Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FISTAN

ACARA 3
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN

Oleh :
Nama : Tri Purwaningsih
Npm : E1J016092
Dosen : Dr.Ir Puji Harsono
Shift : Senin ( 14:00-16:00 )
Co-ass : Julizar

LABORATORIUM AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumber utama bagi kelangsungan kehidupan di muka


bumiini, air hampir menutupi 71% permukaan bumi. Air di katakan sebagai
sumber kehidupan karena tanpa air manusia, hewan dan tumbuhan serta
penghuni kehidupandimuka bumi ini tidak bisa berlangsung. Air juga
mengalami sebuah sirkulasi yang biasa disebut dengan siklus air atau siklus
hidrologi, sebelum beranjak lebih jauh ada baiknya anda memahami
pengertian air ataudefinisi air .
Air sangat dibutuhkan oleh tanaman karena merupakan komponen utama
dalam sel-sel penyusun jaringan tanaman. Kehidupan tiap sel tergantung pada
sifat cairan di sekelilingnya yaitu cairan extra sel (ces), dimana air adalah
komponen utama pengisi sel. Dalam larutan sel terdapat ion-ion dan molekul-
molekul yang diperlukan dalam melaksanakan fungsinya dalam proses difusi,
osmosis, transpor aktif dan dalam reaksi biokimia seperti fotosintesis,
transpirasi dan lain-lain.
Di dalam tanah keberadaan air sangat diperlukan oleh tanaman yang
harus tersedia untuk mencukupi kebutuhan untuk evapotranspirasi dan
sebagai pelarut, bersama-sama dengan hara terlarut membentuk larutan tanah
yang akan diserap oleh akar tanaman.
Dalam sel, air diperlukan sebagai pelarut unsur hara sehingga dapat
digunakan untuk mengangkutnya, selain itu air diperlukan juga sebagai
substrat atau reaktan untuk berbagai reaksi biokimia misalnya proses
fotosintesis; dan air dapat menyebabkan terbentuknya enzim dalam tiga
dimensi sehingga dapat digunakan untuk aktivitas katalisnya. Tanaman yang
kekurangan air akan menjadi layu, dan apabila tidak diberikan air secepatnya
akan terjadi layu permanen yang dapat menyebabkan kematian. Terdapat lima
mekanisme utama yang menggerakkan air dari suatu tempat ke tempat lain,
yaitu melalui proses: difusi, osmosis, tekanan kapiler, tekanan hidrostatik, dan
gravitasi.
Air berperan sangat penting bagi tanaman. Salah satu fungsi air bagi
tanaman adalah untuk mengatur suhu tubuh tanaman melalui proses
transpirasi. Ketika tanaman menerima sinar matahari, tanaman dapat
memproduksi pangan melalui proses fotosintesis. Cahaya matahari juga
menyebabkan meningkatnya suhu tanaman. Agar peningkatan suhu oleh sinar
matahari tidak mencapai tingkat yang membahayakan bagi tanaman, maka
tanaman mengatur suhu tubuhnya melalui proses transpirasi (Rahayu, 2014).

1.2 Tinjauan Pustaka

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi tetapi tidak di planet lain.
Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer
kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air tidak dapat dipisahkan dari suatu
kehidupan, baik itu manusia, hewan, maupun tumbuhan. Bagi tumbuhan air
merupakan unsur yang sangat penting. Dalam tubuh tumbuhan, terkandung
air antara 5-95 %. Air digunakan oleh tanaman untuk pelarut dan bagian
penyusun utama dari sitolpasma. Disamping itu air juga merupakan bahan
mentah untuk fotosintesis dan tempat berlangsungnya berbagai reaksi kimia
dalam tumbuhan. Jumlah air yang terkandung dalam tubuh tanaman
bergantung pada jenis tanaman tersebut, misalnya tanaman herba lebih
banyak mengandung air bila dibandingkan dengan tanaman perdu
(Dwijoseputro, 2010).

Bentuk-bentuk air yang tersedia dibedakan atas air kapiler yang terletak
di antara titik layu tetap (batas bawah) dan kapasitas lapangan (batas atas),
dan air yang tidak tersedia, air higroskopis (kurang dari titik layu tetap) dan
air gravitasi (di atas kapasitas lapangan) (Ismail. 2006).

Fungsi air sebagai larutan ini penting sekali artinya bagi kehidupan
tumbuhan. Struktur molekul protein dan asam nukleat sangat ditentukan
dengan adanya molekul air disekitarnya. Aktivitas senyawa lain didalam
protoplasma juga sangat ditentukan kandungan air (Kimball, 1998).
Transpirasi terjadi pada saat air keluar dari tubuh tanaman melalui
stomata. Bersamaan dengan keluarnya air, terjadi pembuangan energy panas
dari tubuh tanaman. Dengan demikian, tanaman dapat menjaga suhu
tubuhnya pada tingkat yang aman secara fisiologis. Jika pembuangan energy
melalui transpirasi ini tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka akan
terjadi penumpukan energy panas pada tubuh tanaman. Hal ini sangat
berbahaya bagi tanaman karena suhu yang terlalu tinggi pada tubuh tanaman
dapat menyebabkan rusaknya organ sel, sel, dan jaringan tanaman. Didalam
tubuh tanaman, air bergerak melalui sebuah jaringan pengangkut, yang pada
praktikum ini akan dikaji jaringan apakah yang digunakan oleh tanaman
untuk mengangkut air (Isnawati, 2013).
Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan floem,
yang membentuk berkas pengangkut (berkas vaskuler). Xilem berperan
mengangkut air dan mineral dari dalam tanah ke daun, sedangkan floem
berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan (Dwidjoseputro, 2010).
Gerakan air yang terjadi di dalam xylem dapat dilakukan dengan atau
karena bermacam-macam faktor, diantaranya :
1. Tekanan akar
2. Daya kapilaritas
3. Daya hisap daun
4. Daya kohesi
Jaringan kedua yang berperan penting dalam proses pengangkutan dalam
tanaman ialah floem. Floem mengangkut gula sukrosa dan juga asam amino
dari organ-organ tumbuhan yang berwarna hijau, terutama sekali daun, ke
bagian-bagian lain dalam tumbuhan. Berbeda dari xylem, floem memiliki sel-
sel yang bernama sieve tube sel, dan transportasi gula sukrosa dan asam
amino dapat dilakukan melalui difusi dan juga aktif transport dari sel ke sel
dalam floem. Oleh karena itu, makanan-makanan ini dapat menjangkau
organ-organ tanaman dalam waktu yang sangat singkat agar mereka bisa
melakukan respirasi dan berkembang.(Lukman,Diah 2010)
Pada umumnya nilai potensial air dalam tumbuhan mempunyai nilai yang
lebih kecil dari 0 bar, sehingga mempunyai nilai yang negative. Nilai
potensial air di dalam sel dan nilainya di sekitar sel akan mempengaruhi
difusi air dari dan ke dalam sel tumbuhan. Dalam sel tumbuhan ada tiga
faktor yang menetukan nilai potensial airnya, yaitu matriks sel, larutan dalam
vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel. Hal ini menyebabkan potensial
air dalam sel tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu potensial
matriks, potensial osmotik dan potensial tekanan (Basahona, 2011).
Jika pada suatu tumbuhan terjadi peristiwa kekurangan air karena
ketersediaan air dalam media tanam kurang hal ini akan menyebabkan
kecepatan absorbsi tidak dapat mengimbangi kehilangan air melalui proses
transpirasi tanaman, sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pada
tanaman tersebut. (Haryati, 2003).

1.3 Tujuan

1. Mempelajari proses pengangkutan air oleh jaringan tanaman.


2. Mempelajari kebutuhan air bagi tanaman.
BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan

 Bahan : ranting tanaman berkayu (ranting Alamanda cathartika)


sepanjang 30 cm yang masih memiliki pucuk, air dan gumpalan gum
sebagai penutup jaringan tanaman (lanolin).
 Alat :botol, pisau stek, gelas ukur dan kapas.

