Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

AGROKLIMATOLOGI

“RUMUS EMPIRIS DALAM PERKIRAAN ANASIR IKLIM”

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah agroklimatologi

Disusun oleh:

Nama : Mahesa Dendhika Ardine

Nim : 4442220048

Kelas : 1A

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat
dan karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga saya bisa menyelesaikan laporan
praktikum yang berjudul "Rumus empiris dalam perkiraan anasir iklim”. Adapun
laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Agroklimatologi.
Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras saya
semata, melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya ucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu
terselesaikannya laporan ini, diantaranya:
1. Ibu Sri Ritawati, S. TP., M.Sc. dan Putra Utama, Sp., MP., selaku dosen Mata
Kuliah Agroklimatologi.
2. Teh Nadianti Nufus selaku Asisten Praktikum Mata Kuliah Agroklimatologi.
3. Ayah dan ibu yang telah memberikan doa dan dukungannya baik secara moril
maupun materil dan semua pihak yang telah membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Saya sangat menyadari bahwa laporan ini sangatlah jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, saya selaku penulis menerima dengan terbuka semua kritik
dan saran yang membangun agar laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi guna
menjadi acuan di masa yang akan datang. Saya berharap, semoga laporan ini
bermanfaat untuk kita semua.

Serang, Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………..iii
DAFTAR
TABEL………………………………………………………………..iv
DAFTAR GRAFIK………………………………………………………………v
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...6
1.1. Latar belakang………………………………………………………...6
1.2. Tujuan………………………………………………………………...6
BAB II TIJAUAN PUSTAKA…………………………………………………...7
2.1. Iklim dan
Cuaca……………………………………………………….7
2.2. Unsur Iklim……………………………………………………………
8
2.3. Klasifikasi Iklim……………………………………………………..10
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN……………………………………...12
3.1. Waktu dan
Tempat…………………………………………………...12
3.2. Alat dan
Bahan……………………………………………………….12
3.3. Cara Kerja……………………………………………………………
12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………..14
4.1. Hasil…………………………………………………………………14
4.2. Pembahasan………………………………………………………….17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………
18
5.1.
Kesimpulan…………………………………………………………..18
5.2. Saran…………………………………………………………………18
DAFTAR PUSATAKA…………………………………………………………19

iii
LAMPIRAN…………………………………………………………………….19

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Data persentase penyinaran
perhitungan………………………….14
Tabel 4.2. Data perhitungan radiasi
matahari………………………………...15
Tabel 4.3. Data perhitungan tekanan uap air…………………………………16

v
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1. Grafik persentase lama penyinaran………………………………14
Grafik 4.2. Grafik Perbandingan
RH………………………………………….17

