Anda di halaman 1dari 4

KRITIK “DEPIKTIF” ARSITEKTUR

PADA SEKOLAH ALAM BEKASI (SAsi)


Nila Sari Sapitri
Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma
Jalan Akses UI, Kelapa Dua, Tugu, Kec. Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat 16451
E-mail : nilasafitri15@gmail.com

ABSTRAK

Pada penulisan paper ini mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan kritik arsitektur terhadap
Sekolah Alam Bekasi (SAsi), dengan menekankan metode kritik depiktif. Sekolah Alam
Bekasi merupakan Sekolah alam yang didirikan oleh Yayasan Cinta Alam. Dipilihnya model
Sekolah Alam ini di karenakan adanya suatu gagasan dari pendiri Yayasan terkait
keprihatinannya melihat kondisi tanah air Indonesia, dimana pada negeri Indonesia yang
begitu indah tetapi tidak terawat dan dalam kondisi yang semakin memprihatinkan.
Pembahasan kritik arsitektur dilakukan dengan studi Pustaka yaitu: (1) sumber data Sekolah
Alam Bekasi (2) hasil survey di Sekolah Alam (3) website Sekolah Alam Bekasi. Kritik
arsitektur terhadap Sekolah Alam Bekasi, ditekankan pada kritik depiktif yaitu aspek static,
dimana aspek ini terkait suasana konkrit bentuk dan bahan serta aspek dinamis berupa jenis-
jenis ruang, dan kondisi dalam ruang. Dari sini menghasilkan setiap zona pada Sekolah Alam
Bekasi adanya perbedaan dari segi material yang diaplikasikan terhadap setiap
bangunannya.

Kata Kunci: Sekolah Alam Bekasi, kritik arsitektur, aspek static, aspek dinamis

PENDAHULUAN
Sekolah Alam Bekasi (SAsi) adalah terobosan dan sesuatu itu di wujudkan
Sekolah alam yang didirikan oleh Yayasan dalam bentuk Pendidikan. Berharap
Cinta Alam. Yayasan Cinta Alam dibentuk dengan adanya Pendidikan yang
berdasarkan Akta Notaris Adlia Ghanie dikembangkan ini para generasi penerus
tanggal 20 Oktober 2008 No. 12. Pada anak bangsa bisa melangkah maju untuk
Yayasan ini didirikan oleh Keluarga Drs. menuju Indonseia yang lebih baik lagi.
Djoko Darmono dan Siti Nurweni Pembangunan Sekolah Alam ini
Darmono,SH. Dipilihnya model Sekolah diatas site seluas 9100 m² dengan
Alam ini di karenakan adanya suatu kepimilikan tanah, tanah milik sendiri.
gagasan dari pendiri Yayasan terkait Dalam Sekolah Alam Bekasi ini memiliki
keprihatinannya melihat kondisi tanah air banyak massa bangunan yang terpecah
Indonesia, dimana pada negeri Indonesia menjadi beberapa zona yaitu, zona
yang begitu indah tetapi tidak terawat dan pengelola, dan zona pengunjung (siswa).
dalam kondisi yang semakin
memprihatinkan. METODE KRITIK ARSITEKTUR
(sumber : https://sasi.sch.id/ )
Kritik dalam arsitektur adalah
Dalam kondisi alam yang seperti
rekaman dari sebuah tanggapan terhadap
itu, pendiri Sekolah Alam tersebut sebagai lingkungan buatan. Menurut (Attoe, 1978),
warga negara yang mencintai negerinya Hal ini membuat munculnya beberapa
merasa terpanggil untuk membuat sesuatu metode secara konvensional yang
digunakan dalam merekam tanggapan dari Berbeda lagi pada zona pengelola
para kritikus yaitu, kritik normatif, kritik dimana zona ini ditempatkan oleh para
interpretatif, dan kritik deskriptif. Dengan itu pengelola Sekolah Alam Bekasi seperti,
munculnya Kembali aspek static dan pihak Yayasan, guru-guru, serta adanya
dinamis yang merupakan bagian dari kritik ruang perpustakaan dan ruang tata usaha
deskriptif. Adapun pengertian dari kritik pada zona pengelola ini. Hal ini membuat
deskriptif ini adalah menjelaskan fakta- material yang digunakan berbeda dengan
fakta yang menyangkut sesuatu pada
material sebelumnya yang ada pada ruang
lingkungan tersebut. Dari kritik deskriptif ini
kelas TK-SD. Material yang digunakan
terdiri atas tiga jenis yaitu, depiktif (aspek
sama seperti bangunan pada umumnya
statis, aspek dinamis, dan aspek proses).
yang dibatasi oleh tembok.
Menurut (Attoe, 1978), Aspek statis
adalah penggambaran suatu objek
bangunan dengan media grafis, diagram
atau foto untuk menjelaskan bentuk,
material, tektur bangunan dan kondisi pada
detail bangunan. Aspek dinamis menuju
pada penggambaran suatu bangunan
dengan media grafis, atau foto untuk
menjelaskan bagaimana bangunan
difungsikan (jenis-jenis ruang), bagaimana
pergerakan orang-orang dalam
bangunan,apa yang terjadi didalam
maupun diluar bangunan, bagaimana
kondisi bangunan saat siang dan malam,
dan pengalaman apa saja yang diperoleh
seseorang pada kejadian sesaat (Attoe,
Gambar 2. : Ruang Pengelola
1978). Sumber : Data Hasil Survey

Hal ini dilakukan karena zona


PEMBAHASAN pengelola ini bersifat privasi atau zona
Pada Sekolah Alam Bekasi ini privat yang memungkinkan penggunaan
mayoritas bangunan massa banyak pun layaknya bangunan yang dibatasi oleh
tembok agar sifat privasinya pun terasa
menggunakan material-material lokal atau
pada tiap ruang-ruangnya. Adapun pada
alam bisa terlihat pada ruang kelas TK-SD zona kelas 6 SD dibuat dengan Batasan
yang menerapkan konsep kelas saung tembok yang terlihat pada gambar
yang terbuat dari material kayu. dibawah ini.

Gambar 1. : Kelas Konsep Saung


Sumber : Data Hasil Survey

Gambar 3. : Ruang Kelas 6 SD & Musholla


Sumber : Data Hasil Survey
Hal ini dibuatnya lebih private dan Adapun toilet yang konsep nya
berbeda dengan ruang kelas SD yang memakai material bata sebagai pelapis
lainnya pada Sekolah Alam Bekasi karena atau pembatas ruang toilet, terlihat pada
pada kelas 6 SD mereka mengahadapi gambar dibawah ini.
adanya Ujian Nasional, dimana ujian
tersebut yang membuat ruang kelas 6 SD
ini berbeda dengan ruang kelas yang
lainnya karena hal tersebut perlunya
privasi dan ketenangan yang lebih kuat
dari kelas yang lainnya.

Pada ruang Kelas SM pun berbeda


dari hal material yang digunakan pada
ruang kelas tersebut. Bisa dilihat pada
gambar dibawah ini. Gambar 6. : Toilet
Sumber : Data Hasil Survey

Gambar 4. : Bangunan kelas SM


Sumber : Data Hasil Survey Gambar 7. : Perspektif Toilet
Sumber : Data Hasil Survey

Hal ini membuat setiap zonanya


adanya perbedaan dari segi material yang
diaplikasikan terhadap setiap
bangunannya.

KESIMPULAN
Sekolah Alam Bekasi sebagai
Sekolah Alam yang selalu memerhatikan
setiap material yang digunakannya pada
Gambar 5. : Ruang kelas SM
Sumber : Data Hasil Survey tiap-tiap ruang kelas. Hal ini disesuaikan
dengan sifat ruang dan kebutuhan dari
Dari hasil gambar tersebut bisa pengguna ruang itu sendiri, yang memang
dilihat konsep ruangnya pun berbeda dibuat senyaman mungkin dan
dengan konsep ruang yang sebelumnya. memaksimalkan ruang luar yang bisa
Pada ruang kelas SM ini diaplikasikan dinikmai sebagai pemandangan pengguna
partisi dan baja profil untuk pembatas bangunan.
ruang tersebut dan didukung dengan Pada ruang kelas TK-SD memakai
pemakaian roster agar tidak tertutup
material kayu dan mempunyai konsep
maksimal pada ruang kelas ini. Pada
kelas saung, pada Ruang kelas 6 SD
tampak depan ruang kelas SM pun dibuat
terbuka dan dibiarkan siswanya bisa dibuat seprivat mungkin karena mengikuti
melihat pemandanga depan kelas yang adanya Ujian Nasioanal, da pada ruang
hanya dibatasi dengan reling-reling saja pengelola pun sama seperti ruang kelas 6
pada area depan. SD, dimana dibuat se private mungkin,
serta pada ruang kelas SM dibuat private
tetapi masih adanya sisi depan yang
terbuka untuk memaksimalkan penglihatan Sekolah Alam Bekasi. 10 Oktober 2020.
kearah depan kelas SM. Tentang Sekolah Alam Bekasi.
https://sasi.sch.id/tentang-sekolah-alam-
DAFTAR PUSTAKA bekasi/

Azizah Ronim, 2013. “Kritik ‘Depiktif’


Arsitektur Pada Petronas Twin Towers
Kuala Lumpur”. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai