Anda di halaman 1dari 13

TUGU MONUMEN NASIONAL

SEBAGAI LANDMARK KAWASAN SILANG MONAS

ABSTRAKSI
Monumen Nasional adalah sebuah peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945. Monumen itu juga menunjukkan semangat juang bangsa Indonesia dalam perang kemerdekaannya.Jadi
monumen adalah suatu benda/bangunan yang diadakan dengan tujuan untuk membangkitkan kenangan pada
sesuatu. Selanjutnya, prinsip-prinsip monumen ini diaplikasikan oleh para arsitek untuk membuat untuk
membuat suatu bangunan untuk manghasilkan sesuatu yang dapat membuat perhatian orang tertuju pada
bangunan yang dirancangnya.
Untuk mengenang dan menandai kebesaran perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dibangunlah suatu
monumen yang megah menimbulkan inspirasi bagi generasi sekarang dan generasi masa datang.
Gagasan untuk mendirikan Monumen Nasional terwujud nyata pada waktu bangsa Indonesia memperingati
genap dua windu Republik Indonesia. Jakarta dipilih sebagai tempat yang paling layak untuk Monumen
Nasional ini karena bukan saja Jakarta sebagai Ibukota dan Pusat Pemerintahan Republik Indonesia, tetapi
juga dikenal sebagai kota Proklamasi.
Letak dari Monumen Masional yang berada pada tengah tengah kawasan Silang Monas. Disamping kanan
dan kiri Monumen Masional terdapat square berupa ruang terbuka yang sekarang dimanfaatkan sebagai taman
dan ruang publik merupakan orientasi dari bangunan bangunan yang ada pada kawasan silang Monas.
Monas termasuk dalam jenis monumental tunggal karena jelas dominasi unsur vertikal yang tegas, selain itu
objek lain berada sangat jauh dari Monas dikelilingi Lapangan Monas yang berbentuk trapesium dengan luas
800.000m2. Ruang bangunan Monas juga benar-benar bebas dari pengaruh bangunan lain

Kata Kunci : Monumen, Landmark, Kawasan

PENDAHULUAN monumen itu. Monumen itu juga menunjukkan


Kita membangun Tugu Nasional untuk
semangat juang bangsa Indonesia dalam perang
kebesaran Bangsa. Saya harap, seluruh Bangsa
Indonesia membantu pembangunan Tugu Nasional kemerdekaannya. Ini dilambangkan pada tugu dan
itu
api masa kini dan masa mendatang juga untuk
29 Juli 1963
mengenal kebesaran perjuangan, kepribadian,
Soekarno
kebudayaan dan kehormatan bangsa Indonesia.
Tonggak tonggak sejarah bangsa Indonesia
Monumen Nasional adalah sebuah
terlihat di dalam 48 diorama yang terdapat di
peringatan Proklamasi
Museum.
Kemerdekaan Indonesia pada
Perlu diketahui seiring dengan
tanggal 17 Agustus 1945. Angka 17-8-
`45 telah terpateri dalam

*) Ir. (UNDIP), Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang
Tugu Monumen Nasional sebagai Landmark Kawasan Silang Monas

