FAKULTAS TEKNIK
Alamat : Kampus UNKRIS Jatiwaringin, P.O. Box. 7774/Jat.CM
Telp: (021) 8462229-31, langsung 84998529 fax. (021)
84998529
JAKARTA 13077
SOAL
Perbedaan :
A. Rumah Griya Kasta Brahmana (pada aktifitas ritualnya)
Griya merupakan rumah tinggal untuk Kasta Brahmana yang pada umumnya
menempati zoning bagian utama dari tata zoning suatu pola lingkungan. Sesuai
dengan peranan Brahmana selaku pengemban bidang spiritual, maka bentuk dan
pola ruang Geria sebagai rumah tempat tinggal Brahmana disesuaikan dengan,
keperluan-keperluan aktifitasnya.
B. Rumah Puri Ksatria (pada aktifitas pengayom-annya)
Puri merupakan rumah tinggal untuk Kasta Kesatria yang memegang
pemerintahan umumnya menempati bagian "kaja kangin" di sudut perempatan
agung di pusat desa. Penghuni Puri berperan sebagai pelaksana pemerintahan dan
Puri merupakan pusat pemerintahan. Dengan demikian, puri dibangun sesuai
dengan keperluan ruang, pola don suasana ruang yang menunjang kewibauaan
pemerintahan Umumnya Puri dibangun dengan tata zoning yang berpola "Sanga
mandala" semacam papan catur berpetak sembilan. Bangunan-bangunan Puri
sebagian besar mengambil type utama.
Jero merupakan rumah tinggal untuk Kasta Kesatria yang tidak memegang
pemerintahan secara langsung. Pola ruang, tata zoning, serta bangunannya
umumnya lebih sederhana dari Puri. Sesuai fungsinya, pola ruang jero dirancang
dengan triangga : Pamerajan sebagai parahyangan, Jeroan sebagai area rumah
tempat tinggal dan Jabaan sebagai area pelayanan umum atau halaman depan.
C. Rumah Umah Sudra/Waisya (pada aktifitas kehidupan petani atau nelayan di
beberapa desa di pantai)
Umah merupakan rumah tinggal dari Kasta Waisya atau mereka yang bukan dari
kasta Brahmana atau Kesatria. Sebagian besar umah terdapat didesa-desa di
pegunungan dan desa-desa di pantai.
2. Arsitektur Tradisional Jawa
Empat jenis rumah masyarakat Jawa yaitu : panggang – pe, kampung, limasan dan
joglo. Apa karakteristik diantara ke empat jenis rumah tersebut, sebutkan dan
jelaskan. Gambarkan keempat jenis rumah masyarakat Jawa tersebut.
Jawaban
A. Panggang – Pe
Karakteristik :
Ciri khas rumah Panggang Pe yang paling jelas adalah memiliki 6 tiang panjang
yang menyangga atap bagian depan.
Terbuat dari material kayu, sementara atapnya terbuat dari genting.
Selain digunakan sebagai rumah, kegunaan lain dari rumah adat Panggang Pe
yaitu digunakan sebagai warung, kios, atau pos jaga.
B. Kampung
Karakteristik :
Memiliki fungsi yang sama dengan Joglo, yaitu sebagai tempat tinggal.
Memiliki desain bangunan paling sederhana.
Rumah ini dibangun untuk rakyat biasa seperto petani, peternak, dan pekerja
pasar.
Keunikan dari rumah adat ini yaitu terletak pada jumlah tiang yang digunakan
biasanya tiang yang digunakan berjumlah kelipatan 4 yang dimulai dari 8 tiang.
Tiang tersebut pada umumnya menggunakan bahan dari kayu jati, kayu nangka,
ataupun kayu mahoni.
Memiliki atap dengan bentuk segitiga dan menggunakan penghubung atau yang
disebut dengan wuwungan atau bubungan.
Rumah Kampung terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, dapur, kamar tidur,
dan teras, layaknya rumah biasa.
C. Limasan
Karakteristik :
Nama rumah Limasan diambil dari bentuk atapnya yang membentuk limas.
Rumah Limasan ini terdiri dari 4 buah atap, dimana 2 buah atap bernama cocor
atau kejen, dan 2 buah atap lainnya diberi nama bronjong.
Atap rumah tersebut memiliki 4 sisi dan terlihat mirip dengan rumah adat
Sumatra Selatan.
Atap kejen memiliki bentuk segitiga sama kaki yang memiliki fungsi masing-
masing, sedangkan bronjong berbentuk jajar genjang.
Rumah Limasan biasanya dibangun dari material bata merah, dan tidak dicat
atau dibalut lapisan lainnya.
Rumah Limasan terdiri dari beragam macam, yaitu Gajah Mungkur, Lawakan,
Klabang Nyander, dan Semar Pindohong.
Dewasa kini, desain atap rumah Limasan banyak ditiru pada hunian modern,
membuat rumah terlihat lebih besar dan tinggi.
D. Joglo
Karakteristik :
Rumah Joglo kabarnya dibangun untuk kalangan menengah ke atas. Bahkan, di
beberapa daerah, rumah adat ini dikhususkan untuk para bangsawan.
Ada empat macam rumah Joglo, yaitu Joglo Sinom, Jompongan, Sinom, dan
Pangrawit.
Selain itu, rumah Joglo juga terbagi menjadi beberapa bagian seperti :
Pendapa : bagian depan yang digunakan untuk menyambut tamu.
Omah njero: area tempat keluarga dan kerabat dekat berkumpul
Pringgitan: area di tengah rumah yang berfungsi untuk menjamu tamu yang
dekat dengan pemilik rumah.
Senthong: kamar tidur, ada senthong tengen (kanan), kiwa (kiri), dan
tengah.
Saka guru: empat pilar yang menjaga rumah di timur, barat, selatan, dan
utara.
Padepokan: tempat beribadah.
Pintu jumlah tiga: letak pintu berada di kanan, kiri, dan tengah.