Anda di halaman 1dari 15

TEORI PERANCANGAN ARSITEKTUR II

PENDEKATAN EKOLOGI PADA


RANCANGAN ARSITEKTUR

Disusun Oleh :
Muhammad Khusnul Anwar
DBB 113 023

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Konsep Ekologi Arsitektur merupakan paduan antara ilmu lingkungan dan ilmu arsitektur
yang berorientasi pada model pembangunan dengan memperhatikan keseimbangan lingkungan
alam dan lingkungan buatan. Dewasa ini, teori konsep Ekologi Arsitektur mulai bermunculan,
sehingga perencana dan perancang semakin mempunyai wawasan yang luas dalam pemahaman
konsep Ekologi Arsitektur.
Konsep Ekologi Arsitektur atau yang sering disingkat dengan Eko-Arsitektur semakin popular
tidak hanya di akademisi, akan tetapi juga menjangkau hingga kalangan praktisi. Bahkan dalam
arsitektur publik, banyak peluang dan prospek yang ditawarkan berangkat dari prinsip desain
yang ekologis, sayembara desain, properti perumahan berkonsep alam atau bentuk kegiatan lain
yang mengapresiasi keberadaan lingkungan dan alam. Namun demikian, ada beberapa hal yang
kurang tepat dalam pemahaman konsep Eko- Arsitektur ini sehingga sering rancu dengan
beberapa konsep senada yang sangat mirip diantaranya Arsitektur Hijau (Green Architecture),
Arsitektur Bioklimatik (Bioclimatic Architecture), Arsitektur Hemat Energi dan beberapa istilah
lain yang mempunyai satu pandangan.
Di sisi lain, dari sudut pandang akademis, sering terjadi perdebatan panjang apakah Ekologi
Arsitektur, Arsitektur Hijau, Arsitektur Bioklimatik, Arsitektur Hemat Energi dan Arsitektur
Berkelanjutan adalah sebuah metode perancangan yang mempunyai pijakan sama atau memang
ada perbedaan yang mendasar. Pandangan yang kurang jelas ini secara akademis memerlukan
kajian untuk menegaskan kapan disebut Ekologi Arsitektur, atau Arsitektur Hijau atau yang lain,
sehingga tidak mengaburkan esensi konsep yang digunakan dalam metode perancangan.
Paradigma membangun berlandaskan konsep Ekologi Arsitektur merupakan muara dari berbagai
aliran perancangan arsitektur.
BAB II
TINJAUAN UMUM

A. Ekologi
Ekologi adalah ilmu mengenai hubungan timbal balik antara mkhluk hidup dan
lingkungannya. Kata Ekologi beasal dari kata Yunani yaitu : oikos (habitat) dan logos (ilmu).
Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup dan
lingkungannya. Istilah kologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834-1914).

B. Ekologi Arsitektur
Atas dasar pengetahuan dasar-dasar ekologi yang telah diuraikan, maka perhatian pada arsitektur
sebagai ilmu teknik dialihkan kepada arsitektur kemanusiaan yang memperhitungkan juga keselarasan
dengan alam dan kepentinagn manusia penghuninya. Pembangunan rumah atau tempat tinggal sebagai
kebutuhan kehidupan manusia dalam hubungan timbal balik dengan lingkungan alamnya dinamakan
arsitektur ekologis atau eko-arsitektur. (Krusche, Per et sl. Oekologisches Bauen. Wiesbaden, Berlin 1982.
Hlm.7

C.Ekologi Bioklimatik
Arsitektur bioklimatik adalah suatu pendekatan yang mengarah asitek untuk
mendapatkan penyeleasian desain dengan memperhatikan hubungan antara bentuk arsitektur
dengan lingkunganya dalam kaitanya iklim daerah tersebut

BAB III
TINJAUAN KHUSUS
A. Ekologi pendekatan desain
PENDEKATAN DESAIN BENTUK DAN RUANG
Ada beberapa cara yang dilakukan dari Pendekatan Desain Bentuk dan Ruang pada
perancangan arsitektur, tetapi pada umumnya mempunyai inti yang sama, antara lain: Yeang
(2006), mendefenisikan sebagai berikut : Ecological design, is bioclimatic design, design with the
climate of the locality, and low energy design. Yeang menekankan pada : integrasi kondisi ekologi
setempat, iklim makro dan mikro, kondisi tapak, konsep design dan system yang tanggap pada
iklim, orientasi bangunan, vegetasi.
Konsep dasar bangunan ekologis adalah bangunan dengan ciri sebagai berikut:
Bangunan yang dapat mengakomodasi fungsi dengan baik dengan memperhatikan
kekhasan aktivitas manusia pemakainya serta potensi lingkungan sekitarnya dalam
membentuk citra bangunan.

Memanfaatkan sumber daya alam terbaru yang terdapat di sekitar kawasan perencanaan
untuk system bangunan, baik yang berkaitan dengan material bangunan maupun untuk
utilitas bangunan (sumber energi, penyediaan air).

Sistem bangunan bentuk yang mudah sehingga dapat dikerjakan dan dipelihara oleh
tenaga kerja setempat.

Bangunan yang sehat, artinya yang tidak memberi dampak negatif bagi kesehatan
manusia dalam proses, pengoperasian/purna huni, maupun saat pembongkaran. Di
dalamnya juga termasuk lokasi yang sehat, bahan yang sehat, bentuk yang sehat, dan
suasana yang sehat.

Penyesuaian pada lingkungan sekitar.


Menghemat sumber energi alam yang tidak dapat diperbaharui dan mengirit penggunaan
energi.
Memelihara sumber energi (udara, tanah dan air)
Memelihara dan memperbaiki peredaran alam.
Mengurangi ketergantungan pada sistem pusat energi (listrik, air) dan limbah (air, limbah,
dan sampah).
Penghuni ikut serta secara aktif dalam perencanaan pembangunan dan pemeliharaan
perumahan.
Tempat kerja dan permukiman terdekat.
Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhan sehari-hari.
Penggunaan teknologi sederhana.
Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan maupun yang digunakan
pada saat pembangunan harus seminimal mungkin.
Kulit (dinding dan atap) sebuah gedung harus sesuia dengan tugasnya harus melindungi
dirinya dari sinar panas, angin, dan hujan.
Bangunan sebaiknya diarahkan berorientasi timur barat dengan bagian utara selatan
menerima cahaya alam tanpa kesilauan.
Dinding bangunan harus memberikan perlindungan terhadap panas, daya serap panas
dan tebalnya dinding harus sesuai dengan kebutuhan iklim ruang dalamnya.
Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa menghemat banyak
energi.
Banguna sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menggunakan penyegaran
udara
secara alamiah dan memanfaatkan angin sepoi-sepoi unutk membuat ruang menjadi
sejuk.
Semua gedung harus bisa mengadakan regerasi dari segala bahan bangunan, bahan
limbah, dan mudah dipelihara.

B. Ekologi pendekatan integrasi tanaman


Istilah ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Emst Haeckel, ahli dari ilmu hewan pada
tahun 1869 sebagai ilmu interaksi dari segala jenis makhluk hidup dan lingkungan. Arti kata
ekologi dalam bahasa yunani yaitu oikos adalah rumah tangga atau cara bertempat tinggal dan
logos bersifat ilmu atau ilmiah. Menurut Heinz Frick (1998), Eko diambil dari kata ekologi yang
didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan
lingkungannya.
Ekologi Arsitektur adalah :
Holistis, berhubungan dengan sistem keseluruhan, sebagai suatu kesatuan yang lebih
penting dari pada sekadar kumpulan bagian
Memanfaatkan pengalaman manusia, (tradisi dalam pembangunan) dan pengalaman
lingkungan alam terhadap manusia
Pembangunan sebagai proses, dan bukan sebagai kenyataan tertentu yang statis
Kerja sama, antara manusia dengan alam sekitarnya demi keselamatan kedua belah pihak

C. Ekologi pendekatan material


Istilah ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Emst Haeckel, ahli dari ilmu hewan pada
tahun 1869 sebagai ilmu interaksi dari segala jenis makhluk hidup dan lingkungan. Arti kata
ekologi dalam bahasa yunani yaitu oikos adalah rumah tangga atau cara bertempat tinggal dan
logos bersifat ilmu atau ilmiah. Menurut Heinz Frick (Dasar-dasar Eko-arsitektur, 1998), Eko
diambil dari kata ekologi yang didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Pada perkembangannya ekoarsitektur disebut
juga dengan istilahgreenarchitecture (arsitektur hijau) mengingat subyek arsitektur dan konteks
lingkungannya bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari hasil arsitektur dan lingkungannya.
Dalam perspektif lebih luas, lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan global alami yang
meliputi unsur bumi, udara, air, dan energi yang perlu dilestarikan. Ekoarsitektur atau arsitektur
hijau ini dapat disebut juga sebagai arsitektur hemat energi yaitu salah satu tipologi arsitektur
yang ber-orientasi pada konservasi lingkungan global alami.

Adapun prinsip-prinsip ekologis dalam penggunaan bahan bangunan :


Menggunakan bahan baku, energi, dan air seminimal mungkin.
Semakin kecil kebutuhan energi pada produksi dan transportasi, semakin kecil pula
limbah yang dihasilkan.
Bahan-bahan yang tidak seharusnya digunakan sebaiknya diabaikan.
Bahan bangunan diproduksi dan dipakai sedemikian rupa sehingga dapat Di kembalikan
kedalam rantai bahan (didaur ulang).
Menggunakan bahan bangunan harus menghindari penggunaan bahan yang berbahaya
(logam berat, chlor).
Bahan yang dipakai harus kuat dan tahan lama.
Bahan bangunan atau bagian bangunan harus mudah diperbaiki dan diganti.

Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut;


Tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan
Dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan
dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam karena
kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu
pada pepohonan)
bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses
memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material
tersebut ke lokasi pembangunan)
bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami

D. Ekologi pendekatan teori arsitektur


Ekologi desain atau eko-arsitektur merupakan pembangunan secara holistis
(berhubungan dengan system keseluruhan) yang memanfaatkan pengalaman manusia (tradisi
dalam pembangunan) sebagai proses dan kerja sama antara manusia dan alam
sekitarnya atau pembangunan rumah sebagai kebutuhan hidup manusia dalam hubungan
timbal - balik dengan lingkungan alamnya . Berpikir dengan landasan ekologi tentang desain
adalah sebuah cara memperkuat hubungan alam dan budaya .Arsitektur dengan tradisional
secara sendirinya sudah memperhitungkan tentang masalah struktur, bentuk, dan estetika, atau
sebagai arsitek yang mementingkan keamanan dan efisiensi . Desain ekologi adalah sebuah
bentuk desain dengan meminimalisir dampak kerusakan lingkungan dengan mengintegrasi
dirinya sendiri dengan proses kehidupan .Integrasi ini berimplikasi dengan desain yang
menghormati keberagaman spesies, meminimalisir penggunaan sumber daya alam, cagar alam
dan siklusair, memelihara kualitas habitat dan ekosistem, dan memenuhi semua syarat dari
kesehatan ekosistem dan manusia. ada intinya, segala bentuk desain yang meminimalkan
dampak yang merusak lingkungan dengan meniru dan mengintegrasikanya dengan ekosistem
alam dapat disebut sebagai eko-desain. Dengan demikian, eko-desain berusaha untuk
menyediakan kerangka kerja untuk sistem lingkungan yang sesuai desain dan manajemen dengan
penggabungan kedua nilai antropogenik dan ekologi, pada skala spasial dan temporal yang
relevan.

Dalam eko-arsitektur terdapat dasar-dasar pemikiran yang perlu diketahui, antara lain :
Conserving Energy (Hemat Energi)
Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)
Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)
Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak lingkungan.
Respect for User
Limitting New Recources.
Holistic

E. Ekologi pendekatan utilitas


Dalam eko pendekatan utilitas dengan konsep ramah lingkungan atau environmental
susteineble design , antara lain :
Orientasi Gedung
Penyerapan air secara alami
Daur ulang air
Pengumpulan air hujan
Minim air kotor yang di salurkan ke pengolahan air limbah
Konstruksi kaca teknologi terkini ( konstruksi kaca ganda )
Menggunakan lampu hemat energy
Pepohonan yang besar dan asri ditanam pada sekitaran area
BAB IV
ANALISIS
Sharma Spring
Pendekatan Desain
Sebuah bangunan tempat tinggal atau Villa yang dirancang oleh Ibuku. Sharma spring adalah
sebuah villa dengan struktur bambu yang tertinggi dibangun di Bali. Bangunan utama memiliki
enam tingkat, empat kamar tidur, ruang tamu yang luas dengan pemandangan, dan 15 meter
pintu masuk terowongan panjang. Struktur di dukung oleh sebuah menara sentral, yang
memegang sebuah menara batin yang lebih kecil. Menara batin adalah struktur untuk ketinggian
megah. Desain ini terinspirasi oleh kelopak bunga teratai. Setiap kamar memiliki tema yang
berbeda. Bangunan mencakup: sebuah hall, ruang tamu, ruang penyimpanan, sebuah paviliun,
riverside yoga, spa, ruang terbuka dan kolam renang barbekyu semua dikelilingi oleh taman-
taman permaculture yang indah. Seluruh properti dirancang dan dibangun oleh Ibuku.

Lokasi: Sibang Gede, Bali Klien: Individu, Lokasi Site: 2602 sqm ,Lantai Area: 750 sqm
Sharma Springs dirancang sebagai pelarian fantasi hutan. memiliki 6 tingkat, 4 kamar tidur
dan menghadap ke lembah sungai ayung. Di bangun hampir seluruhnya dari bambu. Bangunan
dirancang di atas tanah, menciptakan skala struktural modern terbuat dari bambu. Arsitek
meneliti secara mendalam melalui penyelesaian untuk memastikan integritas struktural dan
umur panjang.

Pendekatan material
bambu dipilih dari lembah-lembah sungai dan pegunungan Bali, sengaja di panen dari
rumpun yang setelah dipotong akan tumbuh generasi baru tunas setiap tahun. Dibutuhkan hanya
beberapa bulan untuk tumbuh rebung baru hingga mencapai ketinggian penuh, dan minimal
dalam tiga tahun menjadi kayu siap- panen. Ibuku mengambil perhatian besar untuk memastikan
bahwa hanya bambu dewasa yang boleh dipanen, serta memungkinkan generasi muda untuk
tumbuh hingga jatuh tempo panen tahun-tahun berikutnya.

Tanaman bambu memiliki prospek yang sangat menjanjikan di masa depan, ditengah
perhatian dunia yang lebih, terhadap perubahan iklim dan perlindungan hutan. Bambu
adalah tanaman sumber penghasil kayu yang dapat tumbuh dengan cepat di bumi. Dan
merupakan tanaman pengganti kayu dari hutan tropis yang saat ini sudah sangat berkurang
akibat dari permintaan yang sangat besar dari industri, oleh karena itu perhatian terhadap
produksi bambu mulai meningkat di semua benua baik Asia, Afrika, maupun Amerika
Pertumbuhan bambu sangat berbeda, dengan pohon biasa yang memiliki poros sebagai
pusat pertumbuhan dan pertumbuhan sekunder. Sedangkan bambu tangkainya tumbuh dari
bawah tanah dan tidak memiliki poros sebagai pusat pertumbuhan serta tidak ada pertumbuhan
sekunder. Sehingga pertambahan umur tidak dapat diukur dengan pertambahan diameter.
Pertumbuhan tanaman dari masa muda ke dewasa menunjukan pola tunas baru tumbuh dengan
meningkatkan garis tengah dan makin tinggi. Tunas yang baru muncul umumnya akan mencapai
tinggi maksimal pada usia 3 sampai 4 bulan.
Namun, Pada bangunan bambu rentan terhadap rayap dan bubuk yang akan makan
bambu. Di sharma spring Bambu diawetkan dengan cara menekan keluar glukosa di dalam
bambu dan menjadikan itu sebagai makanan serangga. bambu diperlakukan secara alami dengan
boron, unsur kimia yang ditemukan dari alam di Great Salt Lake, USA. Hal ini hanya sedikit lebih
beracun dari garam meja dan benar-benar aman untuk digunakan di lingkungan keluarga.

Pendekatan integritas tanaman


Sejak awal pembangunan sang arsitek telah bekerjasama dengan tim dari pengrajin
bambu yang terampil, banyak dari mereka adalah keturunan dari generasi pengrajin kayu dan
pemahat batu. Sang arsitek mencoba memperkembangkan tradisi yang mulai susut di usia dini
ini. Di dalam site, pengrajin mereplikasi model bambu, membangun struktur hampir seluruhnya
dengan tangan.

Mendesain furniture dan interior dengan cara menggabungkan keterampilan tradisional


dengan teknik pertukangan modern untuk menghasilkan karya dari material bambu. ibuku
memanfaatkan bambu untuk lantai, dinding, keranjang, pagar, tempat tidur, kursi, dapur, langit-
langit, tangga, dan meja, dll. mereka percaya pada bambu mempunyai kekuatan, keindahan,
fleksibilitas, dan siklus pertumbuhan yang cepat, serta material ramah lingkungan. Meskipun
bambu secara tradisional telah digunakan di seluruh Asia dalam struktur jangka pendek, dengan
metode pengawetan telah memberikan kapasitas untuk ketahanan lebih lama.

Pendekatan teori arsitektur


Di seluruh Asia, bambu telah selalu dianggap sebagai suci, melambangkan kasih karunia,
kekuatan, fleksibilitas, daya tahan dan umur panjang. Mistik dan keindahan. bambu adalah salah
satu tema yang paling umum untuk lukisan dan ukiran batu giok. menurut sastra Cina kuno
bambu mempunyai filsafat: "Ketika badai datang, bambu membungkuk. Ketika badai berhenti,
bambu akan kembali posisi tegak. "Bambu adalah simbol harmoni antara alam dan manusia.
Arsitek telah mendesain suatu karya yang memperhatikan alam dan budaya. Bambu tidak
hanya baik untuk lingkungan, tetapi juga membantu orang-orang yang tinggal di ruang untuk
menghubungkan dengan alam.
Selain itu Bangunan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan
menghemat energi listrik.

Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal sebagai
sumber cahaya
Penggunaan lampu listrik hanya malam hari.
Mengecat interior bangunan dengan warna alami dan tidak menyilaukan, yang
bertujuan Untuk mengexpose material alami dan meredam pantulan cahaya masuk
secara berlebihan
.Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh
penghuni dan cahaya matahari yang masuk.
Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami Melalui pendekatan green architecture
bangunan beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi
alam, iklim dan lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan, dengan
cara:
Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.
Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan udara yang
bersih dan sejuk ke dalam ruangan.
Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. dengan membuat kolam air di
sekitar bangunan.
Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk
mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan.

Menanggapi keadaan tapak pada bangunan

Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini dimaksudkan
keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak
lingkungan sekitar.
Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk tapak
yang ada.
Kontur tanah yang menurun, pertimbangan mendesain bangunan secara vertikal.
Pendekatan utilitas

Bentuk gedung ini dibuat seperti bentuk kelopak bunga teratai. Perlu diciptakan
bangunan yang hemat dalam pemakaian energi dan air sehingga ramah terhadap lingkungan.
Selain itu sharma spring memiliki nilai seni dan filosofi tinggi dan fungsional. Sebuah gedung yang
memadukan nilai seni dan fungsi, serta ramah terhadap alam. Selain itu menggunakan teknologi
resapan air, pemanfaatan air hujan, proses daur ulang, sehingga benar-benar ramah lingkungan.
Sharma Spring didesain langsing pipih di bagian timur dan baratnya sehingga mengurangi terik
cahaya dan panas matahari yang langsung menimpa bagianbagian tersebut. Sedangkan
penggunan site, lantai dasar dibuat sekecil mungkin sehingga lebih dari 70 persen dari seluruh
luas tanah dapat dipakai sebagai area resapan air hujan. Pohonpohon besar yang rindang
memenuhi areal peresapan di taman taman sekeliling Sharma spring. Pohon-pohon berfungsi
mengurangi panas matahari dan temperatur di sekeliling gedung, memungkinkan pengunjung
beristirahat di luar bangunan.
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada pendekatan ekologi, ada berbagai macam sudut pandang dan penekanan, tetapi
semua mempunyai arah dan tujuan yang sama, yaitu konsep perancangan dengan :
Mengupayakan terpeliharanya sumber daya alam, membantu mengurangi
dampak yang lebih parah dari pemanasan global, melalui pemahaman prilaku
alam.
Mengelola tanah, air dan udara untuk menjamin keberlangsungan siklus-siklus
ekosistim didalamnya, melalui sikap transenden terhadap alam tanpa melupakan
bahwa manusia adalan imanen dengan alam.
Pemikiran dan keputusan dilakukan secara holistik, dan kontekstual
Perancangan dilakukan secara teknis dan ilmiah.
Menciptakan kenyamanan bagi penghuni secara fisik, sosial dan ekonomi melalui
sistim-sistim dalam bangunan yang selaras dengan alam, dan lingkungan
sekitarnya.
Penggunaan sistim-sistim bangunan yang hemat energi, diutamakan penggunaan
sistim-sistim pasif (alamiah), selaras dengan iklim setempat, daur ulang dan
menggunakan potensi setempat.
Penggunaan material yang ekologis, setempat, sesuai iklim setempat,
menggunakan energi yang hemat mulai pengambilan dari alam sampai pada
penggunaan pada bangunan dan kemungkinan daur ulang.
Meminimalkan dampak negatif pada alam, baik dampak dari limbah maupun
kegiatan.
Meningkatkan penyerapan gas buang dengan memperluas dan melestarikan
vegetasi dan habitat mahluk hidup
Menggunakan teknologi yang mempertimbangkan nilai-nilai ekologi. Menuju
pada suatu perancangan bangunan yang berkelanjutan.

Dari pemikiran pendekatan diatas akan muncul pertimbangan-pertimbangan yang sangat


kompleks dan saling berhubungan secara timbal balik. Oleh karena itu dalam pendekatan
ekologis memerlukan pemecahan secara interdisipliner, yaitu keterlibatan berbagai macam
disiplin ilmu untuk mendapatkan hasil perancangan yang optimal bagi manusia dan alam.
DAFTAR PUSTAKA

http://unique77unique.blogspot.com/2010/04/cybertecture-egg-mumbai.html
http://sigitwijionoarchitects.blogspot.com/2012/04/arsitektur-ekologi-ecoarchitecture.html
http://images.archimades.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/Rr05ugoKCsQAAESd
it41/Arsitektur%20Sadar%20Lingkungan.pdf?nmid=53271415
http://fportfolio.petra.ac.id/user_files/82008/TEK%201%20Pendekatan%20ekologi%20wanda%
20UKP.pdf
http://mynickisdidit.blogspot.com/2012/01/bahan-bangunan-ramah-lingkungan.html
http://atelierriri.com/blog/?p=270
http://ndyteen.blogspot.com/2012/07/material-bangunan-ramah-lingkungan.html
http://newkidjoy.blogspot.com/2011/11/green-building-pelapis-lantai-yang.html

http://bennyarmansyah.blog.stisitelkom.ac.id/2012/04/17/terazzo-bahan-lantai-
ramahlingkungan/
http://www.ciputraentrepreneurship.com/bisnis-mikro/5265-lantai-bambu-indah-
sekaligusramahlingkungan. html Tren Material Bahan Bangunan Ramah Lingkungan
bintanghome.com
http://www.bintanghome.com/rubrik-utama/tematik/987-tren materialbahanbangunanramah-
lingkungan.html#ixzz26S3K78i7

Anda mungkin juga menyukai