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tipe iklim yang terjadi pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan
refleksi dan karakteristik fisik daerah tersebut. Informasi mengenai iklim dan
cuaca dapat diketahui melalui badan meteorologi klimatologi dan geofisika
(BMKG). BMKG merupakan sebuah Lembaga pemerintah yang berfungsi
untuk melaksanakan tugas di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika
sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku.
Metode statistic dan persamaan matematika dapat juga di manfaatkan
dalam memperkirakan anasir iklim untuk mempermudah dalam menelaah
sifat-sifat iklim yang kompleks. Dengan analisis statistic dan matematika data
dapat disederhanakan, ciri-ciri unsur iklim dapat dipelajari dan dianalisis
sehingga mempermudah penelaahan informasi yang terkandung.
Untuk mengetahui nilai-nilai tersebut maka diperlukan rumus empiris.
Rumus empiris adalah rumus yang diperoleh secara empiris, dari suatu
kejadian. Sehingga praktikum dilakukan salah satunya agar meningkatkan
ketepatan dalam meperkirakan anasir iklim.
1.2. Tujuan
Memperkirakan salah satu data anasir iklim berdasarkan data meteorologi
yang tersedia.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Iklim dan Cuaca
Dalam kehidupan sehari-hari keadaan cuaca dan iklim sangat
mempengaruhi segala aktivitas manusia. Menurut Tjasjono (2004), manusia
dapat bertahan sampai satu hari tanpa air di daerah gurun yang paling panas,
tetapi tanpa atmosfir manusia hanya dapat bertahan beberapa menit saja.
Atmosfir terutama biosfir yang berada di sekeliling manusia mempunyai
karakteristik tertentu dalam hal suhu, kelembaban, kecepatan dan arah angin,
curah hujan dan sebagainya. Cuaca merupakan keadaan udara pada saat
tertentu dan wilayah tertentu yang relatif sempit dan jangka waktu singkat.
Cuaca terbentuk dari gabungan unsur-unsur cuaca yang hanya beberapa jam
saja. Misalnya keadaan udara pada pagi hari dapat berubah pada siang hari,
sore hari, dan malam hari. Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu
yang relatif lama dan meliputi wilayah luas. Proses terjadinya cuaca dan iklim
merupakan kombinasi dari variabel-variabel atmosfir yang sama yang disebut
unsur-unsur iklim. Iklim beserta unsurnya adalah hal penting untuk
diperhatikan, dipelajari, diantisipasi efeknya, karena pengaruhnya sering
menimbulkan masalah bagi manusia serta mahluk hidup lainnya (Miftahuddin,
2016).
Menurut Kartasapoetra (2004), cuaca adalah keadaan atau kelakuan
atmosfir pada waktu tertentu yang sifatnya berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Udara mempunyai sifat yang sangat dinamis. Suhu dan kelembaban udara
akan berubah dari waktu ke waktu. Intensitas cahaya yang diteruskan ke
permukaan bumi setelah melalui lapisan atmosfir akan selalu berubah pula,
tergantung keadaan penyebaran dan ketebalan awan. Demikian pula halnya
dengan kecepatan dan arah angin. Kondisi atmosfir yang dinamis, berubah
dalam waktu singkat (dalam jam atau hari) disebut cuaca (Lakitan, 2002).
Menurut Kartasapoetra (2004), iklim adalah rata-rata keadaan cuaca dalam
waktu yang cukup lama. Iklim merupakan fenomena alam yang digerakkan
oleh gabungan beberapa unsur, yaitu radiasi matahari, temperatur,
kelembaban, awan, hujan, evaporasi, tekanan udara, dan angin. Faktor yang

8
mempengaruhi unsur iklim sehingga dapat membedakan iklim di suatu tempat
dengan iklim di tempat lain disebut kendali iklim. Matahari adalah kendali
iklim yang sangat penting dan sumber energi di bumi yang menimbulkan
gerak udara dan arus laut. Kendali iklim yang lain, misalnya distribusi darat
dan air, sel semi permanen tekanan tinggi dan tekanan rendah, massa udara,
pegunungan, arus laut dan badai (Tjasjono, 2004).
2.2. Unsur Iklim
Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman ialah curah
hujan, suhu, angin, sinar matahari, kelembaban, evapotranspirasi.
1. Curah Hujan, Curah hujan dibatasi sebagai tinggi air hujan dalam
satuan mm yang diterima oleh permukaan sebelum mengalami aliran,
evaporasi dan peresapan kedalam tanah. Keragaman curah hujan
menurut ruang sangat dipengaruhi oleh letak geografis, topografi,
ketinggian tempat dan pergerakan udara. Sedangkan curah hujan
menurut waktu dapat dilihat menurut pola atau siklus yang memiliki
frekuensi atau periode ulang. Curah hujan dapat mempengaruhi setiap
fase pertumbuhan tanaman, Karena curah hujan yang berlebihan akan
mempengaruhi produktivitas pertumbuhan tanaman yang
mengakibatkan tanaman menjadi terganggu, terjangkit hama dan
penyakit, bahkan dapat mengakibatkan kematian pada tanaman.

2. Suhu, Suhu udara dan tanah mempengaruhi proses pertumbuhan


tanaman. Setiap jenis tanaman mempunyai batas suhu minimum,
optimum dan maksimum yang berbeda-beda untuk setiap tingkat
pertumbuhannya. Gandum dalam musim dingin tahan berada dalam
kondisi suhu nisbi rendah dan dan dapat bertahan dalam suhu beku
selama periode musim dingin. Tanaman tropis misalnya coklat
memerlukan suhu tinggi sepanjang tahun. Batas atas suhu yang
mematikan aktivitas sel-sel tanaman berkisar antara 1200 sampai 1400
C tetapi nilai ini beragam sesuai dengan jenis tanaman dan tingkat
pertumbuhannya. Suhu tinggi tidak mengkhawatirkan dibandingkan
suhu rendah dalam menahan pertumbuahan tanaman asal persediaan

9
air memadai dan tanaman dapat menyesuaikan terhadap daerah iklim.
Dalam kondisi suhubyang sangat tinggi, pertumbuhan terhambat
bahkan terhenti tanpa menghiraukan persediaan air, dan kemungkinan
keguguran daun atau buah sebelum waktunya. Bencana terhadap
tanaman pangan biasanya berasal dari keadaan kering yang sangat
panas dan angin yang mempercepat penguapan dan mengakibatkan
dehidrasi jaringan tanaman. Suhu udara merupakan faktor lingkungan
yang penting karena berpengaruh pada pertumbuhan tanaman dan
berperan hampir pada semua proses pertumbuhan. Suhu udara
merupakan faktor penting dalam menentukan tempat dan waktu
penanaman yang cocok, bahkan suhu udara dapat juga sebagai faktor
penentu dari pusat-pusat produksi tanaman.

3. Angin mempunyai efek penting pada produktivitas tanaman pangan.


Energi angin merupakan perantara dalam penyebaran tepung sari pada
penyerbukan alamiah, tetapi angin juga dapat menyebarkan benih
rumput liar dan melakukan penyerbuka silang yang tidak diinginkan.
Angin yang terlalu kencang juga akan menggangu penyerbukan oleh
serangga. Angin dapat membantu dalam menyediakan karbon dioksida
yang membantu pertumbuhan tanaman, selain itu juga mempengaruhi
suhu dan kelembaban tanah. Namun pada saat musim kemarau di
beberapa daerah di Indonesia bertiup angan fohn yang dapat merusak
karena bersifat kering dan panas. Pada siang hari didaerah sekitar
pantai, angin laut dapat menyebabkan masalah karena angin ini
membawa butiran garam yang dapat merusak daun.

4. Sinar Matahari Radiasi matahari yang ditangkap klorofil pada tanaman


yang menpunyai hijau daun merupakan energi dalam proses
fotosintesis. Hasil fotosintesis ini menjadi bahan utama dalam
pertumbuhan dan produksi tanaman pangan. Selain meningkatkan laju
fotosintesis, peningkatan cahaya matahari biasanya mempercepat
proses pembungaan dan pembuahan. Sebaliknya, penurunan intensitas

10
radiasi matahari akan memperpanjang masa pertumbuhan tanaman.
Jika air cukup maka pertumbuhan dan produksi padi hampir
seluruhnya ditentukan oleh suhu dan radiasi matahari. Tanaman yang
dipanen buah atau bijinya akan tumbuh dengan baik pada intensitas
radiasi matahari yang tinggi. Pada tanaman kedelai penurunan
intensitsa radiasi matahari akan menurunkan hasil polong dan biji
kering. Intensitas radiasi yang rendah sejak penanaman dapat
menurunkan hasil yang sangat besar jika dibandingakan jika hanya
pada fase pengisian polong. Radiasi matahari merupakan faktor
penting dalam metabolisme tanaman yang berklorofil, karena itu
produksi tanaman pangan dipengaruhi oleh tersedianya cahaya
matahari. Tapi umumnya fluktuasi hasil dari tahun ke tahun tidak
mempunyai korelasi dengan ketersediaan radiasi matahari, karena
produksi pangan ditentukan juga oleh faktor lain.

5. Kelembaban Kelembaban adalah banyaknya kadar uap air yang ada di


udara. Dimana kelembapan udara merupakan bagain dari komponen
iklim yang memiliki pengaruh terhadap lingkungan. Kelembapan
udara disuatu tempat dapat berpengaruh pada semua aktivitas,
terkhusus pada produktivitas tanaman pangan Kelembaban
mempengaruhi evapotranspirasi dan jumlah air. Kelembaban banyak
berhubungan dengan suhu, curah hujan, dan angin, sehingga harus
diadakan beberapa tinjauan. Hubungan antara unsur–unsur iklim
tersebut, misalnya suhu udara dengan curah hujan memberikan dasar
pada distribusi iklim dan tanaman. Besarnya kelembaban suatu daerah
merupakan faktor yang dapat menstimulasi curah hujan. Di Indonesia,
kelembaban udara tertinggi dicapai pada musim hujan dan terendah
pada musim kemarau.
2.3. Klasifikasi Iklim
Winarso (2003) iklim dapat merupakan suatu kondisi lanjutan dan dapat
berupa kumpulan dari kondisi cuaca yang kemudian disusun, dihitung dan
dianalisis berupa rerata kondisi cuaca dalam kurun waktu tertentu. Threwartha

11
(1995) iklim adalah konsep abstrak yang menyatakan keberadaan cuaca dan
unsur-unsur atmosfer di suatu daerah selama kurun waktu yang panjang.
Masing-masing wilayah memiliki karakter iklim yang tidak sama sehingga
aktivitas makhluk hidup di dalamnya sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim
wilayahnya.
Berbagai unsur hidrologi yang dapat digunakan oleh para ahli dalam
mengklasifikasi iklim di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Radiasi matahari
2. Temperatur
3. Kelembaban
4. Angin
5. Curah hujan
Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki iklim yang berbeda.
Perbedaan iklim tersebut dipengaruhi oleh letak geografis bumi terhadap
matahari. Pada saat ini dengan kemajuan teknologi yang sangat maju dan
modern, pengidentifikasian iklim wilayah sudah dipadukan dengan sistem
informasi geografis (SIG), sehingga data zona iklim dapat ditampilkan dalam
bentuk ruang yang mempermudah interpretasi dan pembacaan.
Secara garis besar tipe atau jenis klasifikasi iklim di bumi bisa
dikelompokan menjadi 2, yakni secara:
1. Genetik dibedakan berdasarkan:
a. Letak topografi
b. Arah angin
c. Aliran massa udara
d. Perbedaan sinar matahari
2. Empirik, berdasarkan cara/metode penelitian dan juga pengamatan
ilmiah mengenai unsur-unsur pembentuk iklim. Semakin berkembangnya
teknologi di bidang klimatologi para ahli mengklasifikasi iklim menjadi lebih
kompleks dan sangat detail.

12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum “Rumus empiris dalam perkiraan anasir iklim dilaksanakan
pada tanggal 20 Oktober 2022 pada pukul 14:40, bertempat di Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa kampus Pakupatan.
3.2. Alat dan Bahan
Berikut alat dan bahan yang digunakan:
1. Alat tulis
2. Data meteorologi
3.3. Cara Kerja
Lakukan penghitunagn data-data yang sudah disediakan dengan Beberapa
rumus empiris sebagai berikut :
1. Rumus empiris prosentase lama penyinaran bulanan berdasarkan
jumlah hari hujan bulanan
S = ( - 2,25 hari hujan + 90 ) %
dimana :
S = prosentase lama penyinaran bulanan
2. Rumus empiris untuk menentukan energi radiasi matahari Banyak
stasiun meteorologi hanya mencatat panjang penyinaran matahari dan
radiasi serta jumlah penyinaran matahari. Angstrom menyatakan
hubungan kedua variabel tersebut sebagai berikut :
I / Io = a + b. n / N
dimana :
I = energi radiasi matahari yang sampai di bumi ( cal/cm2 )
Io = energi radiasi matahari pada puncak atmosfir ( cal/cm2 )
n = jumlah jam penyinaran matahari aktual ( jam )
N = panjang penyinaran matahari ( jam )
a dan b : konstanta, untuk daerah Tropis a = 0,23 dan b = 0,48 dan
akan berubah 7 sesuai dengan latitude dan massa udara daerah
tersebut.