2.2 Metode Praktikum

1. Air didalam botol disiapkan, kemudian ditandai permukaan air dengan


marker permanen.
2. Tangkai tanaman alamanda dipotong yang mempunyai banyak daun,
kemudian dibawa ke ember yang berisi air.
3. Tangkai dipotong dan dibuang bagian dasar tangkai daun (kira-kira 5 cm
dari pangkal). Dan disisakan 5 daun pada tangkai yang akan digunakan.
4. Pada tangkai pertama, kulit batang dikupas kira-kira 3 cm dari bawah,
setelah itu dikikis jaringan floem dari kayu tersebut dan buang.
5. Kemudian dilakukan hal yang sama untuk tangkai daun yang lain dengan
cara yang sama.
6. Jaringan xylem ditutup pada tangkai pertama, dan jaringan floem ditutup
pada tangkai kedua.
7. Untuk tangkai daun yang ketiga jaringan floem dan xylem dibiarkan
terbuka.
8. Tangkai-tangkai tersebut dimasukkan kedalam botol yang sudah diisi air
(dan diukur volume airnya).
9. Mulut botol ditutup dengan menggunakan kapas, agar tidak ada air yang
menguap melalui mulut botol.
10. Secara periodik, ketinggian air diukur pada tiap-tiap botol, dan diisi
kembali botol itu dengan air hingga titik awal.
11. Volume air dicatat yang digunakan untuk menggantikan air yang hilang.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Berikut adalah tabel pengaruh perlakuan penutupan jaringan


pengangkut air terhadap kehilangan air.
Rata-rata air diserap Catatan morfologi
Perlakuan Minggu ke Minggu ke
1 2 3 1 2 3
Daun tinggal Muncul
Daun rontok
Xylem 1 dan mulai tunas daun
0,6 ml 0,8 ml 1,0 ml dan akar
ditutup muncul dan akar
belum muncul
bintil akar muncul
Daun segar Daun
Daun rontok
Floem dan tetap 4 menguning
0,2 ml 0,4 ml 0,6 ml dan tidak
ditutup dan akar dan akar
tumbuh akar
belum muncul tidak muncul
Daun rontok Daun habis
1,9 Tanaman
Kontrol 2,1 ml 2,5 ml dan akar dan akar
ml mati
belum muncul tidak muncul

3.2 Pembahasan

Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan selama 3 kali


pengamatan, hubungan air dan tanaman pada tangkai daun alamanda, terlihat
hasil dari rata-rata air yang diserap pada setiap perlakuan berbeda-beda.
Pada perlakuan xylem yang ditutup, air yang diserap minggu ke-1 sebanyak
0,6 cm dan menunjukkan ada perubahan pada tanaman alamanda tersebut yaitu
pada minggu pertama daun mulai rontok, pada minggu kedua daun tertinggal 1
dan pada minggu ketiga muncul tunas daun. Pada minggu ke-2 air yang
berkurang sebanyak 0,8 cm, dan pada minggu ke-3 air berkurang sebanyak 1,0
cm.
Pada perlakuan floem yang ditutup, terlihat hasil air yang diserap pada
minggu ke-1 yaitu sebanyak 0,2 cm dan gejala yang ditimbulkan yaitu daun segar
tetap utuh 4 daun dan akar belum muncul. Pada minggu kedua daun mulai
menguning dan akar pun belum ada tanda-tanda munculnya akar. Pada minggu
ke-2 air yang berkurang sebanyak 0,4 cm. Dan pada minggu ketiga daun rontok
dan tidak ada muncul akar. Untuk minggu ke-3 jumlah air yang berkurang yaitu
sebanyak 0,6 cm.
Pada perlakuan kontrol, pengamatan minggu ke-1 jumlah air yang diserap
sebanyakn 1,9 cm. Pada minggu ke-2 jumlah air yang berkurang sebanyak 2,1 cm.
Sedangkan pada minggu ke-3 air yang berkurang sebanyak 2,5 cm. Pada
morfologi tanaman terdapat data bahwa pada pengamatanminggu ke-1 daun
rontok dan akar belum muncul, ada minggu ke-2 daun habis dan akar belum
muncul dan pada minggu ke-3 tanaman mati.
Dari hasil pengamatan diatas, terlihat bahwa rata-rata air yang diserap oleh
perlakuan control relatif lebih banyak dibanding dengan rata-rata air yang diserap
oleh xylem ditutup, floem ditutup dan juga xylem floem ditutup. Hal ini
menunjukkan bahwa xylem merupakan jaringan yang berfungsi untuk
mengangkut air di dalam tubuh tanaman. Sedangkan gejala yang ditimbulkan
pada 3 perlakuan tersebut diakibatkan karena pada saat melakukan praktikum
kemungkinan praktikan tidak menutup mulut botol dengan kapas secara rapat
sehingga masih ada udara yang dapat masuk melalui pori-pori yang tidak tertutupi
sehingga akan mempengaruhi proses dari perlakuan tanaman tersebut. Adapun hal
lainnya yang mengakibatkan hasil pengamatan menjadi kurang baik, yaitu
ketidaktepatannya mata untuk melihat jumlah volume air yang berkurang. Namun
inilah yang terjadi pada pengamatan yang telah kami lakukan, pasti akan ada
beberapa data percobaan yang tidak begitu sesuai dengan teori yang ada.
Air di dalam tubuh tanaman selalu mengalami flaktuasi. Berkas
pengangkutan xylem terdapat pada bagian paling dekat dengan empulur pada
bagian kulit batang. Air dari lingkungan akan diserap melalui pipa memanjang
didalam jaringan vaskuler xylem. Transpirasi menyebabkan air di dalam xylem
mengalami tegangan, sehingga ketika evaporasi molekul air akan bergerak ke
bagian atas yang kekurangan air. Hal ini terjadi secara berkesinambungan untuk
kelangsungan tanaman agar tetap hidup.
Menurut Devlin (2011) Penyerapan air berkaitan dengan metabolisme dan
faktor lain yang berpengaruh pada metabolisme sebagai pengaruh tidak langsung.
rendahnya suhu, kurangnya oksigen dan senyawa toksik akan menekan
penyerapan air karena akan mengganggu metabolisme. Demikian halnya aliran air
antara vakuola dan sitoplasma dikendalikan oleh perbedaan dan potensi air.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan tentang


pengamatan hubunganair dan tanaman, dapat disimpulkan bahwa :
1. Adanya laju transpirasi dalam perlakuan tersebut walaupun sedikit.
Ada dua jaringan pengangkutan pada tanaman yaitu jaringan xylem dan
floem. jaringan floem berfungsi sebagai pengangkut hasil fotosintesis pada
tanaman tingkat tinggi sedangkan xylem berfungsi sebagai pengangkut air
dan zat lain yang dibutuhkan pada tanaman tingkat tinggi untuk
pertumbuhan

2. Air sangat dibutuhkan tanaman untuk proses pertumbuhan.

4.2 Saran

Diharapkan para praktikan melakukan pengamatan dengan teliti saat


melakukan praktikum ini dalam melihat pertumbuhan tanaman yang terjadi.
Dan diharapkan praktikan terus melakukan pengamatan disetiap minggunya.
DAFTAR PUSTAKA

Basahona, Sumanto. 2011. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan Pengukuran


Potensial air jaringan tumbuh. Tiga Serangkai : Surabaya

Devlin. 2011. Plant Physiology Third Edition. D. Van Nostrand : New York

Dwidjoseputro, D, 2010.Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia : Jakarta

Haryati.2003.Pengaruh Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman.


Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara : Medan

Ismail. 2006. Fisiologi Tanaman. Jurusan Biologi FMIPA UNM : Makassar.

Isnawati. 2013. Biokimia. UNESA University Press : Surabaya

Kimball, J.W. 1998. Biologi Edisi Kelima. Erlangga : Jakarta.

Lukman, Diah. 2010.Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo


Persada : Jakarta

Sri Rahayu. 2014. Petunjuk Praktikum Mata Kuliah Fisiologi


Tumbuhan.Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, UNESA : Surabaya
JAWABAN PERTANYAAN

1. Adapun beberapa fungsi air bagi tanaman adalah sebagai berikut :


1) Sebagai pelarut dan pembawa ion-ion hara dari rhizosfer ke dalam
akar tanaman
2) Sebagai agen pemicu pelapukan bahan induk, perkembangan tanah,
dan differensi horison
3) Sebagai pelarut dan pemicu reaksi kimia dalam penyediaan hara, yaitu
dari hara tidak tersedia menjadi hara yang tersedia bagi akar tanaman.
4) Sebagai pembawa oksigen terlarut ke dalam tanah.
5) Sebagai stabilisator temperatur tanah
6) Mempermudah dalam pengolahan tanah

2. Pada pengangkutan ini, air akan masuk melalui sel epidermis akar kemudian
bergerak di antara sel-sel korteks. Air harus melewati sitoplasma sel-sel
endodermis untuk memasuki silinder pusat (stele). Setelah sampai di stele, air
akan bergerak bebas di antara sel-sel. Cara transportasi dalam pengangkutan
air dan mineral secara ekstravaskular ada dua macam, yaitu apoplas dan
simplas.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi terbagi menjadi dua, yaitu


faktor dalam dan luar. Faktor dalam, antara lain : jumlah stomata tiap satuan
luas permukaan, struktur anatomi daun, sel daun mempunyai osmotik tinggi.
Sedangkan faktor luar, antara lain : kelembaban udara, temperatur, kecepatan
angin, cahaya, penyediaan air, aktivitas vital.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai