Disusun Oleh :
Kelompok 2
Dosen Praktikum :
Bayu Winata, S.Hut., M.Si.
Asisten Praktikum :
Adisti Triani Wandayanti (E4401201026)
Cindy Kusuma Dewi (E4401201033)
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, maka
tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh penggunaan lahan terhadap pembentukan iklim mikro
2. Menganalisis indeks tingkat kenyamanan iklim mikro berdasarkan tutupan
lahan
3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi iklim mikro
BAB II
METODOLOGI
Iklim mikro merupakan kondisi iklim pada suatu ruang yang sangat terbatas sampai
batas kurang lebih setinggi dua meter dari permukaan tanah (Santi et. al 2019). Faktor yang
mempengaruhi iklim mendorong adanya iklim mikro di lingkungan tersebut, misalnya suhu
udara, suhu tanah, kecepatan arah angin, intensitas penyinaran yang diterima oleh suatu
permukaan, dan kelembaban udara. Iklim mikro dipengaruhi oleh topografi, permukaan
tanah, vegetasi serta lingkungan binaan hasil olahan manusia (Ratodi 2015). Menurut Santi
(2019), faktor pengaruh iklim mikro dapat dilihat dari dimana lokasi itu berada, seperti
danau, rawa, hutan, serta aktivitas manusia di dalamnya.
Menurut Syafrin (2018), terdapat tiga komponen iklim yang menjadi parameter iklim
mikro, yaitu Temperatur udara, kecepatan angin, dan kelembaban udara. Temperatur udara
adalah tingkat atau derajat panas dari kegiatan molekul dalam atmosfer. Angin merupakan
udara yang bergerak. Kecepatan angin untuk kenyamanan dalam ruangan terdapat pada batas-
batas kecepatan antara 0,1 m/detik sampai dengan 0,5 m/detik, apabila melebihi batas
tersebut (diatas/dibawah) maka sensasi dikatakan tidak nyaman (netral). Kelembaban udara
merupakan jumlah kadar air dalam udara yang dinyatakan dalam persen. Kelembaban udara
yang nikmat untuk tubuh berkisar antara 40%- 70%. Sementara itu, pada daerah tertentu,
misalnya di tempat-tempat seperti di tepi pantai, kelembaban berkisar 80% - 98% (Santi et. al
2019).
Lokasi Pengamatan berada di jalan Soka dengan tipe penggunaan lahannya adalah
Pemukiman memiliki jenis substrat tapak tanah sand/pasir, warna substrat tanah yaitu Very
Dark Brown (7,5 YR 2,5/2). Very Dark Brown adalah warna yang mempunyai nilai Hue =
7,5 YR, Value = 2,5, dan Chroma = 2, hal tersebut sesuai dengan pernyataan (Ketaren et al.
2014) menjelaskan bahwa pada horizon A dengan kedalaman 0-27 cm memiliki warna
coklat gelap (7,5 YR 2,5/2), pasir, struktur remah, konsistensi lepas, perakaran halus banyak,
beralih nyata ke lurus. Warna tanah ditentukan dengan cara membandingkan warna yang
terdapat pada buku Munsell Soil Color Chart. warna dinyatakan dalam tiga satuan atau
kriteria, yaitu kilapan (Hue), nilai (Value), dan kroma (Chroma), menurut nama yang
tercantum dalam lajur buku tersebut, kilap berhubungan erat dengan panjang gelombang
cahaya, nilai tersebut berhubungan dengan kebersihan suatu warna dari pengaruh warna lain
dan kroma yang terkadang disebut juga dengan kejernihan yaitu kemurnian relatif dari
spektrum warna (Fitriani 2022). Kemiringan lahan pada daerah tersebut sekitar -0,4° -0,7°
89,2°.
Suhu dan Kelembaban udara selama satu minggu pengamatan di pemukiman terhadap
karakteristik iklim mikro disajikan pada Tabel 1
Suhu udara rata-rata di pemukiman yaitu 29°C, suhu tertinggi berada di siang hari
dengan rata-rata 30,5°C dan suhu terendah berada di pagi hari dengan rata-rata 26,7°C, hal ini
di pengaruhi oleh jumlah vegetasi yang berada di daerah pemukiman, pernyataan ini sejalan
dengan Aluyah dan Rusdianto (2019) bahwa pohon yang jumlahnya lebih banyak
memberikan suhu yang lebih rendah, kelembaban udara relatif yang lebih tinggi dan
kecepatan angin yang lebih rendah dibandingkan dengan pohon yang jumlahnya sedikit,
selain itu menurut Hamidy et al. (2021) faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi
perubahan suhu tersebut adalah intensitas cahaya matahari, curah hujan, polusi udara dan
kelembaban udara, semakin lama matahari menyinari suatu daerah tersebut, makin banyak
panas yang diterima sehingga suhu akan naik.
1 1549,2
7878,4 769,4 3399
2 1428,4 7980 1670,6 3693
3 1240,6 1752,4 2448 1813,6
4 1238,2 993,4 1313,2 1181,6
Intensitas cahaya matahari (lux)
Hari ke-
Pagi Siang Sore Rata-rata
5 1167 2101 116,8 1128,3
6 1156 5498 753,2 2469
7 1084 3547 1546 2059
Rata-
1266,2 4250 1231
rata 2249
Tabel 2 menunjukan bahwa nilai rata-rata intensitas cahaya matahari selama satu
minggu yaitu 2249 lux. Intensitas cahaya matahari merupakan jumlah energi yang diterima
pada suatu permukaan tiap satuan luas dan waktu (Sudarti dan Putri 2020).
Gambar 1. menunjukan bahwa intensitas cahaya pada pagi dan sore hari tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Perubahan peningkatan intensitas cahaya matahari
terlihat pada siang hari, di mana intensitas cahaya meningkat dan secara bertahap menurun
menjelang sore hari. Perbedaan intensitas cahaya matahari antara pagi hari, siang hari dan
sore hari terjadi dipengaruhi oleh besarnya radiasi sinar matahari yang jatuh ke bumi,
sehingga menyebabkan terjadinya besar kecilnya intensitas cahaya (Indarwati et al. 2019).
Suhu udara dan kelembapan udara sangat berpengaruh terhadap aktivitas pengguna
kawasan. Lingkungan yang nyaman dapat dirasakan pengguna untuk memenuhi kebutuhan
fisik pengguna. Daerah pemukiman termasuk kedalam katagori nyaman dengan nilai 70,98.
Pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan Tjasyono (2004) bahwa indeks kenyamanan ini
dapat dinyatakan tidak nyaman bila nilai Idnya lebih dari 75.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tutupan lahan mempengaruhi tingkat kenyamanan iklim mikro di suatu daerah.
Terdapat adanya hubungan antara ketersediaan dan struktur vegetasi terhadap tingkat
kenyamanan. Semakin tinggi ketersediaan vegetasi maka akan meningkatkan tingkat
kenyamanan. Hal ini disebabkan oleh kemampuan vegetasi untuk menyerap panas dan
mengurangi suhu udara, serta memberikan kelembaban pada lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan, Lapangan Soka IPB University memiliki
indeks kenyamanan sebesar 70,89. Indeks kenyamanan menunjukkan bahwa Lapangan Soka
IPB University masuk kedalam kategori nyaman.
4.2 Saran
Indeks kenyamanan yang tergolong kedalam kategori nyaman dapat dilihat dari
variasi tutupan lahan yang mencakup area hijau, pelestarian alam, dan lain sebagainya.
Peningkatan tutupan lahan dan lahan terbuka dapat menciptakan kesejahteraan lingkungan
dan lingkungan yang seimbang. Meningkatkan keberagaman tutupan lahan dan ruang
terbuka hijau juga dapat memberikan kontribusi positif terhadap indeks kenyamanan suatu
wilayah.
DAFTAR PUSTAKA
Aluyah C, Rusdianto. 2019. Pengaruh jenis dan jumlah pohon terhadap iklim mikro di Taman
Purbakala Bukit Siguntang Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Sylva 8(2):
53-59.
Destiana N. 2013. Pengaruh struktur vegetasi terhadap iklim mikro di berbagai land use di
kota Jakarta. Jurnal Scientific 2(1): 1-10.
Fitriani DA, Mahrup, Yasin I, Bakti LAA. 2022. Kecenderungan warna tanah dan status
bahan organik pada lahan pertanian yang mengalami penutupan awan rendah
berbasis peta terra modis di pulau lombok. Journal of soil quality and management
1(1):1-6.
Hamidy AN, Sudarti S, Yushardi Y. 2021. Analisis perubahan suhu lingkungan terhadap
kenyamanan masyarakat di Desa Sumber Tengah. Jurnal pembelajaran fisika
10(2):70-76.
Ketaren SE, Marbun P, Marpaung P. 2014. Klasifikasi inceptisol pada ketinggian tempat
yang berbeda di Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Hasundutan. Jurnal
agroekoteknologi 2(4): 1451-1458.
Ratodi M. 2015. Kajian karakteristik iklim mikro dalam pemukiman: sebuah pendekatan
berwawasan lingkungan untuk penataan lingkungan binaan. Jurnal Kesehatan
Lingkungan. 12(2): 272 – 277.
Sanger YYJ, Rogi JEX, Rombang J. 2016. Pengaruh tipe tutupan lahan terhadap iklim mikro
di Kota Bitung. Jurnal Agrisosioekonomi 12(3): 105-116.
Santi, Belinda S, Rianty H, Aspin. 2019. Identifikasi iklim mikro dan kenyamanan termal
ruang terbuka hijau di Kendari. Jurnal Arsitektur 18(1): 23 – 34.
Sari DP, Idris MH, Aji IML, Anwar H, Webliana KB. 2022. Iklim mikro dan tingkat
kenyamanan termal pada kawasan ekowisata mangrove Tanjung Batu Kabupaten
Lombok Barat. Jurnal agrifor. 21(2): 315-324.
Syafrina A, Koerniawan MD. 2018. Pengaruh badan air pada iklim mikro di Kota Pontianak.
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia 7(4): 207 – 213.
Sari KRTP, Indrawati EM, Nevita AP. 2020. Analisis perbedaan suhu dan Kelembaban
ruangan pada kamar berdinding keramik. Jurnal infokar. 1(2): 5-11.
Wentasari R, Gusta AR. 2018. Karakteristik iklim mikro serta pertumbuhan pada beberapa
sistem tanam jagung dengan pola tanam tumpang sari dan tanam tunggal. Jurnal
penelitian pertanian terapan 18(3): 199-206.
Sudarti, Putri SFD. 2022. Analisis intensitas cahaya di dalam ruangan dengan menggunakan
aplikasi smart lux meter berbasis android. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika 12
(2): 51-55.
Indarwati S, Respati SMB, Darmanto. 2019. Kebutuhan daya pada Air Conditioner saat
terjadi perbedaan suhu dan kelembaban. Momentum 15(1): 91-95.
LAMPIRAN