id/2013/03/green-
architecture.html)
Sungguh sangat ideal apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan
sedikit mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan waktu
yang lama untuk menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat mengatasinya
adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi
dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya dengan
memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Cara mendesain bangunan
agar hemat energi, antara lain:
1. Banguanan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan
menghemat energi listrik.
2. Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal sebagai
sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaicyang diletakkan di atas atap.
Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding timur-barat atau
sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar matahari yang
maksimal.
3. Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain itu juga
menggunakan alat kontrol penguranganintensitas lampu otomatis sehingga lampu
hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang tertentu.
4. Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat mengatur intensitas
cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan.
5. Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang
bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya.
6. Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh
penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi.
7. Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan lift.
2. Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)
Melalui pendekatan green architecture bangunan beradaptasi dengan lingkungannya.
Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungannya sekitar
ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan, misalnya dengan cara:
1. Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.
2. Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan udara yang
bersih dan sejuk ke dalam ruangan.
3. Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya dengan membuat
kolam air di sekitar bangunan.
4. Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk
mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan.
3. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)
Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini
dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan
pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut.
1. Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk tapak
yang ada.
2. Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain bangunan
secara vertikal.
3. Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak lingkungan.
4. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan)
Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat erat.
Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi pemakai yang
didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya.
5. Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru)
Indikasi arsitektur disebut sebagai 'green' jika dikaitkan dengan praktek arsitektur antara lain
penggunaan renewable resources (sumber-sumber yang dapat diperbaharui, passive-active solar
photovoltaic (sel surya pembangkit listrik), teknik menggunakan tanaman untuk atap, taman
tadah hujan, menggunakan kerikil yang dipadatkan untuk area perkerasan, dan sebagainya.
Konsep 'green' juga bisa diaplikasikan pada pengurangan penggunaan energy (misalnya
energi listrik), low energy house dan zero energy building dengan memaksimalkan penutup
bangunan (building envelope). Penggunaan energy terbarukan seperti energi matahari, air,
biomass, dan pengolahan limbah menjadi energi juga patut diperhitungkan. Arsitektur hijau
mengoptimalkan rumah sebagai lahan rumah sebagai ruang hijau kota. Rumah dengan konsep
arsitektur hijau, merupakan reinterpretasi sosial budaya masyarakat terhadap alam dan kehidupan
tempat tinggalnya.
Prinsip Green Architecture (Brenda dan Robert Vale, 1991, Green Architecture Design for
Sustainable Future)
- Conserving Energy: Pengoperasian bangunan harus menimalkan penggunaan bahan bakar atau energi
listrik
- Working with Climate: Mendesain bangunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi kita
- Minimizing New Resources: Mendesain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya alam yang
baru
- Respect for Site: tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan
tersebut
- Respect for User: dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan
memenuhi semua kebutuhannya
- Holism: Menetapkan seluruh prinsip prinsip green architecture secara keseluruhan
a. Dapat dilihat dari dinding bangunan, terdapat kaca di beberapa bagiannya. Fungsinya adalah
untuk menghemat penggunaan elektrisiti untuk bangunan terutama dari segi pencahayaan dari
lampu.
c. Bahan-bahan bangunan yang digunakan cenderung ramah pada lingkungan seperti keramik
dengan motif kasar pada lantai untuk mengurangi pantulan panas yang dihasilkan dari dinding
yang berkaca.
d. Kolam air disekitar Bangunan berfungsi selain dapat memantulkan sinar lampu, juga dapat
mereduksi panas matahari sehingga udara tampak sejuk dan lembab.
Pembangunannya sangat di konsepkan, menelaah lahan lingkungan wilayah yang sangat terbatas,
dengan konsep alamiah dan natural, dipadukan dengan konsep teknologi tinggi, bangunan ini
memungkinkan terus bertahan dalam jangka panjang karena tidak merusak lingkungan sekitar
yang ada.
a. Dapat dilihat dari beberapa tanaman rindang yang mengelilingi bangunan, membuat iklim
udara yang sejuk dan sehat bagi kehidupan sekitar, lingkungan tampak tenang, karena beberapa
vegetasi dapat digunakan sebagai penahan kebisingan.
b. Dinding bangunan curtain wall dilapisi alumunium dapat berguna untuk UV protector untuk
bangunan itu sendiri. Tentunya ini semua dapat memberi efek positif untuk kehidupan.
c. Pada bagian atap gedung, terdapat tangga untuk para pengguna yang akan menuju lantai atas.
Ini dapat meminimalisasi penggunaan listrik untuk lift atau eskalator.
d. Tentu lebih menyehatkan, selain sejuk pada atap bangunan terdapat rumput yang digunakan
sebagai green roof, pengguna juga mendapatkan sinar matahari.
Penggunaan green roof pada kampus ini, selain untuk keindahan dan agar terlihat menyatu
dengan alam, juga dapat digunakan sebagai water catcher sebagi proses pendingin ruangan alami
karena sinar matahari tidak diserap beton secara langsung. Ini juga menurunkan suhu panas di
siang hari dan sejuk di malam hari untuk lingkungan sekitarnya. Desainnya yang melengkung
digunakan agar penyerapan matahari oleh kulit bangunan dapat di minimalisasikan.
Source: mutupelayanankesehatan.net
"National Hospital resmi dibangun pada 1 Oktober 2010 melalui PT. Total Bangun Persada sebagai perusahaan
kontraktor yang bertanggung secara penuh dalam pembangunan Rumah Sakit ini. Menempati lahan seluas 8.532 m
dengan luas bangunan lebih dari 32.000 m, National Hospital dibangun dengan gaya desain arsitektur dan
menerapkan standart Green Buliding yang ramah lingkungan serta hemat energi menjadi dasar acuan. National
Hospital mempunyai 10 lantai utama (termasuk 2 basement) dan 5 lantai bangunan Annex yang dikhususkan bagi
specialis clinic dengan penanganan dokter spesialis. Konsep, Annex Building ini dirancang untuk menghadirkan
suasana pelayanan medis bagi pasien yang nyaman, eksklusif dan elegan, membuat bangunan ini juga menjadi
klinik dengan konsep khas yang pertama dan berbeda di Surabaya.
National Hospital Surabaya yang baru saja diresmikan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dr
Nafsiah Mboi, SpA MPH dibangun dengan menerapkan konsep green building yang ramah
lingkungan dan hemat energi. Arsitek dari bangunan 10 lantai ini adalah Profesor Tay Keong
Soon dari Akitek Tenggara Singapore. Bangunan National Hospital yang didominasi oleh kaca
dibuat membujur dari timur ke barat, sehingga cahaya yang masuk ke gedung dari arah utara dan
selatan, tidak menatap matahari langsung. Konsep green building ini diimplementasikan melalui
pemilihan kaca Sunergy yang mampu mereduksi 35 persen panas dan ultraviolet, dan vacuum
cleaner terpusat yang mampu menjaga tingkat kebersihan pada level tertinggi.
Gedung ini juga tergolong smart building karena seluruh komunikasi data, suara,
gambar dan video menggunakan fiber optic sehingga menghasilkan kualitas tinggi.
Untuk pendingin ruangan, rumah sakit ini menggunakan sistem AC VRV (variable
refrigerant volume). Sistem ini memiliki kemampuan untuk mencegah pendinginan yang
berlebihan pada suatu ruangan, sehingga dapat menghemat konsumsi listrik. Sistem
AC VRV juga memiliki tingkat kebisingan rendah dan hemat tempat karena dapat
menggunakan satu unit outdoor untuk menyuplai beberapa unit indoor, serta dapat
mengatur jadwal dan temperatur AC yang didinginkan secara terkomputerisasi.
Green architecture memiliki pengertian sebagai sebuah istilah yang menggambarkan tentang
ekonomi, hemat energi, ramahlingkungan, dan dapat dikembangkan menjadi
pembangunanberkesinambungan.
