Anda di halaman 1dari 27

IDENTIFIKASI PERANAN VEGETASI TERHADAP RUANG

TERBUKA HIJAU TAMAN KOTA

(Studi Kasus : Taman Kota Sigli & Taman Siliwangi)

Proposal Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi persyaratan memperoleh gelar


SARJANA ARSITEKTUR

Oleh :
RAAISUL FADHLAN
170160019

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Taman Kota merupakan ruang terbuka hijau berbentuk taman yang disediakan
sebagai fasilitas umum. Ruang Terbuka Hijau adalah bagian dari kota yang tidak
didirikan bangunan atau sedikit mungkin unsur bangunan, terdiri atas unsur alam
(vegetasi dan air) dan unsur binaan antara lain: taman kota, jalur hijau, pohon-
pohon pelindung tepi jalan, hutan kota, kebun bibit, pot-pot kota, pemakaman,
pertanian kota yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas lingkungan (Kurniawan
& Alfian, 2010). Berdasarkan kutipan tersebut dengan kata lain, Ruang terbuka
hijau yang ada berbentuk bentangan hijau sedikit maupun luas tetapi mempunyai
vegetasi yang dapat memberikan peneduh, manfaat juga estetika terhadap
perkotaan.

Ruang terbuka hijau sendiri disediakan untuk masyarakat pada wilayah


perkotaan yang mempunyai manfaat besar bagi peningkatan kualitas lingkungan,
kenyamanan, keindahan dan menurunkan polusi untuk keserasian lingkungan.
Taman kota menjadi tidak lengkap tanpa peran vegetasi didalamnya. Pemilihan
vegetasi yang tepat sesuai dengan kondisi alam dapat memaksimalkan fungsi
vegetasi, yaitu meningkatkan kualitas lingkungan dan mampu menghambat polusi
pada perkotaan sehingga tercipta lingkungan yang sehat (Rochim & Syahbana,
2018). RTH berperan penting sebagai paru-paru kota dan menjadi filter udara,
peneduh, dan peredam kebisingan dari kendaraan perkotaan.

Bertambahnya kendaraan bermotor merupakan masalah yang cukup serius


untuk lingkungan perkotaan dan memberi dampak negatif, asap dari knalpot serta
bunyi yang ditimbulkan. Polusi udara atau pencemaran udara tentunya sangat
mengganggu keseimbangan pada alam khususnya manusia, akan berdampak pada
kesehatan manusia itu sendiri dan lingkungan sekitar. Peranan vegetasi di sekitar
sumber polusi udara dapat mengurangi dan menghilangkan dampak negatif yang
ditimbulkan pada lingkungan padat kendaraan di sekitar taman dan dapat
mengurangi efek buruk pada iklim mikro. Vegetasi dapat diartikan sebagai
keseluruhan tumbuhan dari suatu area yang berfungsi sebagai area penutup lahan,
yang terdiri dari beberapa jenis seperti herba, perdu, pohon, yang hidup bersama-
sama pada suatu tempat dan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain
(MARIDI et al., 2015). vegatasi menjadi kata lain dari keseluruhan tumbuhan yang
memiliki banyak fungsi yang berkaitan satu dengan yang lainnya.

Vegetasi yang tepat untuk taman kota adalah vegetasi yang sesuai dengan
kondisi alam dan lingkungan. Pohon merupakan salah satu komponen utama
lanskap yang memiliki banyak fungsi, peran dan manfaat yang berkontribusi dalam
mengendalikan, meningkatkan kualitas udara yang baik di daerah perkotaan. Pohon
juga memberikan banyak manfaat lingkungan di mana mengurangi efek pulau
panas perkotaan, perlindungan iklim mikro, mengurangi polutan lingkungan,
membersihkan udara perkotaan, menyerap karbon dioksida dari atmosfer dan
meningkatkan kualitas ekologi perkotaan dan mendorong satwa liar. Pohon
menawarkan banyak cara untuk mengurangi dampak lingkungan di kota.

Kota Sigli atau Kecamatan Kota Sigli adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten
Pidie, Aceh, Indonesia yang merupakan pusat administrasi, politik, budaya dan
ekonomi di Kabupaten Pidie. Letak Kota Sigli berada dekat dengan laut yang
memiliki iklim tropis membuat Kota Sigli memiliki suhu yang panas. Oleh karena
itu keberadan ruang terbuka hijau dengan komposisi vegetasi yang mencukupi
sangat bermanfaat untuk mengurangi suhu udara yang panas, sehingga memberikan
kesejukan untuk mendukung aktivitas masyarakat.

Kota Sigli memiliki ruang terbuka publik berbentuk taman yang berada di
kawasan dekat dengan pantai membuat taman tersebut mempunyai akses jalan yang
baik dari dan kesegala arah. Taman Kota Sigli sering dijadikan sebagai tempat
berkumpul tetapi seringkali fasilitas tidak didaya fungsikan dengan baik oleh
pengguna. Vegetasi yang ada di taman tersebut berupa tanaman hijau dan tanaman
bunga yang ditanami mengelilingi taman dengan jarak tertentu yang berfungsi
sebagai peneduh, peredam polusi dan keindahan di taman tersebut. Taman
Siliwangi juga merupakan salah satu taman Kota yang letaknya berdekatan dengan
taman Kota Sigli. Sama halnya dengan taman Kota Sigli, taman Siliwangi juga
berada pada lokasi strategis. Taman ini juga sering dijadikan sebagai tempat
berkumpul, rekreasi,baik individu maupun kelompok. Kondisi vegetasi taman
Siliwangi juga tidak jauh berbeda dengan taman Kota Sigli, terdapat beberapa
vegetasi yang tumbuh mengikuti bentukan memanjang taman tersebut.

Oleh karena itu perlu adanya penelitian untuk mengidentifikasi vegetasi dan
potensinya untuk menanggulangi ruang terbuka hijau dari pencemaran udara, suhu
udara serta menjaga keserasian lingkungan perkotaan, terlebih dari hasil penelitian
ini nantinya akan menjadi bahan masukan untuk pertimbangan kebijakan
Pemerintah Kabupaten Pidie dalam rekomendasi vegetasi yang baik sebagai filter
udara perkotaan untuk penyediaan vegetasi yang dapat menanggulangi masalah
pencemaran udara dan suhu udara pada ruang terbuka hijau publik seiring dengan
bertambahnya kendaraan bermotor.

1.2. Rumusan Masalah


Bertambahnya kendaraan bermotor merupakan masalah yang cukup serius
untuk lingkungan perkotaan dan memberi dampak negatif, asap dari knalpot serta
bunyi yang ditimbulkan. Polusi udara atau pencemaran udara tentunya sangat
mengganggu keseimbangan pada alam khususnya manusia, akan berdampak pada
kesehatan manusia itu sendiri dan lingkungan sekitar.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan penelitian diatas dapat


diidentifikasi antara lain sebagai berikut :

1. Mengetahui apa saja Jenis-jenis dan potensi Vegetasi Ruang terbuka hijau
yang ada di Taman Kota Sigli dan Taman Siliwangi?
2. Mengetahui fungsi, kesesuaian Vegetasi dan kontribusi Vegetasi terhadap
Taman Kota Sigli dan Taman Siliwangi?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui jenis-jenis vegetasi apa saja
yang terdapat pada Ruang Terbuka Hijau Khususnya pada Taman Kota Sigli
dan Taman Siliwangi.

2. Fungsi dan kesesuaian kontribusi Vegetasi terhadap Taman Kota Sigli dan
Taman Siliwangi.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Pemerintah
Penelitian ini dapat memberikan masukan berupa saran serta sebagai
pertimbangan dalam pengelolahan vegetasi pada ruang terbuka hijau di
Kota Sigli khususnya pada taman-taman kota agar terpelihara dan terjaga
kelestariannya.
2. Bagi Penulis
Untuk menerapkan dan mengasah ilmu yang diperoleh selama perkuliahan
dan melatih untuk menganalisa permasalahan yang ada dan mencari solusi
serta penyelesaiannya.
3. Bagi Pembaca
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta sebagai bahan sumber
acuan data bagi penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan vegetasi,
khususnya bidang arsitektur.

1.5. Batasan Penelitian

Pembatasan masalah sangat diperlukan sehingga objek yang diteliti dapat


menjadi lebih jelas :

1. Penelitian ini berfokus terhadap Vegetasi yang ada di dua taman berbeda
yaitu Taman Kota Sigli dan Taman Siliwangi
2. Penelitian ini memberikan informasi mengenai jenis dan pemanfaatan
vegetasi untuk lingkungan di sekitar Taman Kota Sigli dan Taman Siliwangi
3. Penelitian ini menggunakan metode Observasi langsung turun ke lapangan
untuk mengetahui jenis vegetasi yang terdapat pada Taman Kota Sigli dan
Taman Siliwangi.

1.6. Kerangka Pemikiran

Dengan adanya kerangka pemikiran memudahkan dalam mengumpulkan


informasi guna mencapai suatu tujuan dalam penelitian yang dilakukan.

1.7. Struktur Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Di Pendahuluan membahas tentang bagian yang berisi kerangka awal


penelitian yang terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran dan struktur penulisan.

BAB II TUJUAN PUSTAKA

Pembahasan bagian ini berisi tentang teori-teori pendukung mengenai


Vegetasi dan jenis-jenis pohon serta kontribusi Vegetasi pada lingkungan perkotaan
khususnya ruang terbuka hijau di taman-taman kota.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pembahasan bagian ini berisi tentang metode atau langkah-langkah dalam


penelitian, sumber data dan objek penelitian dan peralatan yang digunakan dalam
keberlangsungan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi tentang bagian terpenting dalam penelitian yang membahas
tentang analisis data dari hasil observasi di lapangan juga pembahasan harus sejalan
dengan rumusan masalah dan tujuan yang telah ditetapkan. Hasil yang didapatkan
mengenai identifikasi peranan vegetasi terhadap taman kota yaitu Taman Kota Sigli
dan Taman Siliwangi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas tentang keseluruhan isi yang disimpulkan dalam


penelitian. Kesimpulan berisi tentang penemuan yang didapatkan selama observasi
dan hasil analisis yang sesuai dengan masalah yang ada. Saran yang terkait berupa
pemecahan masalah yang diteliti juga diambil dari teori yang digunakan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Terminologi Identifikasi Peranan Vegetasi Pada RTH Taman Kota

2.1.1 Identifikasi
Identifikasi dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah penentu
atau penetapan suatu identitas seseorang, benda dan sebagainya. Identifikasi
berasal dari kata Bahasa inggris Identify yang artinya meneliti, menelaah.

Oleh sebab itu dapat disimpulkan Identifikasi diartikan sebagai kegiatan


mencari, menemukan, mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan, mencatat data
dan informasi dari “kebutuhan” lapangan.

2.1.2 Vegetasi
Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari beberapa tumbuhan
yang menempati suatu ekosistem. Tanaman merupakan material lansekap yang
hidup dan terus berkembang. Pertumbuhan tanaman akan mempengaruhi
ukuran besar tanaman, bentuk, tekstur dan warna selama masa
pertumbuhannya. Kualitas dan kuantitas ruang terbuka akan terus berkembang
sesuai dengan pertumbuhan tanaman (Hakim dan Hardi, 2004: 98). Dengan kata
lain, kelebihan dan nilai suatu ruang terbuka semakin membanyak sebanding
dengan pertumbuhan tanaman itu sendiri. Demikian juga dengan pemilihan
jenis-jenis tanaman yang sesuai dengan habitat sangat mempengaruhi daya guna
fungsi dari RTH, misalkan dalam tenaga untuk menekan dampak pencemaran
udara, absorbs debu, menyusutkan bau, meredam kebisingan, mengurangi
abrasi tanah, penahan hujan dan angina secara keseluruhan.

Pengertian dan definisi vegetasi menurut Marsono (1977) adalah kumpulan


tanaman yang biasanya terdiri dari berbagai spesies yang hidup bersama di satu
tempat. Dalam mekanisme hidup bersama, ada interaksi yang erat antara
pencipta individu dari vegetasi itu sendiri dan dengan organisme lain,
menciptakan sistem terpadu yang hidup dan tumbuh dan dinamis. Interaksi
antara individu penyusun vegetasi dengan organisme lain pada akhirnya akan
membuat mekanisme kehidupan berjalan dengan baik dan sistem kehidupan
berjalan secara dinamis. Vegetasi akan membentuk suatu ekosistem yang bisa
saja berbeda dengan ekosistem lainnya. Vegetasi sangat membutuhkan peranan
manusia dalam merawat juga melestarikan vegetasi, keduanya sangat berkaitan
sehingga terciptalah sistem terpadu antara organisme dengan vegetasi. Vegetasi
juga sangat memberikan dampak yang baik untuk alam sekitarnya.

Adapun kriteria umum kesesuaian pohon penyusun ruang terbuka hijau


menurut kaharudin (2002) adalah sebagai berikut:
1. Penyerap Polutan
Menurut Dahlan (1992) tanaman berdaun lebar lebih efektif dalam
menyerap polutan dibandingkan dengan tanaman berdaun jarum. Polutan
tersebut seperti timbal (Pb), CO2, NO2 dan SO2.
2. Peredam kebisingan
Menurut Hidayat (2010) Tanaman dapat meredam kebisingan walaupun
tidak menghilangkannya dengan kerapatan yang tinggi pada pola
penanamannya sehingga menyerupai tembok. Dengan kata lain, tumbuhan
yang mempunyai ketinggian rata-rata dan juga tidak berjarak dan tinggi
merupakan tanaman yang menjadi tameng untuk peredam kebisingan.
3. Penyerap debu
Sebagian besar debu akan terserap pada permukaan daun khususnya daun
yang berbulu, permukaan daun kasar dan sebagian lagi akan terserap masuk
melalui stomata.
4. Penahan angin
Menurut Dahlan (1992) tanaman yang mampu menahan angin mempunyai ciri-ciri
daun yang kuat tidak mudah gugur tertiup angin, dahan kuat, tajuk tebal, rindang,
akar tumbuh kedalam tanah dengan ukuran tanaman sedang dengan tinggi.
5. Penepis bau
Tanaman dapat menyerap bau tidak sedap, dimana tanaman yang ditanam dapat
mengeluarkan bau harum yang dapat menetralisir bau busuk dan menggantikan
dengan bau harum.
6. Peneduh atau pembentuk iklim mikro
Sebagai tanaman peneduh syarat-syarat yang harus dipenuhi antara lain
buahnya tidak terlalu besar, tidak menggugurkan daun, pohon kuat,
pertumbuhan perakaran tidak terlalu cepat sehingga terhindar dari hama
dan penyakit (Suraida, 2012). Dengan kata lain, tanaman yang masuk ke
dalam tanaman peneduh sebagai pembentuk iklim mikro yaitu sebagai
kriteria yang disebutkan diatas.
7. Estetika
Keindahan atau estetika suatu tumbuhan akan ditampilkan dalam bentuk
tajuk, warna dan tekstur untuk mendapatkan komposisi yang lembut, indah
dan menarik (Dahlan, 2004). Dengan kata lain, tumbuhan yang mempunyai
bentukan tajuk dan warna serta tekstur yang lembut dapat menambah
estetika dan menjadi data tarik tersendiri.
8. Produksi
Pohon dapat menghasilkan produk berupa kayu, buah, bunga serta manfaat
lain yang secara tidak langsung dihasilkan.
9. Budaya
Beberapa pohon mempunyai makna tersendiri dalam kebudayaan dimasing-
masing daerah.

Vegetasi dapat diartikan sebagai keseluruhan tumbuhan dari suatu area


yang berfungsi sebagai penutup lahan yang terdiri dari beberapa jenis seperti
herba, perdu dan lain – lain. Pohon yang hidup bersama-sama pada suatu tempat
dan saling berinteraksi antara satu dengan lainnya.
2.1.2.1 Vegetasi pada RTH
Elemen vegetasi / tanaman merupakan unsur yang dominan dalam
ruang terbuka hijau / urban open space. Vegetasi dapat ditata sedemikian
rupa sehingga nantinya menghasilkan fungsi sebagai pembentuk ruang,
pengendalian suhu udara, memperbaiki kondisi tanah dan sebagainya.
Vegetasi dapat menghadirkan estetika tertentu yang terkesan nyata dan
sebagai fasilitas tetap yang dihasilkan oleh alam, juga dilihat dari garis,
warna, bentuk dan tekstur yang ada dari daun, tajuk, cabang, kulit batang,
akar bunga maupun buah yang dihasilkan.

Guna mendapatkan keberhasilan dalam menciptakan suatu RTH,


dipilih tanaman yang sesuai berdasarkan pertimbangan dan tujuan atanaman
dapat tumbuh baik dan dapat menanggulangi masalah lingkungan yang
muncul. Selain itu, guna menunjang estetika urban design, pemilihan jenis
vegetasi untuk RTH juga harus mempertimbangkan aspek arsitektural dan
artistik visual.

2.1.2.2 Tanaman berdasarkan aspek arsitektural dan artistik visual

Berdasarkan fungsinya dalam lansekap secara umum, Hakim (1991)


mengemukakan bahwa tanaman dapat berfungsi sebagai:

a. Pengontrol pemandangan (Visual Control)


b. Penghalang secara fisik dari erosi (Erotion Control)
c. Pengontrol iklim (Climate Control)
d. Pelindung dari erosi (Erotion Control)
e. Memberikan Nilai Estetika (Aesthetics Value)

Fungsi di atas dapat dipenuhi dengan melakukan pemilihan juga penataan


tanaman sesuai karakter masing-masing tanaman.

2.1.2.3 Pengelompokkan berdasarkan bentuk tajuk dan struktur Tanaman


Tanaman secara arsitektural biasanya ditinjau dari tajuk, bentuk massa dan
struktur tanaman. Menurut DPU (1996), pengertian dari beberapa kata
tersebut, yaitu:
a. Tajuk merupakan keseluruhan bentuk dan kelebaran maksimal tertentu
dari ranting dan daun suatu tanaman.
b. Struktur Tanaman adalah bentuk tanaman yang terlihat secara
keseluruhan.
Berdasarkan bentuk massa, tajuk dan struktur tanaman, laurie (1986)
dan Djuwita (2007) mengelompokkan tanaman menjadi beberapa
bagian, yaitu:

1. Tanaman Pohon

(a) (b)

Gambar 2.1 (a). pohon trambesi, (b) pohon cemara norflok


Sumber: google

Pada gambar 2.1 merupakan contoh dari beberapa jenis tanaman


pohon yang sangat berpengaruh dan berfungsi baik untuk
lingkungan sebagai penyerap air hujan yang berlebihan.

2. Tanaman Perdu
Tanaman golongan perdu merupakan tanaman berkayu yang pendek
dengan batang yang cukup kaku dan kuat untuk menopang bagian
tanaman. Golongan perdu sendiri biasanya dibagi menjadi 3, yaitu:
perdu rendah, perdu sedang dan perdu tinggi.
(a) (b)

Gambar 2.2 (a). Kembang sepatu, (b) Nusa indah Putih


Sumber: google

Pada Gambar 2.2 merupakan golongan tanaman perdu. Bunga sikat


botol, krossandra dan euphorbia termasuk dalam golongan tanaman
perdu.
3. Tanaman Semak (Shrubs)
Tanaman semak biasanya berbentuk batang yang berukuran sama
dan sederajat. Bambu hias termasuk dalam golongan tanaman
semak. Pada umunya mempunyai tinggi mencapai 8 m.

(a) (b)
Gambar 2.1 (a). heliconia, (b). yucca
Sumber: google
Pada Gambar 2.3 merupakan jenis kelompok tanaman semak
dimana tumbuh tinggi dan umumnya bergerompol.
4. Tanaman Merambat (Liana)
Tanaman golongan liana lebih banyak digunakan untuk tanaman
rambat dan tanaman gantung. Mempunyai bentuk batang yang tidak
berkayu dan tidak cukup kuat untuk menopang bagian tanaman
lainnya.

(a) (b)
Gambar 2.4 (a). Air mata pengantin, (b). monstera
Sumber: google

Pada gambar 2.4 merupakan jenis kelompok tanaman merambat,


alamanda juga termasuk dalam golongan tanaman liana.
5. Tanaman Herba, terna, Bryoids dan Sukulen
Golongan herba atau terna merupakan jenis tanaman dengan sedikit
jaringan sekunder atau tidak sama sekali berkayu tetapi dapat berdiri
tegak.

(a) (b)
Gambar 2.5 (a). Lidah buaya, (b). rhoeo
Sumber: google
Pada gambar 2.5 merupakan jenis kelompok tumbuhan herba dan
terna dan sangat mempunyai banyak manfaat yang baik bagi tubuh.

2.1.3 Ruang
Dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 menyebutkan Ruang
merupakan wadah yang didalamnya meliputi ruang darat, laut, dan udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagi satu kesatuan wilayah, tempat manusia
dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan
hidupnya. Ruang yang dimaksud merupakan suatu wadah yang mencakup alam
semesta, dimana didalamnya terdapat makhluk hidup yang tinggal menetap dann
juga berkumpul secara lama.
Ruang menurut Immanuel Kant yaitu bukanlah sesuatu yang objektif
sebagai hasil pemikiran dan perasaan manusia. Jadi, ruang tidaklah melulu
tentang objek netral melainkan pandangan dari pemikiran dan amatan manusia.
Ruang menurut Plato adalah suatu kerangka juga wadah dimana suatu objek
dan kejadian tertentu berada. Dengan kata lain, ruang adalah suatu yang
mempunyai bentuk tempat, batasan yang tersentuh dan juga teraba.
Oleh karena itu dapat dikatakan ruang sebagai salah satu wadah kosong
untuk melangsungkan kehidupan manusia, juga sebagai sumber daya alam yang
merupakan salah satu karunia Tuhan kepada makhluk hidup.

2.1.4 Taman
Taman dapat diartikan sebagai area alami, buatan atau ruang yang
ditumbuhi vegetasi yang merupakan tempat hidup untuk satwa liar atau habitat
alami. Taman biasanya terdiri dari daerah berumput, batu, tanah dan pohon. Selain
itu, taman juga dapat berisikan bangunan dan artefak lainnya seperti monumen,
air mancur atau struktur taman bermain. Pada umumnya aman memiliki jalur
untuk berjalan, bersepeda, dan aktivitas lainnya. Beberapa taman dibangun di
badan atau anak sungai dan juga terdiri dari area dermaga pantai atau perahu.
Taman (garden) diterjemahkan dari Bahasa Ibrani, Gan yaitu melindungi
atau mempertahankan lahan yang ada dalam suatu lingkungan berpagar, Oden
berarti kegembiraan, kesenangan dan juga kenyamanan. Secara lengkap diartikan
taman adalah sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk mendapatkan
kesenangan, kegembiraan dan kenyamanan (Laurie, 1986: 9). Taman dibatasi
antara batasan luar dan dalam dimana menciptakan suatu tempat yang berbeda
dari sekitarnya.
2.1.5 Kota
Kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang memiliki
batasan wilayah administrasi. Kota sendiri merupakan tempat berlangsungnya
suatu proses hidup dan kehidupan, juga dapat diartikan sebagai suatu tempat
berlangsungnya segala aktivitas manusia seperti pemerintahan, pendidikan,
perdagangan, industri dan lain sebagainya dengan infrastruktur yang cukup
lengkap. Kota pada daerah tropis tidak dapat lepas dari lanskep atau taman alami
yang ada di kota dan untuk lahanyang masih kurang penghijauan, maka dibuat
taman kota guna menyeimbangkan dengan kondisi lingkungannya.

Kota merupakan sebuah sistem yaitu sistem terbuka, baik secara fisik
maupun sosial ekonomi, bersifat tidak statis dan dinamis atau bersifat sementara.
Dalam perkembangannya, kota sukar untuk dikontrol dan sewaktu-waktu dapat
menjadi tidak beraturan. Kota merupakan suatu wilayah berkembangnya kegiatan
sisial, budaya dan ekonomi perkotaan yang tidak berstatus sebagai kota
administratif atau kotamadya. Aktifitas dan perkembangan kota mempunyai
pengaruh terhadap lingkungan fisik Prof. Dr. Ir. Zoe’raini Djamal Irwan, M.Si,
tantangan lingkungan & lansekap kota (2004 ; 31). Dengan kata lain, kota
merupakan sebuah sistem, baik secara fisik maupun sosial ekonomi, bersifat tidak
statis yang sewaktu-waktu dapat menjadi tidak beraturan dan susah dikontrol.

Menurut Amos Rapoport, kota adalah suatu pemukiman yang relatif


besar, padat dan permanen, terdiri dari kelompok individu yang heterogen dari
segi sosial. Kota merupakan tempat bergabungnya berbagai hal dan merupakan
kumpulan keanekaragaman banyak hal. Dengan kata lain, Kota memiliki cakupan
yang sangat luas termasuk dilihat dari pemukiman yang padat dan juga
mempunyai luasan yang menetap, dimana didalamnya terdiri dari kelompok
individu yang mempunyai segi sosial yang berbeda.

Kota adalah tempat berlangsungnya proses hidup dan kehidupan atau


sebagai tempat berlangsungnya aktifitas manusia (Setiyaningrum, Diyah, 2002:4).
Diartikan bahwa kota merupakan tempat masyarakat berkegiatan dan melakukan
aktivitas sosial yang terus menerus berlangsung.

Oleh sebab itu dapat diartikan kota adalah salah satu ungkapan kehidupan
manusia yang mungkin paling kompleks, tempat dmana masyarakat tinggal
menetap dan juga bekerja. Kota menjadi tempat organisme melakukan kegiatan
sosial, ekonomi dan juga budaya.

2.2 Taman Kota

Taman kota merupakan taman yang berada di lingkungan perkotaan dalam skala
yang luas dan dapat mengantisipasi dampak-dampak yang ditimbulkan oleh
perkembangan kota dan dapat dinikmati oleh seluruh warga kota. Selain itu taman
kota juga mempunyai artian taman umum yang bertujuan untuk mengurangi polusi
udara yang ada di suatu kota, juga berfungsi sebagai penghidupkan dan
pengindahan lingkungan suatu kota.
Beer, A.R, (2003) menyatakan area hijau tempat di dalam atau di sekitar kota
yang menjadi tempat orang berinteraksi dengan lingkungan (tanaman dan hewan).
Taman Kota menjadi area rekreasi dan istirahat penghuni kota. Ruang terbuka hijau
sangat penting dalam menjaga keanekaragaman kehidupan di dalam kota, menjaga
kualitas udara dan suhu kota serta kualitas air. Taman kota menjadi wadah
berkumpul untuk masyarakat kota dalam berinteraksi sosial, edukasi dan juga
rekreasi.
2.2.1 Elemen Taman Kota
Elemen-elemen taman kota terdiri dari:
a. Material Landscape atau Vegetasi
Yang termasuk dalam elemen landscape antara lain:
1. Pohon: tanaman kayu keras dan tumbuh tegak, berukuran besar, dengan
percabangan yang kokoh, termasuk dalam jenis pohon adalah asam
kranji, lamtorogung, akasia, dll.
2. Perdu: Jenis tanaman seperti pohon terapi berukuran kecil, batang cukup
berkayu tetapi kurang tegak dan kokoh, termasuk dalam jenis perdu
adalah kol banda, kembang sepatu, bougenville, dll.
3. Semak: Tanaman yang berukuran kecil dan rendah, tumbuhnya
merambat dan melebar, termasuk dalam jenis semak yaitu teh-tehan, dll.
4. Tanaman penutup tanah: Tanaman yang lebih tinggi rumputnya, berdaun
juga berbunga indah, termasuk dalam jenis tanaman penutup tanah yaitu
krokot dan nanas hias.
5. Rumput: Jenis tanaman pengalas, merupakan tanaman persisi yang
berada diatas tanah, termasuk dalam jenis ini yaitu rumput jepang,
rumput gajah, dll.
b. Material Pendukung atau elemen keras
Yang termasuk dalam material pendukung adalah:
1. Kolam
Taman dengan kolam akan mampu meningkatkan kelembapan
lingkungan sehingga dapat berfungsi sebagai penyejuk lingkungan.
2. Tebing Buatan
Tebing dibuat untuk maksud untuk menyembunyikan tembok pembatas
dinding yang licin massif, agar tidak menyilaukan pada saat matahari
bersinar sepanjang siang. Penambahan air kolam terjun pada tebing
buatan akan menambah suasana sejuk dan nyaman.
3. Batuan
Batuan tidak baik apabila diletakan di tengah taman, sebaiknya
diletakkan agak menepi atau pada salah satu sudut taman. Sebagai batu
yang terpendam di dalam tanah akan memberi kesan alami dan terlihat
menyatu dengan taman akan terlihat lebih indah bila ada penambahan
koloni taman pada sela-sela batuan.
4. Gazebo
Gazebo adalah bangunan peneduh atau rumah kecil di taman yang
berfungsi sebagai tempat beristirahat menikmati taman. Bangku taman
yaitu bangku panjang yang disatukan dengan tempat duduknya dan
ditempatkan di gazebo atau tempat-tempat teduh untuk beristirahat
sambal menikmati taman. Gazebo atau bangku taman bisa terbuat dari
kayu, bambu, besi atau bahkan bahan lainnya yang lebih kuat dan tahan
cuaca. Atapnya dapat bermacam-macam, mulai dari genting, ijuk, alang-
alang atau bahkan yang lainnya.
5. Jalan setapak (Stepping stone)
Jalan setapak atau Stepping stone dibuat agar dalam memelihara taman
tidak merusak rumput dan tanaman, selain itu jalan setapak berfungsi
sebagai unsur variasi elemen penunjang taman.
6. Perkerasan
Perkerasan pad ataman dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
macam bahan, seperti tegel, paving, aspal, batu bata, dll. Tujuan
perkerasan yaitu untuk para pejalan pejalan kaki (pedestrian) atau
sebagai pembatas.
7. Lampu Taman
Lampu taman adalah elemen yang utama dalam sebuah taman dan
diperuntukan untuk menunjang suasana di malam hari. Lampu berfungsi
sebagai penerang taman dan juga sebagai nilai komples pada taman.

2.2.2 Multi Fungsi Taman Kota


1. Taman perkotaan yang merupakan lahan terbuka hijau
Berperan dalam membantu fungsi hidrologi dalam hal penyerapan air
dan mereduksi potensi banjir.
2. Taman kota mempunyai fungsi kesehatan
Taman yang penuh dengan pohon sebagai jantungnya paru-paru kota
merupakan produsen oksigen oksigen yang belum tergantikan fungsinya.
Peran pepohonan yang tidak dapat digantikan berkaitan dengan
penyedian oksigen bagi kehidupan manusia. Setiap satu hekatar ruang
terbuka hijau diperkirakan mampu menghasilkan 0,6 ton oksigen untuk
masyarakat kota.
3. Taman kota mempunyai fungsi ekologis
Terkait dengan fungsi ekologis taman kota dapat berfungsi sebagai
filter berbagai gas debu tercemar, pengikat karbondioksida, pengaturan
iklim mikro. Pepohonan yang rimbun juga rindang dan terus menerus
menyerap dan mengelola gas karbondioksida (CO2), sulphur oksida
(SO2), ozon (O3), Nitrogendioksida (NO2), karbon monoksida (CO), dan
timbal (Pb) yang merupakan 80% dari pencemar udara kota.
Tanaman mampu menyerap CO2 dari hasil pernapasan, yang
nantinya dari hasil metabolisme oleh tanaman akan mengeluarkan O2
yang digunakan untuk bernafas. Setiap jam, satu hektar daun-daun hijau
dapat menyerap 8 kg CO2 yang setara dengan CO2 yang dihembuskan
oleh nafas manusia sekitar 200 orang dalam waktu yang sama.
4. Taman sebagai tempat berolahraga, rekreasi nilai sosial, ekonomi dan
edukatif
Tersedianya lahan yang sejuk, teduh dan juga nyaman, mendorong
masyarakat kota dapat memanfaatkan sebagai sarana berjalan kaki setiap
pagi, olahraga dan juga bermain. Taman kota yang terbilang rindang dapat
mengurangi suhu 5-8oC, sehingga terasa sejuk dan nyaman.
5. Memiliki nilai estetika
Tertatanya dan juga terpeliharanya suatu taman kota dengan baik akan
sangat menimbulkan keindahan maupun kebersihan lingkungan sekitar,
sehingga dapat menambah estetika. Taman kota yang indah dapat
mempunyai kualitas daya tarik bagi masyarakat dalam maupun luar kota.

2.3 Ruang Terbuka Hijau Perkotaan

Ruang terbuka hijau kota merupakan bagian dari ruang-ruang terbuka suatu
wilayah perkotaan (urban space) yang diisi oleh vegetasi guna mendukung manfaat
langsung atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu
keamanan, kesejahteraan dan keindahan suatu wilayah. Manfaat langsung yang
didapatkan yaitu kayu yang dihasilkan dari vegetasi itu sendiri dan manfaat tidak
langsung berupa kawasan rekreasi, kelestarian lingkungan, sebagai habitat untuk
fauna, pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Menurut Edi Budiharjo dan Djoko Sujarto dalam buku kota berkelanjutan
tahun (2005) ruang terbuka merupakan ruang yang direncanakan karena kebutuhan
akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka. Dengan
adanya pertemuan bersama dan relasi antara orang banyak, kemungkinan akan
timbul berbagai macam kegiatan di ruang umum tersebut.

Hakim & Rustam (1987) menyatakan bahwa ruang terbuka hijau publik
adalah ruang yang berfungsi untuk tempat menampung aktivitas masyarakat, baik
secara individu maupun secara kelompok, dimana bentuk ruang publik ini sangat
tergantung pada pola dan susunan massa bangunan. Dengan kata lain, ruang terbuka
hijau adalah suatu ruang terbuka yang kawasannya didominasi oleh vegetasi baik
itu pepohonan, semak, rumput-rumputan, serta vegetasi penutup tanah lainnya.
RTH adalah ruang memanjang juga sebagai jalur mengelompok yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh
tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

Menurut Costanza et.al (1997) taman kota dalam skala kecil tetap mampu
menyediakan area istirahat dan rekreasi seperti hutan dan area hijau yang lainnya.
Dengan kata lain, ruang terbuka hijau juga berfungsi menyerap kebisingan antara
lalu lintas jalan raya dengan area perumahan. Pepohonan yang tumbuh atau ditanam
memiliki nilai estetika dan berperan menciptakan pemandangan kota yang menarik
(Morancho, 2003). Manfaat yang dimiliki sangat beragam tergantung jenis vegetasi
yang ditanam. Selain memiliki dampak posistif bagi manusia juga mempunyai
dampak posistif untuk lingkungan sekitarnya.

2.3.1 Fungsi-fungsi Ruang Terbuka Hijau


Secara umum Gunadi (1995) membedakan fungsi jalur hijau atau RTH di
dalam perkotaan adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Ekologis
RTH merupakan paru-paru kota dalam suatu wilayah. Tumbuhan dan
tanaman hijau dapat berfungsi menyerap karbondioksida (CO2), menurunkan
suhu dengan keteduhan tanaman, menambah oksigen, meredam kebisingan,
mengatur iklim mikro dan menjadi area resapan air.

2. Fungsi Sosial Budaya


RTH dapat menjadi area tempat atau ruang dalam kegiatan interaksi sosial,
penanda kawasan, sarana rekreasi, hingga menjadi tempat untuk penelitian
juga edukasi pendidikan.
3. Fungsi etetis
RTH pada kota dapat berperan dalam etetis (keindahan) suatu ruang
sebagai media untuk memperindah lingkungan dan tanah.
4. Fungsi Planologi
RTH dapat menjadi pembatas antara satu ruang dengan ruang lainnya yang
berbeda peruntukannya.
5. Fungsi Fisik
Sebagai peneduh, penahan angin, sebagai filter udara, peredam suara dan
pengarah pandang.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Taman Kota Sigli dan Taman Siliwangi
yang sama-sama berlokasi di Gampong Blok Bengkel, Kecamatan Kota Sigli,
Kabupaten Pidie.

(a) (b)
Gambar 3.1 (a). Lokasi Taman Kota Sigli, (b) Lokasi Taman Siliwangi
Sumber: Google Maps (2021)

Pada gambar 3.1 menunjukan lokasi taman yang saling bedekatan dan
sangat strategis juga mudah diakses. Taman Siliwangi dan juga taman Kota Sigli
merupakan dua di antara taman kota yang dimiliki oleh kota sigli dan
mempunyai fungsi positif bagi masyarakat kota.

3.1.1 Aspek Geografis


Taman Kota Sigli dan taman Kota Siliwangi berada pada Kota Sigli
kecamatan pidie. Menurut sumber data dari pemerintah Kabupaten Pidie, Kota
Sigli terletak pada daerah 04,30° – 04,60° Lintang Utara; 95,75° – 96,20° Bujur
Timur pada ketinggian rata-rata 25 MDPL. Batas-batasan daerah pada sebelah
utara berbatasan langsung dengan Selat Malaka, sebelah selatan dengan
Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Jaya, Sebelah timur dengan Kabupaten Pidie
Jaya, sebelah barat dengan Kabupaten Aceh Besar. Luas daerah mencapai
3.562,14 Km2.
Memiliki Iklim tropis (daratan rendah/pesisir pantai); iklim sejuk (dataran
tinggi/lembah/pegunungan). Curah hujan 1.482 mm pertahun dengan suhu rata-
rata 24° – 32° C.
3.2 Metode Penungumpulan Data

3.2.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif.


Metode ini digunakan untuk memperoleh gambaran dan data terkait studi kasus,
berdasarkan fakta-fakta yang tampak.

3.2.2 Sumber data


1. Data Primer
Data yang didapatkan dari hasil penelitian selama berada di lapangan dan
melihat jenis-jenis vegetasi apa saja yang berkontribusi bagi lingkungan
sekitar kota.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari teori-teori yang dipakai juga literatur buku juga
jurnal acuan yang mendukung.

3.2.3 Tahapan Penelitian


Tahapan ini memerlukan beberapa persiapan yaitu antara lain:
a. Menyiapkan peralatan dalam penelitian yang dibutuhkan adalah
kamera untuk dokumentasi, alat tulis untuk mencatat, dll.
b. Melakukan observasi untuk melihat jenis pohon (nama vegetasi, tinggi
dan juga lebar tajuknya), elemen keras dan juga lunak, juga perannnya
terhadap lingkungan sekitar taman kota.
c. Menyusun kerangka pemikiran
d. Menyusun Variable penelitian
e. Perhitungan Vegetasi di dua Taman Kota Sigli dan Taman Siliwangi.
3.2.4 Tahapan Analisis
Teknik analisis yang digunakan yaitu deskriptif, yang bertujuan untuk
menghasilkan data dan fakta terkait dengan jenis dan peranan vegetasi
terhadap taman kota.

3.2.5 Cara Pengumpulan Data

Berikut ini merupakan langkah dalam pengumpulan data, yaitu:

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan


pengamatan dan survei langsung ke lapangan. Tujuan dilakukan observasi
guna mengetahui gambaran yang ada dilapangan sehingga akan dapat dilihat
jenis dan jumlah vegetasi yang ada pada kedua taman kota tersebut, elemen
lunak dan keras pada taman, juga mengetahui peranan dan kontribusi fungsi
Taman Kota Sigli dan Taman Kota Siliwangi.

Observasi dilakukan pada hari Minggu, 23 Mei 2021 dan terhenti pada
hari Selasa, 25 Mei 2021. Penelitian ini melakukan pengamatan selama 3
hari berturut-turut pada hari libur pagi dan 2 hari kerja dan pada waktu-
waktu tertentu. karena merupakan hari yang tidak terlalu ramai pengunjung
sehingga dapat dengan leluasa dalam mengamati serta menghitung jumlah
vegetasi yang ada.

Dilakukan pengamatan pada waktu, yaitu:

 Pagi: 08:00 - 09:00 WIB


 Siang: 13:00 - 14:00 WIB
 Sore: 16:00 - 17:30 WIB
Penambahan waktu sore hari diperuntukkan agar melihat situasi dan
pernanan taman yang digunakan oleh masyarakat setempat.

2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu cara yang bertujuan untuk membantu
peneliti dalam mengumpulkan bukti otentik dalam penelitian pada kedua
taman Kota Sigli dan Taman Siliwangi.

3. Studi Pustaka
Studi Pustaka dilakukan untuk pengumpulan data-data yang terdapat
dari berbagai macam sumber, seperti: buku-buku, jurnal acuan, dan juga
bacaan yang berkaitan dengan tema sehingga penelitian akan bersifat lebih
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kualitasnya.
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, H., & Alfian, R. (2010). KONSEP PEMILIHAN VEGETASI


LANSEKAP PADA TAMAN LINGKUNGAN DI BUNDERAN WARU
SURABAYA Hendra. Buana Sains, 10(2), 181–188.
MARIDI, M., SAPUTRA, A., & AGUSTINA, P. (2015). Analisis Struktur
Vegetasi di Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Bioedukasi: Jurnal
Pendidikan Biologi, 8(1), 28. https://doi.org/10.20961/bioedukasi-
uns.v8i1.3258
Mokodongan, B. K., Rieneke L E, S., & Hendriek H, K. (2014). Identifikasi
Pemanfaatan Kawasan Bantaran Sungai Dayanan Di Kotamobagu. Jurnal
Sabua, 6(3), 273–283.
Rochim, F. N., & Syahbana, J. A. (2018). Penetapan Fungsi Dan Kesesuaian
Vegetasi Pada Taman Publik Sebagai Ruang Terbuka Hikau (Rth) Di Kota
Pekalongan. Teknik PWK, 2, 314–327.

Anda mungkin juga menyukai