Anda di halaman 1dari 5

FOODPARK DI DAERAH KOTA LANGSA DENGAN PENDEKATAN GREEN

ARCHITECHTURE

Riset dan Seminar Arsitektur


RTA 4325
Semester A – 2020/2021

Oleh:
ZAUZAN ARIEF
170406129

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
Abstrak
Permasalahan lingkungan khususnya pemanasan global menjadi topik permasalahan yang
mencuat akhir-akhir ini. Dalam dunia arsitektur muncul fenomena sick building syndrome yaitu
permasalahan kesehatan dan ketidak nyamanan karena kualitas udara dan polusi udara dalam
bangunan yang ditempati yang mempengaruhi produktivitas penghuni, adanya ventilasi udara
yang buruk, dan pencahayaan alami kurang.

Selain karna adanya pemanasan global, penciptaan atau inovasi energi yang terbarukan juga
menjadi latar belakang timbulnya konsep green architecture. Sampai pada akhirnya timbul konsep
Green Building. Gedung Hemat Energi atau dikenal dengan sebutan green building terus
digalakkan pembangunannya sebagai salah satu langkah antisipasi terhadap perubahan iklim
global. Indikasi arsitektur disebut sebagai 'green' jika dikaitkan dengan praktek arsitektur antara
lain penggunaan renewable resources (sumber-sumber yang dapat diperbaharui, passiveactive
solar photovoltaic (sel surya pembangkit listrik), teknik menggunakan tanaman untuk atap, taman
tadah hujan, menggunakan kerikil yang dipadatkan untuk area perkerasan, dan sebagainya.

Kata Kunci: Green Architecture, Green Building, Suistainable Architecture


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Langsa adalah salah satu kota di Aceh, Indonesia yang mempunyai luas wilayah
262,41 KM2, yang terletak pada posisi antara 04° 24’ 35,68’’ – 04° 33’ 47,03” Lintang Utara dan
97° 53’ 14,59’’ – 98° 04’ 42,16’’ Bujur Timur, dengan ketinggian antara 0 – 25 M di atas
permukaan laut. Kota Langsa terkenal juga sebagai kota perdagangan, wisata, dan juga kota
kuliner/makanan.

Dengan terkenalnya Kota Langsa sebagai kota kuliner/makanan maka tentu banyaknya
juga aneka ragam kuliner khas daerah yang tersedia di berbagai tempat. Namun, pengelolaan
tempat kuliner di Kota Langsa itu sendiri cenderung menimbulkan banyak permasalahan seperti
tidak tersedianya lahan parkir yang bersebrangan dengan banyaknya pengunjung, lokasi yang
rawan menimbulkan kemacetan dsb.

Permasalahan lingkungan menjadi topik permasalahan yang mencuat akhir-akhir ini.


Dalam dunia arsitektur muncul fenomena sick building syndrome yaitu permasalahan kesehatan
dan ketidak nyamanan karena kualitas udara dan polusi udara di dalam dan disekitar bangunan
yang ditempati yang mempengaruhi produktivitas penghuni, adanya ventilasi udara yang buruk,
pencahayaan alami kurang, dan kurangnya penghijauan.

Dengan penerapan Green Architechture itu sendiri nantinya diharapkan pembangunan


dapat mempertahankan nilai kehijauan kota tersebut yang mana Kota Langsa

1.2 Masalah Perancangan

Melalui penjelasan latar belakang dari perancangan ini, adapun masalah yang akan hadir
dari berbagai aspek pembangunan proyek ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan tema arsitektur hijau pada bangunan yang akan dibangun nantinya
agar cocok dengan lingkungan sekitarnya?
2. Bagaimana menciptakan akses bagi pengendara hingga nantinya tidak menimbulkan
kemacetan?
1.3 Tujuan Perancangan

1. Mengatasi masalah kemacetan yang ditimbulkan akibat penumpukan penjual makanan


yang tidak memiliki akses sirkulasi yang tidak baik

2. Menjadikan proyek salah satu icon Kota Langsa yang mana Kota ini sendiri dikenal sebagai
Kota Kuliner/Makanan

3. Membantu pemerintah dan instansi yang terkait dalam pengelolaan wisata kuliner yang
terdapat di Kota Langsa dan menjadi awal bagi pemerintahan dalam pengembangan wisata
kuliner di Kota Langsa.

4. Menciptakan foodpark pertama di Kota Langsa yang dapat menjadi Kawasan wisata
kuliner dan ruang public hijau yang dapat dinikmati dan diminati semua kalangsan.

1.4 Pendekatan

Dalam menyelesaikan rumusan permasalahan yang ada pada perancangan, maka di perlukan
metode metode pendekatan yang akan membantu dalam menyelesaikan masalah tersebut,
pendekatan – pendekatan yang dilakukan berupa:
1. Studi Literatur
Metoda yang digunakan dengan cara mempelajari permasalahan yang ada pada perancangan
dengan pengambilan teori, penggunaan data berdasarkan referensi-referensi yang dianggap
relevan dan kontekstual.
2. Survey Lapangan
Melakukan survei atau pengamatan secara langsung pada lokasi perancangan dalam
memahami kondisi eksisting seperti karakteristik tapak, lokasi tapak, dan potensi yang ada di
sekitar lokasi perancangan, serta karakteristik kondisi sosial masyarakat.
3. Studi Banding
Metoda yang digunakan untuk melakukan perbandingan terhadap pendekatan masalah,
pendekatan pemecahan masalah, dan perbandingan kasus yang memiliki kesamaan isu ataupun
tema yang diambil dari berbagai sumber seperti buku, internet, majalah, dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai