Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENGELOLAAN ORGANISME

PENGGANGGU TANAMAN

Musuh Alami Hama dan Patogen

Nama : Tri Purwaningsih


NPM : E1J016092
Shift : Kamis (10:00-12:00)
Kelompok : 3
Dosen : Ir. Tri Sunardi, M.P
Co-ass : Andreas Suryanto

LABORATORITUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Musuh alami patogen adalah organisme yang mengganggu patogen,


sedangkan musuh alami hama adalah organisme yang mengganggu hama.
Bentuk gangguannya dapat berupa hiperparasitik, antagonistik, predatorik,
parasitoid dan patogenik ( Bambang, 2017).

Pengendalian hayati adalah pengaturan populasi kepadatan organisme oleh


musuh-musuh alamnya, sehingga tingkat kepadatan rata-rata organisme
tersebut lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak diatur oleh musuh
alamnya (Oka, 2001). Dari segi kepentingan manusia musuh-musuh alam
tersebut dimanfaatkan sebagai pengendali hama agar fluktuasi kepadatan rata-
rata populasi hama tanaman selalu rendah. Dengan demikian hama tersebut
tidak mendatangkan kerugian. Musuh-musuh alam tersebut dapat digolongkan
sebagai berikut:

a. Predator
b. Parasitoid
c. Patogen serangga (Jamur, bakteri, virus, nematoda)
d. Vertebrata (Mamalia, burung, amphibia, ikan)

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu mengenal musuh alami hama,
patogen dan mempelajari mekanisme permusuhannya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Musuh alami patogen adalah organisme yang mengganggu patogen, sedangkan


musuh alami hama adalah organisme yang mengganggu hama. Bentuk
gangguannya dapat berupa hiperparasitik, antagonistik, predatorik, parasitoid dan
patogenik. Secara alami, patogen merupakan musuh tanaman tetapi patogen juga
mempunyai musuh yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan
patogen. Mekanisme permusuhannya dapat secara antagonistik atau
hiperparasitik. Musuh alami yang antagonistik biasanya meghasilkan antibiotik
yang berfungsi untuk menghambat atau membunuh patogen (organisme lain).
Musuh alami yang hiperparasit hidupnya dengan cara memarasit patogen. Contoh
musuh alami patogen yaitu Trichoderma harzianum, Gliocladium virens,
Pseudomonas fluorescens ( Bambang, 2017).

Predator merupakan agen pengendali hayati yang mampu memangsa semua


stadia serangga sasaran dan dapat memangsa lebih dari satu insang (hama). Hidup
predator tergantung pada keberadaan serangga hama sasarnnya. Sementara
parasitoid umumnya hidup di dalam tubuh serangga baik pada saat telur atau pada
serangga dewasanya. Parasitoid bersifat rakus tapi menguntungkan para petani,
tidak merusak tanaman. mencari hama sasaran dengan sendirinya (Oka, 2001).

Parasitoid adalah serangga yang hidup pada inang dan akhirnya mematikan
inangnya. Parasitoid dapat memarasit dari dalam inang yang disebut
endoparasitoid atau dari luar inang disebut eksoparasitoid ( Kasumbogo, 2007).

keberadaan predator ini sangat dipengaruhi keberadaan mangsa (Nelly et al.


2012). kelimpahan mangsa akan menarik minat predator untuk datang dan tinggal
di tempat tersebut, kemudian diikuti dengan meningkatnya kemampuan predator
dalam memangsa. Ekosistem dan mangsa yang berbeda kemungkinan akan
menyebabkan terdapatnya spesies Coccinellidae predator yang berbeda.
Coccinellidae dan Carabidae dipandang sebagai agensia pengendali hayati
penting serangga hama tanaman. Hal ini cukup beralasan jika dilihat dari sejarah
pemanfaatannya sebagai agens pengendali hayati. Pada tahun 1980 Indonesia
pernah mendatangkan sejenis kumbang lembing Curinus caeruleus (Mulsant)
(Coleoptera: Coccinellidae) dari Amerika Selatan untuk mengendalikan hama
kutu. Dari berbagai laporan diketahui bahwa Coccinellidae yang bersifat sebagai
predator berjumlah 6000 spesies dan tersebar di seluruh belahan dunia pada
berbagai habitat (Vandenberg 2009). Penyebab tingginya tingkat keanekaragaman
Coccinellidae predator pada suatu habitat ditentukan oleh berbagai faktor seperti
bioekologi, kondisi lingkungan dan pengelolaan ekosistem. Keanekaragaman dan
kelimpahan serangga secara umum pada suatu habitat tidak hanya ditentukan oleh
kemampuan serangga tersebut untuk dapat hidup tetapi juga ditentukan oleh
sumber daya yang tersedia, salah satunya adalah mangsa atau inang. Sebagian
besar spesies Coccinellidae predator, baik stadium larva maupun dewasa
memangsa serangga-serangga kecil yang berbadan lunak misalnya kutu daun
(Aphididaespp.), kutu sisik (scale insect) dan telur serangga.
BAB III

BAHAN DAN METODE

A. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu jarum,
laptop, LCD, buku penuntun, pena, pensil, penghapus, coccinella
septempunctata, Trichoderma sp. dan Beauveria bassiana.

B. Cara Kerja

Adapun cara kerja yang dilakukan adalah:

1. Biakan, koloni, atau specimen musuh alami yang tersedia digambar dan
diberi keterangan.
2. Ciri-ciri penting yang membedakan dari yang lainnya diperhatikan dan
dicatat.
3. Disebutkan taksonominya.
4. Diceritakan mekanisme permusuhannya dari masing-masing specimen.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Nama patogen : Beauveria bassiana


Family : Clavicipitaceae
Ordo : Hypocreales
 Ciri-ciri penting :
jamur mikroskopik dengan tubuh berbentuk
benang-benang halus (hifa). Kemudian hifa-hifa
tadi membentuk koloni yang disebut miselia. Jamur
ini tidak dapat memproduksi makanannya sendiri,
oleh karena itu ia bersifat parasit terhadap serangga
inangnya.
Cendawan entomopatogen yaitu cendawan yang
dapat menimbulkan penyakit pada serangga.
 Mekanisme permusuhan :
Cendawan Beauveria bassiana menginfeksi tubuh
serangga dimulai dengan kontak inang, masuk ke
dalam tubuh inang, reproduksi di dalam satu atau
lebih jaringan inang, kemudian kontak dan
menginfeksi inang baru.
Kingdom : Fungi
Divisio : Amastigomycota
Class : Deuteromycetes
Ordo : Moniliales
Family : Moniliaceae
Genus : Trichoderma
Species : Trichoderma sp.
 Warna biakan : Hijau tua
 Nama-nama inang :
Jamur penyebab penyakit pada tanaman antara
lain Rigidiforus lignosus, Fusarium oxysporum,
Rizoctonia solani, Sclerotium rolfsii.
 Mekanisme permusuhannya :
Menghambat pertumbuhan beberapa jamur
penyebab penyakit pada tanaman. Ketika jamur
lain menjadi inang parasit Trichoderma sp.
kemudian berkembang sangat cepat di permukaan
membentuk koloni yang berwarna hijau, sehingga
membuat jamur menjadi buruk dan mengubah
bentuk jamur lain.
 Ciri-ciri penting :
Kapang ini memiliki bagian yang khas antara lain
miselium berseptat, bercabang banyak, konidia
spora berseptat dan cabang yang paling ujung
berfungsi sebagai sterigma. Konidiofornya
bercabang berbentuk verticillate. Pada bagian ujung
konidiofornya tumbuh sel yang bentuknya
menyerupai botol (fialida), sel ini dapat berbentuk
tunggal maupun berkelompok. Konidianya
berwarna hijau cerah bergerombol membentuk
menjadi seperti bola dan berkas-berkas hifa terlihat
menonjol jelas diantara konidia spora. Trichoderma
berkembangbiak secara aseksual dengan
membentuk spora di ujung fialida atau cabang dari
hifa.
Keterangan gambar:
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Coleoptera
Famili: Coccinellidae
 Ciri – ciri penting :
Kumbang koksi dewasa berbentuk oval, jarak
lengan kira-kira 1-10 mm tergantung pada
spesies dan memiliki sayap. Betina umumnya
lebih besar daripada jantan. Beberapa spesies
dewasa memiliki warna yang cerah. Mandibula
mereka digunakan untuk mengunyah.
Kumbang koksi memiliki ciri-ciri tubuh lebar,
oval mendekati bulat. Kepala sebagian atau
seluruhnya tersembunyi di bagian bawah 
pronotum, antena pendek 3-6 ruas; tarsi 4-4-4.
Kumbang koksi dewasa umumnya berwana
cerah: kuning, orange, atau merah dengan spot-
spot hitam atau hitam kuning sampai merah.
Bila elytra berbulu biasanya makan tanaman,
tetapi bila halus sebagai pemakan serangga lain.
 Mekanisme permusuhannya
Mekanisme permusuhanya dengan cara
memangsa serangga kecil penghisap daun,
seperti kutu daun dll.

B. Pembahasan
Musuh alami adalah organisme yang ditemukan di alam yang dapat
membunuh serangga sekaligus, melemahkan serangga, sehingga dapat
mengakibatkan kematian pada serangga, dan mengurangi fase reproduktif dari
serangga. Musuh alam biasanya mengurangi jumlah populasi serangga, inang
atau pemangsa, dengan memakan individu serangga.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
jamur Trichoderma sp. dan Beauveria bassiana sebagai musuh alami pathogen
menyerang mangsanya dengan cara menginfeksi tubuh inangnya yang
kebanyakan melalui integument/jaringan lunak selain itu ada juga memarasit
inangnya dengan cara menutupi atau membungkus patogen, memproduksi
enzim-enzim dan menghancurkan dinding sel patogen hingga patogen mati.

Organisme dalam aktivitas hidupnya selalu berinteraksi dengan organisme


lainnya dalam suatu keterkaitan dan ketergantungan yang kompleks. Interaksi
antar organisme tersebut dapat bersifat antagonistik, kompetitif atau simbiotik.
Sifat antagonistik ini dapat dilihat pada musuh alami yang merupakan agen
hayati dalam pengendalian hama. Musuh alami memiliki peranan dalam
pengaturan dan pengendalian populasi hama, sebagai faktor yang bekerjanya
tergantung kepada kepadatan, dalam kisaran tertentu musuh alami dapat
mempertahankan populasi hama di sekitar aras keseimbangan umum.
Setiap spesies serangga hama sebagai bagian dari kompleks komunitas
dapat diserang oleh serangga lain atau oleh patogen penyebab penyakit pada
serangga. Ditinjau dari segi fungsinya musuh alami dapat dikelompokan
menjadi predator, parasitoid dan patogen.
Predator dapat dikatakan sebagai binatang atau organisme yang memakan
binatang/organisme lainnya untuk mempertahankan hidupnya dan dilakukan
secara berulang-ulang. Keberadaan predator dalam suatu ekosistem mutlak
dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan lingkungan yang ada. Predator
merupakan serangga yang memangsa serangga lain dengan cara menangkap,
menghisap cairan atau memangsa habis seluruh tubuh. Untuk melengkapi daur
hidupnya untuk tujuan kelangsungan hidup , seekor predator memerlukan
beberapa bahkan banyak mangsa. Hal ini berbeda dengan parasit. Parasit
memerlukan satu ekor inang saja sebagai tempat untuk melengkapi daur
hidupnya.

Kumbang koksi adalah termasuk kedalam predator hama tanaman.


Kumbang koksi ini ternyata juga termasuk pemangsa serangga kecil penghisap
daun, seperti kutu daun (aphid) Aphididae, Margarodidae, Pseudococcidae,
Psyllidae, Eriococcidae bahkan hama wereng (Nilaparvata lugens) pun
dilahapnya. kumbang koksi dikenal sebagai serangga ramah lingkungan yang
mampu membantu petani dalam mengatasi serangan hama kutu daun. Pada saat
terjadi ledakan hama wereng sering juga ditemukan banyak kumbang koksi,
kumbang koksi disini berperan sebagai predator hama wereng.

Populasi kumbang koksi dapat ditingkatkan dengan penanaman tanaman


berbunga kuning disekitar lahan pertanain, seperti bunga matahari, marigold
atau mitir. Biasanya juga kumbang koksi ditemukan pada tanaman berbunga
kuning yang banyak ditanam petani di Indonesia, seperti
Cucurbitaceace timun, gambas, labu dan paria, Leguminosae kacang panjang,
kacang hijau.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan yaitu dapat diambil kesimpulan bahwa
terdapat beberapa musuh alami hama, disini yang saya ambil sampelnya adalah
kumbang koksi. Kumbang koksi disini sebagai musuh alami hama wereng.
Mekanisme permusuhanya dengan cara memangsa serangga kecil penghisap
daun, seperti kutu daun dll.

Sedangkan musuh alami hama disini kami ambil dua sampel yaitu
Beauveria bassiana dan Trichoderma sp. dari dua jamur yang kami ambil ini
memiliki mekanisme permusuhan dengan cara menginfeksi tubuh inangnya
yang kebanyakan melalui integument/jaringan lunak selain itu ada juga
memarasit inangnya dengan cara menutupi atau membungkus patogen,
memproduksi enzim-enzim dan menghancurkan dinding sel patogen hingga
patogen mati.

B. Saran

Saran yang ingin saya sampaikan pada praktikum acara ini yaitu sebaiknya
praktikan membawa preparat atau spesimen yang telah di berikan tugasnya
oleh co-ass. Sehingga, ketika praktikum praktikan memiliki bahan yang akan
diamati.
DAFTAR PUSTAKA

Nelly N. 2012. Kelimpahan populasi, preferensi dan karakter kebugaran M.


Sexmaculatus (Col: Coccinelidae) predator kutu daun pada tanaman
cabai. Jurnal HPTT 12 (1): 46-55.
Oka, Ida Nyoman.2001. Pengendalian Hama terpadu. Gadjah Mada University
Press : Yogyakarta

Purnomo, Bambang. 2017. Penuntun Praktikum pengelolaan Organisme


Pengganggu tanaman. Universitas Bengkulu : Bengkulu

Untung, Kasumbogo. 2007. Kebijakan Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada


University Press : Yogyakarta

Vandenberg NJ. 2009. The new world Genus Cycloneda (Coleoptera:


Coccinellidae: Coccinellini): Historical review, new diagnosis, new
generic and specific synonyms, and an improved key to North
American species. Entomol Soc Washington 104 (1): 221-236.

Anda mungkin juga menyukai