Anda di halaman 1dari 17

DASAR – DASAR ILMU TANAH

KONDUKTIVITAS HIDROLIKA TANAH JENUH

Disusun oleh :

Nama : Anastasya Nurjanah


NPM : E1D020086
Dosen Pembimbing : 1. Heru Widiyono, Ir., MS
2. Kanang S Hindarto, Ir., M.Sc
Co-Ass : 1. Reja Ayu Suroningrum
2. Nova Angelina Sibagariang
Shift :B
Semester : 3 (Tiga)

LABORATORIUM ILMU TANAH


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang atas rahmatnya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan tentang “Konduktivitas Hidrolika
Tanah Jenuh”. Penulisan laporan adalah salah satu tugas mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah
di Universitas Bengkulu. Dalam penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang di miliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini. Dalam penulisan laporan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhinga kepada pihak-pihak yang membantu
dalam menyelesaikan laporan ini, khususnya kepada Bapak dosen dan Asisten Praktikum
yang telah memberikan materi, sehingga memberikan modal awal buat penulisan laporan ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehinga tujuan yang di harapkan dapat tercapai.

Curup, 01 November 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pergerakan air di tanah dipengaruhi oleh permeabilitas tanah. Permeabilitas tanah
adalah kemampuan tanah dalam meloloskan air. Tanah dengan permeabilitas tinggi dapat
menaikkan laju infiltrasi sehingga menurunkan laju air larian. Dalam ilmu tanah,
permeabilitas didefinisikan secara kualitatif sebagai pengurangan gas-gas, cairan-cairan atau
penetrasi akar tanaman. Selain itu permeabilitas juga merupakan pengukuran hantaran
hidraulik tanah.
Tanah mempunyai kemampuan dalam menghantarkan air yang bisanya disebut dengan
permeabilitas tanah. Hantaran hidrolik tanah timbul karena adanya pori kapiler yang saling
bersambungan satu dengan yang lain. Secara kualitatif, hantaran hidrolik jenuh dapat
diartikan sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan pada media berpori dalam keadaan
jenuh. Yang dimaksud dengan cairan adalah air sedangkan media pori merupakan tanah.
Hantaran hidrolik (HC) merupakan fungsi utama dari kadar air tanah dan dapat
didefinisikan sebagai kemudahan dimana air dapat bergerak di dalam tanah pada kadar air
tanah yang berbeda. Hidroulic Conductivity (HC) merupakan suatu parameter sifat fisik
tanah yang menunjukkan kemampuan tanah dalam keadaan jenuh untuk melakukan atau
melewatkan air. Dengan demikian nilai konduktivitas hidrolik suatu tanah juga mencerminkan
suatu kondisi pori tanah oleh penyusunan butir-butir dan agregat tanah. HC terutama sangat
penting dalam perencanaan drainase suatu wilayah. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu
dilakukan praktikum ini.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Menetapkan laju konduktivitas hidrolika berbagai contoh tanah dalam keadaan jenuh.
2. Membandingkan laju konduktivitas hidrolika dari beberapa contoh tanah yang
digunakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sebagian besar air yang diperlukan oleh tumbuhan berasal dari tanah. Air ini harus
tersedia pada saat tumbuhan memerlukannya. Kebutuhan air setiap tumbuhan berbeda.
Tumbuhan air memerlukan air lebih banyak dibandingkan jenis tumbuhan lainnya. Air
merupakan substansi yang paling umum di atas bumi dan diperlukan untuk semua kehidupan.
Penyediaan air tawar dalam jangka waktu lama selama terus-menerus sama dengan presipitasi
(hujan) tahunan yang rata-ratanya 26 inci (650 mm) untuk permukaan lahan dunia. Air
dibagikan tidak merata oleh curah hujan, berubah bentuk, berpindah dari satu tempat ke
tempat lainnya dan dapat tercemar (Hanafiah 2014).
Pengukuran pergerakan air dalam tanah kondisi jenuh atau biasanya disebut
Konduktivitas Hidrolik Jenuh tanah (KHJ). KHJ berperan penting dalam penentuan limpasan
air, infiltrasi, dan juga perkolasi. Besarnya infiltrasi sangat mempengaruhi ketersediaan air
dalam tanah dan tentunya infiltrasi sangat dipengaruhi oleh sifat fisik tanah itu sendiri,
sehingga ketersediaan air dalam tanah juga tergantung dari sifat fisik tanah yang berhubungan
dengan kemampuan tanah dalam menyerap air dan kemampuannya dalam menghantarkan air.
(Rosyidah, 2013).
Konduktivitas hidrolika tanah merupakan kemampuan tanah untuk melewati air.
Kemampuan ini nerlaku pada dua kondisi, yaitu pada saat kondisi semua pori-pori terisi air
(tanah jenuh) dan ketika sebagian pori-pori terisi air (tanah tak jenuh). Dalam hal ini laju
konduktivitas hidrolika tanah jenuh (K-sat) selalu lebih tinggi dari laju konduktivitas tanah
tak jenuh (K-unsat). Hal ini disebabkan dua factor utama, sepperti tanah jenuh pengaruh gaya
grafitasi jauh lebih dominant pada tanah tak jenuh dan ukuran pori-pori sebagai media K-sat
jauh lebih besar dari ukuran pori-pori untuk K-unsat. (Praktikum, 2012)
Pengukuran Nilai Konduktivitas Hidrolik Jenuh (KHJ) sangat penting untuk lahan
pertanian, karena KHJ dapat mempengaruhi kesuburan tumbuhan. Nilai KHJ yang rendah
pada lahan pertanian akan mengakibatkan tumbuhan menjadi layu dan kering, dan lahan
pertanian memiliki nilai KHJ yang tinggi akan mengakibatkan tumbuhan menjadi layu akibat
terganggunya penyerapan air. Jika lahan pertanian memiliki nilai KHJ yang cukup maka
tumbuhan akan lebih segar dan baik untuk dikonsumsi. Pengolahan lahan pertanian juga dapat
mempengaruhi sifat fisik tanah dan KHJ. (Handayani, 2016).
Konduktivitas hidrolik adalah kemampuan tanah untuk mengalirkan cairan yang
melewatinya. Ada dua kondisi konduktivitas hidrolik, yaitu pada saat jenuh air dan tidak
jenuh air. Kondisi jenuh air terjadi ketika pori-pori pada tanah sudah terisi air. Kondisi tidak
jenuh air terjadi ketika pori-pori pada tanah tidak terisi dengan air. (Khasanah, 2015)
Resistivitas listrik dapat digunakan untuk mengidentifikasikan parameter geoteknik
seperti kadar air, batas cair, batas plastis dan berat volume tanah. Telah diketahui bahwa nilai
konduktivitas hidrolik dapat diprediksi berdasarkan nilai sifat fisik tanah, maka seharusnya
nilai konduktivitas hidrolik tanah juga dapat ditentukan melalui pengujian resistivitas.
Beberapa peneliti menjelaskan bahwa konduktivitas hidrolik tanah tidak jenuh berkorelasi
dengan kurva karakteristik air-tanah (soil-water characteristic curve, SWCC), sehingga
perkiraan nilai konduktivitas hidrolik menggunakan uji resistivitas sangat penting untuk
dikembangkan dengan mengamati perilaku tanah. (Asmaranto, 2012).
Permeabilitas didefinisikan sebagai sifat bahan berpori yang memungkinkan aliran
rembesan dari cairan yang berupa air atau minyak mengalir lewat rongga pori. Pori-pori tanah
saling berhubungan antara satu dengan lainnya, sehingga air dapat mengalir dari titik dengan
tinggi energi ke titik dengan dengan tinggi energi yang lebih rendah. Di dalam sifat tanah,
sifat aliran mungkin laminer atau turbulen. Tahanan terhadap aliran bergantung pada jenis
tanah, ukuran butiran, bentuk butiran, rapat massa, serta bentuk geometri rongga pori.
Tempertur juga sangat memepengaruhi tahanan aliran. Walalupun secara teoritis, semua jenis
tanaha mempunyai rongga porii, dalam kenyataannya istilah untuk tanah yang mudah
meloloskan air (permeable) dimaksudkan untuk anah yang memang benar-benar mempunyai
sifat meloloskan air. Sebaliknya, tanah disebut kedap air (impermeable), bila tanah tersebut
mempunyai kemampuan meloloskan air yang sangat kecil. (Hardiyatmo, 2012).
Air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat didalam ruang antar
butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah yang
disebut akifer. Lapisan yang mudah dilalui oleh air tanah disebut lapisan permeable, seperti
lapisan yang terdapat pada pasir atau kerikil, sedangkan lapisan yang sulit dilalui air tanah
disebut lapisan impermeable, seperti lapisan lempung atau geluh. (Materi, 2017).
Lahan merupakan lahan yang mudah terbakar. Salah satu upaya untuk mencegah
terjadinya kebakaran hutan di lahan gambut adalah dengan membangun sekat kanal. Salah
satu parameter untuk mengetahui keefektifan sekat kanal dalam membasahi lahan gambut
dapat ditinjau berdasarkan nilai konduktivitas hidroliknya. (Pranita, 2016).
Pori air tidak tersedia adalah pori tanah dengan garis tengah lebih kecil dari 0,2\mu m
yang setara dengan kadar air pada pF 4,2. Presentasi pori air tidak tersedia merupakan air
merupakan nilai kadar lengas pada pF 4,2 dikali berat volume tanah. (Putinella, 2011).
Lahan gambut adalah lahan yang memiliki lapisan tanah kaya bahan organik (C-
organik lebih besar dari 18%) dengan ketebalan 50 cm atau lebih. Bahan organik penyusun
tanah gambut terbentuk dari sisa-sisa tanaman yang belum melapuk sempurna karena kondisi
lingkungan jenuh air dan miskin hara. Oleh karenanya lahan gambut banyak dijumpai di
daerah rawa belakang (back swamp) atau daerah cekungan yang drainasenya buruk. (Cristie
& Lumban, 2018)
Pengujian Constant Head, metode ini hanya digunakan pada tanah dengan
permeabilitas tinggi. Oleh karena itu, pada percobaan yang akan dilakukan perlu ditambahkan
pasir untuk memodifikasi permeabilitas tanah lempung yang sangat kecil. Pengujian Falling
Head, uji permeabilitas dengan tinggi energi turun (falling head) cock digunakan untuk tanah
berbutir halus, menunjukkan prinsip uji permeabilitas dengan metode falling head tersebut.
Tanaha benda uji dimasukkan kedalam tabung, pipa pengukur didirikan diatas benda uji. Air
dituangkan melalui pipa pengukur dan dibirakan mengalir melewati benda uji. (Imamuddin,
2017).
Hidraulik konduktivitas tanah mengindikasikan kemampuan tanah untuk merubah
matric suction sebagai hasil dari perubahan lingkungan (Fredlund dan Rahardjo, 1993).
Estimasi nilai konduktivitas hidraulik dapat dilakukan melalui pendekatan empiris menurut
Fredlund dkk. (1994 dalam Krahn, 2012 dalam Priksawan, 2019). Dimana, kw adalah
konduktivitas terhitung dari kadar air dan tekanan air pori negatif. ksat adalah konduktivitas
hidraulik terukur pada sampel tanah jenuh. 𝜃 adalah volumetric water content. e adalah
koefisien dasar logaritma. y adalah variabel yang dapat mewakili logaritma tekanan air pori. j
adalah interval dari j ke N. i adalah nilai tekanan air pori negatif paling rendah. N adalah nilai
tekanan air pori negatif paling tinggi. Ψ adalah matric suction. 𝜃s adalah turunan pertama dari
rumus. (Darajaat, 2020)
Permeabilitas tanah menujukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air ke lapisan
bawah profil. Struktur dan tekstrur serta unsur organik lainnya yang berperan dalam
menaikkan laju permeabilitas tanah, tanah dengan permeabilitas tinggi menaikkan laju
infiltrasi sehingga menurunkan laju air larian. Koefisien permeabilitas berperan dalam laju
infiltrasi, koefisien ini bergantung pada ukuran rata-rata pori yang dipengaruhi oleh distribusi
ukuran partikel, bentuk partikel, dan struktur tanah, semakin kecil ukuran dari partikel
penyusun tanah maka semakin rendah koefisien permeabilitasnya. Suatu lapisan tanah
berbutir kasar yang mengandung butiran-butiran halus memiliki harga koefisien permeabilitas
yang lebih rendah dan pada tanah ini koefisien permeabilitas merupakan fungsi angka pori.
Tinggi rendahnya permeabilitas ditentukan oleh ukuran pori. (Aslami, 2014).
Permeabilitas adalah tanah yang dapat menunjukkan kemampuan tanah meloloskan
air. Tanah dengan permeabilitas tinggi dapat menaikkan laju infiltrasi sehingga menurunkan
laju air larian. Pada ilmu tanah, permeabilitas didefenisikan secara kualitatif sebagai
pengurangan gas-gas, cairan-cairan atau penetrasi akar tanaman atau lewat. Selain itu
permeabilitas juga merupakan pengukuran hantaran hidraulik tanah. Hantaran hidraulik tanah
timbul adanya pori kapiler yang saling bersambungan antara satu dengan yang lain
(Nabilussalam, 2011).
Kecepatan aliran air di dalam tanah sangat dipengaruhi oleh besar dan kecilnya pori-
pori tanah. Ukuran pori dan hubungan antara pori sangat berpengaruh terhadap keecepatan
aliran air. Ketika ukuran pori-pori tanah besar dan memiliki hubungan antar pori yang baik
maka aliran air pada tanah akan semakin cepat. Jika ukuran pori pada tanah cukup besar tetapi
tidak memiliki hubungan antar pori yang baik maka kecepatan aliran air akan mendekati nol.
Ketika ukuran pori-pori tanah kecil dan memiliki hubungan antar pori yang baik maka aliran
air pada tanah akan melambat. Jika ukuran pori-pori tanah sangat kecil maka kecepatan aliran
air juga akan mendekati nol seperti pada tanah liat. (Sutikno, 2020).
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap
volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang
ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat
dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000C –
1100C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air
yang terkandung dalam tanah tersebut (Gusdi, dkk., 2014).
Konduktivitas hidrolik merupakan kemampuan tanah untuk mengalirkan air. Semakin
tinggi nilai konduktivitas hidroliknya maka akan semakin besar juga rongga yang ada didalam
tanah begitu juga sebaliknya. Konduktivitas hidrolik pada tanah dapat dianalisis dengan
menggunakan metode slug test. Metode slug test adalah sebuah metode yang digunakan untuk
mengukur konduktivitas hidrolik tanah dengan menggunakan sumur tunggal. (Prabandini,
2016).
Setiap jenis tanah memiliki kemampuan permeabilitas yang berbeda – beda. Beberapa
jenis tanah untuk pertanian di antaranya Andepts, Inceptisol, dan Ultisol yang perlu diketahui
kemampuan permeabilitasnya untuk berbagai keperluan seperti merancang saluran drainase,
pencucian salinitas tanah, dan sebagainya. Penentuan kemampuan permeabilitas tanah dapat
dilakukan dengan pengukuran di laboratorium dan lapangan yang memiliki kelebihan dan
kekurangan seperti kemudahan dalam penggunaan alat dan keakuratan hasil. Secara ideal
pengukuran melalui kedua pengujian tersebut pada lahan yang sama harus memberikan nilai
yang tidak terlalu berbeda. (Siregar, 2013).
Pengujian untuk nilai permeabilitas tanah dilaboratorium biasanya dilakukan dengan
dua cara, yaitu dengan pengujian permeabilitas lapangan dan permeabilitas laboratorium.
Untuk pengujian permeabilitas laboratorium, ada dua metode yang digunakan, yaitu metode
Constant Head dan Falling Head. Metode Constant Head adalah metode pengujian
permeabilitas yang biasanya digunakan untuk tanah yang memiliki butiran kasar dan memiliki
koefisien permeabilitas yang tinggi, seperti pasir, kerikil atau beberapa campuran pasir dan
lanau. Kemudian untuk Metode Falling Head adalah metode pengujian permeabilitas yang
biasanya digunakan untuk tanah yang memiliki butiran halus dan memiliki koefisien
permeabilitas yang rendah seperti tanah lempung (Budi, 2011).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Metode Contoh Tanah Utuh Di Laboratorium

Alat dan bahan yang digunakan dalam acara ini adalah contoh tanah utuh, kain kasa,
karet, satu set alat pengukur K-sat, stopwatch, dan gelas ukur atau timbangan dengan akurasi
yang tinggi (minimal dua angka di belakang koma).

3.2 Cara Kerja


Pengukuran K-sat pada acara ini akan menggunakan metoda Constant Head di laboratorium.
Langkah-langkah kerja penetapan K-sat adalah sebagai berikut :

1. Bagian bawah contoh tanah utuh (ring sampel) ditutup dengan kain kasa dan diikat
dengan karet. Contoh tanah lalu direndam di dalam air, hingga permukaan air
berada sekitar 2 cm di bawah permukaan contoh tanah selama 24 jam (sampai
tanah jenuh).
2. Tempatkan ring sampel kosong di atas ring sampel yang berisi contoh tanah, lalu
satukan kedua ring sampel tersebut dengan potongan karet ban sepeda. Lakukan
ini sambil contoh tanah tetap terendam didalam air.
3. Pindahkan contoh tanah ke rak yang tersedia (Gambar 3.1), isi bak dengan air
hingga permukaan berada 2 cm dari permukaan ring sampel, lalu alirkan ke dalam
ring sampel melalui shipon (“ pipa L “) agar ketinggian air di dalam ring sampel
konstan.
4. Tampung air yang keluar dari bawah ring sampel dengan gelas ukur. Sesaat setelah
air keluar, hidupkan stopwatch dan catat volume air di dalam gelas ukur untuk
setiap periode tertentu (beberapa detik sampai beberapa jam, atau hingga
pertambahan volume air konstan). Gunakan lembar kerja yang telah disediakan.
5. Nilai K-sat ditentukan dengan menggunakan rumus yang merupakan turunan dari
hukum Darcy berikut (hillel, 1980) :
Q = K-sat * A * dH/L (1)

Atau K-sat = Q/A*L/dH (2)


V xl
Atau K−sat= (3)
A x t x (∆ h)

Dimana :
Q = penambahan volume air yang tertampung di gelas ukur per satuan waktu
(mm3/jam).
A = luas penampang gelas ukur (mm2)
Q/A = penambahan tenggi permukaan air di dalam gelas ukur per satuan waktu (mm/jam)
dH = tinggi genangan dari permukaan tanah (mm)
L = ketebalan contoh tanah (mm)
V = volume air yang tertampung (mm)
L = tinggi ring sampel (cm)
A = luas ring sampel (m2)
t = waktu (s)
∆h = tinggi kedua ring – tinggi ring yang tidak terkena air (cm)
6. Rendamlah kembali contoh tanah sebagaimana pada langkah (1) untuk penetapan kadar lengas
jenuh dan kapasitas lapang yang akan dilakukan pada acara berikutnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, maka para praktikan sudah mengetahui
bagaimana menetapkan laju konduktivitas berbagai contoh tanah dengan keadaan jenuh, yaitu
dengan melihat lapisan mana yang memiliki daya penahan air yang rendah dan lapisan tanah
yang memiliki daya penahan air yang tinggi.
Selain itu tanah lapisan atas bersifat remah sehingga mudah untuk melewatkan air.
Sedangkan tanah pada lapisan bawah bersifat gumpal yang dapat menampung air, dan juga
ukuran pori-pori tanah pada lapisan bawah lebih kecil daripada ukuran pori-pori tanah pada
lapisan atas. Selain faktor tersebut, pada tanah lapisan atas pengaruh gaya grafitasi jauh lebih
dominant disbanding tanah lapisan atas. Hal tersebut yang menyebabkan nilai K-sat pada
lapisan tanah atas (top soil) lebih besar dibandingkan dengan K-sat tanah lapisan bawah (sub
soil). Dan juga para praktikan mampu membandingkan laju konduktivitas hidrolika terhadap
contoh sampel tanah yang diberikan, seperti lapisan atas (top soil) yang memiliki daya serap
yang lebih tinggi. Dapat diketahui bahwa hal tersebut bisa dipengaruhi oleh nilai ketebalan
tanah.

5.2 Saran
Untuk praktikum kali ini, karena keterbatasan sarana untuk melakukan kegiatan
praktikum, dan terdapat keterbatasan komunikasi dikarenakan kegiatan praktikum online,
maka dari itu praktikan seharusnya lebih kondusif dan lebih banyak mencari sumber referensi
dari berbagai media yang telah disediakan, dengan begitu praktikum bisa dilaksanakan
semaksimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA

Rosyidah, E., Wiroseodarmo, R. 2013. Pengaruh Sifat Fisik Tanah Pada Konduktivitas
Hidrolik Jenuh Di 5 Penggunaan Lahan (Studi Kasus Di Kelurahan Sumbersari
Malang). Jurnal AGRITECH, 33(3), 341.

Handayani, T., Wahyuni, D. 2016. Pengaruh Sifat Fisik Tanah Terhadap Konduktivitas
Hidrolik Jenuh pada Lahan Pertanian Produktif di Desa Arang Limbung Kalimantan
Barat. Jurnal Prisma Fisika, 4(1), 28.

Asmaranto, R., Seomintro, R., Anwar, N. 2012. Penentuan Nilai Konduktivitas Hidrolik
Tanah Tidak Jenuh Menggunakan Uji Resistivitas Di Laboratorium. Jurnal Teknik
Pengairan, 3(1), 81.

Imamuddin, M., Al Hanif, B. 2017. Penggunaan Metode Falling Head Dalam Menentukan
Daya Serap Air Untuk Mereduksi Genangan Di Kampus FT-UMJ. Jurnal Universitas
Muhammadiyah Jakarta. ISSN : 2407 – 1846

Darajaat, M. R., dkk. 2020. Pengaruh Intensitas Dan Durasi Hujan Terhadap Kestabilan
Lereng Tanah Residual Vulkanik Di Jalur Liwa-Kemuning, Lampung Barat.
Padjadjaran Geoscience Journal, 4(1), 183.

Aslami, F. 2014. Rancang Bangun Alat Ukur Moefisien Permeabilitas Tanah Menggunakan
Metode Falling Head. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Sutikno, S., dkk. 2020. Analisis Konduktivitas Hidrolik Dengan Metode Bouwer and Rice
(1976). Jom FTEKNIK, 7(1), 2.

Prabandini, G. 2016. Pengukuran Konduktivitas Hidrolik Gambut Dengan Menggunakan


Metode Slug Test (Studi Kasus : Katingan, Kalimantan Tengah).

Siregar, Akbar Nanda. 2013. Kajian Permeabilitas Beberapa Jenis Tanah Di Lahan Percobaan
Kwala Bekala USUS Melalui Uji Laboratorium dan Lapangan. Jurnal Rekayasa
Pangan dan Pertanian, 1(4),138.

Hardiyatmo, Hary Christady. 2012. Mekanika Tanah 1. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.

Nugroho, P. H., 2013. Laporan Praktikum Dasar – Dasar Ilmu Tanah “Konduktivitas
Hidrolika Tanah Jenuh”. Laboratorium Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Universitas
Bengkulu.
Klute, dkk..2012. Penuntun Praktikum dasar – dasar Ilmu Tanah. Laboratorium ilmu Tanah
Universitas Bengkulu. Bengkulu

Materi, S. 2017. Pengertian Tanah dan 4 Jenis Akifer.

Khasanah, S. 2015. Konduktivitas Hidrolik Tanah.

Pranita, R. 2016. Analisis Karakteristik Akuifer Tidak Tertekan. Universitas Muhammadiyah


Purworejo.

Cristie, P., & Lumban, E. 2018. Tingkat Persepsi Masyarakat Dalam Upaya Pemulihan dan
Pelestarian Ekosistem Gambut di Desa Perbangunan Kecamatan Sei Kepayang
Kabupaten Asahan. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara.

Hanafiah, K.A. 2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Rajawali Pers.

Putinella.J. A. 2011. Perbaikan Sifat Fisik Tanah Regosol dan Pertumbuhan Tanaman Sawi
(Brassica juncea L.). Universitas Pattimura. Ambon.

Nabilussalam. 2011. C-Organik Dan Pengapuran. Pesantren Luhur: Malang.

Budi, Gogot Setyo. 2011. Pengujian Tanah di Laboratorium Penjelasan dan Panduan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Gusdi, R, Zahara, R.P., dan Andesbi, F. 2014. Teknologi Pemberian Air Pada Bedengan
Berdasarkan Kadar Air Kapasitas Lapang Tanah. Jurnal Nasional Ecopedon. 2(2). 29-
33.
LAMPIRAN
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
ACARA III
KONDUKTIVITAS HIDROLIKA TANAH JENUH

Nama : Anastasya Nurjanah


NPM : E1D020086
Shift :B
Co-Ass : 1. Reja Ayu Suroningrum (E1F018017)
2. Nova Angelina Sibagariang (E1F018002)

Tabel Hasil Pengamatan


Top Soil Sub Soil
Waktu Volume air K-Sat Waktu Volume air K-Sat
t (menit) (V) mL (mm/menit) t (menit) (V) mL (mm/menit)
5 5,5 0,01 5 14,5 0,04
10 20 0,03 10 27,3 0,04
15 29 0,03 15 32,3 0,03
20 33,8 0,03 20 32,3 0,02

Sumber :

Nugroho, P. H. 2013. Laporan Praktikum Dasar – Dasar Ilmu Tanah “Konduktivitas


Hidrolika Tanah Jenuh”. Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian. Universitas
Bengkulu. Bengkulu.

Mengetahui Co-Ass Mengetahui Co-Ass Praktikan

Reja Ayu Suroningrum Nova Angelina Sibagariang Anastasya Nurjanah


(E1F018017) (E1F018002) (E1D020086)

Anda mungkin juga menyukai