Green architecture mencakup keselarasan antara manusia danlingkungan alamnya. Arsitektur hijau
mengandung juga dimensi lain seperti waktu,lingkungan alam, sosio-kultural, ruang, serta teknik
bangunan.Green architecture (arsitektur hijau) juga didefinisikan sebagai arsitektur yangberwawasan
lingkungan dan berlandaskan kepedulian tentang konservasi lingkunganglobal alami dengan
penekanan pada efisiensi energi (energy-efficient), polaberkelanjutan (sustainable) dan pendekatan
holistik (holistic approach). Bertitik tolakdari pemikiran disain ekologi yang menekankan pada saling
ketergantungan(interdependencies) dan keterkaitan (interconnectedness) antara semua sistim
(artifisialmaupun natural) dengan lingkungan lokalnya dan biosfeer. Credo form follows
energydiperluas menjadi form follows environment yang berdasarkan pada prinsip recycle,reuse,
reconfigure.Konsep
Green architecture yaitu suatu konsep perancangan untuk menghasilkansuatu lingkungan binaan
( green building ) yang dibangun serta berjalan secara lestariatau berkelanjutan. Berkelanjutan
merupakan suatu kondisi dimana unsur-unsur yangterlibat selama proses pemanfaatan suatu
sistem sebagian besar dapat berfungsisendiri, sedikit mengalami penggantian atau tidak
menyebabkan sumber lain berkurang jumlah serta kualitasnya.
Lingkup green architecture yang lebih sempit adalah green building. Green building (bangunan
hijau) didefinisikan sebagai bangunan yang meminimalkan dampaklingkungan melalui konservasi
sumber daya dan memberikan kontribusi kesehatan bagipenghuninya. Secara garis besar,
green building lebih ditekankan pada nyaman dankuat. Sedangkan green architecture
penekanannya menyangkut pada aspek kekuatan,kenyamanan, estetika dan komposisi yang tetap
mementingkan efisiensi energi, konsepberkelanjutan, dan pendekatan holistic.
DEFINISI
Bangunan hijau (Green Building) adalah bangunan berkelanjutan yang mengarah pada
struktur dan pemakaian proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan
hemat sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan tersebut, mulai dari pemilihan
tempat sampai desain, konstruksi, operasi, perawatan, renovasi, dan peruntuhan.
Praktik ini memperluas dan melengkapi desain bangunan klasik dalam hal ekonomi,
utilitas, durabilitas, dan kenyamanan.
Sistem Rating adalah suatu alat yang berisi butir-butir dari aspelk yang dinilai yang
disebut rating dan setiap butir rating mempunyai nilai. Apabila suatu bangunan berhasil
melaksanakan butir rating tersebut, maka mendapatkan nilai dari butir tersebut. Kalau
jumlah semua nilai yang berhasil dikumpulkan bangunan tersebut dalam melaksanakan
Sistem Rating tersebut mencapai suatu jumlah yang ditentukan, maka bangunan
tersebut dapat disertifikasi pada tingkat sertifikasi tersebut.
Sistem Rating dipersiapkan dan disus;un oleh Green Building Council yang ada di
negara-negara tertentu yang sudah mengikuti gerakan bangunan hijau. Setiap negara
tersebut mempunyai Sistem Rating masing-masing. Sebagai contoh : USA mempunyai
LEED Rating (Leadership Efficiency Environment Design)
Ada 6 (enam) aspek yang menjadi pedoman dalam evaluasi penilaian Green Building
Tepat Guna Lahan (Approtiate Site Development / ASD)
Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency & Conservation / EEC)
Konservasi Air (Water Conservation / WAC)
Sumber dan Siklus Material (Material Resource and Cycle / MRC)
Kualitas Udara & Kenyamanan Ruang (Indoor Air Health and Comfort / IHC)
Manajemen Lingkungan Bangunan (Building and Environment Management / BEM)
Gedung Menteri Kementerian Pekerjaan Umum memiliki bentuk massa bangunan yang
tipis, baik secara vertikal maupun horizontal. Sisi tipis di puncak gedung didesain agar
mampu menjadi shading bagi sisi bangunan dibawahnya sehingga dapat membuat
bagian tersebut menjadi lebih sejuk. Pada desain gedung ini memiliki
area opening yang lebih banyak di sisi timur. hal ini dikarenakan cahaya pada sore hari
(matahari barat) lebih bersifat panas dan menyilaukan.
2. Shading & Reflektor
Shading light shelf bermanfaat mengurangi panas yang masuk ke dalam gedung
namun tetap memasukan cahaya dengan efisien. Dengan light shelf, cahaya yang
masuk kedalam bangunan dipantulkan ke ceilin. Panjang shading pada sisi luar light
shelfditentukan sehingga sinar matahari tidak menyilaukan aktifitas manusia di
dalamnya. Cahaya yang masuk dan dipantulkan ke ceiling tidak akan menyilaukan
namun tetap mampu memberikan cahaya yang cukup.
3. Sistem Penerangan
Sistem penerangan dalam bangunan menggunakan intelegent lighting system yang
dikendalikan oleh main control panel sehingga nyala lampu dimatikan secara otomatis
oleh motion sensor & lux sensor. Dengan begitu, penghematan energy dari penerangan
ruang akan mudah dilakukan.
4. Water Recycling System
Water Recycling System berfungsi untuk mengolah air kotor dan air bekas sehingga
dapat digunakan kembali untuk keperluan flushing toilet ataupun sistem penyiraman
tanaman. Dengan sistem ini, penggunaan air bersih dapat dihemat dan menjadi salah
satu aspek penting untuk menunjang konsep green building.
Konsep Pembangunan Green Building. Beberapa aspek utama green building antara
lain
1. Material
Material yang digunakan untuk membangun harus diperoleh dari alam, dan merupakan
sumber energi terbarukan yang dikelola secara berkelanjutan. Daya tahan material
bangunan yang layak sebaiknya teruji, namun tetap mengandung unsur bahan daur
ulang, mengurangi produksi sampah, dan dapat digunakan kembali atau didaur ulang.
2. Energi
Penerapan panel surya diyakini dapat mengurangi biaya listrik bangunan. Selain itu,
bangunan juga selayaknya dilengkapi jendela untuk menghemat penggunaan energi,
terutama lampu dan AC. Untuk siang hari, jendela sebaiknya dibuka agar mengurangi
pemakaian listrik. Jendela tentunya juga dapat meningkatkan kesehatan dan
produktivitas penghuninya. Green building juga harus menggunakan lampu hemat
energi, peralatan listrik hemat energi, serta teknologi energi terbarukan, seperti turbin
angin dan panel surya.
3. Air
Penggunaan air dapat dihemat dengan menginstal sistem tangkapan air hujan. Cara ini
akan mendaur ulang air yang dapat digunakan untuk menyiram tanaman atau
menyiram toilet. Gunakan pula peralatan hemat air, seperti pancuran air beraliran
rendah, tidak menggunakan bathtub di kamar mandi, menggunakan toilet hemat air,
dan memasang sistem pemanas air tanpa listrik.
4. Kesehatan
Penggunaan bahan-bahan bagunan dan furnitur harus tidak beracun, bebas emisi,
rendah atau non-VOC (senyawa organik yang mudah menguap), dan tahan air untuk
mencegah datangnya kuman dan mikroba lainnya. Kualitas udara dalam ruangan juga
dapat ditingkatkan melalui sistim ventilasi dan alat-alat pengatur kelembaban udara.
Manfaat Sosial
Meningkatkan kesehatan dan kenyamanan penghuni
Meningkatkan kualitas estetika
Mereduksi masalah dengan infrastruktur lokal
5. Cor, Miami
Bangunan bukan hanya di desain secara indah dan artistik tetapi juga sangat ramah
lingkungan. Penggunaan panel photovoltaic, turbin angin, pemanfaatan energi panas
matahari, dan pendinginan alami menjadikan bangunan ramah lingkungan yang selesai
dibangun di tahun 2009 ini yang terbaik.
6. CH2, Melbourne
CH2 atau Council House 2 terletak di pusat kota Melbourne, adalah bangunan yang
mendapatkan penghargaan PBB untuk design yang berkelanjutan dan efesiensi energi.
Bangunan ini mempunyai pendinginan termal massa, sel surya, turbin angin, daur ulang
limbah, langit langit dingin dan permadani menakjubkan yang berasal dari daur kayu
fotovoltaik dan mempromosikan banguanan ramah lingkungan yang sehat.