Anda di halaman 1dari 10

BAB 7

INTEGRASI IMAN DAN ILMU


DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN

Dosen

Disusun
KELOMPOK 4

TAUFIK HILMAN 212016044


ALDI BUDIYAMAN 212016044
M.DZAKI R 212016044
LATAR BELAKANG

Islam diturunkan sebagai rahmatan lil ‘alamin. Untuk itu, maka diutuslah Rasulullah SAW untuk memperbaiki manusia
melalui pendidikan. Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. Ilmu
yang dipandu dengan keimanan inilah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT.
Dengan pendidikan yang baik, tentu akhlak manusia pun juga akan lebih baik. Tapi kenyataan dalam hidup ini, banyak orang
yang menggunakan akal dan kepintaraannya untuk maksiat. Banyak orang yang pintar dan berpendidikan justru akhlaknya
lebih buruk dibanding dengan orang yang tak pernah sekolah. Hal itu terjadi karena ketidakseimbangannya ilmu dunia dan
akhirat.
Ilmu pengetahuan dunia rasanya kurang kalau belum dilengkapi dengan ilmu agama atau akhirat. Orang yang
berpengetahuan luas tapi tidak tersentuh ilmu agama sama sekali, maka dia akan sangat mudah terkena bujuk rayu syaitan
untuk merusak bumi, bahkan merusak sesama manusia dengan berbagai tindak kejahatan. Disinilah alasan mengapa ilmu
agama sangat penting dan hendaknya diajarkan sejak kecil. Kalau bisa, ilmu agama ini lebih dulu diajarkan kepada anak
sebelum anak tersebut menerima ilmu dunia. Kebodohan adalah salah satu faktor yang menghalangi masuknya cahaya Islam.
Oleh karena itu, manusia membutuhkan terapi agar menjadi makhluk yang mulia dan dimuliakan oleh Al
LANDASAN NORMATIF
TERJADINYA INTEGRASI
IMAN DAN ILMU
Dalam ajaran Islam, iman, ilmu dan amal merupakan satu kesatuan yang utuh, yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya. Iman
diumpamakan akar dari sebuah pohon yang menompang tegaknya ajaran Islam. Ilmu bagaikan batang dan dahan pohon itu yang mengeluarkan cabang-
cabang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon iptek yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan takwa, yang
akan menghasilkan amal shaleh, bukan kerusakan alam. Satu pepatah arab yang sangat indah mengatakan, “Ilmu tanpa iman bagaikan pohon yang tiada
berbuah.”
Dengan demikian, integrasi antara iman, ilmu pengetahuan dan amal shaleh adalah ajaran Islam fundamental. Tidak dikenal pertentangan antara iman,
ilmu pengetahuan dan amal shaleh. Iman dan ibadah adalah wahyu dari Allah, sedangkan ilmu pengetahuan bersumber dari Allah yang diperoleh manusia
melalui penelitian dan penyelidikan terhadap alam semesta ciptaan Allah. Adapun amal shaleh merupakan perpaduan antara iman dan ilmu pengetahuan.
http://tips-trikbloger.blogspot.com/2012/04/integrasi-iman-dalam-ilmu-pengetahuan.html

