Anda di halaman 1dari 2

Nama : Anastasya Nurjanah

NPM : E1D020086
Kelas : Agribisnis B
Dosen Pengampu : Ir. Bambang Sumantri, MS
TUGAS 3
KEMITRAAN USAHA PERTANIAN
PENGANTAR AGRIBISNIS
Lokasi : Desa Sumber Bening, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi
Bengkulu.
 Bentuk pola kemitraaan bagaimanakah yang diperlukan untuk mengembangkan agribisnis di
desa anda agar ekonomi pedesaan dapat tumbuh?
 Pola Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA).
Melihat banyaknya potensi perkebunan jeruk yang mulai dibudidayakan oleh beberapa petani
di daerah Selupu Rejang, maka bentuk pola kemitraan yang dibutuhkan adalah Pola
Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA) dimana merupakan pola hubungan bisnis yang
dijalankan oleh kelompok mitra dan perusahaan mitra. Kelompok mitra menyediakan biaya,
modal, manajemen, dan pengadaan sarana produksi untuk mengusahakan atau
membudidayakan suatu komoditas pertanian. Disamping itu, perusahaan mitra juga berperan
sebagai penjamin pasar produk dengan meningkatkan nilai tambah produk melalui pengolahan
dan pengemasan.
Dengan melihat peluang usaha untuk agribisnis sendiri, buah jeruk memiliki berbagai macam
pilihan untuk dijadikan sebagai bahan suatu produk seperti produk minuman dan makanan
yang memiliki rasa jeruk.
Sebagai contoh, daerah Selupu Rejang bisa membentuk kelompok tani yang membudidayakan
buah jeruk dan bisa berkerja sama dengan pabrik-pabrik atau perusahaan yang berbasis di
produk makanan dan minuman.
Adapun keuntungan yang bisa didapatkan dari Pola Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA)
Aini antara lain adalah :
 Keunggulan
1. Beberapa perusahaan ada yang menawarkan dukungan permodalan kepada petani atau
pembudidaya, hal ini tentu sangat menguntungkan bagi petani atau pembudidaya dengan
modal yang terbatas.
2. Beberapa perusahaan ada yang menawarkan dukungan sarana-sarana produksi, sehingga
petani atau pembudidaya tidak kesulitan dalam mengadakan sarana-sarana produksi.
3. Sektor pemasaran akan lebih terjamin, karena basil produksi akan dibeli atau disalurkan oleh
perusahaan mitra petani atau pembudidaya.
4. Adanya pendampingan teknis oleh perusahaan tentu akan memberikan tambahan pengalaman
kepada petani atau pembudidaya dalam hal teknologi budidaya.
5. Kualitas produksi akan lebih terkontrol, sehingga petani atau pembudidaya akan lebih disiplin
selama proses produksi.
6. Penetapan target produksi, sehingga dapat memacu produtivitas di sektor pertanian.
7. Jika sistem kemitraan berkembang dengan baik, dapat meningkatkan ekonomi masyarakat
pada suatu daerah.
 Kelemahan
1. Pengambilan untung oleh perusahaan mitra yang menangani aspek pemasaran dan pengolahan
produk terlalu besar sehingga dirasakan kurang adil oleh kelompok usaha kecilnya.
2. Perusahaan mitra cenderung monopsoni sehingga memperkecil keuntungan yang diperoleh
pengusaha kecil mitranya.
3. Belum ada pihak ketiga yang berperan efektif dalam memecahkan masalah.
4. Adanya keterkaitan dan tanggung jawab banyak orang, sehingga sistem kemitraan ini akan
memerlukan banyak proses dalam pelaksanaannya.
5. Aturan yang dibuat biasanya berdasarkan kepentingan perusahaan untuk memenuhi pangsa
pasar yang dikelolanya, sehingga petani atau pembudidaya tidak memiliki nilai tawar yang
kuat
6. Standarisasi produk yang sangat ketat, jika produksi yang dihasilkan oleh petani banyak yang
tidak masuk pada criteria standar yang telah ditetapkan, maka akan dilakukan sortasi dalam
jumlah yang besar. Hal ini tentu saja sangat merugikan petani atau pembudidaya.

Anda mungkin juga menyukai