Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

AGROKLIMATOLOGI

“PENGUKURAN UNSUR IKLIM MIKRO”

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah agroklimatologi

Disusun oleh:

Nama : Mahesa Dendhika Ardine

Nim : 4442220048

Kelas : 1A

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat
dan karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga saya bisa menyelesaikan laporan
praktikum yang berjudul "Pengukuran unsur iklim mikro”. Adapun laporan ini
diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Agroklimatologi.

Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras saya
semata, melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya ucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu
terselesaikannya laporan ini, diantaranya:

1. Ibu Sri Ritawati, S. TP., M.Sc. dan Putra Utama, Sp., MP., selaku dosen Mata
Kuliah Agroklimatologi.

2. Teh Nadianti Nufus selaku Asisten Praktikum Mata Kuliah Agroklimatologi.

3. Ayah dan ibu yang telah memberikan doa dan dukungannya baik secara moril
maupun materil dan semua pihak yang telah membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung.

Saya sangat menyadari bahwa laporan ini sangatlah jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, saya selaku penulis menerima dengan terbuka semua kritik
dan saran yang membangun agar laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi guna
menjadi acuan di masa yang akan datang. Saya berharap, semoga laporan ini
bermanfaat untuk kita semua.

Serang, Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER………………………………………………….……………………….i
KATA PENGANTAR……………………………………………….………….ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….iv
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………..…………….5
1.1. Latar
Belakang……………………………………………………………….5
1.2. Tujuan…………………………………………………………………..
…….5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………..……….6
2.1. Iklim Mikro………………………………………………………………….6
2.2. Suhu Udara……………………………………………………...………..….6
2.3. Intensitas Cahaya……………………………………….…………………...7
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM………………………….…………...9
3.1. Waktu dan Tempat…………………………………………….……….…...9
3.2 Alat dan Bahan……………………………………………..………………...9
3.3. Cara Kerja…………………………………………………………………...9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………...………………...11
4.1. Hasil……………………………………………………………….………...11
4.2. Pembahasan………………………………………………………………...12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………...14
5.1. Kesimpulan……………………………………………………….………...14
5.2. Saran……………………………………………………………...………...14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...15
LAMPIRAN……………………………………………………………...……...16

iii
DAFTAR TABEL

TABEL 4.1……………………………………………………………………....11

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pertumbuhan dan hasil tanaman dapat ditentukan oleh tiga faktor utama,
ketiga faktor tersebut adalah tanah, iklim/cuaca dan tanaman. Untuk mencapai
hasil yang optimum, maka ketiga faktor tersebut harus dalam keadaan
seimbang. Iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan produktivitas tanaman.
Faktor-faktor iklim yang sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman
adalah curah hujan, terutama untuk pertanian lahan kering, suhu maksimum
dan minimum serta radiasi. Dengan mengetahui faktor-faktor cuaca tersebut
pertumbuhan tanaman, tingkat fotosintesis dan respirasi yang berkembang
secara dinamis dapat disimulasi (Setiawan, 2009). Intensitas cahaya dan suhu
udara merupakan komponen iklim yang dapat diamati.
Iklim mikro sangat mudah untuk diamati karena lingkupnya yang tidak
terlalu luas. Iklim mikro adalah faktor-faktor kondisi iklim setempat yang
memberikan pengaruh langsung terhadap fisik pada suatu lingkungan. Iklim
mikro merupakan iklim di lapisan udara terdekat permukaan bumi dengan
ketinggian + 2 meter (Bunyamin, 2010).
Praktikum agroklimatologi kali ini mengukur iklim mikro di Univertas
Sultan Ageng Tirtayasa kampus Pakupatan. Iklim mikro yang diukur adalah
suhu udara, kelembaban nisbi udara, suhu tanah, kecepatan angin, intensitas
penyinaran cahaya matahari.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Agroklimatologi ini adalah sebagai berikut:
1. Mengenal cara-cara mengukur unsur iklim mikro.
2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap iklim mikro.
3. Mengetahui iklim mikro pada berbagai ekosistem.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Iklim Mikro