perkembangan dunia arsitektur, bangunan- merupakan gambaran yang didasari oleh realitas
bangunan telah dikalasifikasikan menjadi fisik sebuah kota. Citra sebuah kota dibentuk oleh
beberapa kelompok. Salah satu diantaranya 5 elemen pokok, yaitu :
yaitu kelompok bangunan monumental, a). Path (Jalur)
yang dibagi menjadi bangunan monumental Merupakan rute-rute sirkulasi yang biasanya
tunggal dan bangunan monumental digunakan orang untuk melakukan pergerakan
kompleks. Kedua jenis bangunan tersebut dalam suatu wilayah kota yang menghubungkan
banyak sekali dijumpai di Indonesia. Pada satu tempat dengan tempat lain, jika identitas
umumnya bangunan monumental di elemen ini tidak jelas, maka kebanyakan orang
Indonesia berupa masjid, gereja, istana meragukan citra kota secara keseluruhan. Path
negara, kantor pengadilan, gedung balai mempunyai karakteristik tertentu yang memadai
kota, museum. dari lingkungan sekitarnya, konsentrasi dari
Monumen Nasional merupakan kegunaan khusus atau sepanjang path, kualitas
salah satu bangunan monumental yang keruangan yang khas, fasade atau tekstur lantai
sangat terkenal di Indonesia. Kesan yang khas, pencahayaan yang istimewa dan tipikal
monumental terlihat dari Tugunya yang dari lansekap kota.
memiliki ketinggian lebih dibandingkan b). Edges (Tepian)
bangunan sekitarnya menjadikan point of Merupakan batas antara dua kawasan dan
interest pada kawasan tersebut. Kemudian berfungsi sebagai pemutus linier, misalnya pantai,
penampakan bangunan dikaitkan dengan tembok, topografi, dan sebagainya. Edge
makna simbolis dan fisiologis. Karena merupakan pengakhiran dari sebuah distrik atau
berdasarkan tujuan dibangunnya Monumen batas dari distrik lainnya. Edge memiliki identitas
Nasional, yaitu untuk memperingati dan yang lebih baik jika kontinuitasnya tampak jelas
mengabadikan proklamasi kemerdekaan RI, batasnya. Demikian pula fungsi batasnya harus
serta mencerminkan jiwa perjuangan Bangsa jelas, membagi / menyatu.
Indonesia, maka arsitektur Tugu Nasional c). District (Kawasan)
dan dimensinya penuh mengandung Merupakan kawasan-kawasan kota dalam skala
lambang khas budaya bangsa Indonegsia 2 dimensi. Sebuah distrik memiliki ciri khas yang
mirip (bentuk, pola dan wujudnya) dan khas pula
TINJAUAN TEORI batasnya (awal dan akhir). Distrik mempunyai
Kevin Lynch mengungkapkan identitas yang lebih baik jika batasnya dibentuk
bahwa citra atau kesan dari suatu kota dengan jelas, dan dapat dilihat homogen, serta

2
Vol. 1 No. 2 - Desember 2004 MODUL ISSN 0853 2877

fungsi dan posisinya jelas. Karakteristik fisik landmark lainnya mempunyai identitas yang lebih
dari sebuah distrik adalah adanya baik jika bentuknya jelas dan unik dalam
kontinuitas tema yang konsisten dalam lingkungan, dan ada sekuen dari beberapa
komponen tekstur, ruang, bentuk, detail, landmark, serta ada pembedaan skala masing-
lambang, tipe bangunan, kegunaan, aktivitas masing.
penduduk, topografi.
d). Nodes (Simpul) Bangunan Monumental banyak sekali
Merupakan tempat strategis di sebuah terdapat di Indonesia. Dengan kemegahan dan
kota, dimana arah atau aktivitasnya saling keanggunannya bangunan- bangunan monumental
bertemu dan dapat diubah ke arah aktivitas tersebut tampak menghiasi banyak permukaan
lain, misal : persimpangan lalu lintas, lahan. Namun, sebenarnya apakah bangunan
stasiun, lapangan terbang, jembatan, kota monumental itu? Bagaimana suatu bangunan dapat
secara keseluruhan dalam skala makro, disebut sebagai bangunan monumental?
pasar, taman, square dan sebagainya. Node Apabila dilihat dari segi bahasanya,
adalah suatu tempat dimana orang Bangunan Monumental adalah suatu bangunan
mempunyai perasaan masuk dan keluar yang merupakan suatu hasil perwujudan dqari
dalam tempat yang sama. Node mempunyai fungsi- fungsi tertentu yang mencerminkan kesan-
identitas yang lebih baik jika tempatnya kesan atau nilai-nilai keagungan, kemegahan,
memiliki bentuk yang jelas (karena lebih kebesaran, kekuasaan, dsb, dimana ekspresi
mudah diingat) serta tampilan berbeda dari monumental ditampilkan lewat bentuk bangunan
lingkungannya, baik dari fungsi maupun maupun penataan tapak.
bentuknya. Suatu bangunan monumental dapat
digambarkan sebagai perwujudan suatu sculpture.
e). Landmark (Tengeran) Suatu struktur yang berdiri sendiri cenderung
Merupakan titik referensi seperti menjadi sculpture. Bila ada dua struktur maka
elemen node, tetapi orang tidak masuk ke diantara kedua struktur tersebut timbul daya
dalamnya karena hanya bisa dilihat dari luar. pengaruh yang saling timbal balik. Bila terdapat
Landmark adalah elemen eksternal dan banyak struktur dalam satu group, maka
merupakan bentuk visual yang menonjol perencanaan menjadi kompleks, dan ruang luar di
dari kota. Beberapa landmark hanya antara struktur-struktur tersebut cenderung
mempunyai arti di daerah kecil dan dapat menjadi ruang.
dilihat hanya di daerah itu, sedangkan

