Anda di halaman 1dari 13

2019

KRITIK ARSITEKTUR (ARA-453)


Masjid Salman ITB

Aldi Budiyaman 21.2016.044 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN


M. Ilham Faizal 21.2016.062 PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG 2019
Kritik Desktiptif
Bersifat tidak menilai, tidak menafsirkan, atau semata-mata membantu orang melihat apa yang sesungguhnya ada. Kritik ini
berusaha mencirikan fakta-fakta yang menyangkut sesuatu lingkungan tertentu. Dibanding metode kritik lain kritik
deskriptif tampak lebih nyata (factual).

Sejarah Singkat dibangunnya Masjid Salman


Masjid Salman didirikan karena kebutuhan untuk beribadah khususnya mahasiswa ITB yang sebagian besar beragama Islam.
Dahulu, mahasiswa ITB khususnya yang berjenis kelamin lakilaki harus pergi ke masjid lain yang berjarak cukup jauh dari kampus
ITB untuk melaksanakan salat jumat. Waktu yang dihabiskan untuk pergi ke masjid lain tersebut mengganggu aktivitas belajar
mengajar di kampus ITB. Maka dari itu, Masjid Salman didirikan agar mahasiswanya dapat beribadah dan belajar dengan selaras

Data Bangunan
Nama : Masjid Salman ITB
Lokasi : Jl.Ganesa No.7 Lb. Sliwangi, Coblong,
Bandung 40132, Jawa Barat
Tahun dibangun : 1964 - 1972
Arsitek : Ir. Achmad Noe’man
Fungsi : Publik
Jumlah Lantai : 2 Lantai
Luas Bangunan : 500 M2
Konsep dan Tema Bangunan Masjid Salman
Yayasan Pembina Masjid Salman ITB sebagai Fasilitas pendukung dari Masjid Salman ITB yang memberikan pendidikan
tentang ilmu agama, maka tema di gunakan yaitu “Islamic intellectual in Salman ” menjadi tema yang digunakan untuk
mengambarkan suasana output interior yang ingin dicapai hal tesebut dilihat dari Tujuan redesain Yayasan Pembina Masjid Salman
dengan Masjid Salman itu sendiri, selain itu untuk mewujudkan Visi utama Masjid Salman“Melting area for intellectual
contribution” Diharapkan pula Output dari Redesain Yayasan dapat Memfasilitasi penghuni untuk memiliki motivasi lebih dalam
menyampaikan kebaikan khususnya pada area kampus Salman ITB
Dengan diterapkannya kesinambungan antara Tema dan Konsep pada Masjid Salman dengan Yayasan Pembina Masjid Salman
maka akan di dapatkan satu semangat yang sama selain itu kenyamanan dan pusat bagi kegiatan – kegiatan Salman. Sedangkan
untuk pencapaian Suasana yang akan dihadirkan adalah suana hangat yang di ciptakan melalui penerapan jenis cahaya dan kesan
natural dapat diambil dari penerepan penggunaan material alam seperti kayu jati. Selain itu penggunaan elemen hias digunakan
untuk melengkapi pengayaan pada Masjid Salman itu sendiri yaitu elemen hias geometri.
Konsep Rancangan
Konsep Sirkulasi
Konsep sirkulasi dan organisasi ruang yang digunakan pada Yayaysan
Pembina Masjid Salman ITB yaitu pola radial yaitu pola yang berpusat pada
satu titik yang kemudian dari ruang pusat tersebut dijulurkan sejumlah
organisasi ke arah luar titik tersebut secara spiral
Bentuk sirkulasi yang digunakan redial akan memusat dan susuai dengan
kondisi eksisting Yayasan Pembina Masjid Salman , diperkuat dengan analogi
putaran ka’abah ( tawaf )

Penerapan konsep sirkulasi ini di terapkan sebagaimana di terapkannya


pada mihrab masjid salman yang berbentuk persegi dan melambnagkan filosofi
kabah, sebagai kiblat umat muslim, output yang di harapkan dari perancangan
ini agar masjid dan fasilitas masjid salman ITB menjadi salah satu pusat
perkembangan umat islam khususnya di kalangan Kampus ITB dan umumnya
untuk masyarakat sekitar.Selain bentuk sikulasi radial digunakan juga sirkulasi
linear untuk masuk ke ruang ruang yang lebih dalam dan spesifik.

Konsep Bentuk
Pada Redesain Yayasan Ini Menggunakan bentuk Geomteri Berbentuk persegi dan Persegi
panjang, bentuk ini diambil karena masjid Salman ITB dominan menggunakan bentuk geomtri
dalam penerapannya baik segi fasad bangunan masjid hingga elemen hias masjid.