Pertumbuhan dan hasil tanaman dapat ditentukan oleh tiga faktor utama,
ketiga faktor tersebut adalah tanah, iklim/cuaca dan tanaman. Untuk mencapai
hasil yang optimum, maka ketiga faktor tersebut harus dalam keadaan
seimbang.
Iklim mikro merupakan iklim dilapisan udara permukaan bumi dengan
ketinggian kurang lebih 2 meter, dimana pada daerah ini gerak udara lebih
kecil karena permukaan bumi kasar dan perbedaan suhu yang besar. keadaan
tanaman dapat mengakibatkan perlawanan iklim yang besar dalam ruang yang
sempit. Iklim mikro meliputi suhu, kelembaban dan cahaya (Bunyamin. Z dan
Aqil, 2010).
Faktor-faktor iklim yang sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman
adalah curah hujan, terutama untuk pertanian lahan kering, suhu maksimum
dan minimum serta radiasi. Dengan mengetahui faktor-faktor cuaca tersebut
pertumbuhan tanaman, tingkat fotosintesis dan respirasi yang berkembang
secara dinamis dapat disimulasi (Setiawan, 2009).
Keadaan unsur-unsur iklim ini akan mempengaruhi tingkah laku dan
metabolisme yang berlangsung pada tubuh makhluk hidup, sebaliknya,
keberadaan makhluk hidup tersebut (terutama tumbuhan) akan pula
mempengaruhi keadaan iklim mikro disekitarnya. Antara makhluk hidup dan
udara disekitarnya akan terjadi saling pengaruh atau interaksi satu sama lain
(Lakitan, 2002:53).
2.2. Suhu Udara
Suhu udara adalah keadaan panas udara yang disebabkan oleh panas
matahari. Faktor-faktor yang mempengaruhi banyak sedikitnya panas matahari
yang di terima oleh bumi adalah keadaan awan, keadaan bidang permukaan,
sudut sinar datang, dan lamanya penyinaran matahari. Panas permukaan bumi
oleh penyinaran matahari mempengaruhi panas udara. Suhu udara di
permukaan bumi bervariasi karena sinar matahari menyebar tidak merata di
permukaan bumi.

6
Suhu udara dipermukaan bumi adalah relatif, tergantung pada faktor-
faktor yang mempengaruhinya seperti misalnya lamanya pe-nyinaran
matahari. Hal itu dapat berdampak langsung akan adanya perubahan suhu di
udara. Suhu udara bervariasi menurut tempat dan dari waktu ke waktu di
permukaan bumi. Menurut tempat suhu udara bervariasi secara vertical dan
horizontal dan menurut waktu dari jam ke jam dalam sehari, dan menurut
bulanan dalam setahun.
Keadaan suhu udara pada suatu tempat di permukaan bumi akan
ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Lamanya Penyinaran Matahari, Semakin lama matahari
memancarkan sinarnya disuatu daerah, makin banyak panas yang
diterima. Keadaan atmosfer yang cerah sepanjang hari akan lebih
panas daripada jika hari itu berawan sejak pagi.
2. Kemiringan Sinar, Matahari Suatu tempat yang posisi matahari
berada tegak lurus di atasnya, maka radiasi matahari yang
diberikan akan lebih besar dan suhu ditempat tersebut akan tinggi,
dibandingkan dengan tempat yang posisi mataharinya lebih miring.
3. Keadaan Awan, Adanya awan di atmosfer akan menyebabkan
berkurangnya radiasi matahari yang diterima di permukaan bumi.
Karena radiasi yang mengenai awan, oleh uap air yang ada di
dalam awan akan dipencarkan, dipantulkan, dan diserap.
4. Keadaan Permukaan Bumi, Perbedaan sifat darat dan laut akan
mempengaruhi penyerapan dan pemantulan radiasi matahari.
Permukaan darat akan lebih cepat menerima dan melepaskan panas
energy radiasi matahari yang diterima dipermukaan bumi dan
akibatnya menyebabkan perbedaan suhu udara di atasnya.
2.3. Intensitas Cahaya
Setiap hari manusia melakukan aktivitas di lingkungan yang berbeda-beda
dimana semua aktivitas yang dilakukan akan didukung dengan adanya
pencahayaan. Pencahayaan yang baik sangat diperlukan untuk menunjang
segala aktivitas manusia.

7
Pencahayaan dibedakan menjadi dua yaitu pencahayaan alami dan
pencahayaan buatan. Pencahayaan alami dapat berupa cahaya matahari
(Ginanjar, 2012). Sedangkan pencahayaan buatan merupakan segala bentuk
cahaya yang bersumber dari suatu alat buatan manusia (Juningtyastuti, dkk.,
2012).
Pemanfaatann intensitas cahaya pada setiap tempat berbeda-beda,
misalnya pemanfaatan pencahayaan pada tempat tinggal yaitu dengan cara
mengenali terlebih dahulu kegiatan yang harus diberi pencahayaan. Untuk
tempat hiburan harus memberikan kesan menarik secara visual, memiliki gaya
dan tema yang diperlukan (Karlen dan Benya, 2002).

8
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum “pengukuran unsur iklim mikro” dilaksanakan pada tanggal 6
Oktober 2022 pada pukul 14:40, bertempat di Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa kampus Pakupatan.
3.2. Alat dan Bahan
Berikut alat dan bahan yang digunakan saat praktikum,yaitu:
1. Thermometer
2. Thermohygrometer
3. Lightmeter
4. Hand anemometer
5. Thermometer tanah
3.3. Cara kerja
1. Dua tempat yang memiliki keadaan yang berbeda yaitu daerah yang
berkanopi ( di bawah naungan pohon ) dan daerah tanpa kanopi dipilih
untuk mengadaakan percobaan pengamatan iklim mikro.
2. Kemudian statif ditancapkan ke tanah dan dipasang dengan termometer
serta termohigrograf pada aras 25 cm, 50 cm, dan 100 cm dari permukaan
tanah. Pengamatan diukur setiap 10 menit sehingga mencapai 4 kali
pengamatan.
3. Thermometer tanah ditancapkan di tanah pada jeluk 0 cm, 15 cm, dan 30
cm dari permukan tanah. Pengamatan dilakukan pada setiap jeluk pada
setiap pengambilan data setiap 10 menit sekali. 10 menit pertama
dilakukan pada jeluk 0 cm, setelah itu dimasukkan hingga mencapai jeluk
15 cm, setelah sepuluh menit dicatat lagi hasilnya pada tabel pengamatan.
Kemudian thermometer tanah dimasukkan lagi pada jeluk 30 cm, setelah
sepuluh menit dicatat hasil pengamatannya pada tabel pengamatan.
4. Pengamatan dengan anemometer dilakukan bersamaan dengan alat lainnya
sebanyak 4 kali pengamatan. Pada waktu yang bersamaan anemometer
disiapakan lima menit sebelum waktu ditentukan. Setelah memasuki

9
waktu yang ditentukan yaitu bersama-sama dengan waktu yang lainnya
dimulai, anemometer diangkat ke atas agar tidak terhalang dengan
penghalang. Setiap sepuluh menit hasil pengamatan dicatat dan sepuluh
menit kemudian alat tersebut diistirahatkan. Pengamatan dilakukan hingga
menghasilkan empat data.
5. Pada pengukuran intensitas cahaya digunakan Light meter. Alat ini
memiliki tiga skala dengan tombol pengatur di sebelah kanannya. Mula-
mula diatur pada skala yang paling rendah dengan posisi tombol pengatur
ada di paling bawah, apabila jarum penunjuk melebihi batas skala maka
tombol dinaikkan dan pembacaan skala berubah dengan membaca skala di
atas skala yang sebelummya dibaca. Begitu seterusnya. Sensor cahaya
pada Light meter jika sudah tidak digunakan maka ditutup kembali agar
terlindung dari sinar matahari, sehingga tidak terjadi pengukuran intensitas
cahaya.

10
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Titik waktu Aras/Jeluk Strata


Parameter No. pengamatan pengamatan Kanopi Tanpa
Kanopi
25cm 31,5°C 30°C
1. 0’ 50cm 30°C 30°C
100cm 29°C 29°C
25cm 30,5°C 30°C
2. 10’ 50cm 30,5°C 30°C
Suhu Udara
100cm 29°C 28,5°C
25cm 31,5°C 32°C
3. 20’ 50cm 29°C 30°C
100cm 29,5°C 28°C
25cm 30°C 32°C
4. 30’ 50cm 29°C 29°C
100cm 28,5°C 28°C
25cm 73% 60%
1. 0’ 50cm 73% 63%
100cm 73% 70%
25cm 72,5% 66%
2. 10’ 50cm 71% 60%
Kelembaban
100cm 69% 68%
Udara
25cm 71,5% 64%
3. 20’ 50cm 76% 64%
100cm 84% 76%
25cm 78% 63%
4. 30’ 50cm 76% 70%
100cm 81,5% 78%

11
0cm 30°C 30°C
1. 0’ 15cm 27°C 30°C
30cm 26°C 30°C
0cm 28°C 30°C
2. 10’ 15cm 26°C 32°C
Suhu
30cm 26°C 32°C
Tanah
0cm 27°C 30°C
3. 20’ 15cm 26°C 32°C
30cm 27°C 32°C
0cm 27°C 30°C
4. 30’ 15cm 26°C 32°C
30cm 27°C 31°C
1. 0’ 0,74 m/s 0,21 m/s
Kecepatan 29,5°C 30,1°C
Angin 2. 10’ 0,71 m/s 0,79 m/s
29,5°C 29,6°C
3. 20’ 0,00 m/s 2,29 m/s
29,7°C 30°C
4. 30’ 1,37 m/s 1,59 m/s
28,8°C 29,7°C
1. 0’ 146 Lux 3060 Lux
Intensitas 2. 10’ 262 Lux 3750 Lux
Penyinaran 3. 20’ 279 Lux 3550 Lux
4. 30’ 276 Lux 2150 Lux
(Tabel 4.1 Hasil pengamatan)

4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui untuk suhu udara bahwa semakin


tinggi dari permukaan tanah semakin rendah suhunya, serta suhu di tempat
yang berkanopi lebih rendah didibandingkan dengan suhu yang tidak berada
di bawah kanopi atau tempat yang tidak berkanopi.

12
Kelembaban udara juga berdasarkan hasil dari pengamatn praktikum
semakin tinggi dari permukaan tanah maka semakin tinggi kelembaban
udaranya, dan tempat yang berkanopi lebih tinggi kelembaban udaranya
dibandingkan dengan tempat tanpa kanopi.

Seperti yang dapat dilihat di hasil pengamatan semakin dalam ke dalam


permukaan tanah suhu tanah akan semakin rendah, dan yang berkanopi lebih
rendah suhunya dibandingkan dengan yang tidak berkanopi.

Kecepatan angin lebih tinggi di tempat yang tidak berkanopi dibandingkan


dengan kecepatan angin di tempat yang berkanopi, serta intensitas cahaya
lebih tinggi di tempat yang tidak berkanopi dibandingkan dengan tempat yang
berkanopi.

13
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pengamatan yang sudah dilaksanakan di UNTIRTA
kampus pakupatan, mengamati unsur-unsur iklim mikro dapat disimpulkan
bahwa paparan cahaya matahari dapat menjadi faktor yang mempengaruhi
unsur iklim mikro, karena menurut hasil pengamatan unsur iklim mikro di
tempat yang berkanopi dan tidak berkanopi selalu berbeda.
5.2. Saran
Saran dari penulis tentang laporan praktikum 2 Agroklimatologi, yaitu:
1. Untuk penulis tingkatkan literasi agar lebih banyak wawasan tentang iklim
mikro.
2. Disarankan untuk diamati lebih lama lagi agar dapat kesimpulan yang
lebih kompleks tentang iklim mikro di UNTIRTA kampus pakupatan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Rahim, Ramli dkk. 2016. TEMU ILMIAH IPLBI. Karakteristik Data Temperatur
Udara dan Kenyamanan Termal di Makassar. 75-78.

Indrawan, Rahadyan Rizki dkk. 2017. Jurnal produksi tanaman. KAJIAN IKLIM
MIKRO TERHADAP BERBAGAI SISTEM TANAM DAN POPULASI
TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.). Vol 5(1): 92-
99.

Wentasari, Risa dan Gusta, Adriyade Reshi. 2018. Jurnal penelitian pertanian
terapan. Karakteristik iklim mikro serta pertumbuhan pada beberapa sistem
tanam jagung dengan pola tanam tumpeng sari dan tanam tunggal. Vol
18(3): 199-206.

Cahyantari, Listiana dkk. 2016. Jurnal pembelajaran fisika. ANALISIS


INTENSITAS PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH GEDUNG
FISIKA UNIVERSITAS JEMBER DENGAN MENGGUNAKAN
CALCULUX INDOOR 5.0B. Vol 5(1): 77-81.

Iek, Yermina dkk. 2014. Sabua. KEPADATAN BANGUNAN DAN


KARAKTERISTIK IKLIM MIKRO KECAMATAN WENANG KOTA
MANADO. Vol 6(3): 285-292.

15
LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai