Agroklimatologi
KLASIFIKASI IKLIM
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Iklim merupakan gabungan berbagai kondisi cuaca sehari-hari atau dikatakan
sebagai rata-rata cuaca. Iklim disusun oleh unsur-unsur yang sama dengan yang
menyusun cuaca. Iklim dari suatu tempat disusun oleh unsur- unsur yang
variasinya besar, sehingga hampir tidak mungkin untuk dua tempat memiliki
iklim yang identik. Iklim merupakan gabungan berbagai kondisi cuaca sehari-hari
atau dikatakan iklim merupakan rerata cuaca. Iklim yang terdapat di suatu daerah
atau wilayah tidak dapat dibatasi hanya oleh satu analisir iklim tetapi merupakan
kombinasi berbagai anasir iklim ataupun cuaca. Untuk mencari harga rerata
tergantung pada kebutuhan dan keadaan (Anna, 2021).
Kondisi cuaca ataupun iklim ini dicirikan oleh unsur-unsur atau komponen
atau parameter cuaca atau iklim antara lain suhu, angin, kelembaban, penguapan,
curah hujan serta lama dan intensitas penyinaran matahari. Kondisidari unsur-
unsur tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tinggi tempat, lintang
tempat dan posisi matahari berada (Suryana, 2020).
Klasifikasi iklim umumnya sangat spesifik yang didasarkan atas tujuan
penggunaannya, misalnya untuk pertanian, penerbangan atau kelautan.
Pengklasifikasian iklim yang spesifik tetap menggunakan data unsur iklim sebagai
landasannya, tetapi hanya memilih data unsur-unsur iklim yang berhubungan dan
secara langsung memengaruhi aktivitas atau objek dalam bidang-bidang tersebut.
Terdapat berbagai klasifikasi iklim yang dikemukakan oleh beberapa ahli, seperti
Koppen, Thornthwaite, Mohr, Junghun, Schmidt-Ferguson, dan Oldeman. Yang
menggunakan metode yang berbeda-beda di setiap pengamatannya. (Purba, 2021).
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan praktikum klasifikasi iklim
untuk mengetahui cara menentukan keadaan iklim atau curah hujan suatu wilayah.
Iklim suatu daerah disusun oleh unsur-unsur yang variasinya besar, sehingga
hampir tidak mungkin dua tempat yang berbeda mempunyai iklim yang identik.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum klasifikasi iklim adalah untuk mengetahui keadaan
iklim atau curah hujan suatu wilayah dan untuk mengetahui cara menghitung data
dari hasil pengamatan curah hujan suatu wilayah.
Kegunaan dari praktikum ini adalah agar dapat dijadikan sebagai informasi
keadaan curah hujan pada suatu wilayah tertentu sehingga kita dapat menentukan
waktu yang tepat dalam melakukan suatu kegiatan dalam hal bercocok tanam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum pertama Klasifikasi Iklim dilaksanakan di laboratorium
Agroklimatologi dan Biostatika, Fakultas pertanian, Universitas Hasanuddin,
Makassar, Pada hari Sabtu, 7 Oktober 2023.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada pelaksanaan pengolahan data curah hujan dan
penentuan klasifikasi iklim adalah laptop dan LCD, sedangkan bahan yang
digunakan adalah data curah hujan mentah Kabupaten Wajo selama 13 tahun dan
data iklim Kabupaten Wajo selama 13 tahun yang diperoleh dalam bentuk
hardcopy.
3.3 Metode Praktikum
Metode praktikum praktikum yang digunakan dalam praktikum ini adalah
sebagai berikut:
3.3.1 Prosedur Praktikum Laboratorium
1. Menyiapkan alat tulis menulis yang akan digunakan
2. Memperhatikan presentasi klasifikasi iklim yang telah disampaikan oleh
asisten dalam bentuk materi PPT
3. Mencatat hal-hal yang ditampilkan dan dijelaskan oleh asisten
4. Melakukan sesi tanya jawab dengan asisten
5. Melakukan evaluasi hasil dari materi klasifikasi iklim
3.3.2 Cara Penentuan Tipe Iklim Menurut Oldeman
Prosedur penentuan tipe iklim menurut Oldeman adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan data mentah 13 tahun terakhir pada kecamatan tertentu yang
ingin diolah datanya.
2. Menentukan jumlah curah hujan dan rata-ratanya yang terjadi dalam waktu
per hari, kemudian per bulan, lalu per tahun.
3. Menggabungkan data dengan teman satu kelompok yang mengerjakan pada
tahun yang lain (jangka 13 tahun terakhir).
4. Menghitung jumlah bobot curah hujan bulan dengan rumus “ =30/31*CH ”
dengan “30” merupakan angka rata-rata hari dalam satu bulan, “31”
merupakan jumlah hari dalam bulan yang diamati dan “CH” merupakan
cells curah hujan yang terjadi pada bulan tersebut (dalam tahun tertentu).
5. Menghitung dan memilah jumlah bobot hujan yang ada dengan ketetapan
Oldeman, yaitu jika ia termasuk :
a. Bulan Basah (BB) > 200mm/bulan
b. Bulan Lembab (BL) 100-200 mm/bulan
c. Bulan kering (BK) < 100 mm/bulan
6. Menentukan tipe utama (Huruf) iklim Oldeman yaitu :
a. Iklim A : jika ada > 9 bulan basah berturut-turut
b. Iklim B : jika ada 7-9 bulan basah berturut-turut
c. Iklim C : jika ada 5-6 bulan basah berturut-turut
d. Iklim D : jika ada 3-4 bulan basah berturut-turut
e. Iklim E : jika ada < 3 bulan basah berturut-turut
7. Menentukan sub tipe (angka) iklim Oldeman yait:
a. Tipe 1 : bulan kering berjumlah < 1 berturut-turut
b. Tipe 2 : bulan kering berjumlah 2-3 berturut-turut
c. Tipe 3 : bulan kering berjumlah 4-6 berturut-turut
d. Tipe 1 : bulan kering berjumlah >6 berturut-turut
3.3.3 Cara Penentuan Tipe Iklim Menurut Scmidt dan Fergusson
1. Pengolahan datanya sama dengan klasifikasi Oldemen akan tetapi jumlah
bobotnya yang berbeda.
2. Menghitung dan memilah jumlah bobot hujan yang ada dengan ketetapan
Schmidt - Fergusson, yaitu jika ia termasuk :
Bulan Basah (BB) > 100 mm/bulan
Bulan Lembab (BL) 60 – 100 mm/bulan
Bulan kering (BK) < 60 mm/bulan
3. Menghitung jumlah Bulan Basah (BB) dan Bulan Kering (BK) yang terjadi
dalam bobot curah hujan yang ada, sehingga dapat menentukan pada bulan
berapa sebaiknya dilakukan pola penanaman yang sesuai.
4. Menghitung nilai Q, yaitu banyak bulan kering/banyak bulan basah x 100%.
5. Memasukkan nilai Q yang ada ke dalam 8 pembagian tipe Iklim menurut
sifatnya.
3.3.4 Cara Kerja Mencari Klasifikasi/ Curah Hujan
1. Menyiapkan data curah hujan Kabupaten Wajo
2. Menginput data curah hujan Kabupaten Wajo dalam laptop dengan
mengklasifikasikan per dekade.
3. Memboboti data curah hujan Kabupaten Wajo dekade ke-3 dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Pembobotan =
4. Menjumlahkan data curah hujan semua dekade pada setiap bulanya
5. Mengurutkan atau merengking data curah hujan Kabupaten Wajo dari nilai
terbesar ke nilai terkecil
6. Menghitung jumlah tahun dan mencari letak peluang 40%, 50%, dan 60%
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Jumlah tahun = jumlah tahun + 1
Letak peluang 40% = jumlah tahun x 40%
Letak peluang 50% = jumlah tahun x 50%
Letak peluang 60% = jumlah tahun x 60%
7. Menghitung peluang 40%, 50%, dan 60% dengan menggunkan rumus
sebagai berikut:
Peluang 40% = CHn – (R-n (CHn – CHn-1)
8. Membuat grafik peluang 40%, 50%, 60% dan grafik gabungan ketiganya
DAFTAR PUSTAKA
Latif, A., Musa, R., dan Mallombassi, A. 2022. Kajian Pengendalian Banjir
Sungai Kera Kabupaten Wajo. Jurnal Konstruksi. Teknik, Infrastruktur
dan Sains. 1(4): 37-48.
Purba, L. I., Arsi, A., Armus, R., Purba, S. R. F., Amartani, K., Yasa, I. W.,
Saidah, H. dan Setyawan, M. B. 2021. Agroklimatologi. Yayasan Kita
Menulis, Lampung.
Sari, Y., Nasution, I.S. dan Syahrul, S., 2021. Pengaruh Perubahan Iklim
terhadap Jadwal Tanam dan Produktivitas Padi Sawah di Daerah
Irigasi (DI) Krueng Aceh Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Pertanian. 6(3): 166-177.
Sudarma, I.M. dan As-syakur, A.R., 2018. Dampak Perubahan Iklim
Terhadap Sektor Pertanian di Provinsi Bali. SOCA: Jurnal Sosial
Ekonomi Pertanian, 12(1): 87-98.
Suryana, I. G. P. E. dan Antara, I. G. M. Y. 2020. Relokasi Tanaman Salak
Karangasem ke Daerah Yogyakarta. Media Komunikasi Geografi.
21(2): 144-156.
Syawaluddin, 2022. Analisis Curah Hujan sebagai unsur Agroklimatologi terhadap
Produksi dan Penentuan Musim Tanam Cabai Merah (Capsicum Annum L.).
di Kabupaten Tapanuli Selatan. Jakarta. 1(1): 75-84.
Albasri, A., Paembonan, S. A., Millang, S., dan Ma’ruf, A. 2015. Desain
Agroforestri pada Lahan Kritis di Desa Kayu Loe Kecamatan Bantaeng
Kabupaten Bantaeng. Jurnal Ecogreen 1(1): 79-88. (Contoh penulisan jurnal)
Haidir, M. R. 2022. Otomatisasi Penambahan Air dan Sistem Pencahayaan pada
Tanaman Hidroponik. Skripsi. Universitas Hasanuddin: Makassar. (Contoh
penulisan skripsi/thesis/disertasi)
Lukman, L. 2021. Buku Lapang Budidaya Mangga. Jakarta: Gedor Horti. (Contoh
penulisan buku)
NOTE:
Kertas A4, Margin 4333, TNR 12, Spasi 1,5
Jurnal minimal 5 tahun terakhir
buku minimal 15 tahun terakhir.