ACARA 3
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN
Oleh :
Nama : Tri Purwaningsih
Npm : E1J016092
Dosen : Dr.Ir Puji Harsono
Shift : Senin ( 14:00-16:00 )
Co-ass : Julizar
LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi tetapi tidak di planet lain.
Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer
kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air tidak dapat dipisahkan dari suatu
kehidupan, baik itu manusia, hewan, maupun tumbuhan. Bagi tumbuhan air
merupakan unsur yang sangat penting. Dalam tubuh tumbuhan, terkandung
air antara 5-95 %. Air digunakan oleh tanaman untuk pelarut dan bagian
penyusun utama dari sitolpasma. Disamping itu air juga merupakan bahan
mentah untuk fotosintesis dan tempat berlangsungnya berbagai reaksi kimia
dalam tumbuhan. Jumlah air yang terkandung dalam tubuh tanaman
bergantung pada jenis tanaman tersebut, misalnya tanaman herba lebih
banyak mengandung air bila dibandingkan dengan tanaman perdu
(Dwijoseputro, 2010).
Bentuk-bentuk air yang tersedia dibedakan atas air kapiler yang terletak
di antara titik layu tetap (batas bawah) dan kapasitas lapangan (batas atas),
dan air yang tidak tersedia, air higroskopis (kurang dari titik layu tetap) dan
air gravitasi (di atas kapasitas lapangan) (Ismail. 2006).
Fungsi air sebagai larutan ini penting sekali artinya bagi kehidupan
tumbuhan. Struktur molekul protein dan asam nukleat sangat ditentukan
dengan adanya molekul air disekitarnya. Aktivitas senyawa lain didalam
protoplasma juga sangat ditentukan kandungan air (Kimball, 1998).
Transpirasi terjadi pada saat air keluar dari tubuh tanaman melalui
stomata. Bersamaan dengan keluarnya air, terjadi pembuangan energy panas
dari tubuh tanaman. Dengan demikian, tanaman dapat menjaga suhu
tubuhnya pada tingkat yang aman secara fisiologis. Jika pembuangan energy
melalui transpirasi ini tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka akan
terjadi penumpukan energy panas pada tubuh tanaman. Hal ini sangat
berbahaya bagi tanaman karena suhu yang terlalu tinggi pada tubuh tanaman
dapat menyebabkan rusaknya organ sel, sel, dan jaringan tanaman. Didalam
tubuh tanaman, air bergerak melalui sebuah jaringan pengangkut, yang pada
praktikum ini akan dikaji jaringan apakah yang digunakan oleh tanaman
untuk mengangkut air (Isnawati, 2013).
Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan floem,
yang membentuk berkas pengangkut (berkas vaskuler). Xilem berperan
mengangkut air dan mineral dari dalam tanah ke daun, sedangkan floem
berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan (Dwidjoseputro, 2010).
Gerakan air yang terjadi di dalam xylem dapat dilakukan dengan atau
karena bermacam-macam faktor, diantaranya :
1. Tekanan akar
2. Daya kapilaritas
3. Daya hisap daun
4. Daya kohesi
Jaringan kedua yang berperan penting dalam proses pengangkutan dalam
tanaman ialah floem. Floem mengangkut gula sukrosa dan juga asam amino
dari organ-organ tumbuhan yang berwarna hijau, terutama sekali daun, ke
bagian-bagian lain dalam tumbuhan. Berbeda dari xylem, floem memiliki sel-
sel yang bernama sieve tube sel, dan transportasi gula sukrosa dan asam
amino dapat dilakukan melalui difusi dan juga aktif transport dari sel ke sel
dalam floem. Oleh karena itu, makanan-makanan ini dapat menjangkau
organ-organ tanaman dalam waktu yang sangat singkat agar mereka bisa
melakukan respirasi dan berkembang.(Lukman,Diah 2010)
Pada umumnya nilai potensial air dalam tumbuhan mempunyai nilai yang
lebih kecil dari 0 bar, sehingga mempunyai nilai yang negative. Nilai
potensial air di dalam sel dan nilainya di sekitar sel akan mempengaruhi
difusi air dari dan ke dalam sel tumbuhan. Dalam sel tumbuhan ada tiga
faktor yang menetukan nilai potensial airnya, yaitu matriks sel, larutan dalam
vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel. Hal ini menyebabkan potensial
air dalam sel tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu potensial
matriks, potensial osmotik dan potensial tekanan (Basahona, 2011).
Jika pada suatu tumbuhan terjadi peristiwa kekurangan air karena
ketersediaan air dalam media tanam kurang hal ini akan menyebabkan
kecepatan absorbsi tidak dapat mengimbangi kehilangan air melalui proses
transpirasi tanaman, sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pada
tanaman tersebut. (Haryati, 2003).
1.3 Tujuan
METODOLOGI
3.1 Hasil
3.2 Pembahasan
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Devlin. 2011. Plant Physiology Third Edition. D. Van Nostrand : New York
2. Pada pengangkutan ini, air akan masuk melalui sel epidermis akar kemudian
bergerak di antara sel-sel korteks. Air harus melewati sitoplasma sel-sel
endodermis untuk memasuki silinder pusat (stele). Setelah sampai di stele, air
akan bergerak bebas di antara sel-sel. Cara transportasi dalam pengangkutan
air dan mineral secara ekstravaskular ada dua macam, yaitu apoplas dan
simplas.