3
Tugu Monumen Nasional sebagai Landmark Kawasan Silang Monas

Bangunan Monumental terbagi dan Y terjadi daya mengeruang yang saling


dalam 2 jenis : timbal balik, memberi nilai ruang terkait
1. Bangunan Monumental Tunggal, yaitu diantara ruang X dan Y, bukan ruang luar saja.
Monumental yang dicapai dengan Bangunan monumental ini mempunyai
memencilkan suatu objek terhadap ciri ciri :
objek-objek lain. Kesan monumental a. Kompleks
terjadi karena elemen vertikal. b. Permainan tegas dan jelas c.
Monumental tersebut terjadi bila antara Merembes dan menembus
objek dan ruang tidak saling terjadi d. Menyangkutnilai-nilai kemanusiaan
perembesan dan penembusan ruang. skala
Selain itu mounumental menjadi sudut pandangan mata manusia secara
semakin unik dan makin tinggi normal pada bidang vertikal adalah 60, tetapi bila
kualitasnya bila terdapat keseimbangan melihat secara intensif maka sudut pandangan
antara objek dan ruangnya. Tetapi berkurang manjadi 1.
bilaada objek lain yang mengganggu Menurut H. Martem, dalam Scale in
ruang bayangan disekitar monumen, Civic Design , bahwa bila orang melihat
maka keseimbangan tadi juga akan lurus ke depan, maka bidang pandangan
terganggu dan nilai monumentalnya vertikal diatas bidang pandangan
akan berkurang secara drasti horizontal mempunyai sudut 40 atau 2/3
Monumen jenis ini mempunyai ciri seluruh pandangan mata. Dan orang dapat
ciri : melihat keseluruhan bangunan bila sudut
a. Sederhana pandangannya 27 atau D/H = 2 (D :
b. Bersih dan polos distance,H : high; jatrak dibagi tinggi sama
c. Tanpa perembesan atau dengan 2)
penembusan Werner Hegemann dan Albert Peets
2. Bangunan Monumental Kompleks, dalam American Vitruvius menyaakan
yaitu bangunan monumental yang bahwa orang akan merasa terpisah dari
terjadi dari suatu desain bangunan- bangunannya apabila melihat dari dari
bangunan yang dikelompokkan jarak sejauh 2 x tinggi bangunannya, hali
membentuk Cluster. Apabila ada dua ini berarti sudut pandangannya 27 . Dan
obyek misalnya X dan Y berdiri apabila seseorang ingin melihat
membentuk cluster. Maka diantara X sekelompok bangunan sekaligus maka

4
Vol. 1 No. 2 - Desember 2004 MODUL ISSN 0853 2877

diperlukan sudut 18, ini berarti dia


harus melihat dari jarak sejauh
pandangan 3 x tinggi bangunan.
Paul Zucker dalam Town and
Square menggunakan gambar
sebagai berikut

60 1

Pada tata letak bangunan kenyataannya sering


dijumpai perbandingan D/H berkisar antara
1,2, dan 3. tetapi bila D/H menjadi 4 maka
pengaruh tata nilai ruangnya menjadi hilang
40
dan pengaruh timbal balik antara bangunan
27
sukar dirasakan , kecuali bila ditambahkan
20
galeri penghubung. Bila D/H > 1, kerjasama
menjadi makin kuat dan kita merasa bahwa
ruang makin tertutup. Hal ini akan
Medan Pandangan
menyebabkan bentuk atau rupa bangunan,
tekstur tekstur dinding, ukuran dan
Menurut Yoshinobu Ashihara, penempatan lubang lubang, serta sudut
D/H < 1 merupakan batas tangkap terhadap pintu masuk menjadi
perubahan nilai dan kualitas perhatian utama bagi arsitek.
ruang. Jadi apabila D/H < 1, Bila D/H <1, sukar untuk membuat lay out
seseorang akan merasa bahwa jarak yang baik, kecuali bila dapat dijaga
bangunan menjadi agak kekecilan. keseimbangannya sedimikian hingga hubungan
Bila D/H = 1, maka sesorang akan antara bangunan dengan ruang
merasakan keseimbangan antara bayangannyanya tetap stabil. Hubungan
tinggi bangunan dan ruang di seperti tersebut tidak hanya berlaku pada
antaranya. desain arsitektur saja tetapi juga unutk perilaku
timbal balik bagi manusianya sendiri.
Kita merasa dekat Ada balans

