Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN AKHIR

GROUP PROJECT RESEARCH

STUDI PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI EMBUNG KORPRI, BANDAR


LAMPUNG

Oleh :

1. Mauli Anggia Sari (120420026)


2. M Rizki Ferdinan (120420037)
3. Diva Wyanet L. K (120420009)
4. Fadillah Nurachman(120420047)
5. Dini widya ningsih (120420085)
6. Fadhel Fatara (120420059)

PROGRAM STUDI REKAYASA KEHUTANAN


JURUSAN TEKNIK PRODUKSI DAN INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2023
STUDI PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI EMBUNG KORPRI, BANDAR
LAMPUNG

Oleh :

1. Mauli Anggia Sari (120420026)


2. M Rizki Ferdinan (120420037)
3. Diva Wyanet L. K (120420009)
4. Fadillah Nurachman(120420047)
5. Dini widya ningsih (120420085)
6. Fadhel Fatara (120420059)

Laporan Akhir Group Project


Sebagai salah satu bahan penilaian pada
Mata Kuliah Rekayasa Hutan Kota

PROGRAM STUDI REKAYASA KEHUTANAN


JURUSAN TEKNIK PRODUKSI DAN INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2023
Judul Laporan : Studi Pengembangan Hutan Kota Di Embung Korpri, Bandar Lampung

Nama Anggota : Mauli Anggia Sari, M Rizki Ferdinan, Diva Wyanet L. K, Fadillah Nurachman,
Dini widya ningsih, Fadhel Fatara

Dosen Pengampu Mata Kuliah

Mhd Muhajir Hasibuan, S.Hut., M.Si

Tanggal :
PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keberadaan hutan sangat penting bagi keberlangsungan makhluk hidup. Hutan memiliki
manfaat sebagai paru – paru dunia, tempat tinggal makhluk hidup, sumber keanekaragaman
hayati, mencegah terjadinya bencana alam, menjaga ekologi lingkungan tetap lestari, serta
sebagai penyerap karbon dan limbah yang ditimbulkan dari aktifitas manusia. (Maknun, 2017).
Oleh karena hal ini, keberadaan hutan sangat dibutuhkan di daerah yang lingkungannya sudah
tercemar akibat aktifitas manusia. Daerah yang sangat membutuhkan keberadaan hutan yaitu
daerah perkotaan yang cukup padat.
Keberadaan hutan diperkotaan dapat menjadi paru – paru kota di suatu daerah. Hutan kota
merupakan jaringan atau sistem yang terdiri dari semua hutan, kelompok pohon, dan pohon
individu yang terletak di daerah perkotaan dan pinggiran kota; mereka termasuk, oleh karena itu,
hutan, pohon jalanan, pohon di taman dan kebun, dan pohon di sudut terlantar. (Hidayat, 2017).
Hutan kota pengertian sederhananya yaitu berupa hutan , atau kumpulan pohon, yang tumbuh di
dalam kota, kota kecil, atau pinggiran kota. (Hidayat, 2017). Hutan kota memiliki beberapa peran
yang sangat dubutuhkan pada daerah perkotaan yaitu menurut Dahlan (1992) sebagai identitas
kota, pelestarian plasma nutfah, peredam kebisingan, mengurangi bahaya hujan asam, penyerap
karbon monoksida yang ditimbulkan di daerah perkotaan ,penyerap karbon dioksida dan
penghasil oksigen, penahan angin, penyerap dan penapis bau, mengatasi intrusi air laut, produksi
terbatas, ameliorasi iklim, pengelolaan sampah, pelestarian air tanah, penapis cahaya silau,
meningkatkan keindahan dan sebagai habitat satwa di dalamnya. (Dahlan, 1992).
Keberadaan hutan kota mencegah adanya peningkatan suhu udara di perkotaan yang dapat
menimbulkan keresahan dan ketidaknyamanan bagi penduduk kota. Pepohonan pada hutan kota
salah satu peranan penting sebagai peredam kebisingan dengan cara mengabsorsi gelombang
suara dengan daun, cabang, dan ranting. Jenis tumbuhan yang sangat sesuai agar dapat meredam
kebisingan yang ditimbulkan adalah pohon dengan jenis tajuk yang tebal dengan daun yang
ringan. Penanaman pepohonan sangat penting karena pada dedaunan dapat menyerap kebisingan
sampai 95%. (Grey, 1978). Oleh karena itu, hutan kota harus dibangun dengan ketentuan yang
sesuai agar peran serta fungsinya dapat berdampak langsung terhadap ekologis di suatu daerah.
Kelayakan hutan kota dapat dinilai dari dampak yang ditimbulkan, hal ini dapat diketahui dengan
melakukan pengamatan serta mengukur beberapa indikator pada hutan kota tersebut.
1.2 Tujuan
1. Pengamatan ini bertujuan untuk dapat mengetahui indikator kelayakan hutan kota
tersebut
2. Mengetahui pengaruh keberadaan hutan kota terhadap masyarakat sekitar.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana indikator kelayakan yang didapat dari hasil pengamatan terhadap hutan kota
tersebut
2. Apakah masyarakat sekitar merasakan dampak dari keberadaan hutan kota tersebut?
BAB II
METODE

A. Lokasi dan Waktu


B. Alat dan Bahan
C. Jenis Data yang Dikumpulkan
 Data Primer
 Data Sekunder
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu metode sekunder,
dimana metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data dari berbagai sumber
seperti jurnal, website, artikel berita, buku-buku dan lain lain. Dipilihnya metode ini
karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan kegiatan seperti wawancara, pengamatan
langsung ke lapangan untuk meneliti objek yang akan dibicarakan.
D. Metode Pengambilan Data (Termasuk peta jalur Pengamatan)
E. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan yaitu menganalis data yang sudah terkumpul dari
pengolahan data yang sudah dilakukan, yang ditampilakan dalam bentuk grafik, serta
sumber data informasi yang berasal jurnal, website dan sebagainya. Data tersebut sudah
memiliki poin penting dan karakteristik untuk menjadi bahan tulisan yang akan
dikerjakan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian


2. Keanekaragaman Hayati
3. Iklim Mikro
Microclimate atau iklim mikro adalah kondisi iklim pada suatu ruang yang sangat
terbatas sampai batas kurang lebih setinggi dua meter dari permukaan tanah. Iklim mikro
merupakan iklim dalam ruang kecil yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti hutan,
rawa, danau, dan aktivitas manusia. Pengaruh lingkungan terhadap iklim mikro misalnya
terhadap suhu udara, suhu tanah, kecepatan arah angin, intensitas penyinaran yang
diterima oleh suatu permukaan, dan kelembaban udara. Iklim mikro dipengaruhi oleh
berbagai faktor, termasuk topografi, vegetasi, penutup tanah, serta aktivitas manusia di
area tersebut. Faktor-faktor seperti orientasi bangunan, penggunaan lahan, dan perubahan
yang disebabkan oleh urbanisasi dapat memiliki dampak signifikan terhadap iklim mikro
di suatu area (Santi, 2019). Iklim mikro (suhu, kelembaban udara dan radiasi matahari)
ditentukan oleh banyak faktor, baik faktor dalam skala lokal maupun dalam skala global
(Yorri Y. J. Sanger, 2016).
Indikator dari parameter Iklim Mikro pada ruang terbuka hijau Embung Korpri yaitu :
a. Temperature
b. Humanidity (Kelembapan)
c. Wind Child (Angin)
d. Dew Point (Suhu Udara)
e. Barometer (Tekanan Atmosfer)
f. Wind Speed (Kecepatan Angin)
g. Altitude (Ketinggian DPL)
h. Illum
4. Pengaruh Kerapatan Pohon dengan Iklim Mikro didalam Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka hijau berpengaruh terhadap kondisi iklim mikro yaitu iklim pada suatu
ruang yang sangat terbatas, tetapi komponen iklim ini penting artinya bagi kehidupan
manusia, tumbuhan dan hewan, karena kondisi udara pada skala mikro akan berkontak
dan berpengaruh langsung dengan makhluk-makhluk hidup tersebut. Pengaruh kerapatan
pohon terhadap iklim mikro dapat bervariasi tergantung pada kondisi geografis, jenis
pohon, dan tata letak ruang terbuka hijau. Kerapatan pohon dapat memiliki pengaruh
signifikan pada iklim mikro di dalam ruang terbuka hijau (Rusdianto, 2019). Berikut ini
adalah beberapa pengaruh utama:
 Suhu Udara: Pohon-pohon yang padat dapat memberikan perlindungan dari sinar
matahari langsung dan membentuk zona teduh di bawahnya. Zona teduh ini
membantu mengurangi suhu udara di sekitarnya karena adanya penyerapan sinar
matahari oleh daun-daun pohon dan penguapan air melalui proses transpirasi. Hal
ini dapat menghasilkan lingkungan yang lebih sejuk dan nyaman di sekitar pohon-
pohon yang padat.
 Kelembaban Udara: Pohon-pohon yang padat juga dapat mempengaruhi
kelembaban udara di ruang terbuka hijau. Proses transpirasi yang dilakukan oleh
daun-daun pohon menghasilkan uap air, yang dapat meningkatkan kelembaban
relatif di sekitar pohon-pohon tersebut. Kelembaban udara yang lebih tinggi dapat
membantu mengurangi kekeringan dan menciptakan kondisi yang lebih nyaman
bagi manusia dan tanaman.
 Kualitas Udara: Pohon-pohon yang padat memiliki kemampuan untuk menyerap
polutan udara seperti karbon dioksida, oksida nitrogen, dan partikel debu. Dengan
adanya pohon-pohon yang padat di ruang terbuka hijau, kualitas udara di
sekitarnya dapat ditingkatkan. Proses fotosintesis yang dilakukan oleh daun-daun
pohon juga menghasilkan oksigen, yang membantu meningkatkan kualitas udara
di sekitarnya.
 Angin: Pohon-pohon yang padat juga dapat mempengaruhi pola aliran angin di
dalam ruang terbuka hijau. Pohon-pohon yang tertanam dengan rapat dapat
mengurangi kecepatan angin dan memberikan perlindungan dari hembusan angin
yang kencang. Hal ini dapat menciptakan lingkungan yang lebih tenang dan
nyaman di sekitar pohon-pohon tersebut.
 Suara: Pohon-pohon yang padat juga memiliki kemampuan untuk menyerap
suara. Daun-daun pohon dapat menyerap dan memantulkan suara, sehingga
membantu mengurangi tingkat kebisingan di dalam ruang terbuka hijau. Hal ini
dapat menciptakan lingkungan yang lebih tenang dan damai bagi pengunjung.

5. Presepsi dan Preferensi Pengunjung Ruang Terbuka Hijau


A. Persepsi Pengunjung
Persepsi pengunjung merujuk pada cara pengunjung memandang atau memahami RTH.
Persepsi melibatkan persepsi sensorik dan kognitif pengunjung terhadap lingkungan RTH,
termasuk pandangan mereka tentang keadaan fisik, estetika, kualitas, dan pengalaman secara
keseluruhan di RTH. Persepsi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tampilan visual,
kebersihan, kelestarian alam, ketersediaan fasilitas, keamanan, dan aspek lain yang
mempengaruhi pengalaman pengunjung di RTH.
1. Fungsi ruang Terbuka Hijau menurut anda?
Fungsi ruang terbuka hijau sangat penting dalam perkotaan dan lingkungan
perkotaan secara umum. Ruang terbuka hijau merujuk pada area terbuka seperti taman,
lapangan, taman kota, taman rekreasi, dan kawasan alam yang masih dipertahankan di
dalam kota atau sekitarnya. Berdasarkan keusioner yang didapat sebanyak 42,9%
menjawab RTH berfungsi sebagai peneduh/penyerap sinar matahari. Ruang terbuka
hijau dengan pepohonan yang banyak dapat menurunkan intensitas cahaya yang dimana
merupakan cahaya yang dipancarkan oleh matahari secara langsung. adanya ruang
terbuka hijau dengan tumbuhan atau pepohonan yang baik dengan jumlah yang banyak
ini dapat menurunkan suhu panas matahari yang berada di sekitar ruang terbuka hijau.
Daerah perkotaan cenderung memiliki suhu yang lebih tinggi daripada pedesaan karena
banyaknya permukaan keras dan kekurangan vegetasi. Dengan adanya ruang terbuka
hijau dalam kota, terutama taman besar atau taman kota, dapat membantu mengurangi
efek pulau panas perkotaan dengan menyerap energi matahari dan mengurangi suhu
sekitar (Asrul Rakhmatsyah, 2015). Kemudian sebanyak 33,3 % menjawab RTH
berfungsi dalam mengurangi polusi udara yangdisebabkan asap kendaraan, 19,0%
menjawab sebagai penyedia udara bersih dan 4,8% menjawab berekreasi.

2. Seperti apakah bentuk penataan ruang terbuka hijau yang baik menurut anda?

Penataan ruang terbuka hijau yang baik harus dirancang dengan


mempertimbangkan kemudahan pemeliharaan dan pengelolaan jangka panjang.
Penggunaan tanaman yang tahan terhadap kondisi lingkungan setempat, pengaturan
drainase yang efisien, dan perencanaan yang mempertimbangkan kebutuhan perawatan
rutin adalah beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Sebanyak 71, 4% menjawab bahwa
penataan yang baik menurut mereka yaitu dengan Tanaman yang ditata rapi dengan
fasilitas public yang menunjang, dengan adanya fasilitas-fasilitas ini, tanaman yang ditata
rapi dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sebagai ruang rekreasi, tempat
beraktivitas, dan penghijauan kota yang menyegarkan. 23, 4% menjawab penataan RTH
yang baik yaitu dengan Tanaman yang ditanam dengan penataan rapi dan adanya jarak
antar tanamannya, dan 4,8% menjawab penataan yang baik yaitu dengan tanaman yang
ditanam tanpa adanyapengaturan penataannya. RTH harus memiliki penataan yang baik,
taman yang penataannya kurang teratur tidak akan dimanfaatkan oleh masyarakat
sehingga tak jarang ditemui taman-taman kota yang akhirnya terbengkalai karena tidak
pernah digunakan oleh masyarakat (Luluk Mawardah, 2013).
3. Menurut anda bagaimana ketersedian ruang terbuka hijau di Kota Bandar
Lampung?
Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik di perkotaan dapat bervariasi
tergantung pada masing-masing kota. Namun, pada umumnya, ketersediaan RTH publik
di perkotaan didasarkan pada perencanaan tata ruang yang dilakukan oleh pemerintah
setempat dan berbagai kebijakan terkait. Keberadaan RTH yang sangat sedikit juga
menjadi kendala bagi pemerintah untuk mendukung kegiatan masyarakat. Kota Bandar
Lampung harus memiliki minimal 20 persen RTH dari total luas Kota Bandar Lampung.
Luas RTH yang terdapat di Kota Bandar Lampung milik pemerintah hanya sebesar 33,29
Ha atau hanya sekitar 0,17 persen dari luas daerah (Citra Persada, 2018).

Menurut beberapa responden, ketersediaan RTH di Bandar Lampung kurang


banyak dengan presentasi 57,1% dan 42,9% mengatakan cukup banyak. Akan tetapi,
menurut Persada dkk (2018) menyebutkan bahwa dari sisi luas ketersediaan RTH di Kota
Bandar Lampung masih kurang, begitu pula di sisi kualitas juga masih kurang, sehingga
perlu disusun kebijakan untuk peningkatan kualitas RTH di Bandar Lampung.
Pemerintah Kota Bandar Lampung cukup kesulitan mencari lahan dan peningkatan
kualitas RTH publik, karena ketersediaan dana yang terbatas. Banyaknya aspek yang
berkaitan dengan kebijakan peningkatan kualitas RTH memerlukan informasi aspek apa
yang menjadi prioritas penanganan.
4. Apakah anda sudah merasa nyaman berada disekitar ruang terbuka hijau?

Berdadarkan hasil responden, 71,4% menyatakan bahwa mereka cukup nyaman berada
disekitar RTH. 19,0% menyebutkan kurang nyaman, dan sisanya 9,5% mengatakan
bahwa sangat nyaman. Setiap ruang terbuka hijau memiliki karakteristik dan tantangan
yang berbeda, dan aspek kenyamanan dapat bervariasi tergantung pada konteks dan
kebutuhan pengguna. Penting bagi pengelola dan perencana untuk mempertimbangkan
aspek-aspek tersebut dalam merancang, mengelola, dan memelihara ruang terbuka hijau
agar pengunjung dapat merasa nyaman dan menikmati pengalaman yang baik di
dalamnya.
5. Apakah suhu disekitar ruang terbuka hijau sudah terasa nyaman?
Berdasarkan hasil responden, 95,2% mengatakan bahwa mereka merasa cukup
nyaman pada suhu di RTH sekitar mereka. 4,8% mengatakan bahwa sangat nyaman.
Ruang terbuka hijau yang ditanami pepohonan membantu dalam penurunan suhu dan
meningkatkan kelembapan sehingga dapat menciptakan kenyamanan.
6. Apakah Kelembapan disekitar ruang terbuka hijau telah memberikan rasa nyaman
bagi anda?

Secara sederhana, kelembapan mengukur seberapa basah atau kering udara di


sekitar kita. Kadar kelembapan yang tinggi menunjukkan udara yang lebih basah atau
lembap, sedangkan kadar kelembapan yang rendah menunjukkan udara yang lebih
kering. Perubahan kelembapan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti suhu, cuaca,
sumber air, dan vegetasi. Berdasarkan responden masyarakat, terdapat 81,0%
mengatakan bahwa mereka cukup nyaman dengan kelembapan disekitar RTH tersebut.
Kemudian, sebanyak 9,5% mengatakan sangat nyaman, dan 9,5% mengatakan kurang
nyaman.
7. Apakah keberadaan ruang terbuka hijau memebri pengaruh posistif terhadap
kegiatan yang anda lakukan?
Keberadaan ruang terbuka hijau memberikan pengaruh positif terhadap berbagai kegiatan
yang dilakukan oleh manusia. Secara umum, ruang terbuka hijau telah dikaitkan dengan
berbagai manfaat positif bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia, seperti yang telah
saya jelaskan sebelumnya. Hal ini berlaku untuk individu yang dapat mengakses dan
menggunakan ruang terbuka hijau secara langsung. Berdasarkan responden masyarakat
sebanyak 94, 1% mengatakan bahwa keberadaan RTH memberikan pengaruh positif
terhadap kegiatan, sedangkan sebanyak 5,9% mengatakan tidak memberi kesan positif.
8. Apakah penataan ruang terbuka hijau sudah sesuai dari segi keteduhan menurut
anda?

Berdasarkan respon masyarakat, sekitar 57,1% dudah beranggapan bahwa RTH sudah
sesuai dari segi keteduhan, dan 42,9% mengatakan RTH beom sesuai dari segi
keteduhan. Penataan ruang terbuka hijau yang baik harus mempertimbangkan aspek
keteduhan atau perlindungan dari paparan langsung sinar matahari. Keteduhan yang
memadai penting untuk kenyamanan pengguna ruang terbuka hijau serta menjaga
kelestarian tanaman dan ekosistem di dalamnya. Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam penataan ruang terbuka hijau terkait keteduhan seperti, Penyedia
pohon peneduh, penempatan sturktur bangunan, Perencanaan lanskap dsb.
9. Menurut anda seberapa penting keberadaan ruang tebruka hijau di Kota Bandar
Lampung?

Berdasarkan respon masyarakat, sebabnyak 95,5% mengatakan bahwa


keberadaan RTH di Bandar Lampung sangat penting dan sisanya 4,5% menganggap tidak
penting. Fungsi hijau dalam ruang terbukahijau (RTH) kota sebagai paruparu kota, sistem
tata hijau ini berfungsi semacam ventilasiudara dalam rumah (bangunan).Ruang terbuka
hijau kota merupakan komponen penting yang mempengaruhi kualitas kehidupan
manusia, baik secara ekologis maupun sosial-psikologis. Dengan pertumbuhan perkotaan
yang pesat, keberadaan ruang terbuka hijau menjadi semakin penting untuk menjaga
keseimbangan antara perkembangan perkotaan dan kebutuhan manusia serta alam. Ruang
terbuka hijau yang baik direncanakan dan dikelola dengan baik dapat meningkatkan
kualitas hidup penduduk kota, memperbaiki lingkungan, dan menciptakan kota yang
lebih berkelanjutan dan manusiawi. (Dela Valenia Januarisa, 2015).
10. Apakah menurut anda keberadaan vegetasi di ruang terbuka hijau sudah cukup
untuk memberikan rasa nyaman saat berada di sekitar kawasan ruang terbuka
hijau?

Berdasarkan respon masyarakat, sebanyak 73,7% mengatakan vegetasi pada RTH sudah
kurang memberikan rasa nyaman, selanjutnya sebanyak 21,1% mengatakan bahwa sudah
cukup memberikan rasa nyaman dan 5,3% mengatakan tidak cukup nyaman dengan
keberadaan vegetasi pada RTH Embung korpri. Kepadatan vegetasi meningkatkan
kemampuan ruang hijau perkotaan untuk mengurangi polusi udara.
11. Menurut anda apa jenis tanaman yang memberikan kenyamanan?

Berdasarkan responden masyarakat mengenai jenis tanaman yang memberikan


kenyamanan yaitu sebanyak 90,5% menjawab pohon adalah tanaman yang memberikan
kenyamanan dan 4,8% mengatakan semak serta 4,8% mengatakan perdu. Pohon-pohon
yang tinggi dan lebat merupakan pohon seperti pohon beringin pohon palem dan pohon
berdaun lebar lainnya yang memberikan ke tuduhan dimana menciptakan iklim mikro
yang sejuk di bawahnya selain itu pohon-pohon tersebut juga memberikan pemandangan
yang indah dan memberikan ruang untuk kegiatan berkelompok. Pilihan tanaman untuk
ruang terbuka hijau tergantung pada berbagai faktor seperti iklim kondisi tanah ukuran
area dan tujuan penggunaan rth tersebut penting untuk memilih tanaman yang sesuai
dengan lingkungan setempat dan mempertimbangkan kebutuhan perawatan yang
diperlukan.

B. Preferensi Pengunjung
Preferensi pengunjung mengacu pada kecenderungan atau pilihan individu terhadap aspek-
aspek tertentu dalam RTH. Preferensi pengunjung dapat berkaitan dengan berbagai faktor seperti
jenis vegetasi, tata letak, desain, fasilitas, kegiatan yang tersedia, keberadaan area bermain anak-
anak, keberadaan area piknik, dan sebagainya. Preferensi dapat berbeda antara individu yang
satu dengan yang lain, tergantung pada preferensi pribadi, kebutuhan, minat, atau pengalaman
sebelumnya.
1. Apakah elemen ruang terbuka hijau yang perlu ditambahkan?

Berdasarkan responden masyarakat terhadap elemen ruang terbuka hijau yang


perlu ditambahkan yaitu sebanyak 61,9% masyarakat menjawab pohon merupakan
elemen ruang terbuka hijau yang sangat perlu ditambahkan kemudian ada 19,0% fasilitas
lainnya dan 14,3% merupakan tempat berteduh dan 4,8% mengatakan bahwa tempat
sampah juga perlu ditambahkan. Dalam konteks fasilitas lainnya terdapat beberapa yang
perlu ditambahkan dalam ruang terbuka hijau untuk meningkatkan kualitas dan
kenyamanan pengalaman pengunjung seperti area rekreasi dan olahraga area bermain
anak sistem drainase yang baik informasi dan papan penunjuk serta peta perencanaan rth
harus mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi pengunjung serta konteks lingkungan
setempat selain itu melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan pengembangan
rth juga penting untuk memastikan bahwa elemen yang ditambahkan mencerminkan
kebutuhan dan aspirasi mereka.
2. Penataan ruang terbuka hijau yang anda harapakan?

Berdasarkan responden masyarakat mengenai penataan ruang Tabita hijau yang


diharapkan yaitu sebanyak 90,5% menjawab bahwa penataan ruang termeja terbuka hijau
yaitu dengan tumbuhan yang hidup tertata dengan berbagai jenis tanaman dan fasilitas
pendukung kemudian ada 4,8% yang mengatakan bahwa tumbuhannya hidup tertata
dengan jenis tanaman yang beragam kemudian 4,8% juga mengatakan tentang penataan
ruang terbuka hijau yaitu dengan tumbuhan yang hidup alami tanpa penataan. Penataan
ruang terbuka hijau yang baik harus mempertahankan atau meningkatkan
keanekaragaman hayati hal ini dapat dicapai dengan menanam berbagai jenis tanaman
menyediakan tempat habitat yang sesuai untuk satwa dan mempertimbangkan
perlindungan terhadap spesies-spesies langka atau terancam penataan yang baik dari
ruang terbuka hijau tidak hanya menciptakan lingkungan yang nyaman dan menarik bagi
pengunjung tetapi juga mendukung keberlanjutan ekologis dan kesejahteraan komunitas
di sekitarnya.
3. Dalam ruang terbuka hijau manfaat apa yang anda inginkan?

Berdasarkan responden masyarakat mengenai penataan ruang Tabita hijau yang


diharapkan yaitu sebanyak 90,5% menjawab bahwa penataan ruang termeja terbuka hijau
yaitu dengan tumbuhan yang hidup tertata dengan berbagai jenis tanaman dan fasilitas
pendukung kemudian ada 4,8% yang mengatakan bahwa tumbuhannya hidup tertata
dengan jenis tanaman yang beragam kemudian 4,8% juga mengatakan tentang penataan
ruang terbuka hijau yaitu dengan tumbuhan yang hidup alami tanpa penataan. Penataan
ruang terbuka hijau yang baik harus mempertahankan atau meningkatkan
keanekaragaman hayati hal ini dapat dicapai dengan menanam berbagai jenis tanaman
menyediakan tempat habitat yang sesuai untuk satwa dan mempertimbangkan
perlindungan terhadap spesies-spesies langka atau terancam penataan yang baik dari
ruang terbuka hijau tidak hanya menciptakan lingkungan yang nyaman dan menarik bagi
pengunjung tetapi juga mendukung keberlanjutan ekologis dan kesejahteraan komunitas
di sekitarnya.
4. Tipe tanaman yang memberikan rasa nyaman?

Berdasarkan responden masyarakat tipe tanaman yang memberikan rasa nyaman


yaitu 81,0% menjawab pohon dengan daun yang lebat kemudian ada 4,8% menjawab
perdu 9,5% menjawab semak dan 4,8% mengatakan pohon berdaun jarang. Terdapat
berbagai jenis tanaman yang dapat memberikan rasa nyaman di ruang terbuka hijau.
Pohon dengan daun lebat di sini dimaksudkan yaitu pohon dengan dedaunan yang
lebat dan rimbun seperti pohon-pohon besar yang memberikan rasa teduh dan
menyediakan tempat berteduh dari sinar matahari yang baik seperti pohon beringin
pohon cemara atau pohon palem. Pilihan tanaman akan tergantung pada iklim kondisi
tanah dan preferensi lokal kombinasi yang baik antara berbagai jenis tanaman dapat
menciptakan rth yang indah nyaman dan menarik bagi pengunjung.
6. Pengembangan Ruang Terbuka Hijau

Anda mungkin juga menyukai