Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ARSITEKTUR HIJAU, ENERGI BERSIH DAN

TRANSPORTASI HIJAU

Oleh:

Aqil Abdul Gani (2411416032)

Maharani Hanata Putri (2411416042)

Hilmy Rasyid (2411416059)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG

2016
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah konservasi terkait

“Arsitektur Hijau, Energi Bersih dan Transportasi Hijau" ini. Sholawat serta salam

semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad

SAW yang telah menunjukkan jalan yang lurus kepada kita berupa ajaran agama

Islam yang sempurna dan menjadi anugerah bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi

tugas dalam mata kuliah pendidikan konservasi dengan judul "Konservasi Terkait

Arsitektur Hijau, Energi Bersih dan Transportasi Hijau ". Disamping itu, kami

mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam pembuatan maalah ini sehingga dapat disusun hingga selesai.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat.

Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan

kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan

makalah ini di waktu yang akan datang.

Semarang, September 2016

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................. ii

Daftar Isi ...................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................. 2

BAB II. PEMBAHASAN .................................................................. 3

1. Arsitektur Hijau .............................................................. 3

2. Energi Bersih .................................................................. 14

3. Transportasi Hijau ...........................................................16

BAB III. PENUTUPAN ....................................................................... 21

Kritik ..................................................................................... 21

Saran ..................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerusakan lingkungan yang mengglobal antara lain disebabkan karena

pemanasan global (gas-gas yang menyerap dan menahan panas dari matahari

sehingga mencegah kembali keruang angkasa), penyusutan ozon, hujan asam

(berkaitan dengan pembakaran bahan bakar fosil yang akan bercampur dengan uap

air di awan), sampah padat, dan penyusutan cadangan mineral. Utamanya di

Indonesia, Indonesia adalah negara yang memasuki taraf kritis dalam usaha

mengurangi pemanasana global, seperti di daerah Riau yang seringkali diselimutii

kabut asap sebagai bukti buruknya kesadaran serta upaya rakyat Indonesia dalam

membentuk lingkungan yang ramah, baik serta sehat.

Tidak lepas dari campur tangan manusia, dimana manusia adalah kontributor

terbesar dalam perusakan lingkungan. Seperti halnya tentang pembangunan yang

menggunakan bahan-bahan dari alam yang diambil secara berlebihan, bahan bakar

alat transportasi yang pembakarannya tidak sempurna, yaitu bensin dengan nilai

oktan dibawah 8 sehingga menghasilkan gas CO yang berbahaya tidak hanya bagi

manusia, tetapi bagi alam yakni merusak lapisan ozon.

Berdasarkan banyaknya masalah-masalah mengenai lingkungan yang

disebabkan oleh manusia, harus ada upaya penanggulangan atau setidaknya

mengurangi besarnya tingkat kontribusi manusia dalam perusakan lingkungan.

Beberapa cara yang dapat dilakukan diantaranya yang pertama adalah

1
pembangunan dengan konsep arsitektur hijau. Arsitektur hijau adalah arsitektur

yang minim konsumsi sumber daya alam termasuk energi, air dan material, serta

minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Arsitektur hijau adalah suatu

pendekatan perencanaan bangunan yang berusaha untuk meminimalisasi berbagai

pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Yang kedua

adalah transportasi berbahan bakar yang ramah lingkungan atau biasa disebut

dengan transportasi hijau. Dan yang terakhir adalah penggunaan energi bersih, yaitu

suatu program dengan upaya pemanfaatan sumber energi terbarukan serta

penggunaan teknologi energi yang efisien dengan budaya hemat energi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang diatas adalah :

1. Apa pengertian arsitektur hijau ?

2. Apa pengertian transportasi hijau ?

3. Apa pengertian energi bersih

C. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk memahami apa itu arsitektur hijau

2. Untuk memahami apa itu transportasi hijau

3. Untuk memahami apa itu energi bersih

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Arsitektur Hijau

Green Architecture atau sering disebut sebagai Arsitektur Hijau adalah

arsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk energi, air, dan

material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.

Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan perencanaan bangunan yang

berusaha untuk meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan

manusia dan lingkungan.

Sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk

terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang

lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber

energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal.

Penggunaan material-material yang bisa didaur-ulang juga mendukung

konsep arsitektur hijau, sehingga penggunaan material dapat dihemat. Suatu

bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep Arsitektur hijau

apabila bangunan tersebut belum bersifat ramah lingkungan. Maksud dari Ramah

Lingkungan disini bukan hanya berarti tidak merusak lingkungan, namun juga

memiliki area hijau yang mampu menyumbang penghijauan di wilayah bangunan

serta energi yang tidak merusak ekosistem lingkungan. Oleh karena itu bangunan

berkonsep green architecture mempunyai sifat ramah terhadap lingkungan sekitar.

3
Arsitektur hijau merupakan langkah untuk mempertahankan eksistensinya

di muka bumi dengan cara meminimalkan perusakan alam dan lingkungan di mana

mereka tinggal. Istilah keberlanjutan menjadi sangat populer ketika mantan Perdana

Menteri Norwegia GH Bruntland memformulasikan pengertian Pembangunan

Berkelanjutan (sustaineble development) tahun 1987 sebagai pembangunan yang

dapat memenuhi kebutuhan manusia masa kini tanpa mengorbankan potensi

generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Keberlanjutan terkait dengan aspek lingkungan alami dan buatan,

penggunaan energi, ekonomi, sosial, budaya, dan kelembagaan. Penerapan

arsitektur hijau akan memberi peluang besar terhadap kehidupan manusia secara

berkelanjutan. Aplikasui arsitektur hijau akan menciptakan suatu bentuk arsitektur

yang berkelanjutan.

Untuk pemahaman dasar arsitektur hijau yang berkelanjutan, meliputi di

antaranya lansekap, interior, dan segi arsitekturnya menjadi satu kesatuan. Dalam

contoh kecil, arsitektur hijau bisa juga diterapkan di sekitar lingkungan kita.

4
Misalnya, dalam perhitungan kasar, jika luas rumah adalah 100 meter persegi,

dengan pemakaian lahan untuk bangunan adalah 60 meter persegi, maka sisa 40

meter persegi lahan hijau, Jadi komposisinya adalah 60:40. Selain itu membuat atap

dan dinding menjadi konsep roof garden dan green wall. Dinding bukan sekadar

beton atau batu alam, melainkan dapat ditumbuhi tanaman merambat. Selain itu,

tujuan pokok arsitektur hijau adalah menciptakan eco desain, arsitektur ramah

lingkungan, arsitektur alami, dan pembangunan berkelanjutan.

Selain itu, arsitektur hijau diterapkan dengan meningkatkan efisiensi

pemakaian energi, air dan pemakaian bahan-bahan yang mereduksi dampak

bangunan terhadap kesehatan. Arsitektur hijau juga dapat direncanakan melalui tata

letak, konstruksi, operasi dan pemeliharaan bangunan.

A. PENGELOLAAN AIR

5
Dalam perencanaan sebuah bangunan, seorang arsitek selalu dihadapkan pada

masalah pengolahan air. Air hujan adalah salah satu yang perlu manajemen yang

baik supaya tidak mengganggu kenyamanan hidup kita. Air hujan jamaknya

dialirkan melalui saluran-saluran (vertikal maupun horizontal) yang ada di dalam

lahan sebelum diteruskan ke sistem drainase kota. Pengaliran dengan

mengandalkan sistem drainae kota ini terbukti sudah tidak efektif dalam mengelola

air hujan.

Banjir besar di Jakarta tahun 2002 dan 2007 adalah bukti betapa lemahnya

sistem drainase kota menghadapi air hujan. Terlepas dari tingginya curah hujan,

sistem drainae kebanyakan kota di Indonesia memang sudah tidak memadai karena

semrawutnya tata ruang. Selain itu, kebiasaan hidup masyarakat membuang sampah

ke sungai dan tinggal di bantaran kali juga menyebabkan kurang berartinya sistem

drainase dalam menghadapi limpahan air hujan.

Salah satu alternatif pengolahan air hujan adalah menggunakan lubang

resapan biopori ditemukan oleh Ir. Kamir R. Brata, Msc, seorang Peneliti Institut

Pertanian Bogor (IPB). Resapan biopori meningkatkan daya resapan air hujan

dengan memanfaatkan peran aktifitas fauna tanah dan akar tanaman.Lubang

resapan biopori adalah lubang silindris berdiameter 10-30 cm yang dibuat secara

vertikal ke dalam tanah dengan kedalaman sekitar 100 cm. Dalam kasus tanah

dengan permukaan air tanah dangkal, lubang biopori dibuat tidak sampai melebihi

kedalaman muka air tanah. Lubang kemudian diisi dengan sampah organik untuk

memicu terbentuknya biopori.

6
Biopori adalah pori-pori berbentuk lubang (terowongan kecil) yang dibuat

oleh aktifitas fauna tanah atau akar tanaman. Kehadiran terowongan/lubang-lubang

biopori kecil tersebut secara langsung akan menambah bidang resapan air. Sebagai

contoh, bila lubang dibuat dengan diameter 10 cm dan dengan kedalaman 100 cm,

maka luas bidang resapan akan bertambah sebanyak 3140 cm² atau hampir 1/3 m².

Sementara, suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diamater 10

cm, yang semula mempunyai bidang resapan 78.5 cm² setelah dibuat lubang

resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi 3.218

cm². Lubang biopori disebar dalam jarak tertentu sesuai dengan luas lahan yang

hendak dicover. Selain itu, biopori juga bisa diterapkan diselokan yang seluruhnya

tertutup semen. Dibutuhkan dua sampai tiga kilogram sampah lapuk untuk sebuah

lubang biopori.

7
Agar orang yang menginjaknya tidak terperosok, lubang ditutup dengan

kawat jaring. Selain memperbesar bidang resapan melalui aktivitas organisme

tanah, lubang resapan biopori juga memiliki dapat mengubah sampah organik

menjadi kompos. Lubang resapan biopori "diaktifkan" dengan memberikan sampah

organik didalamnya.

Sampah inilah yang akan menjadi sumber energi bagi organisme tanah untuk

melakukan kegiatan melalui proses dekomposisi. Sampah yang telah didekompoisi

ini dikenal sebagai kompos. Melalui proses seperti itu maka lubang resapan biopori

akan berfungsi sekaligus sebagai "pabrik" pembuat kompos. Kompos dapat dipanen

pada setiap periode tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada

berbagai jenis tanaman. Sampai saat ini belum ditemukan apa yang menjadi

kelemahan lubang biopori. Sampah organik yang ada pada lubang biopori dirasa

tidak akan mengganggu karena cepat diuraikan.

Sampah akan sulit diuraikan jika lubang resapan terlalu besar dan tidak

disebar. Karena itu sampah harus disebarkan, jangan hanya berada disatu tempat.

Hasilnya itu juga bisa dijadikan kompos. Memakai lubang resapan biopori adalah

tampaknya merupakan langkah yang bijak dalam merencanakan sebuah lingkungan

binaan. Arsitek sebagai perencana seyogyanya tidak hanya memikirkan

kepentingan bangunan yang dirancangannya, tetapi juga memikirkan bagaimana

rancangannya itu dapat mandiri dan tidak menambah beban sistem drainase kota.

Karena lahan perkotaan telah telanjur disesaki bangunan, maka sasaran

perolehan sel-sel hijau daun beralih pada hamparan atap datar gedung-gedung yang

justru lebih banyak dibanjiri cahaya matahari. Sebenarnya gerakan atap hijau telah

8
muncul di Jepang sejak awal abad ke-20 melalui konsep eco-roof, tetapi sifat

pengembangannya masih ekstensif.

Atap hijau jenis ini ditandai struktur atap beton konvensional dengan biaya

dan perawatan taman relatif murah karena penghijauan atap hanya mengandalkan

tanaman perdu dengan lapisan tanah tipis. Ketika Jepang semakin ketat menjaga

lingkungan melalui pemberlakuan berbagai tolok ukur bangunan ramah

lingkungan, para perancang mulai berpacu mencari solusi cerdas dalam

memanfaatkan bidang datar atap bangunan.

Salah satunya adalah intensifikasi taman atap, atau upaya memadukan sistem

bangunan dengan sistem penghijauan atap sehingga dapat diciptakan taman

melayang (sky garden). Berbeda dengan atap hijau ekstensif yang hanya

menghasilkan taman pasif, atap hijau intensif dapat berperan sebagai taman aktif

sebagaimana taman di darat.

Dengan lapisan tanah mencapai kedalaman hingga dua meter, atap hijau

intensif mensyaratkan struktur bangunan khusus dan perawatan tanaman cukup

rumit. Jenis tanaman tidak hanya sebatas tanaman perdu, tetapi juga pohon besar

sehingga mampu menghadirkan satu kesatuan ekosistem. Walaupun investasi yang

dibutuhkan untuk membuat atap hijau cukup tinggi, bukan berarti upaya peduli

lingkungan ini bertentangan dengan semangat mengejar keuntungan ekonomi,

terbukti kini banyak fasilitas komersial yang menerapkan konsep atap hijau intensif.

Salah satu di antaranya adalah Namba Park, sebuah mal gaya hidup di pusat kota

Osaka.

9
Manfaat atap hijau bukan hanya sebatas peningkatan nilai estetika dan

penghematan energi, pengurangan gas rumah kaca, peningkatan kesehatan,

pemanfaatan air hujan, serta penurunan insulasi panas, suara dan getaran, tetapi

juga penyediaan wahana titik temu arsitektur dengan jaringan biotop lokal.

Perannya sebagai "batu loncatan" menjembatani bangunan dengan habitat alam

yang lebih luas seperti taman kota atau area hijau kota lainnya

Prinsip-prinsip arsitektur hijau :

a. Hemat energi / Conserving energy : Sungguh sangat ideal apabila

menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit

mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan

waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat

mengatasinya adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi

iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah

lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya dengan memanfaatkan

potensi matahari sebagai sumber energi. Cara mendesain bangunan

agar hemat energi, antara lain :

1) Bangunan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan

pencahayaan dan menghemat energi listrik.

2) Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk

energi thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan

alat Photovoltaic yang diletakkan di atas atap. Sedangkan atap

dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding timur-barat atau

10
sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar

matahari yang maksimal.

3) Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya

rendah. Selain itu juga menggunakan alat kontrol

penguranganintensitas lampu otomatis sehingga lampu hanya

memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat

terang tertentu.

4) Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat

mengatur intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan

masuk ke dalam ruangan.

5) Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak

menyilaukan, yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas

cahaya.

6) Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas

dihasilkan oleh penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui

lubang ventilasi.

7) Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan

lift.

b. Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Melalui

pendekatan green architecture bangunan beradaptasi dengan

lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam,

iklim dan lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian

bangunan, misalnya dengan cara:

11
1) Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.

2) Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk

mendistribusikan udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan.

3) Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya

dengan membuat kolam air di sekitar bangunan.

4) Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan

ditutup untuk mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai

kebutuhan.

c. Meminimalkan Sumber Daya Baru / Limitting new resources : Suatu

bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada

dengan meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir

umur bangunan dapat digunakan kembali unutk membentuk tatanan

arsitektur lainnya. Mendesain dengan mengoptimalkan kebutuhan

sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan

dapat digunakan di masa mendatang. Penggunaan material bangunan

yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.

d. Tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni

bangunan tersebut / Respect for site : Bangunan yang akan dibangun,

nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika

nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan

tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).

e. Menanggapi keadaan tapak dari bangunan / Respect for site :

Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal

12
ini dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk

dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar, dengan cara

sebagai berikut.

1) Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang

mengikuti bentuk tapak yang ada.

2) Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan

mendesain bangunan secara vertikal.

3) Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak

lingkungan. Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture

secara keseluruhan: Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita

pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.

f. Memperhatikan pengguna bangunan / Respect for user :

Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang

sangat erat. Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan

kondisi pemakai yang didirikan di dalam perencanaan dan

pengoperasiannya.

g. Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di

atas menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green

architecture pada dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling

berhubungan satu sama lain. Tentu secar parsial akan lebih mudah

menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu, sebanyak mungkin

dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara keseluruhan

sesuai potensi yang ada di dalam site.

13
2. Energi Bersih

Energi bersih adalah teknologi yang menghasilkan gas rumah kaca dalam

level yang sangat rendah atau mendekati nol jika dibandingkan dengan teknologi

lain. Energi bersih juga tidak memiliki dampak negatif ke masyarakat dan

lingkungan selama masa pakainya.

Semakin bertambah tuanya usia bumi, maka energi yang dibutuhkan semakin

banyak. Namun sangat disayangkan bahwa sumber dari energi bersih jarang

ditemukan di kota-kota besar. Oleh karena itu pepohonan yang berperan sebagai

salah satu sumber energi bersih harus digencarkan salah satunya dengan reboisasi

satu orang satu pohon. Menurut Peraturan Rektor Unnes Pasal 8 pilar energi bersih

bertujuan untuk melakukan penghematan energi melalui serangkaian kebijakan dan

tindakan dalam memanfaatkan energi secara bijak, serta pengembangan energi

terbarukan yang ramah lingkungan

Panel Surya sebagai penangkap energi surya

14
Program ini merupakan upaya pemanfaatan sumber energi terbarukan dan

penggunaan teknologi energi yang efisien dengan budaya hemat energi.

Energy surya (solar energy) merupakan sumber energy terbarukan yang

paling sederhana, sehingga dengan penerapan panel surya di beberapa titik utama,

kampus akan mengurangi konsumsi listrik dari PT.PLN.

Pemanfaatan energi angin dan energi surya sebagai energi bersih

Selain itu dikembangkan pula biofuel. Proses composting dari bio-massa

merupakan salah satu alternatif untuk memperoleh biofuel dan dipadukan pada

sistem pengolahan limbah organik.

Tenaga angin adalah sumber energy yang dapat dimanfaatkan di Unnes

dengan membuat kincir angin di area terbuka kampus dan bersinergi dengan panel

surya.

Selain itu sosialisasi terhadap civitas akademika UNNES dan lingkungan

sekitar kampus juga dilaksanakan guna mendukung pelaksanaan kebijakan green

energy.

15
3. Transportasi Hijau

Semakin banyak akan meningkatkan konsumsi bahan bakar minyak serta

memberikan kontribusi terhadap pencemaran udara di Indonesia. Sampai saat ini

jumlah kendaraan bermotor di seluruh Indonesia telah mencapai lebih dari 20 juta

dengan persentase sebesar 60% berasal dari sepeda motor sedangkan pertumbuhan

populasi untuk mobil sekitar 3-4% dan sepeda motor lebih dari 4% per tahun. Untuk

mengantisipasi dampak buruk yang ditimbulkan dari pertumbuhan jumlah

kendaraan di perkotaan, maka perlu dikembangkan suatu konsep transportasi

berkelanjutan. Transportasi berkelanjutan adalah sebuah konsep yang

dikembangkan sebagai suatu antithesis terhadap kegagalan kebijakan, praktek dan

kinerja sistem transportasi yang dikembangkan selama kurang lebih 50 tahun

terakhir.

Transportasi hijau atau bisa juga disebut dalam bahasa Inggrisnya disebut

sebagai Green Transport merupakan perangkat transportasi atau kendaraan yang

dibuat untuk dikendarai namun tetap ramah lingkungan. Artinya transportasi ini

dibuat tidak menimbulkan polusi atau pencemaran.Sedangkan pangsa gas rumah

kaca yang diakibatkan Transportasi berada pada kisaran 15 sampai 20 persen,

sehingga cukup nyata langkah yang bisa dilakukan dalam sistem transport untuk

mengurangi emisi gas rumah kaca tersebut. Pendekatan yang paling mudah dalam

menciptakan transportasi hijau adalah dengan menggunakan angkutan umum

ketimbang menggunakan kendaraan pribadi, walaupun tidak senyaman

menggunakan kendaraan pribadi.

16
Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan transportasi yang

berwawasan hijau, yang dapat mengurangi ketergantungan kita terhadap bahan

bakar fosil yaitu:

Bahan bakar hijau yang bisa digunakan dalam transportasi meliputi:

a. Listrik, merupakan bahan bakar yang yang mengeluarkan emisi gas rumah kaca

yang minim, apalagi bila menggunakan sumber dari tenaga air, angin, sel surya

ataupun nuklir. Listrik ideal digunakan untuk transportasi yang melalui jalur tetap

seperti Bus Listrik, Kereta rel listrik (KRL), tetapi selain itu saat ini sudah

diperkenalkan mobil/motor yang digerakkan dengan listrik yang disimpan dalam

baterai.

b. Bahan bakar nabati, merupakan bahan bakar yang diolah dari bahan-bahan nabati,

dapat diperoleh dari Minyak Nabati, ataupun alkohol, ataupun dalam bentuk

padat. Minyak nabati seperti minyak jarak, minyak kelapa sawit digunakan untuk

Kendaraan dengan Bahan Bakar Batrai


campuran minyak diesel yang diberi nama BioDiesel, sedang alkohol yang berasal

dari hidrat arang dari tetes tebu ataupun lainnya dicampurkan ke bahan bakar

premium/pertamax yang diberi nama BioPertamax di Indonesia.

17
c. Sel bahan bakar, merupakan konsep baru yang dikembangkan dimana prosesnya

adalah penggunaan gas H2 yang direaksikan dengan O2 yang menghasilkan air

dan listrik, listrik yang dihasilkan digunakan untuk menggerakkan kendaraan.

Selain gas H2 juga bisa digunakan gas methan. Permasalahan yang ditemukan

pada kendaraan yang berbahan bakar H2 adalah belum adanya jaringan stasiun

pengisian bahan bakar gas hidrogen.

d. Bahan bakar gas, dapat berupa LPG (liquefied Petroleum Gas) ataupun CNG

(Compressed Natural Gas) yang saat ini sudah digunakan untuk angkutan bus

TransJakarta di Jakarta, sumber gasnya terdapat dibeberapa daerah di Indonesia

yang ditransportasi melalui pipa dan tangki bertekanan.

Kendaraan TransJakarta

e. Kendaraan yang ramah lingkungan seperti mobil listrik, kendaraan hibrida yang

merupakan gabungan antara mesin mobil konvensional yang menggerakkan

generator yang mengisi baterai dan kendaraannya sendiri dijalankan dengan motor

listrik. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah harga kendaraan yang relatif

mahal, sehingga di banyak negara diberikan berbagai insentip bila

menggunakannya diantaranya penurunan bea masuk, pajak kendaraan bermotor

yang lebih rendah, pembebasan pembayaran retribusi pengendalian lalu lintas

18
Toyota merupakan salah satu produsen mobil yang giat menciptakan

kendaraan yang hemat bahan bakar, salah satu diantaranya adalah Toyota Prius

yang kemudian diikuti dengan produsen lainnya di Jepang maupun negara-negara

Eropa dan Amerika.

A.

Mobil Listrik Karya Mahasiswa Unnes

A. Infrastruktur cerdas

Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk menghemat bahan bakar adalah

menggunakan infrastruktur cerdas yang dikenal sebagai Intelligent Transport

System, dimana semua pengaturan lalu lintas dilakukan dengan cerdas dengan

menggunakan paket program transportasi dan lalu lintas yang bisa mengoptimalkan

penggunaan infrastruktur. Sistem ini selain dapat menghemat penggunaan bahan

bakar juga akan menurunkan angka kecelakaan termasuk menurunkan stress

pengemudi.

19
B. Angkutan umum

Salah satu pendekatan yang banyak didorong dikota-kota adalah

pengembangan angkutan massal dan untuk itu akan lebih baik bila dikaitkan dengan

tata ruang. Ukuran alat angkut yang digunakan harus disesuaikan dengan

permintaan angkutan yang ada, kalau permintaannya sangat besar maka sebaiknya

digunakan kereta api kota.

Apa tujuan adanya Transportasi Hijau?

1. Agar dapat mengurangi polusi atau pencemaran udara.

2. Agar dapat menghemat bahan bakar yang digunakan.

3. Meminimalisir dampak pemanasan global.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan melakukan penelitian tentang arsitektur hijau, energi bersih dan

transportasi hijau dapat diambil kesimpulan :

1. Konservasi dapat dilakukan dengan membangun arsitektur hijau, energi

bersih dan transportasi hijau.

2. Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan perencanaan bangunan yang

berusaha untuk meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada

kesehatan manusia dan lingkungan.

3. Energi bersih suatu program dengan upaya pemanfaatan sumber energi

terbarukan serta penggunaan teknologi energi yang efisien dengan budaya

hemat energi.

4. Transportasi hijau adalah transportasi berbahan bakar yang ramah

lingkungan.

B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya

penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di

atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di

pertanggungjawabkan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Bast, E dan Srinivas,K. Mencari Definisi air bersih. 11 September 2016 .

www.hijauku.com/2011/08/22/mencari-definisi-energi-bersih/

Doni. Arsitektur Hijau. 10 September 2016.

https://virtualarsitek.wordpress.com/artikel/sejarah-arsitektur/tipologi

Hardati, P, dkk. 2016. Pendidikan Konservasi. Kerjasama dengan Pusat

Pengembang Kurikulum MKU MKDK Unnes

Mahajani, Izrak. Green Architecture. 10 September 2016.

http://gospoth.blogspot.co.id/2013/03/green-architecture.html

Meta. Green Transport. 10 September 2016

.http://blog.unnes.ac.id/nurchalimah/2015/11/26/green-transport-

transportasi-hijau/

22

Anda mungkin juga menyukai