Kita merasa berdiri terpisah

5
Hubungan D/H dalam Arsitektur
Tugu Monumen Nasional sebagai Landmark Kawasan Silang Monas

Sedangkan perbandingan untuk plasa - Kesan yang ditampilkan mencakup nilai- nilai
adalah 1 D/H 2, bila D/H < 1, kewibawaan, resmi, terarah dan seimbang
ruang luar yang terjadi tidak akan - Pencapaian biasanya langsung menuju
menjadi sebuah plasa, tetapi menjadi bangunan utama
ruang dimana daya pengaruh timbal - Pola Sirkulasi utama cenderung monoton dan
balik antara bangunan bangunan statis sehingga menguatkan nilai bangunan
disekitarnya begitu kuat. Dan bila D/H utama dan melemahkan bangunan penunjang,
> 2 maka daya mengruang pada plasa biasanya dibantu dengan konsep axis
mulai berkurang atau daya pengaruh - Pengelompokan ruang dan fungsi berdasarkan
timbal balik diantara bangunan hirarki, ditampilkan dengan tegas
bangunan mulai bekerja. Jadi D/H - Tapak cenderung relatif luas
terletak dimana saja diantara 1 dan 2, Beberapa pendekatan dalam perancangan tapak
maka ruang luar yang terjadi akan bangunan monumental:
memiliki proporsi yang seimbang. -Penarikan masa utama menjauh dari main
Bagi arsitek yang penting adalah entrance
mencari dan mencoba bermacam-macam -Meninggikan pel massa bangunan utama
skala untuk dipakai sebagai standard dalam -Pencapaian dengan tingkatan- tingkatan
menciptakan ruang bain interior atau
eksterior. Skala ruang luar biasanya sukar
dipastikan dan tidak begitu jelas.
Dalam perancangan bangunan
monumental ada beberapa unsur yang
berperan yaitu :
1. Fisik bangunan
- Bentuk bangunan relatif meninggi
- Dominasi unsur-unsur vertikal
- Penampakan bangunan biasanya
dikaitkan dengan makna simbolis &
fisiologis
- Skala Monumental
2. Perancangan Tapak

6
Vol. 1 No. 2 - Desember 2004 MODUL ISSN 0853 2877

Sculpture Sebagai Unsur Seni b. Material dan Warna


Material untuk sculpture luar (out
Sculpture dan karya-karya seni lain
door), haruslah kuat dan tahan polusi kota
misalnya fontain, dinding relief dan lain-
misalnya batu, logam, beton cetak, plastik
lain, merupakan elemen penting yang dapat
dan sebagainya. Warna untuk sculpture
meningkatkan kwalitas lingkungan kota.
relatif terkait dengan tipe material yang
Elemen-elemen ini mempengaruhi kualitas
dipakai seperti granit, perak atau stainless
penginderaan di tempat dan memunculkan
steel. Logam akan sangat mudah untuk
susana kreatif dimana masyarakat berada.
dicat dengan deretan warna yang cukup
Pada waktu merancang penampilan sebuah
banyak, demikian juga dengan plastik.
sculpture, arsitek atau seniman haruslah
Sculpture akan dapat dilihat dengan
mempertimbangkan beberapa hal antara
pandangan langsung berikut latar samping
lain :
maupun latar belakang yang akan terkait
- penempatan
dengan penempatannya.
- skala
- bentuk Orientasi sculpture juga merupakan
- massa hal yang penting, berkaitan dengan
- warna bagaimana dan kemana sculpture
ditempatkan. Disamping itu sinar matahari
Sculpture yang berada di luar (out dan variasi pola pembayang dari waktu
door) harus mengkaitkan antara massa yang yang berbeda-beda setiap hari serta
berdiri dengan latar belakangnya (back perubahan-perubahan cuaca akan sangat
ground) dengan mempertimbangkan ukuran mempengaruhi orientasi dari sculpture.
dan volume sculpture yang akan Untuk itu perlu cukup ruang
berpengaruh pada pengamat yang
disekitar sculpture untuk dapat mengamati
melihatnya.
secara penuh dari variasi-variasi sudut
a. Ukuran, Skala dan Bentuk
pandang dan untuk berjalan mengitarinya
Ukuran dan skala suatu sculpture
atau mungkin memandang sambil duduk-
akan terkait dengan penempatannya di
duduk.
dalam suatu area, antara gedung/ bangunan
Suatu jalan dimana sebuah
dan ruang yang akan menjadikannya
sculpture didapati berdiri di atas tanah atau
sebagai bagian yang integral. Sebuah
di atas pelataran dasar adalah sangat
sculpture harus berada pada suatu tempat
penting dalam mengaitkan batas keduanya
yang luas untuk dapat dilihat dari
yaitu tinggi sculpture dan dimensi jalan
sekelilingnya.
dimana sculpture dapat dilihat. Sebuah
Bentuk dari sculpture, yang lebih
menampilkan wujud dan strukturnya akan sculpture mungkin dimulai pada tingkat
saling menyatu atau kontras dengan
penempatannya. Sangat banyak variasi- dari beberapa elevasi di atas dasar yang
variasi bentuk yang dapat dikreasikan dirancang seperti air mancur atau terkait
dalam perancangan sebuah sculpture dan
bentuk-bentuk ini dapat diekspresikan dengan suatu bangunan lain.
dalam material yang berbeda-beda. Bobot dan instalasi juga termasuk
hal penting lain yang perlu diperhatikan

1
Tugu Monumen Nasional sebagai Landmark Kawasan Silang Monas

dalam menempatkan sculpture. Fondasi- 1961, ketika Republik Indonesia genap


fondasi khusus mungkin diperlukan atau
berusia dua windu, yaitu dengan diawali
perlengkapan-perlengkapan seperti crane
mungkin dibutuhkan untuk menata secara resmi pembangunan Monumen
sculpture pada tempatnya. Nasional dengan pemancangan tiang pertama
c. Penyinaran Malam Hari oleh Presiden Republik Indonesia.
Efek penyinaran malam hari pada sculpture Desain dan rencana Monumen
memberikan tambahan keindahan.
Peletakan lampu, sudut penyinaran dari Nasional dibuat oleh arsitek Indonesia
beberapa lampu dan tipe/ jenis lampu yang Terkemuka Soedarsono yang dipilih oleh
dipasang merupakan hal-hal yang sangat
penting untuk diperhatikan. Lampu Dewan Juri untuk diwujudkan dalam bentuk
mungkin bisa dipasang langsung dari atas yang sekarang. Penasehat konstruksi adalah
atau bawah, dari belakang atau samping
atau kombinasi-kombinasi diantaranya. Prof. Dr. Ir. Roosseno. Pembangunan
Monumen Nasional dibiayai terutama oleh
sumbangan rakyat Indonesia secara gotong
royong. Monumen Nasional ini dengan resmi
SEJARAH MONUMEN NASIONAL
mulai dibuka untuk umum tanggal 12 Juli
1975.
Monumen Nasional adalah sebuah
Monumen Nasional mempunyai ciri-
peringatan Proklamasi Kemerdekaan
ciri yang khusus. Arsitektur dan dimensinya
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
penuh mengandung lambang-lambang dan
Angka 17-8-`45 telah terpateri dalam
kias khas Indonesia. Bentuk yang paling
monumen itu. Monumen itu juga
menonjol adalah Tugu yang menjulang tinggi
menunjukkan semangat juang bangsa
dan pelataran cawan yang luas mendatar.
Indonesia dalam perang kemerdekaannya. Ini
Tugu melambangkan lingga, alu atau
dilambangkan pada tugu dan api masa kini
antan, sedangkan pelataran cawan
dan masa mendatang juga untuk mengenal
melambangkan yoni dan juga melambangkan
kebesaran perjuangan, kepribadian,
lumpang dalam bentuk raksasa. Antan dan
kebudayaan dan kehormatan bangsa
lumpang merupakan salah satu alat rumah
Indonesia. Tonggak tonggak sejarah bangsa
tangga khas Indonesia. Yoni dan Lingga
Indonesia terlihat di dalam 48 diorama yang
melambangkannegatif dan positif, seperti
terdapat di Museum Sejarah Monumen
halnya siang dan malam, lelaki dan
Nasional serta mendorong lebih giat mengisi
perempuan, ari dan api, bumi dan langit,
kemerdekaan itu dengan pembangunan untuk
lambang dari alam yang abadi. Di puncak
mencapai masyarakat adil dan makmur.
tugu, api menyala tiada kunjung padam,
Pada saat Republik Indonesia berusia
melambangkan tekad bangsa Indonesia untuk
sembilan tahun maka timbulah gagasan nyata
berjuang dan membangun yang tak akan
untuk mendirikan Monumen Nasional di
pernah surut sepanjang masa. Angka-angka
kalangan beberapa tokoh di Jakarta. Gagasan
keramat bangsa Indonesia, 17-8-45 juga
itu baru terwujud pada tanggal 17 Agustus

2
Vol. 1 No. 2 - Desember 2004 MODUL ISSN 0853 2877

diabadikan pada Monumen Nasional ini. Mars namanya diubah menjadi


Pelataran cawan berbentuk bujur sangkar Koningsplein orang Jakarta sendiri
berukuran 45m x 45m, tingginya 17m dan menamakannya Lapangan Gambir. Pada
tinggi Ruang Museum Sejarah Nasional 8m. masa pendudukan Jepang tahun 1942-1945,
nama Lapangan Gambir menjadi resmi
PEMBANGUNAN MONAS atau waktu itu disebut juga Lapangan Ikada (
Sebagai lokasi bangunan Tugu Ikatan Atletik Djakarta) dan sekarang Tugu
Nasional pada waktu itu dipilih Lapangan Monas berdiri dinamakan lapangan Silang
Merdeka. Pemilihan lokasi ini adalah Monas
deisebabkan beberapa factor: Dan akhirnya Gubernur D.K.I.
1. Letaknya adalah kira-kira di jantung Ibu Jakarta Raya memutuskan bahwa seluruh
Kota. Lapangan Monas dijadikan Taman Monas
2. Jakarta adalah Ibu Kota republik untuk kepentingan warga kotanya dalam
Indonesia dan tempat dimana berekreasi dan dijadikan sebagai paru-paru
Kemerdekaan Bangsa Indonesia kota Jakarta serta sebagai penunjang
diproklamirkan. menambah kemegahan berdirinya Tugu
3. Luasnya yang cukup ideal. Nasional.
4. Dikelilingi oleh gedung-gedung Pada tanggal 19 September 1945,
pemerintah. bersamaan dengan peristiwa Insiden
5. Mempunyai nilai sejarah setelah Bendera di Tunjungan Surabaya, dilapangan
(Peristiwa tangga 17 Agustus 1945) Gambir (Ikada) telah dilangsungkan rapat
Kemerdekaan Bangsa Indonesia raksasa untuk mnyambut dan mendukung
diproklamirkan Proklamasi Kemerdekaan Republik
Lapangan Merdeka dibuat pada jaman Indonesia dengan semangat dan ketangguhan
kekuasaan Gubernur Jendral Hernan Willem rakyat Indonesia, tidak gentar menghadapi
Daendels (1808-1811) dengan nama tank, senapan mesin dan senapan dengan
Champ de Mars berteptan dengan sangkur terhunus dari tentara Jepang yang
pemindahan kantor-kantor Pemerintah, pada waktu itu bersiap siaga.
kompleks tentara ( tangsi-tangsi, yaitu tangsi Lapangan Merdeka atau disebut juga
Batalyon X dengan lapangan Banteng), sekarang Lapangan Silang Monas
rumah sakit rumah-rumah pegawai berbentuk trapezium dengan luas 800.000m2
Pemerintah dan militer serta Rumah Bola Tinggi permukaan tanah sisi jalan
Harmoni dari Kota Batavia ke daerah Medan Merdeka Barat adalah 3,5m; di
baru Weltevreden. tengah-tengah lapangan adalah 4.00 m dan
Kemudian setelah pergantian pada sisi Jalan Medan Merdeka Timur 5.00
pemerintah, kembali ke Belanda lagi, yaitu m dari permukaan laut.
antara tahun 1816-1942 nama Champ de

3
Tugu Monumen Nasional sebagai Landmark Kawasan Silang Monas

2. Ruang Museum Sejarah Nasional


Ruangan ini terletak 3m di bawah
halaman Tugu Nasional yang ditinggikan
1,7m dari tanah asli,. Sedangkan atap
museum terletak 5m diatas halaman
Tugu. Luas ruangan adalah 80m x 80m.

3. Ruang Kemerdekaan
Ruang Tenang yang dirubah menjadi
Gambar 1 : Rencana induk koningsplain tahun Ruang Kemerdekaan berada di dalam
1892 cawan Tugu Nasional, berbentuk
amphiteater tertutup dengan di tengah-
tengah ruangan terdapat dinding persegi
empat.
4. Pelataran Cawan
Berbentuk lumpang segi empat
melingkari badan Tugu Nasional
berukuran 45m x 45m dan berada di
ketinggian 17m dari halaman Tugu
Nasional.. Dari pelataran cawan ini dapat
Gambar 2 : Rencana Induk Koningsplain tahun dilihat area lapangan Taman Monas
1937 oleh Ir. Thomas Karsten seluruhnya.

BAGIAN UTAMA TUGU NASIONAL


5. Pelataran Puncak Tugu Nasional
1. Pintu Gerbang Utama
Pelataran puncak Tugu berada pada
Dengan berjalan di atas Plaza di
ketinggian 115m dari halaman Tugu
TAMAN MONAS UTARA, para
Nasioanal dan dari tempat ini dapat
pengunjung akan menikmati
dinikmati pemandangan diatas Ibukota
pemandangan tiga air mancur yang ada
Jakarta kesegenap penjuru. Pelataran
di sana.
Puncak Tugu ini berukuran 11m x 11m.
Kemudian setelah melewati patumg
Pangeran Diponegoro turun masuk ke
6. Lidah Api Kemerdekaan
dalam terowongan yang melintas di
bawah jalan Silang Monas dan keluar
tepat di halaman Tugu Nasional yang
sekelilingnya berpagar besi berbentuk
bambu runcing.

4
Vol. 1 No. 2 - Desember 2004 MODUL ISSN 0853 2877

Letak dari Monumen Masional yang


berada pada tengah tengah kawasan Silang
Lidah api yang terletek di atas atap Monas. Disamping kanan dan kiri Monumen
peataran puncak, berbentuk kerucut Masional terdapat square berupa ruang
tinggi 14m. Seluruh permukaan luarnya terbuka yang sekarang dimanfaatkan sebagai
dilapis dengan emas murni (gold taman dan ruang publik merupakan orientasi
foiled)seberat lebih kurang 35 kg. dari bangunan bangunan yang ada pada
Ketinggian sampai titik puncak lidah api kawasan silang Monas.
adalah 132m dari halaman Tugu,
sedangkan tinggi dari pelataran puncak Jenis Bangunan Monumental
ke titik puncak lidah api adalah 17m. Apabila dikategorikan sebagai
7. Patung Pangeran Diponegoro bangunan monumental, maka Monas
termasuk dalam jenis monumental tunggal
karena jelas dominasi unsur vertikal yang
tegas, selain itu objek lain berada sangat jauh
dari Monas dikelilingi Lapangan Monas yang
berbentuk trapesium dengan luas 800.000m2.
Ruang bangunan Monas juga benar-benar
Ditempatkan di Taman Monas Utara bebas dari pengaruh bangunan lain
untuk menambah penampilan Skala
keagungan dan kemegahan tegak Apabila kita melihat kea rah tugu
berdirinya bangunan Tugu Nasional dan monas, maka bidang vertikal di atas bidang
menambah mengenal keagungan pandangan horizontal mempunyai sudut 40
perjuangan Bangsa Indonesia derajat atau 2/3 seluruh sudut pandangan
mata. Orang dapat melihat keseluruhan
ANALISA bangunan bila pandangannya 27 derajat atau
Monumen Masional sebagai Landmark bila D/H = 2. Dan dari segi proporsi skala,
Kawasan Silang Monas monas tampak tepat dan enak dipandang
pada jarak D/H = 2.

