Harjowigeno, S. 1985. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademik Persindo.
Kartasapoetra, A. G, Ir. Dkk. 1985. Teknologi Konservasi Tanah Dan Air. Jakarta: Rineka Cipta.
Madjid, A. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar Online. Fakultas Pertanian Unsri &
Program Studi Ilmu Tanaman, Program Magister (S2), Program Pascasarjana, Universitas
Sriwijaya.
Poerwowidodo. 1991. Ganesha Tanah. Penerbit Rajawali Pers: Jakarta
Sarief, E. S. 1989. Fisika-Kimia Tanah Pertanian. Bandung: Pustaka Bua
Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta:
Kanisius.
Topp, G. C., and P. A. (T.Y) Ferre. 2002. The Soil Phase. Methods of Soil Analysis Part 4
Physical Methodes SSSA Book Series. No 5. USA: Soil Science Society of America
Madison.

IX. LAPORAN SEMENTARA

Anda mungkin juga menyukai