Anda di halaman 1dari 9

PENETAPAN PH TANAH DAN BAHAN ORGANIK TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH

Oleh:
Paulya Eltje Mega Putri Leihitu
512017042

FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2018
I. DASAR TEORI
Reaksi tanah merupakan suatu istilah yang dipakai untuk menyatakan reaksi asam-
basa dalam tanah, yang dalam hal mana dinyatakan sebagai pH tanah. pH merupakan
ukuran aktivitas ion hidrogen. PH merupakan salah satu parameter penting suatu
tanaman dapat tumbuh atau tidak. Semakin rendah pH tanah maka semakin sulit
tanaman untuk tumbuh karena tanah bersifat masam dan mengandung toksik (racun).
Sebaliknya, jika pH tanah tinggi maka tanah bersifat basa dan mengandung kapur
(Rusdiana, 2012).
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalis tanah yang dinyatakan
dengan nila pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion H+ di dalam tanah.
Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, maka semakin masam tanah tersebut. Di
dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH - yang jumlahnya
berbanding terbalik dengan ion H+ (Foth, 1986).
pH tanah adalah logaritma dari konsentrasi ion H + di dalam tanah, hal ini dapat
dilihat pada persamaan berikut: pH = - log (H +). Dilihat dari pHnya lebih besar dari
tanah mempunyai tiga sifat yaitu bersifat basa jika pHnya lebih besar dari 7 dan
bersifat netral apabila pHnya antara 6-7 serta jika tanah memiliki pH di bawah 7
maka tanah akan dikatakan bersifat asam. Status kimia tanah mempengaruhi proses-
proses biologik (Hakim, dkk, 1986).
pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan
tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa
ion hidrogen sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya unsur-unsur hara
tertentu dan adanya unsur beracun. Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,5–10
atau lebih. Sebaliknya untuk tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis
dapat menunjukkan pH lebih dari 3,6.  Kebanyakan pH tanah toleran pada yang
ekstrim rendah atau tinggi, asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang cukup
bagi pertumbuhan suatu tanaman (Hakim, dkk, 1986).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang terkandung
dalam tanah, konsentrasi ion H+ dan ion OH-, mineral tanah, air hujan bahan organik
dan bahan induk, bahwa bahan induk tanah mempunyai pH yang bervariasi sesuai
dengan mineral penyusunnya dan asam nitrit yang secara alami merupakan komponen
renik dari air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pH tanah (Kemas,
2005).
pH tanah dapat mempengaruhi ketersediaan hara tanah dan bisa menjadi faktor
yang berhubungan dengan kualitas tanah. pH sangat penting dalam menentukan
aktivitas dan dominasi mikroorganisme tanah yang berhubungan dengan proses-proses
yang sangat erat kaitannya dengan siklus hara, penyakit tanaman, dekomposisi dan
sintesa senyawa kimia organik dan transpor gas ke atmosfir oleh mikroorganisme,
seperti metan (Sudaryono, 2009).
Bahan organik merupakan perekat butiran lepas dan sumber utama nitrogen,
fosfor dan belerang. Bahan organik cenderung mampu meningkatkan jumlah air yang
dapat ditahan didalam tanah dan jumlah air yang tersedia pada tanaman. Akhirnya
bahan organik merupakan sumber energi bagi jasad mikro. Tanpa bahan organik
semua kegiatan biokimia akan terhenti (Six dkk, 2005).
Bahan organik menjadi salah satu indokator kesehatan tanah, karena memiliki
beberapa peranan kunci di tanah. Disamping itu, bahan organik tanah memiliki
fungsi–fungsi yang saling berkaitan, sebagai contoh bahan organik tanah menyediakan
nutrisi untuk aktivitas mikroba yang juga dapat meningkatkan dekomposisi bahan
organik, meningkatkan stabilitas agregat tanah, dan meningkatkan daya pulih tanah
(Sutanto, 2005).
Sisa–sisa bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah tidak dirombak
sebagai satu kesatuan yang menyeluruh, tetapi unsur pokok kimianya dirombak bebas
satu sama lain. Dalam pembentukan humus dari sisa-sisa tanaman terjadi penurunan
yang cepat dari unsur-unsur pokok yang larut dalam air, suatu peningkatan relatif
dalam persentase lignin dan kompleks lignin, dan suatu peningkatan dalam kandungan
protein. Terjadilah akumulasi bahan organik sesuai dengan meningkatnya unsur hara
tanaman yang tersedia dalam tanah akumulatif bahan organik meningkat. Kondisi ini
terus menerus terjadi sampai sautu keseimbangan tercapai (Foth, 1988).
Adapun untuk mengetahui kriteria dari bahan organik tanah (BO) adalah
sebagai berikut :
Tabel 7. Kriteria bahan organik tanah.
Bahan Kriteria
Organik
< 1% Sangat Rendah
1 – 2% Rendah
2–3% Sedang
3 – 5% Tinggi
> 5% Sangat Tinggi

II. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pH tanah pada sampel tanah masing-masing kelompok
2. Untuk mengetahui bahan organik yang terkandung pada sampel tanah masing-
masing kelompok

III. ALAT DAN BAHAN


Alat
1. Beaker glass 5. Timbangan
2. Kertas saring 6. Botol timbang tertutup dari tembaga
3. Spektrofotometer 7. Oven
4. pH meter 8. Eksikator

Bahan
1. Sampel tanah komposit 3. H2SO4
2. K2Cr2O7 4. akuades

IV. CARA KERJA


1. Penetapan pH Tanah
Pertama alat dan bahan disiapkan lalu sampel tanah ditimbang sebanyak 0,5 gram
dan dimasukkan kedalam beaker glass kemudian larutan K2Cr2O7 1 N ditambahkan
sebanyak 5 ml dan larutan H2SO4 sebanyak 10 ml kedalam beaker glass yang
sebelumnya sudah dimasukkan sampel tanah lalu ditunggu hingga 10 menit, setelah
10 menit diencerkan dengan akuades sebanyak 50 ml dan didiamkan kembali
selama 10 menit, dan dilanjutkan didiamkan selama 1 jam, kemudian larutan
disaring dengan kertas saring dan diabsorbansi dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 584 nm.
2. Penetapan Bahan Organik Tanah
Pertama alat dan bahan disiapkan lalu sampel tanah ditimbang sebanyak 10 gram
dan dimasukkan kedalam beaker glass kemudian akuades ditambahkan sebanyak
25 ml kedalam beaker glass dan dikocok selama 10 menit, setelah 10 menit sampel
tanah diukur pHnya dengan pH meter.

V. HASIL PENGAMATAN
Deret Standar
%C (x) Abs (y) xy x2
0 0,000 0 0
5 0,083 0,415 25
10 0,160 1,60 100
15 0,233 3,495 225
20 0,306 6,12 400
X = 50 y = 0,782 xy = 11,63  x 2 = 750
x́ = 10 ý = 0,1564 xy
´ = 2,326 x́ 2 = 150

DERET STANDAR
0.35

0.3 0.31
f(x) = 0.02 x + 0
R² = 1
0.25
0.23
0.2

0.15 0.16

0.1
0.08
0.05

0
0 5 10 15 20 25

Hasil sampel
Kel A (g) B (g) C (g) Abs Con C KA (%) BKM BO pH
(mg) (%)
1 21,38 26,28 25,41 0,203 13,09 21,58 411,25 7,31 5,89
2 30,34 35,34 34,94 0,250 16,18 8,69 460,02 8,08 6,43
3 32,14 37,10 36,59 0,116 7,36 11,46 448,59 3,77 6,35
4 32,28 37,28 35,57 0,359 23,35 51,97 329,01 16,31 5,81

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan penentapan pH tanah dan bahan organik tanah
pada masing-masing kelompok. Tanah yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
tanah komposit yang sebelumnya sudah diambil masing-masing kelempok di tempat-
tempat yang berbeda untuk kelompok 1 didaerah Tingkir, kelompok 2 di daerah
Ambarawa sedangkan untuk kelompok 4 di daerah Banyubiru.
Menurut Hakim (1986) mengatakan jika dilihat dari pHnya tanah mempunyai
tiga sifat yaitu bersifat basa jika pHnya lebih besar dari 7 dan bersifat netral apabila
pHnya antara 6-7 serta jika tanah memiliki pH di bawah 7 maka tanah akan
dikatakan bersifat asam. Dari hasil praktikum yang didapatkan pH kelompok 1
adalah 5,86, kelompok 2 adalah 6,43, kelompok 3 adalah 6,35, dan kelompok 4
adalah 5,81. Jadi dari pengertian diatas bisa diasumsikan bahwa tanah kelompok 1
dan 4 cenderung asam sedangkan kelompok 2 dan 3 cenderung netral, tetapi asam
disini tidak terlalu asam karena masih mendekat ke nertral jika sudah sangat masam
pH akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanam. Tanah yang terlalu masam
dapat dinaikkan pH-nya dengan menambahkan kapur ke dalam tanah, sedang tanah
yang terlalu basa dapat diturukan pH-nya dengan penambahan belerang.
Menurut Foth (1994) mengatakan bahan organik juga merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi pH tanah karena Bahan organik tanah secara terus menerus
terdekomposisi oleh mikroorganisme kedalam bentuk asam asam organik,
karbondioksida (CO2) dan air, senyawa pembentuk asam karbonat. Selanjutnya, asam
karbonat bereaksi dengan Ca dan Mg karbonat di dalam tanah untuk membentuk
bikarbonat yang lebih larut, yang bisa tercuci keluar, yang akhirnya meninggalkan tanah
lebih masam jadi mungkin bisa diasumsikan bahwa tanah milik kelompok 1 dan 4
memiliki kadar bahan organik yang tinggi selain itu pH bahan induk tanah, pengedapan,
vegetasi yang ditanam, pertumbuhan tanaman, kedalam tanah, pupuk nitrogen, curah
hujan dan sulfur dan tanah kelompok 1 dan 4 adalah tanah didaerah yang sama yaitu
Tingkir sedangkan kelompok 2 adalah tanah didaerah Ambarawa dan kelompok 3
adalah tanah didaerah Banyubiru.
Menurut Six dkk (2005) mengatakan bahan organik merupakan perekat butiran
lepas dan sumber utama nitrogen, fosfor dan belerang, selain itu juga berperan sebagai
pengatur kelembapan, pemantap struktur, meningkatkan kapasitas pertukaran kation,
sumber energi bagi kesehatan jasad renik, dan sebagai salah satu faktor penciri dalam
klasifikasi tanah. Dari hasil praktikum yang didapatkan %BO kelompok 1 adalah
7,31, kelompok 2 adalah 8,08, kelompok 3 adalah 3,77, dan kelompok 4 adalah
16,31.
Menurut Six dkk (2005) Kriteria bahan organik tanah.
Bahan Kriteria
Organik
< 1% Sangat Rendah
1 – 2% Rendah
2–3% Sedang
3 – 5% Tinggi
> 5% Sangat Tinggi
Dari tabel diatas bisa diasumsikan bahwa semua kelompok kecuali kelompok 3
masuk kedalam kriteria bahan organik sangat tinggi karena memiliki nilai %BO
kelompok 1 adalah 7,31, kelompok 2 adalah 8,08, dan kelompok 4 adalah 16,31.
Sedangkan untuk kelompok 3 masuk kedalam kriteria bahan organik tinggi karena
berada pada 3-5 % yaitu %BO kelompok 3 adalah 3,77. Selain itu bisa dilihat juga
dari warna yang didapatkan saat ditambahkan larutan larutan K2Cr2O7 1 N dan larutan
H2SO4 warna sampel tanah yang lebih hijau menandakan bahwa bahan organik yang
terkandung lebih tinggi sedangkan pada saat praktikum kelompok 3 memiliki warna
hijau yang lebih pekat dibanding kelompok lainnya diikuti dengan kelompok 2, lalu
kelompok 3 dan terkahir adalah kelompok 3 yang berwarna kuning kecoklatan.

VII. KESIMPULAN
1. Nilai pH pada masing-masing kelompok adalah kelompok 1 adalah 5,86,
kelompok 2 adalah 6,43, kelompok 3 adalah 6,35, dan kelompok 4 adalah 5,8
yang menunjukkan bahwa kelompok 1 dan 4 cenderung memiliki tanah yang
asam sedangkan kelompok 2 dan 3 cenderung netral, tetapi asam disini tidak
terlalu asam.
2. Nilai %BO pada masing-masing kelompok adalah kelompok 1 adalah 7,31,
kelompok 2 adalah 8,08, kelompok 3 adalah 3,77, dan kelompok 4 adalah 16,31
dengan kriteria bahan organik masuk kedalam sangat tinggi untuk kelompok 1,2 dan
4 Sedangkan untuk kelompok 3 masuk kedalam kriteria bahan organik tinggi.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Foth, Henry. P. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Foth. H. D, 1988. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Hakim, Nurhajati, M. Yusuf Nyakpa, A. M. Lubis, M. Rusdi Saul, M. Amin Dipa,
Sutopo Gani Nugroho, Go Ban Hong, dan H. H. Bailey., 1986. Dasar-Dasar Ilmu
Tanah. Universitas Lampung, Lampung
Kemas, Ali. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rusdiana, O. 2012. Pendugaan Korelasi antara Karakteristik Tanah terhadap
Cadangan Karbon (Carbon Stock) pada Hutan Sekunder. Departemen Silvikultur,
Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
Six, J., E.T.Elliot, and K. Paulina. 2005. Soil structur and soil organic matter:II.A
normalizedability and the effect of mineralogy. Soil  Society America Journal.
64:1042-1049.
Sudaryono. 2009. Tingkat Kesuburan Tanah Ultisol Pada Lahan Pertambangan
Batubara Sangatta. Peneliti Pusat Teknologi Lingkungan. Kalimantan Timur.
Sutanto, R. 2005. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Kanisius: Yogyakarta.

IX. LAMPIRAN
Rumus regresi
(50 x 0,782)
( X x y) 11,6−
xy− 5 11,6 3−7,82
b= n = = = 0,0152
2 (50) 750−500
x −¿ ¿¿ 750−
5
a = ý - bx́ = 0,1564 – (0,0152x10) = 0,004
y−a 0,203−0,004 0,119 y−a 0,116−0,004 0,112
Ckel 1 = = = Ckel 3 = = =
b 0,0152 0,0152 b 0,0152 0,0152
= 13,09 = 7,36
y−a 0,250−0,004 0,246 y−a 0,359−0,004 0,355
Ckel 2 = = = Ckel 4 = = =
b 0,0152 0,0152 b 0,0152 0,0152
= 16,18 = 23,35
Rumus grafik
Kel. 1
y = 0,0152x + 0,004
0,203 = 0,0152x + 0,004
0,0152x = 0,203 – 0,004
X = 13,09
Kel. 2
y = 0,0152x + 0,004
0,250 = 0,0152x + 0,004
0,0152x = 0,250 – 0,004
X = 16,18
Kel. 3
y = 0,0152x + 0,004
0,116 = 0,0152x + 0,004
0,0152x = 0,116 – 0,004
X = 7,36
Kel. 4
y = 0,0152x + 0,004
0,359 = 0,0152x + 0,004
0,0152x = 0,359 – 0,004
X = 23,35
B−C 26,28−25,41 0,87
KA (kel 1) = x 100% = x 100% = x 100% = 21,58 %
C−A 25,41−21,38 4,30
B−C 35,34−34,94 0,4
KA (kel 2) = x 100% = x 100% = x 100% = 8,69 %
C−A 34,94−30,34 4,6
B−C 37,10−36,59 0,51
KA (kel 3) = x 100% = x 100% = x 100% = 11,46 %
C−A 36,59−32,14 4,45
B−C 37,28−35,57 1,17
KA (kel 4) = x 100% = x 100% = x 100% = 51,97 %
C−A 35,57−32,28 3,29
BKU = 0,5 gram = 500 mg
BKUx 100 500 x 100
BKM (kel 1) = = = 411,25 mg
KA +100 21,58+100
BKUx 100 500 x 100
BKM (kel 2) = = = 460,02 mg
KA +100 8,69+100
BKUx 100 500 x 100
BKM (kel 3) = = = 448,59 mg
KA +100 11,46+100
BKUx 100 500 x 100
BKM (kel 4) = = = 329,01 mg
KA +100 51,97+100
100 100 con C 100 100 13,09
%BO (kel 1) = x x x 100% = = x x x 100% = 7,31%
75 58 BKM 75 58 411,25
100 100 con C 100 100 16,18
%BO (kel 2) = x x x 100% = = x x x 100% = 8,08%
75 58 BKM 75 58 460,02
100 100 con C 100 100 7,36
%BO (kel 3) = x x x 100% = = x x x 100% = 3,77%
75 58 BKM 75 58 448,59
100 100 con C 100 100 23,35
%BO (kel 4) = x x x 100% = = x x x 100% = 16,31%
75 58 BKM 75 58 329,01

Anda mungkin juga menyukai