13
3. Rumus empiris untuk menentukan tekanan uap air berdasarkan wet
bulb dan dry bulb
ed = es – 0,000660.p. ( Ta – Tw ) . ( 1 + 0,00115. Tw )
dimana :
ed = tekanan uap dari udara ( mbar )
es = tekanan uap jenuh pada wet bulb temperatur ( mbar )
p = tekanan udara ( mbar )
Ta = dry bulb temperatur ( oC )
Tw = wet bulb temperatur ( oC )

14
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Bulan Jumlah hari % Penyinaran hasil % Penyinaran


hujan pengamatan perhitungan
Jan 25 45,9 33,75
Feb 19 43,1 47,25
Mar 18 59,5 49,5
Apr 11 60,0 65,25
Mei 4 63,9 81
Jun 2 61,9 85,5
Jul 1 64,4 87,75
Agu 5 88,1 78,75
Sep 0 72,3 90
Okt 14 46,9 58,5
Nov 18 45,3 49,5
Des 19 57,8 47,25
(Tabel 4.1. Data persentase penyinaran perhitungan)

Grafik 4.1. Grafik persentase lama penyinaran


100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Hasil pengamatan Hasil perhitungan

15
Tgl/Mei Io a b n/N I (Kal/
2
cm /hari ¿
1 947,4 0,230 0,480 0,98 445,9
2 947,4 0,230 0,480 0,95 432,3
3 947,4 0,230 0,480 1,00 454,9
4 947,4 0,230 0,480 0,76 345,8
5 947,4 0,230 0,480 0,50 227,6
6 947,4 0,230 0,480 0,50 227,6
7 947,4 0,230 0,480 0,90 409,5
8 947,4 0,230 0,480 0,75 341,29
9 947,4 0,230 0,480 0,80 364,03
10 947,4 0,230 0,480 0,90 409,5
11 947,4 0,230 0,480 1,00 454,9
12 947,4 0,230 0,480 0,90 409,5
13 947,4 0,230 0,480 0,90 409,5
14 947,4 0,230 0,480 0,75 341,2
15 947,4 0,230 0,480 0,20 91,18
16 947,4 0,230 0,480 0,70 318,5
17 947,4 0,230 0,480 0,85 386,7
18 947,4 0,230 0,480 0,70 318,5
19 947,4 0,230 0,480 0,90 409,5
20 947,4 0,230 0,480 0,70 318,5
21 947,4 0,230 0,480 0,90 409,5
22 947,4 0,230 0,480 0,70 318,5
23 947,4 0,230 0,480 0,75 341,2
24 947,4 0,230 0,480 1,00 454,9
25 947,4 0,230 0,480 1,00 454,9
26 947,4 0,230 0,480 0,85 386,76
27 947,4 0,230 0,480 1,00 454,98
28 947,4 0,230 0,480 1,00 454,98

16
29 947,4 0,230 0,480 0,80 364,03
30 947,4 0,230 0,480 1,00 454,98
31 947,4 0,230 0,480 0,50 227,60

(Tabel 4.2. Data perhitungan radiasi matahari)

Tgl/ Ta(drj Tw(drj P(mbar Es(mbar Ed(Mbar RH(% RH


Mei celcius celcius ) ) ) ) *
) )
1 25,300 21,200 1012,38 29,75 26,94 90,55 78
2 25,300 21,000 1012,38 30,07 27,12 90,18 78
3 25,400 21,100 1012,38 29,91 26,96 96,13 74
4 25,400 24,200 1012,38 24,95 24,12 90,67 80
5 26,600 23,800 1012,38 25,59 23,66 90,45 84
6 27,500 23,800 1012,38 25,59 23,05 92,07 80
7 27,600 25,000 1012,38 23,67 21,88 92,43 79
8 27,800 25,600 1012,38 22,71 21,18 93,26 81
9 28,400 25,000 1012,38 23,67 21,33 90,11 82
10 27,500 23,200 1012,38 26,55 23,46 88,36 86
11 26,800 23,400 1012,38 26,23 23,89 91,07 80
12 26,800 24,000 1012,38 25,27 23,34 92,36 82
13 27,500 25,200 1012,38 23,35 21,77 93,23 82
14 27,900 24,800 1012,38 23,99 21,86 91,12 80
15 26,800 23,000 1012,38 26,87 24,26 90,28 84
16 26,500 22,400 1012,38 27,83 25,02 89,90 82
17 25,900 20,800 1012,38 30,39 26,90 88,51 78
18 25,100 21,000 1012,38 30,07 27,86 90,65 78
19 25,700 22,000 1012,38 28,47 25,93 91,07 75
20 26,800 21,600 1012,38 29,11 25,55 87,77 76

17
21 26,500 24,200 1012,38 24,95 23,37 93,66 75
22 27,500 24,200 1012,38 24,95 22,68 90,90 79
23 27,600 23,000 1012,38 26,87 23,72 88,87 74
24 26,800 23,600 1012,38 25,91 23,71 91,50 75
25 27,300 24,400 1012,38 24,63 22,63 87,81 75
26 27,400 23,800 1012,38 29,43 26,96 91,60 75
27 27,000 23,800 1012,38 28,79 26,59 92,35 79
28 27,300 24,600 1012,38 27,99 26,13 93,35 79
29 27,600 24,000 1012,38 29,43 26,96 91,60 76
30 27,100 23,600 1012,38 29,27 26,86 91,76 75
31 26,700 23,800 1012,38 28,31 26,32 93,56 80
(Tabel 4.3. Data perhitungan tekanan uap air)

Grafik 4.2. Grafik perbandingan RH


120

100

80

60

40

20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

RH perhitungan RH pengamatan

4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil di atas semua hasil dari perhitungan jika dbandingkan
dengan hasil pengamatan hasilnya akan berbeda untuk hasil dari perhitung
penyinaran bulan dan hasil pengamatannya, perbedaanya tidak terlalu terlihat
karena hasil perhitungan maupun pengamatan mengalami naik turun, tetapi

18
untuk hasil dari RH ada perbedaan yang sangat terlihat, di perhitungan lebih
tinggi nilainya dari pada pengamatan.

19
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum tentang “rumus empiris dalam
memperkirakan anasir iklim” dapat disimpulkan bahwa rumus-rumus
empiris digunakan untuk memperkirakan iklim di sekitar jika tidak ada
alat untuk mengukurnya, jika ada rumus-rumus empiris ini dapat
digunakan untuk mengetahui ke akuratan dari alat agar tidak ada kesalahan
di dalam pengukuran anasir iklim.
5.2. Saran
Belajar lebih banyak tentang rumus empiris untuk memperkirakan
anasir iklim, dan melakukan lebih banyak latihan agar lebih mengerti dan
lebih bisa memperkirakan anasir iklim dengan rumus-rumus empiris.

20
DAFTAR PUSTAKA

Miftahuddin. 2016. Jurnal matematika, statistika, dan komputasi. Analisis Unsur-


unsur Cuaca dan Iklim Melalui Uji Mann-Kendall Multivariat. Vol.
13(1): 26-38.

Arifin, Arini Nurul, dkk. PREDIKSI PROBABILITAS PRODUKTIVITAS


TANAMAN PANGAN DI KOTA MAKASSAR BERBASIS IKLIM.

Purba, Lestari Irene, dkk. (2021). Agroklimatologi. Yayasan kita menulis.

21
LAMPIRAN

22
23

Anda mungkin juga menyukai