IMAN ILMU
Perkataan iman berarti 'membenarkan' . Hal itu disebutkan dalam Al-Quran, di Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge),
antaranya dalam Surah At-Taubah ayat 62 yang bermaksud: "Dia (Muhammad) itu tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan
membenarkan (mempercayai) kepada Allah dan membenarkan kepada para orang teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik
yang beriman." Iman itu ditujukan kepada Allah , kitab kitab dan Rasul. Iman itu ada diuji dengan eperangkat metode yang diakui dalam
dua Iman Haq dan Iman Batil. bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu
1. Pengertian Secara Hadist
terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh
mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu
Definisi Iman berdasarkan hadist merupakan tambatan hati yang diucapkan pengetahuan adalah produk dari epistemologi (teori atau
dan dilakukan merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ilmu pengetahuan tentang metode dan dasar-dasar
ucapan dan perbuatan sama dalam satu keyakinan, maka orang - orang beriman pengetahuan).
adalah mereka yang di dalam hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakanya
sama, maka orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau orang Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah
yang memiliki prinsip. atau juga pandangan dan sikap hidup. seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi
2. Pengertian Menurut Para Ulama kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi
agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu
Para imam dan ulama telah mendefinisikan istilah iman ini, antara lain, memberikan kepastian dengan membatasi lingkup
seperti diucapkan oleh Imam Ali bin Abi Talib: "Iman itu ucapan dengan lidah dan pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
kepercayaan yang enar dengan hati dan perbuatan dengan anggota." Aisyah r.a. keterbatasannya.
berkata: "Iman kepada Allah itu mengakui dengan lisan dan membenarkan dengan hati
dan mengerjakan dengan nggota.“ Imam al-Ghazali menguraikan makna iman:
"Pengakuan dengan lidah (lisan) membenarkan pengakuan itu dengan hati dan
mengamalkannya dengan rukun-rukun anggotaanggota)."
INTEGRASI IMAN DAN
ILMU
Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis
yang terintegrasi kedalam suatu sistem yang disebut inul islam. Di dalamnya terkandung tiga unsur pokok, yaitu akidah, syari’ah
dan akhlak, dengan kata lain Iman, Ilmu dan Amal shaleh. Sebagaimana digambarkan dalam Al-Quran Di dalamnya terkandung tiga
unsur pokok, yaitu akidah, syari’ah dan akhlak, dengan kata lain Iman, Ilmu dan Amal shaleh. Sebagaimana digambarkan dalam Al-
Quran:

َ‫ماء‬
ِ ‫س‬ ‫ط ِيِّ َبةَ أَصلهها ثا ِبتَ َوفَر ه‬
ّ ‫عها فِى ال‬ َ ‫ط ِيِّ َب َةً َك‬
َ َ‫ش َج َرة‬ َ ً‫ل َك ِل َم َة‬
َ ً َ ‫َللاه َمث‬
َّ ‫ب‬ ََ ‫ض َر‬ ََ ‫أَلَم ت َ ََر َك‬
َ ‫يف‬
(24) Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik,
akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit,
‫اس لَ َعلّ ههم يَت َ َذ ّكرون‬ ََ ‫َللاه األَمثا‬
َ ِ ِّ‫ل ِللن‬ َّ ‫ب‬ َ‫ضر ه‬
ِ َ‫ذن َربِِّهاَۗ َوي‬ َّ ‫ؤتى أ ه هكلَها هك‬
َِ ِ ‫ل حينَ بِإ‬

(25) pohon itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk
manusia agar mereka selalu ingat. QS. 14

Ayat diatas mengindentikkan bahwa Iman adalah akar, Ilmu adalah pohon yg mengeluarkan dahan dan cabang-cabang ilmu
pengetahuan. Sedangkan Amal ibarat uah dari pohon itu identic dengan teknologi dan seni. IPTEK dikembangkan diatas nilai-nilai
iman dan ilmu akan menghasilkan amal saleh bukan kerusakan alam.
1. Hubungan Antara Iman, Ilmu dan Amal
Amal yang ikhlas itu merupakan amal perbuatan yang berangkat dari keyakinan semata-mata karena Allah, bukan karena
niat-niat lain yang ada di balik itu. Ciri dari sebuah perbuatan atau amal yang ikhlas adalah apabila ia dilakukan dengan cara yang
terbaik (the best). Manusia yang berangkat dari niat yang benar, ikhlas kepada
Allah kemudian dia mengetahui ilmu yang berhubungan dengan perbuatannya itu, pasti dia akan melakukan yang terbaik di dalam
hidupnya. Orang yang beramal atau bekerja seenaknya, berbuat ala kadarnya, melakukan sesuatu karena ingin dipuji orang bukan
karena Allah, biasanya selalu melakukan perbuatannya itu tanpa dilandasi keyakinan dan kepercayaan yang utuh.
CIRI CIRI INTEGRASI
IMAN DAN ILMU
Islam adalah agama wahyu yang mengatur sistem kehidupan yang
paripurna. Keparipurnaannya terletak pada tiga aspek yaitu :
- Aspek Aqidah,
- Aspek Ibadah dan
- Aspek Akhlak.
Meskipun diakui aspek pertama sangat menentukan,tanpa integritas kedua
aspek berikutnya dalam perilaku kehidupan muslim, maka makna realitas
kesempurnaan Islam menjadi kurang utuh, bahkan diduga keras akan
mengakibatkan degradasi keimanan pada diri muslim, sebab eksistensi perilaku
lahiriyah seseorang muslim adalah perlambang batinnya. Keutuhan ketiga aspek
tersebut dalam pribadi Muslim sekaligus merealisasikan tujuan Islam sebagai
agama pembawa kedamaian, ketentraman dan keselamatan. Sebaliknya
pengabaian salah satu aspek akan mengakibatkan kerusakan dan kehancuran
Agama (Iman) berfungsi untuk memberikan arah bagi seorang ilmuwan
untuk mengamalkan Ilmunya. Dengan didasari oleh keimanan yang kuat,
pengembangan ilmu dan teknologi akan selalu dapat dikontrol beradapada jalur
yang benar. Sebaliknya, tanpa dasar keimanan ilmu dan teknologi dapat
disalahgunakan sehingga mengakibatkan kehancuran orang lain dan lingkungan.
PENGERTIAN ILMU
Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab ,‫علم‬masdar dari َ‫عـ ِل ََم – يَـ ْعـلَم‬
َ yang berarti tahu atau PENGERTIAN,
mengetahui. Dalam bahasa Inggris Ilmu biasanya dipadankan dengan kata science, sedang pengetahuan
dengan knowledge. Dalam bahasa Indonesia kata science umumnya diartikan Ilmu tapi sering juga diartikan
KEDUDUKAN &
dengan Ilmu Pengetahuan, meskipun secara konseptual mengacu paada makna yang sama. KLASIFIKASI ILMU

Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode
tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) KKBI

dari pengertian di atas nampak bahwa Ilmu memang mengandung arti pengetahuan, tapi pengetahuan
dengan ciri-ciri khusus yaitu yang tersusun secara sistematis atau menurut Moh Hatta (1954 : 5)
“Pengetahuan yang didapat dengan jalan keterangan disebut Ilmu”.

KEDUDUKAN ILMU MENURUT ISLAM


Didalam Al qur’an , kata ilmu dan kata-kata jadianya di gunakan lebih dari 780 kali , ini bermakna bahwa
ajaran Islam sebagaimana tercermin dari al-Qur’an sangat kental dengan nuansa nuansa yang berkaitan
dengan ilmu, sehingga dapat menjadi ciri penting dariagama Islam
Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lainnya adalah penekanannya terhadap masalah ilmu
(sains), Al quran dan Al –sunah mengajak kaum muslim untuk mencari dan mendapatkan Ilmu dan kearifan
,serta menempatkan orang-orang yang berpengetahuan pada derajat tinggi

KLASIFIKASI ILMU
Sementara itu Al Ghazali di dalam Kitabnya Ihya Ulumudin mengklasifikasikan Ilmu dalam dua kelompok yaitu
1). Ilmu Fardu a’in, dan
2). Ilmu Fardu Kifayah,
kemudian beliau menyatakan pengertian Ilmu-ilmu tersebut sebagai berikut :
Ilmu fardu a’in . Ilmu tentang cara amal perbuatan yang wajib, Maka orang yang mengetahui ilmu yang wajib
dan waktu wajibnya, berartilah dia sudah mengetahui ilmu fardu a’in. Ilmu fardu kifayah. Ialah tiap-tiap ilmu
yang tidak dapat dikesampingkan dalam menegakan urusan duniawi
http://iviehany.blogspot.com/2012/12/ilmu-pengetahuan-menurut-islam.html
1.ILMU MENYEBABKAN DIMUDAHKANNYA JALAN MENUJU SURGA KEUTAMAAN
Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,َِ MENUNTUT ILMU
“Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR.
Muslim).
2.ILMU ADALAH WARISAN PARA NABI
Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh hadits,
“Para ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan
ilmu. Maka dari itu, barang siapa mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang cukup.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan
Ibnu Majah; dinyatakan shahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 6297).
3.ILMU AKAN KEKAL DAN AKAN BERMANFAAT BAGI PEMILIKNYA WALAUPUN DIA TELAH MENINGGAL
Disebutkan dalam hadits,
“Jika seorang manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau
anak shalih yang berdoa untuknya” (HR. Muslim).
4.ALLAH TIDAK MEMERINTAHKAN NABI-NYA MEMINTA TAMBAHAN APA PUN SELAIN ILMU
“Dan katakanlah,‘Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu“. (QS. Thaaha [20] : 114). Ini dalil tegas diwajibkannya
menuntut ilmu.
5.ORANG YANG DIPAHAMKAN AGAMA ADALAH ORANG YANG DIKEHENDAKI KEBAIKAN
Dari Mu’awiyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR.
Bukhari no. 71 dan Muslim No. 1037).
Yang dimaksud faqih dalam hadits bukanlah hanya mengetahui hukum syar’i, tetapi lebih dari itu. Dikatakan faqih jika
seseorang memahami tauhid dan pokok Islam, serta yang berkaitan dengan syari’at Allah. Demikian dikatakan oleh Syaikh
Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin dalam Kitabul ‘Ilmi (hal. 21).
6.YANG PALING TAKUT PADA ALLAH ADALAH ORANG YANG BERILMU
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS. Fathir: 28).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling takut pada Allah dengan takut yang sebenarnya adalah para
ulama (orang yang berilmu). Karena semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha Mengetahui
dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih
memiliki sifat takut dan akan terus bertambah sifat takutnya.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6: 308).
Para ulama berkata,
“Siapa yang paling mengenal Allah, dialah yang paling takut pada Allah”.
7.ORANG YANG BERILMU AKAN ALLAH ANGKAT DERAJATNYA
“…Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
…” (QS. Al-Mujadilah [58]: 11).
,
https://muslimah.or.id/10472-keutamaan-menuntut-ilmu-agama.html
A. IKHLAS D. MENJAUHI KEMAKSIATAN ETIKA MENUNTUT
Ikhlas merupakan hal dasar untuk seseorang m. Ibn al-Qayyim al-Jauziyah rahimahullah
misalnya berkata:
ILMU
mewujudkan cita-citanya meraih ilmu yang bermanfaat. Karena
hanya dengan dasar ikhlas, segala tindakan kebaikan yang Maksiat memilki pengaruh jelek lagi tercela, dan juga
dilakukan akan menjadi amal shalih yang layak mendapatkan dapat merusak hati dan badan baik di dunia maupun di
balasan kebaikan dari Allah, Tuhan semesta alam. akhirat. Diantara bahaya dari maksiat antara lain:
Terhalangnya mendapatkan ilmu, karena sesungguhnya
B. BERDO`A ilmu itu adalah cahaya yang telah Allah berikan di dalam
Dalam Islam, seorang penuntut ilmu disamping didorong untuk hati, dan maksiat itu memadamkannya (cahaya itu).
berusaha Allah SWT memerintahkan kepada penuntut ilmu
untuk berdo’a dengan do’a. Sebagaimana tersebut dalam E. TIDAK MALU DAN TIDAK SOMBONG
firman-Nya Surat Thaha ayat 114: Sombong dan malu menyebabkan pelakunya tidak akan
mendapatkan ilmu selama kedua sifat itu masih ada dalam
“Dan katakanlah ,”Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu dalam dirinya. Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘Anha
kepadaku.”. pernah berkata tentang sifat malu para wanita Anshor:
Rasulullah juga mengajarkan sebuah do’a khusus bagi para
penuntut ilmu. Do’a itu adalah: ‫صارَّ لَمَّ يَمنَع ُهنَّ ال َحيَا ُءَّ أَنَّ يَتَفَقه َنَّ في‬
َ ‫سا َُّء األَن‬ َ ِّ‫نع ََّم الن‬
َ ‫سا َُّء ن‬
َّ‫ك منَّ علم‬ََّ ‫ ََّوأَعُو َّذُ ب‬،‫ك علماَّ نَافعـا‬
ََّ ُ‫الل ُهمَّ إنِّـيَّ أَسأَل‬ َّ‫ال ِّدين‬
‫ََليَنفَـ َُّع‬ “Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar. Rasa
“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang malu tidak menghalangi mereka untuk memperdalam ilmu
bermanfaat dan Aku berlindung kepada Engkau dari agama. (HR. Bukhari)
(mendapatkan) ilmu yang tidak bermanfaat.” (HR. Al-Nasa’i
dari sahabat Jabir bin Abdillah ra).
F. MENGAMALKAN DAN MENYEBARKAN ILMU
C. BERSUNGGUH-SUNGGUH
Seorang penuntut ilmu memerlukan kesungguhan. Tidak layak DI dalam ajaran Islam, ada tiga perintah yang saling
para penuntut ilmu bermalas-malasan dalam mencarinya. Kita bertautan kepada para penuntut ilmu. Perintah itu adalah
akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat-dengan izin Allah- mencari ilmu, mengamalkan dan menyampaikannya kepada
apabila kita bersungguh-sungguh dalam menuntutnya. Sebab jika orang lain
seorang penuntut ilmu malas maka ia tidak akan mendapatkan
ilmu yang dicarinya, sebagaimana pendapat Yahya bin Abi Katsir
rahimahullah bahwa ilmu tidak akan diperoleh dengan tubuh yang
dimanjakan (santai). http://huurinien.blogspot.com/2015/08/etika-dalam-menuntut-ilmu.html
KRITERIA ORANG
Kriteria Orang Yang Berilmu : YANG BERILMU
1. Memiliki rasa takut dan khasyyah yang tinggi kepada Allah,
ibnu mas'ud juga berkata " ilmu itu bukanlah dengan banyaknya ucapan, namun ilmu
adalah banyak rasa takut kepada Allah.“

2. Ilmunya sesuai dengan amal perbuatannya dan selalu beramal sesuai dengan
ilmunya.

3. Menyebarkan ilmu yang dimilikinya dan tidak menyembunyikannya.

4. Selalu berfikir dan mentadaburi tanda - tanda kekuasaan Allah Azza Wa Jalla,
mwnyakini bahwa seluruh yang Allah ciptakan tidak ada kebatilan sedikitpun di
dalamnya.

5. Tidak menjadikan ilmunya ( illmu agama ) untuk mengeruk keuntungan dunia dengan
cara yang diharamkan oleh agama.

6. Selalu mengikuti yang terbaik dari apa yang didapatkan dan selalu mencari yang
paling mendekati kebenaran.

7. Tidak akan menyampaikan ilmunya kecuali benar - benar telah diketahui kebenaran
ilmu tersebut dan tidak berbicara kecuali kebenaran semata.

sumber :
Mizanul Muslim I karya Abu Ammar dan Abu Fatiah al adnani.
KESIMPULAN

DARI MATERI DIATAS DAPAT DISIMPULKAN BAHWA IMAN DAN ILMU SANGAT ERAT
KAITANNYA DENGAN KEHIDUPAN SEHARI- HARI , KEDUANYA MEMILIKI HUBUNGAN
YANG TIDAK DAPAT DI PISAHKAN ANTARA SATU DENGAN YANG LAIN , IMAN DAN
ILMU ADALAH LANDASAN KITA BAGI BERHUBUNGAN DENGAN ALLAH ,DIRI SENDIRI
DAN ORANG LAIN , JIKA KITA TIDAK MEMEILIKI SALAH SATU DARI SIFAT TERSEBUT
MAKA TIDAK MUNGKIN KEHIDUPAN KITA AKAN TERASA SIA-SIA DAN TIDAK
BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai