Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

Topik : Gejala Morfologi Penyakit Tanaman

Oleh :

Fiqri Ihsan Fadhillah D1B019186

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Universitas Jambi

2020
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Konsep Penyakit Tanaman

Penyakit tanaman adalah penyakit yang mengganggu kehidupan tanaman


karena menyebabkan tanaman tidak bisa tumbuh dengan baik. Penyakit tanaman
adalah suatu gangguan yang mengakibatkan tanaman tidak bisa tumbuh secara
normal yang biasanya disebabkan oleh bakteri, jamur,virus, nematoda, dan
tumbuhan tingkat tinggi parasit. ( Ruth M. Kerruish & Phillip W. Unger : 2010)

Tumbuhan dikatakan sakit apabila mengalami suatu perubahan dalam proses


fisiologis tubuhnya yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab penyakit baik itu
biotik maupun abiotik sehingga menunjukkan gejala. (Sutarman : 2017)

1.2 Gejala Penyakit

Menurut Sutarman (2010), gejala adalah perubahan-perubahan pada tanaman


dikarenakan adanya patogen atau faktor fisiologis yang membuat tanaman
menjadi tidak dalam kondisi seperti biasanya. Secara morfologi gejala dibedakan
menjadi nekrosis, hipoplasia, dan hyperplasia .

1.3 Tujuan

1) Mengetahui secara langsung gejala morfologi penyakit tanaman (nekrosis,


hipoplasia, hyperplasia)
2) Mengetahui perbedaan gejala antara gejala nekrosis, hipoplasia, dan
hyperplasia
3) Mengetahui penyebab terjadinya gejala morfologi suatu penyakit tanaman
BAB II. METODE PRAKTIKUM

2.1 Tempat dan Waktu

Praktikum dilaksanakan di sebuah kebun di Desa Tambak Tinggi,


Kecamatan Depati Tujuh, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Pada tanggal 29
September 2020, Pukul 14:00 WIB dan 30 September 2020, pukul 10:50 WIB.

2.2 Bahan dan Alat

Pada praktikum kali ini, tidak membutuhkan bahan namun menggunakan


alat berupa pena,buku tulis,handphone (sebagai kamera).

2.3 Cara Pengambilan Sampel dan Pengamatan

Sampel yang digunakan pada praktikum ini adalah tanaman cabai, kakao,
padi, pisang, pepaya, jagung, jeruk dan jambu bol .Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara mengamati tanaman kemudian memotret tanaman yang memiliki
gejala penyakit.
BAB III. HASIL PRAKTIKUM

3.1 Gambaran Lokasi Praktikum

 Data Lokasi Pengambilan Sampel:

Praktikum dilakukan di Desa Tambak Tinggi, Kecamatan Depati Tujuh,


Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Lokasi pengambilan semua sampel
sama namun berbeda lahan perkebunan. Jenis tanaman yang
dibudidayakan adalah tanaman jagung, cabai, kakao, padi, pepaya,
alpukat, pisang, jambu bol, jeruk, kopi.

 Sistem budidaya :

Sistem budidaya yang dilakukan adalah monokultur dan polikultur.


Tanaman yang dibudidayakan secara monokultur adalah padi dan jagung.
Sedangkan tanaman yang dibudidayakan secara polikultur adalah cabai,
alpukat, ,jeruk ,kopi, kayu manis, surian, pepaya, kakao ,pisang, dan
jambu bol .

Gambar 1. Lokasi pengambilan sampel praktikum


3.2 Gejala Nekrosis

Sampel 1:

a. Tanaman inang : Cabai Merah (Capsicum annum L.)


b. Gejala yang diamati pada sampel : Bercak daun
c. Dokumentasi gejala :

Gambar 2. Gejala serangan penyakit bercak daun pada daun cabai

d. Deskripsi gejala

Pada sampel 1, cabai tersebut diduga mengalami gejala penyakit bercak daun
yang disebabkan oleh jamur Cercospora sp. .Penyakit bercak daun memiliki
gejala terdapatnya bercak-bercak bulat yang kecil pada daun. Bercak lama
kelamaan dapat berlubang. Jika bercak pada daun itu banyak, daun akan cepat
menguning dan gugur, bahkan daun akan gugur juga tanpa menguning.
(Bambang Heri Isnawan dan Khusnul Mubarok :2014 )

e. Penyebab penyakit dan deskripsi patogen

Penyakit bercak daun disebabkan oleh jamur Cercospora sp. yang awalnya
berupa bercak bulat kecil pada permukaan daun, lalu berkembang menjadi bercak
tidak beraturan dan banyak Jika bercak ini terlalu banyak aktivitas fotosintesis
akan terganggu dan menurunkan hasil panen cabai merah. Jamur Cercospora sp.
memiliki spora berwarna abu-abu dan berbentuk oval dengan panjang 40 60µm
dan lebar 68µm. Penyakit oleh jamur ini sering ditemui pada daerah lembab.
Karena suhu lembab yang sesuai bisa mempermudah penyebaran spora.

Sampel 2:

a. Tanaman inang : Kakao (Theobroma cacao L.)


b. Gejala yang diamati pada sampel : Busuk pada buah
c. Dokumentasi gejala :

Gambar 3. Gejala serangan penyakit busuk buah pada kakao

d. Deskripsi gejala

Pada sampel 2, diduga tanaman kakao tersebut mengalami gejala busuk buah.
Gejala serangan awal berupa bercak coklat pada permukaan buah, umumnya pada
ujung atau pangkal buah yang lembab dan basah. Selanjutnya bercak membesar
hingga menutupi semua bagian kulit buah. Lama kelamaan buah akan busuk dan
menyebar ke seluruh bagian buah. (Andi Akbar Hakkar, Ade Rosmana,
Muhammad Danial Rahim : 2014)
e. Penyebab penyakit dan deskripsi patogen

Penyakit busuk buah kakao adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
cendawan Phytoptora palmivora pada buah kakao. Ciri morfologi dari P.
palmivora yaitu, sporangianya mempunyai papilla yang mencolok. pada
umumnya berbentuk elipsoid sampai ke ovoid dan mempunyai papilla yang
menonjol. Ciri yang khas dari sporangia P. palmivora adalah mempunyai papilla
yang jelas pada ujung sporangiumnya.

Sampel 3 :

a. Tanaman inang : Padi (Oryza sativa L.)


b. Gejala yang diamati pada sampel : Hawar daun pada padi
c. Dokumentasi gejala

Gambar 4. Gejala penyakit hawar daun pada daun padi

d. Deskripsi gejala

Pada sampel 3, diduga padi tersebut terserang gejala penyait hawar daun
bakteri.Gejala penyakit hawar daun bakteri ditandai dengan bercak memanjang
dengan tepi bergelombang dari ujung daun yang berkembang sepanjang tepi
kemudian berkembang menjadi hawar dan warna daun berubah menjadi kuning
pucat, gejala tersebut mulai teramati saat dua minggu setelah inokulasi. (Andi
Khaeruni,Dkk :2014)

e. Penyebab penyakit dan deskripsi patogen

Penyakit hawar daun bakteri pada daun tanaman padi disebabkan oleh bakteri
Xanthomonas oryzae pv. oryzae. merupakan bakteri Gram negatif yang
menyebabkan penyakit hawar daun bakteri (HDB) pada padi. Xanthomonas
oryzae adalah spesies Proteobacteria. Xanthomonas adalah bakteri yang berbentuk
batang dengan kedua ujung membulat, berukuran pendek, dengan panjang
berkisar antara 0,7-2.0 µm dan lebar antara 0,4-0,7 µm, memiliki satu flagel,
tanpa spora, Ciri khas genus Xanthomonas adalah koloninya berlendir, dan
menghasilkan pigmen berwarna kuning yang merupakan pigmen xanthomonadin

3.3 Gejala Hipoplasia

Sampel 1:

a. Tanaman Inang : Pisang (Musa Sp.)


b. Gejala yang diamati pada sampel : Kerdil
c. Dokumentasi gejala:

Gambar 5. Gejala penyakit kerdil pada pisang


d. Deskripsi gejala berdasarkan literatur

Pada sampel 1, tanaman pisang tersebut diduga terserang gejala penyakit


kerdil. Pada punggung tangkai daun sering terdapat garis-garis hijau tua.
Terkadang tulang daun menjadi jernih sebagai gejala pertama terjadinya
infeksi.Selanjutnya daun muda lebih tegak,pendek, sempit dengan tangkai yang
lebih pendek dari biasanya,menguning sepanjang tepinya, dan mengering. Daun
menjadi rapuh dan mudah patah. Tanaman pisang akan terhambat
pertumbuhannya dan menjadikannya kerdil dan daun pisang menjadi bentuk roset.
(Sofian Irwansyah , Ni’matuljannah Akhsan : 2019)

e. Penyebab penyakit dan deskripsi patogen

Gejala kerdil pada pisang disebabkan oleh virus Banana Bunchy Top Virus
(BBTV). virus tersebut ditularkan secara persisten oleh kutu daun Pentalonia
nigronervosa Coq. BBTV merupakan anggota genus Babuvirus, famili
Nanoviridae.

Sampel 2:

a. Tanaman inang : Pepaya (Carica papaya L.)


b. Gejala yang diamati pada sampel : Daun Menguning
c. Dokumentasi gejala :

Gambar 6. Gejala penyakit daun menguning pada tanaman pepaya.


d. Deskripsi gejala

Pada gambar 6, diduga pepaya tersebut terserang gejala penyakit daun


menguning. Gejalanya yaitu klorosis pada lamina daun ,mosaik menonjol pada
daun, ,daun berubah warna menjadi kuning dan daun akan berbentuk seperti tali
sepatu jika serangannya parah. Gejala lain yaitu daun belang dan perubahan
bentuk daun menjadi sempit dan kuning. Pada buah terdapat cincin-cincin dan
bercak-bercak namun pada sampel diatas diambil pohon papaya yang masih muda
sehingga belum memiliki buah. (Tutik Harmiyati, Sri H. Hidayat, dan Abdul M.
Adnan : 2015)

e. Penyebab penyakit dan deskripsi patogen

Gejala penyakit ini disebabkan oleh Papaya Ringspot Virus (PRSV). PRSV
temasuk ke dalam genus Potyvirus, famili Potyviridae. PRSV bisa ditularkan
secara mekanis maupun melalui vector serangga spesies kutu daun (aphid), namun
tidak dapat ditularkan melalui benih.

Sampel 3 :

a. Tanaman inang : Jagung ( Zea mays L.)


b. Gejala yang diamati pada sampel : Bulai pada jagung
c. Dokumentasi gejala :

Gambar 7. Gejala penyakit bulai pada tanaman jagung


d. Deskripsi gejala

Pada gambar 7, diduga tanaman jagung tersebut terserang gejala penyakit


bulai. Gejala infeksi bulai mulai terlihat pada tanaman jagung berumur dua
minggu, infeksi terjadi pada daun muda. Pada tanaman jagung berumur empat dan
enam minggu gejala yang terlihat yaitu pada daun terdapat garis-garis putih
hingga kuning dengan batas yang jelas. Infeksi bulai yang terjadi pada pembuluh
angkut daun menimbulkan garis klorotik yang muncul dari pangkal hingga ke
ujung daun sejajar dengan pertulangan daun. Pada sampel, gejala bulai telahparah
dan menyebabkan layu pada sebagian daun. (Budi Setiadi Daryono, Purnomo,
Anisa Parazulfa : 2018)

e. Penyebab penyakit dan deskripsi patogen

Gejala bulai disebabkan oleh jamur Peronosclerospora spp. yang penularan


sporanya pada tanaman jagung biasanya terbawa oleh angin di pagi hari.

Di Indonesia, ditemukan tiga spesies Peronosclerospora yang memiliki


bentuk konidia yang berbeda, Peronosclerospora maydis memiliki konidia
berbentuk bulat, Peronosclerospora philippinensis dengan bentuk konidia
lonjong, serta Peronosclerospora sorghii yang memiliki bentuk konidia bulat
telur.

3.3 Gejala Hiperplasia

Sampel 1 :

a. Tanaman inang : Cabai (Capsicum annum L.)


b. Gejala yang diamati pada sampel : Daun keriting kuning
c. Dokumentasi gejala :

Gambar 8, Gejala daun keriting pada cabai

d. Deskripsi gejala

Pada gambar 8, terlihat tanaman cabai tersebut diduga terserang gejala


penyakit daun keriting. Gejala penyakit sangat khas yaitu tulang daun menebal,
tepi daun menggulung ke atas, dan helai daun berwarna kuning cerah. Gejala
penyakit awal yang ditimbulkan pada tanaman cabai berupa bercak kuning sampai
kuning cerah di sekitar tulang daun. Tulang daun menguning dan pada akhirnya
helaian daun menjadi berwarna kuning cerah, tulang daun menebal dan
melengkung ke atas .Apabila tanaman terinfeksi sejak awal, tanaman akan
menjadi kerdil, buahnya sedikit dan cacat .Pada sampel terlihat gejala lain yang
menyertai yakni pertumbuhan daun muda yang kecil-kecil dan bunga rontok, dan
bahkan tanaman mati. (Sri Sulandari : 2006)
e. Penyebab penyakit dan deskripsi patogen

Penyebab gejala daun keriting kuning pada cabai adalah Begomovirus


Begomovirus merupakan kelompok virus dari famili Geminiviridae penyebab
penyakit yang cukup penting pada beberapa komoditas hortikultura di berbagai
daerah tropis maupun subtropis.

Sampel 2 :

a. Tanaman inang : Jeruk (Citrus x sinensis)


b. Gejala yang diamati pada sampel : Kudis pada buah dan daun
c. Dokumentasi gejala :

Gambar 9. Gejala penyakit kudis pada daun jeruk

d. Deskripsi gejala

Pada gambar 9, diduga jeruk tersebut terserang gejala penyakit kudis. Gejala
serangan terjadi pada jaringan muda seperti daun, tunas dan buah dari jenis jeruk
yang rentan .Gejala pada buah ditandai dengan terdapat bercak pada permukaan
kulit buah berwarna putih kekuningan, agak menonjol seperti gabus mirip seperti
kudis. Sumber : ( Kusmea Dinata dan Taufik Hidayat : 2019)
e. Penyebab penyakit dan deskripsi patogen

Terdapat dua jenis spesies jamur penyebab penyakit kudis pada buah jeruk
yaitu Elsinoë fawcettii dan Elsinoë australis menyerang pada fase buah fruitset
kemudian perkembangan penyakit meningkat seiring dengan umur buah dan
didukung kondisi lingkungan yang optimum.

Sampel 3 :

a. Tanaman inang : Jambu bol


b. Gejala yang diamati pada sampel: Bentolan pada daun
c. Dokumentasi gejala :

Gambar 10, Gejala bentolan pada daun tanaman jambu bol

d. Deskripsi gejala berdasarkan literatur:

Pada gambar 10, diduga jamu bol tersebut terserang gejala bentolan pada
daun. Berbentuk bentol-bentol seperti jerawat jika dilihat dari bagian depan tetapi
jika dilihat dari belakang daun akan terlihat berlubang. Sumber (Echa Riyanti :
2019)
e. Penyebab penyakit dan deskripsi patogen

Bentol pada daun jambu bol disebabkan oleh kutu putih (Bemisia tabaci).
Selain itu penyebab lain timbulnya jerawat pada daun jambu bol adalah sejenis
lalat yaitu lalat bisul (Tephritidae) dengan tipe alat mulut menjilat dan menghisap.
BAB IV. KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada praktikum ini, dapat disimpulkan


sebagai berikut:

1. Penyakit tanaman adalah suatu gangguan yang mengakibatkan tanaman


tidak bisa tumbuh secara normal yang biasanya disebabkan oleh bakteri,
jamur,virus, nematoda, dan tumbuhan tingkat tinggi parasit.
2. Gejala adalah perubahan-perubahan pada tanaman dikarenakan adanya
patogen atau faktor fisiologis yang membuat tanaman menjadi tidak dalam
kondisi seperti biasanya
3. Gejala secara morfologis dibagi menjadi nekrosis, hipoplasia dan
hyperplasia . Nekrosis timbul karena rusaknya protoplasma sel dan diikuti
dengan matinya sel-sel,jaringan, organ atau seluruh tubuh
tumbuhan.Gejala hipoplasia ditandai dengan kegagalan tanaman atau
organ tanaman berkembang secara penuh. Gejala hyperplasia ditandai
dengan pertumbuhan yang luar biasa dalam ukuran, warna, atau
perkembangakn dini yang abnormal dari organ tumbuhan.
4. -Contoh gejala nekrosis pada sampel antara lain : bercak daun pada cabai,
busuk pada buah kakao,dan hawar daun pada padi.
-Contoh gejala hipoplasia pada sampel : kerdil pada pisang, daun
menguning pada pepaya, dan bulai pada jagung.
-Gejala hyperplasia pada sampel : Daun keriting pada cabai, kudis pada
jeruk dan benjolan pada jambu bol.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Hakkar Andi DKK. (2014) Pengendalian Penyakit Busuk Buah


Phytophthora pada Kakao dengan Cendawan Endofit Trichoderma
asperellum. Jurnal Fitopatologi Indonesia. 10 (5), 139-144. DOI:
10.14692/jfi.10.5.139
Ayu Priani, Rahma DKK.(2010). DETEKSI DAN DIFERENSIASI VIRUS
KERDIL PISANG DENGAN TEKNIK PCR-RFLP. Jurnal
Perlindungan Tanaman Indonesia. 16 (1). 1-5.
Dinata, Kusmea dan Taufik Hidayat.(2019). MUTU BUAH JERUK
KALAMANSI PADA BERBAGAI TINGKAT SERANGAN
PENYAKIT KUDIS. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. 21(1),9-14.
DOI: https://doi.org/10.31186/jipi.21.1.9-14
Echa R.(2019). Kelimpahan Serangga serta Gejala Kerusakan pada Tanaman
Famili Myrtaceae di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Skripsi .Tidak ditebitkan. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas
Islam Negeri Raden Intan : Lampung.
Gaswanto, Redy DKK.(2016). Identifikasi Gejala dan Kisaran Inang Enam Isolat
Begomovirus Cabai di Indonesia. Jurnal Holtikultura. 26(2),223-234.
Harmiyati, Tutik DKK .(2015). Deteksi dan Respons Lima Varietas Pepaya
terhadap Tiga Isolat Papaya Ringspot Virus (PRSV). Jurnal AgroBien.
11(3), 87–94.
Heri Isnawan, Bambang dan Khusnul Mubarok (2014) Efektifitas Penginduksi
Resistensi dan Biopestisida terhadap Penyakit Bercak Daun Cercospora
dan Antraknosa pada Cabai (Capsicum annuum L.) Jurnal Agro Science.
2(2) , 106-114. DOI: 10.18196/pt.2014.030.106-114

Irwnsyah , Sofian, Ni’matuljannah Akhsan .(2019). Identifikasi Karakteristik


Gejala Serangan Banana Bunchy Top Virus (BBTV) dan Intensitasnya
pada Tanaman Pisang di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Kutai
Kartanegara. Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab. 2(1) ,55-60.
Kerruish Ruth M dan Phillip W. Unger.(2010). PLANT PROTECTION 1 : Pests,
Diseases and Weeds. ROOTROT PRESS ACT : Hughes, Australia.

Khaeruni, Andi DKK.(2014) Perkembangan Penyakit Hawar Daun Bakteri pada


Tiga Varietas Padi Sawah yang Diinokulasi pada Beberapa Fase
Pertumbuhan. Jurnal Fitopatologi Indonesia. 10 (4), 119-125. DOI:
10.14692/jfi.10.4.119
Setiadi Daryono, Budi ,Purnomo, Anisa Parazulfa.(2018). Uji Ketahanan Tujuh
Kultivar Jagung (Zea mays L.) Terhadap Penyakit Bulai
(Peronosclerospora spp.). Jurnal Ilmiah Biologi.6(1), 11-17. DOI:
https://doi.org/10.24252/bio.v6i1.4175
Sulandari, Sri.(2006).Penyakit Daun Keriting Kuning Cabai di Indonesia. Jurnal
Perindungan Tanaman di Indonesia. 12(1), 1-12.
Sutarman. (2017). Dasar – Dasar Ilmu Penyakit Tanaman. Sidoarjo:Umsida
Press.

Anda mungkin juga menyukai