Bentuk persegi digunakan sebagai bentuk dominan Karena dari


penerapan beberapa ruang masjid, dan denah masjid berbentuk
persegi

Bentuk persegi Panjang digunakan sebagai bentuk beberapa pelengkap


pada bentuk furniture dan juga beberapa denah ruang yang berbentuk
persegi panjang

Bentuk Ornamen hias islami berasal dari analogi


bintang dalam seperti didalam surat Al – Najm ( Bintang )
juga digunakan dalam konsep redesain
ELEMENT GEOMETRY PADA BANGUNAN
MASJID SALMAN
Pada denah Masjid Salman didapatkan penggunaan elemen geometri berbentuk persegi yang merupakan kelanjutan penerapan modul
geometri pada tapak. Elemen geometri ini berukuran kelipatan lima yaitu 5m x 5m, 25m x 25m, dan 35m x 35m. Denah seakan
terlihat memiliki dua bentuk persegi, persegi yang lebih besar, yang berukuran 35m x 35m, dan persegi kecil yang terletak simetris di
dalam persegi besar, yang berukuran 25m x 25m.

Bnetuk Geometri Denah


Figur 9. Elemen Geometri Tampak Timur Masjid Salman
Elemen Geometri Tampak Timur Masjid Elemen Geometri pada Tampak Barat Masjid Salman
Salman

Elemen Geometri pada Tampak Utara Masjid Salman Elemen Geometri pada Tampak Selatan Masjid Salman

Bnetuk Geometri Tapak/ Site


LAYOUT BANGUNAN DAN KAWASAN AKSESIBILITAS
Masjid Salman memiliki akses masuk pada semua
sisi yang berbatasan dengan jalanan umum, yaitu
jalan Ganesha di sisi utara, jalan Ciung Wanara di sisi
timur, dan jalan Gelap nyawang di sisi selatan.
Banyaknya akses masuk ini didasari pemikiran bahwa
masjid adalah rumah Allah SWT.

Denah Masjid Salman menerapkan bentuk dasar persegi empat


pada bangunan utama. Jajaran kolom pada interior masjid di sebelah
selatan tampak memberikan tekanan bahwa masjid ini dirancang
secara rasional dengan ritme yang sama. Pada area wudu, ada
eksplorasi untuk tidak terpaku pada bentuk persegi.
Bentuk ruang utama masjid yang kotak dengan ruang mihrab yang
sejajar membuat Masjid Salman berbeda dengan masjid lainnya. Tidak
ada penonjolan ruang mihrab seperti pada bangunan masjid
tradisional sehingga ruang mihrab
Pengolahan bentuk yang rasional terlihat pada bentuk-bentuk
geometri yang sederhana. Karakter ruang tidak lagi memusat ke
tengah ruangan tetapi langsung ke arah kiblat. Hal ini tampak
pada tidak adanya tiang-tiang kolom yang tidak menonjol di area
masjid dan mihrab. Ruangan kosong dengan kolom pada dinding
Aksesibilitas, jalur sirkulasi, dan zoning Masjid Salman
terluar berjarak setiap
5 meter.
FASADE BANGUNAN

Fasad pada bangunan menggunakan material alami seperti beton krawang. Sedangkan untuk Kolom yang
ditonjolkan berfungsi sebagai elemen eksterior pada fasad bangunan.

MENARA MASJID
Menara didesain serasi dengan bangunan dengan ATAP
menggunakan material beton karawang, desain
yang minimalis tanpa ornamen, dan bentuk yang MASJID
simpel (menhir like). Menara ini berfungsi untuk
memperluas jangkauan suara adzan (di puncaknya
terdapat pengeras suara adzan) sekaligus sebagai
landmark kawasan, juga sebagai ciri kalau ini
adalah bangunan masjid.

Dapat dilihat atap pada Masjid Salman ITB

WARNA
Masjid Salman ITB menggunakan bebentuk atap datar. Bentuk dasar dari atap ini
warna putih sebagai finishing pada adalah persegi mengikuti bentuk dari ruang dalam
bagian dinding masjid. Warna putih masjid ini, dimana dari atap datar ini menciptakan
diambil karena warna ini suatu kedudukan yang sama diantara masyarakat jika
melambangkan kesucian. Warna putih ingin beribadah di masjid tanpa memandang jabatan dari
sesuai dengan masjid, karena masjid orang yang beribadah tersebut. Penggunaan bentuk ini
merupakan tempat suci, rumah Allah juga mengajarkan bahwa persepsi masyarakat
yang harus selalu dalam keadaan bersih mengenai atap masjid yang berbentuk kubah hanyalah
dan suci. Dinding tampak depan pada dogmatis semata.
sisi timur bangunan Masjid Salman
FASADE BANGUNAN

Denah Lantai Dasar Masjid Salman ITB Tampak sisi Utara dan Timur Masjid Salman ITB
RUANG DALAM BANGUNAN
Ruang Shalat Serambi Masjid Salman
Tempat Wudhu Desain masjid ini sangat tanggap terhadap
Zoning pada bagian ini terbagi 2, yaitu zoning Sebenarnya ruang shalat masjid yang bebas
untuk batas suci dan zoning untuk berwudhu. kolom merupakan tafsiran saf shalat iklim tropis, ditunjukkan dengan adanya serambi
Pada Masjid Salman, zoning untuk batas suci berjamaah yang tidak boleh terputus, yang dalam , penggunaan ventilasi silang,
ditandai dengan adanya selasar yang mengarah sedangkan penampang bangunannya yang dan talang air hujan. Serambi di bagian
pada pintu masuk masjid. Sedangkan untuk berwujud empat persegi panjang merupakan timur merupakan sebuah ruang transisi antara
zoning dari tempat wudhu dibagi menjadi 2, konsekuensi logis dari tafsiran tersebut, plaza penerima dan ruang shalat. Di atasnya
yaitu untuk perempuan dan untuk laki-laki. demikian pula tiang- tiang di sekeliling terdapat ruang mezanin sehingga ruang di
Zoning yang telah ada memisahkan jalur menuju bangunannya. bawahnya berskala manusia, sehingga
pintu masuk masjid untuk perempuan dan laki- pergerakan dari serambi ini ke ruang shalat
laki. yang berskala monumental diharapkan akan
menghasilkan suatu kejutan ruang.

Tempat Wudhu Ruang Shalat Masjid Salman ITB

Serambi
RUANG DALAM BANGUNAN
Mihrab dan Mimbar Mezanin Aktivitas Ruangan
Dinding mihrab diberi ‘vocal point’ dengan Ruang mezanin dengan material
cara meletakkan sebuah massa yang dinding, lantai, dan langit-langit dari
menonjol dan menggantung di atas perket kayu jati ini tadinya didesain
ruangan mihrab. Benda ini dianggap
untuk shalat wanita. Terletak di atas
sebagai idiom dari ‘Kabah’ menunjukkan
simbolisme shalat yang menghadap ke arah serambi timur, dan langsung
kiblat ‘Kabah/Baitullah’. menghadap ke ruang shalat utama.
Pencahayaan hanya didapat dari
Dengan adanya langit-langit yang dinding kerrawang di sisi kiri dan
menggantung di atasnya ruang mihrab kanan, dan dari arah ruang shalat
berskala lebih manusiawi. Mimbar yang utama di depannya, sehingga terasa
terletak di dalamnya terbuat dari kayu dan agak remang.
didesain dengan kesan ringan, konsisten
PERILAKU DI AREA SELASAR HIJAU DAN AREA PENITIPAN
dengan keseluruhan konsep bangunan. SEPATU

PERILAKU DI SELASAR DALAM DAN AREATANGGA

PERILAKU DI AREA MASJID DAN SERAMBI


BENTUK POLA LANTAI BENTUK POLA CEILING

Pola lantai menggunakan keramik pola persegi dan parquet


Ceiling pada serambi Masjid Salman
Bentuk pola lantai yang digunakan adalaah persegi dan
dikombinasikan persegi panjang, berfungsi sebagai pembeda antara Ceiling pada sebuah elemen interior juga dapat memberikan efek
ruang yang satu dengan ruang yang lainnya.Karena terdapat jenis pola pirskologi terhadapat pengguna ruang, pola ceiling yang digunakan
lantai dan material yang digunakan membagi ruangan yang di akan menggunakan pola yang menyerupai Ceiling masjid Salman
fungsikan sebagai media pembelajaran agama islam, pembuatan film Yaitu Pola Persegi dan Pola epersegi Panjanan , dan bahan yang
muslim digunakan parquet dan vinyl akan digunakan pada area servis dan
private seperti pada kantor, perpus, ruang restorasi
, dan asrama Penerapan bentuk tersebut dapat dilihat pada contoh
BENTUK DINDING gambar berikut
Bentuk dinding pada Yayasan Pembina masjid salman akan tetap sama
dengan aslinya karena syarat redesain tidak boleh mengubah bangunan
eksisting, dan bangunan awal dominan dengan dinding permanen yang
menggunakan bahan dasar batu bata dan finishing cat, namun beberapa
bagian akan digunakan expose bata.

pengaplikasian ceiling pada area public

Sedangkan untuk mempertegas area ruang publik dan semi


publik akan menggunakan aksen perancangan baru up ceiling
Dinding non masfi dan accoutic Wall di kelas
dan down ceiling berfungsi untuk mempertegas ruangan
dengan penerapan material dan aksen lighiting yang modern,
Pada bagian dinding non masif seperti partisi akan menggunakan di harapkan dengan perpaduan konsep
berbahan dasar kayu yang difinising dan di bentuk sedemikian rupa
membentuk persegi panjang, fungsi penggunaan dinding non masif
menjadi pembagi area ruang yang masih saling berkaitan tidak hanya itu
parisi juga bisa menambah nilai estetika pada sebuah ruang
Bentuk Furniture
Bentuk furniture yang digunakan adalah bentuk-bentuk organis yang tidak teratur dan lembut dengan bentuk-bentuk lengkung yang
tidak tajam. Selain itu bentuk lingkaran juga diterapkan pada furniture sebagai analogi dari bentuk benda-benda ruang angkasa seperti
planet.

Konsep Material
Konsep Material Bangunan
Material yang digunakan pada Yayasan Pembina Masjid Salman ITB ini ingin memberikan kesan natural dan hangat selain itu juga
diharapkan jamaah dan pengunjung ti kenyamanan didalamnya kaitannya dengan kenyamanan yang dirasakan seperi didalam Masjid
Salman ITB . Material yang digunakan adalah material yang dihasilkan berbagai macam . ada melalui proses industri seperti, akrilik,
papan gypsum ada jua material yang langsung pabrik baik digunakan untuk penerapann dinding, ceiling dan lantai
Penerapan bahan maerial

Lantai Dinding Ceiling


Konsep Materi Konsep Material Funrniture
Selain penerapan material pada bangunan, penerapan material furniture peru digunakan juga diantaranya penggunaan material dengan
bahan baku kayu dan juga wood plastic composite , MDF dan beberapa cat untuk finishing bahan yang lebih dominasi pada furniture
menggunakan kayu mahoni dan kayu pinus

Macam – Macam Wood Plastic Composite


Penerapan material furniture dengan wood plastic composite dapat memiliki keunntungan diantaranya yaitu tahan tahan lama
, dan juga ramah lingkungan. Selain itu penerapan kitchen set dan juga lemari dapat pula mengguunakan MDF Board
Jenis Pencahayaan yang digunakan pada Masjid Salman ITB
Jenis Tata Cahaya Keterangan Contoh Penerapan

General lighting atau Recessed Downlight


pencahayaan umum adalah Luxspace Mini
-Low power
sistem pencahayaan yang
consumption Stable
menjadi sumber penerangan color performance
utama. and high color
rendering

Pemasangan accent lighting pada


ruang dalam umumnya digunakan Led Light 18 w
untuk memberikan kesan hangat Jenis 830
Lumen Output 1350
pada beberapa ruang pada saat warm white 3000 k
malam hari seperti ruang tunggu 80 rendering
dan asrama

Penggunaan Accent lighting yang


menyorot itu juga digunakan Philips Smart Spot
untuk dipenerapan dinding pada Sculptor Indoor
ruang tunggu untuk memberikan Recessed Spotlight
White
Kesan hangat dengan pemilihan -Powerful warm
material yang berbeda white high power
LED
Kesimpulan
Desain unik dari Masjid Salman ITB tak hanya berbatas pada makna estetikanya saja,
namun desain-desain tersebut juga mempunyai makna filosofis yang lebih dalam sehingga
menciptakan suatu ikatan batin tersendiri saat berkomunikasi dengan Sang Pencipta.
Rutinitas masjid yang berwarna menjadikan Masjid Salman tak hanya sekadar tempat
beribadah, namun juga wadah bagi para mahasiswa ataupun pengunjung luar untuk
mempelajari agama lebih dalam dengan cara yang kreatif dan tidak monoton. Tak heran
walaupun telah berumur tua, pesona masjid Salman ITB semakin bertambah seakan tak
pernah lekang oleh waktu.
SELESAI
TERIMAKSIH

Anda mungkin juga menyukai