Gambar 3 : Posisi Monumen Masional


pada Kawasan Silang Monas

5
Tugu Monumen Nasional sebagai Landmark Kawasan Silang Monas

Gambar 4 : Monas pada jarak D/H =2

Dengan D/H =2 Monas tampak jelas bentuk Penarikan Massa utama

dan rupa bangunan serta tektur dinding Pada Monas tampak bahwa massa
maupun lubang-lubangnya Utama benar benar berada di tengah
dari suatu lahan dan menimbulkan
Axis/ sumbu penguasaan yang menyeluruh
Konsep sumbu yang dipakai pada terhadap tapak, tidak tertumbuk.
konsep pembangunan Monumen Nasional Dengan demikian kesan monumental
ini dalam pencapaiannya menggunakan terasa lebih tegas. Apabila bangunan
sumbu yang tegas. Jadi untuk mencapai ke ditempatkan di dekat entrance, maka
bangunan utama dapat ditempuh dari pintu akan menumbuh bangunan
masuk dengan arah yang lurus. Dengan monumental tersebut. Selain itu ,
sumbu yang tegas ini, maka kesan dapat mengganggu keseluruhan
monumentalnya pun menjadi tegas dan tampak bangunan monumental.
fokus. Tetap ke tengah bangunan, tidak
berubeh-ubah.

Gambar 7 : Penarikan massa bangunan ke tengah


dan cukup jauh dari pengamat
Gambar 5 : Monumen Masional ditengah
kawasan yang membentuk aksis

Penaikan Massa Bangunan

Maasa Bangunan ditonjolkan dengan


meninggikan peil, maka massa bangunan
utama akan bertambah kesan
monumentalnya. Pada bangunan
Monumen Nasional ini peil dibuat pada
ketinggian lantai yang berbeda yaitu lebih
tinggi +5m dari permukaan tanah +0.00.
dengan ditambah ketinggiannya, orang
Gambar 6 : Monumen Nasional tampak
keseluruhan yang berada di bawah (pada ketinggian

6
Vol. 1 No. 2 - Desember 2004 MODUL ISSN 0853 2877

+0.00) akan memandang bangunan tegas. Jadi untuk mencapai ke bangunan


monumental lebih menengadah ke atas, utama dapat ditempuh dari pintu masuk
sehingga ada kesan menghargai bangunan dengan arah yang lurus. Dengan sumbu yang
tersebut sebagai bangunan monumental. tegas ini, maka kesan monumentalnya pun
menjadi tegas dan fokus.

DAFTAR PUSTAKA

De Chiara, Joseph dan Lee E Kappelman,.


Standar Perancangan Tapak. Jakarta :
Erlangga, 1997.

Ashihara, Yoshinobu. Exterior Design in


Architecture. New York : Van Nastrand
Reinhold Co, 1970.

Gambar 8 : Potongan kawasan dan D.K. Ching, Francis. Arsitektur : Bentuk,


Monument Nasional Ruang dan Susunannya. Jakarta : Erlangga,
1991.
KESIMPULAN
_, Laporan Pembangunan Tugu Nasional.
Monumen Nasional merupakan Jakarta : Pelaksana Pembina Tugu Nasional,
1961-1978.
salah satu bangunan yang patut dibanggakan
oleh rakyat Indonesia. Bangunan tersebut
mempunyai sisi-sisi fisiologis yang
menggambarkan tentang Indonesia.
Terutama dalam masa perjuangannya untuk
mencapai Proklamasi Republik Indonesia.
Selain itu, Monumen Nasional juga termasuk
bangunan monumental. Karena, setelah
dilakukan analisa dari segi analisa landmark
kawasan, jenis bangunan monumental, skala,
axis/sumbu, penarikan massa utama dan
Peninggian Massa Bangunan, maka
Monumen Nasional telah memenuhi
persyaratan untuk diklasifikasikan sebagai
bangunan monumental. Dan dapat
dikategorikan lebih spesifik sebagai bangunan
monumental tunggal.
Konsep sumbu yang dipakai pada konsep
pembangunan Monumen Nasional ini dalam
pencapaiannya menggunakan sumbu yang

Anda mungkin juga menyukai