ABSTRAKSI
Monumen Nasional adalah sebuah peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945. Monumen itu juga menunjukkan semangat juang bangsa Indonesia dalam perang kemerdekaannya.Jadi
monumen adalah suatu benda/bangunan yang diadakan dengan tujuan untuk membangkitkan kenangan pada
sesuatu. Selanjutnya, prinsip-prinsip monumen ini diaplikasikan oleh para arsitek untuk membuat untuk
membuat suatu bangunan untuk manghasilkan sesuatu yang dapat membuat perhatian orang tertuju pada
bangunan yang dirancangnya.
Untuk mengenang dan menandai kebesaran perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dibangunlah suatu
monumen yang megah menimbulkan inspirasi bagi generasi sekarang dan generasi masa datang.
Gagasan untuk mendirikan Monumen Nasional terwujud nyata pada waktu bangsa Indonesia memperingati
genap dua windu Republik Indonesia. Jakarta dipilih sebagai tempat yang paling layak untuk Monumen
Nasional ini karena bukan saja Jakarta sebagai Ibukota dan Pusat Pemerintahan Republik Indonesia, tetapi
juga dikenal sebagai kota Proklamasi.
Letak dari Monumen Masional yang berada pada tengah tengah kawasan Silang Monas. Disamping kanan
dan kiri Monumen Masional terdapat square berupa ruang terbuka yang sekarang dimanfaatkan sebagai taman
dan ruang publik merupakan orientasi dari bangunan bangunan yang ada pada kawasan silang Monas.
Monas termasuk dalam jenis monumental tunggal karena jelas dominasi unsur vertikal yang tegas, selain itu
objek lain berada sangat jauh dari Monas dikelilingi Lapangan Monas yang berbentuk trapesium dengan luas
800.000m2. Ruang bangunan Monas juga benar-benar bebas dari pengaruh bangunan lain
*) Ir. (UNDIP), Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang
Tugu Monumen Nasional sebagai Landmark Kawasan Silang Monas
perkembangan dunia arsitektur, bangunan- merupakan gambaran yang didasari oleh realitas
bangunan telah dikalasifikasikan menjadi fisik sebuah kota. Citra sebuah kota dibentuk oleh
beberapa kelompok. Salah satu diantaranya 5 elemen pokok, yaitu :
yaitu kelompok bangunan monumental, a). Path (Jalur)
yang dibagi menjadi bangunan monumental Merupakan rute-rute sirkulasi yang biasanya
tunggal dan bangunan monumental digunakan orang untuk melakukan pergerakan
kompleks. Kedua jenis bangunan tersebut dalam suatu wilayah kota yang menghubungkan
banyak sekali dijumpai di Indonesia. Pada satu tempat dengan tempat lain, jika identitas
umumnya bangunan monumental di elemen ini tidak jelas, maka kebanyakan orang
Indonesia berupa masjid, gereja, istana meragukan citra kota secara keseluruhan. Path
negara, kantor pengadilan, gedung balai mempunyai karakteristik tertentu yang memadai
kota, museum. dari lingkungan sekitarnya, konsentrasi dari
Monumen Nasional merupakan kegunaan khusus atau sepanjang path, kualitas
salah satu bangunan monumental yang keruangan yang khas, fasade atau tekstur lantai
sangat terkenal di Indonesia. Kesan yang khas, pencahayaan yang istimewa dan tipikal
monumental terlihat dari Tugunya yang dari lansekap kota.
memiliki ketinggian lebih dibandingkan b). Edges (Tepian)
bangunan sekitarnya menjadikan point of Merupakan batas antara dua kawasan dan
interest pada kawasan tersebut. Kemudian berfungsi sebagai pemutus linier, misalnya pantai,
penampakan bangunan dikaitkan dengan tembok, topografi, dan sebagainya. Edge
makna simbolis dan fisiologis. Karena merupakan pengakhiran dari sebuah distrik atau
berdasarkan tujuan dibangunnya Monumen batas dari distrik lainnya. Edge memiliki identitas
Nasional, yaitu untuk memperingati dan yang lebih baik jika kontinuitasnya tampak jelas
mengabadikan proklamasi kemerdekaan RI, batasnya. Demikian pula fungsi batasnya harus
serta mencerminkan jiwa perjuangan Bangsa jelas, membagi / menyatu.
Indonesia, maka arsitektur Tugu Nasional c). District (Kawasan)
dan dimensinya penuh mengandung Merupakan kawasan-kawasan kota dalam skala
lambang khas budaya bangsa Indonegsia 2 dimensi. Sebuah distrik memiliki ciri khas yang
mirip (bentuk, pola dan wujudnya) dan khas pula
TINJAUAN TEORI batasnya (awal dan akhir). Distrik mempunyai
Kevin Lynch mengungkapkan identitas yang lebih baik jika batasnya dibentuk
bahwa citra atau kesan dari suatu kota dengan jelas, dan dapat dilihat homogen, serta
2
Vol. 1 No. 2 - Desember 2004 MODUL ISSN 0853 2877
fungsi dan posisinya jelas. Karakteristik fisik landmark lainnya mempunyai identitas yang lebih
dari sebuah distrik adalah adanya baik jika bentuknya jelas dan unik dalam
kontinuitas tema yang konsisten dalam lingkungan, dan ada sekuen dari beberapa
komponen tekstur, ruang, bentuk, detail, landmark, serta ada pembedaan skala masing-
lambang, tipe bangunan, kegunaan, aktivitas masing.
penduduk, topografi.
d). Nodes (Simpul) Bangunan Monumental banyak sekali
Merupakan tempat strategis di sebuah terdapat di Indonesia. Dengan kemegahan dan
kota, dimana arah atau aktivitasnya saling keanggunannya bangunan- bangunan monumental
bertemu dan dapat diubah ke arah aktivitas tersebut tampak menghiasi banyak permukaan
lain, misal : persimpangan lalu lintas, lahan. Namun, sebenarnya apakah bangunan
stasiun, lapangan terbang, jembatan, kota monumental itu? Bagaimana suatu bangunan dapat
secara keseluruhan dalam skala makro, disebut sebagai bangunan monumental?
pasar, taman, square dan sebagainya. Node Apabila dilihat dari segi bahasanya,
adalah suatu tempat dimana orang Bangunan Monumental adalah suatu bangunan
mempunyai perasaan masuk dan keluar yang merupakan suatu hasil perwujudan dqari
dalam tempat yang sama. Node mempunyai fungsi- fungsi tertentu yang mencerminkan kesan-
identitas yang lebih baik jika tempatnya kesan atau nilai-nilai keagungan, kemegahan,
memiliki bentuk yang jelas (karena lebih kebesaran, kekuasaan, dsb, dimana ekspresi
mudah diingat) serta tampilan berbeda dari monumental ditampilkan lewat bentuk bangunan
lingkungannya, baik dari fungsi maupun maupun penataan tapak.
bentuknya. Suatu bangunan monumental dapat
digambarkan sebagai perwujudan suatu sculpture.
e). Landmark (Tengeran) Suatu struktur yang berdiri sendiri cenderung
Merupakan titik referensi seperti menjadi sculpture. Bila ada dua struktur maka
elemen node, tetapi orang tidak masuk ke diantara kedua struktur tersebut timbul daya
dalamnya karena hanya bisa dilihat dari luar. pengaruh yang saling timbal balik. Bila terdapat
Landmark adalah elemen eksternal dan banyak struktur dalam satu group, maka
merupakan bentuk visual yang menonjol perencanaan menjadi kompleks, dan ruang luar di
dari kota. Beberapa landmark hanya antara struktur-struktur tersebut cenderung
mempunyai arti di daerah kecil dan dapat menjadi ruang.
dilihat hanya di daerah itu, sedangkan
3
Tugu Monumen Nasional sebagai Landmark Kawasan Silang Monas
4
Vol. 1 No. 2 - Desember 2004 MODUL ISSN 0853 2877
60 1
5
Hubungan D/H dalam Arsitektur
Tugu Monumen Nasional sebagai Landmark Kawasan Silang Monas
Sedangkan perbandingan untuk plasa - Kesan yang ditampilkan mencakup nilai- nilai
adalah 1 D/H 2, bila D/H < 1, kewibawaan, resmi, terarah dan seimbang
ruang luar yang terjadi tidak akan - Pencapaian biasanya langsung menuju
menjadi sebuah plasa, tetapi menjadi bangunan utama
ruang dimana daya pengaruh timbal - Pola Sirkulasi utama cenderung monoton dan
balik antara bangunan bangunan statis sehingga menguatkan nilai bangunan
disekitarnya begitu kuat. Dan bila D/H utama dan melemahkan bangunan penunjang,
> 2 maka daya mengruang pada plasa biasanya dibantu dengan konsep axis
mulai berkurang atau daya pengaruh - Pengelompokan ruang dan fungsi berdasarkan
timbal balik diantara bangunan hirarki, ditampilkan dengan tegas
bangunan mulai bekerja. Jadi D/H - Tapak cenderung relatif luas
terletak dimana saja diantara 1 dan 2, Beberapa pendekatan dalam perancangan tapak
maka ruang luar yang terjadi akan bangunan monumental:
memiliki proporsi yang seimbang. -Penarikan masa utama menjauh dari main
Bagi arsitek yang penting adalah entrance
mencari dan mencoba bermacam-macam -Meninggikan pel massa bangunan utama
skala untuk dipakai sebagai standard dalam -Pencapaian dengan tingkatan- tingkatan
menciptakan ruang bain interior atau
eksterior. Skala ruang luar biasanya sukar
dipastikan dan tidak begitu jelas.
Dalam perancangan bangunan
monumental ada beberapa unsur yang
berperan yaitu :
1. Fisik bangunan
- Bentuk bangunan relatif meninggi
- Dominasi unsur-unsur vertikal
- Penampakan bangunan biasanya
dikaitkan dengan makna simbolis &
fisiologis
- Skala Monumental
2. Perancangan Tapak
6
Vol. 1 No. 2 - Desember 2004 MODUL ISSN 0853 2877
1
Tugu Monumen Nasional sebagai Landmark Kawasan Silang Monas
2
Vol. 1 No. 2 - Desember 2004 MODUL ISSN 0853 2877
3
Tugu Monumen Nasional sebagai Landmark Kawasan Silang Monas
3. Ruang Kemerdekaan
Ruang Tenang yang dirubah menjadi
Gambar 1 : Rencana induk koningsplain tahun Ruang Kemerdekaan berada di dalam
1892 cawan Tugu Nasional, berbentuk
amphiteater tertutup dengan di tengah-
tengah ruangan terdapat dinding persegi
empat.
4. Pelataran Cawan
Berbentuk lumpang segi empat
melingkari badan Tugu Nasional
berukuran 45m x 45m dan berada di
ketinggian 17m dari halaman Tugu
Nasional.. Dari pelataran cawan ini dapat
Gambar 2 : Rencana Induk Koningsplain tahun dilihat area lapangan Taman Monas
1937 oleh Ir. Thomas Karsten seluruhnya.
4
Vol. 1 No. 2 - Desember 2004 MODUL ISSN 0853 2877
5
Tugu Monumen Nasional sebagai Landmark Kawasan Silang Monas
dan rupa bangunan serta tektur dinding Pada Monas tampak bahwa massa
maupun lubang-lubangnya Utama benar benar berada di tengah
dari suatu lahan dan menimbulkan
Axis/ sumbu penguasaan yang menyeluruh
Konsep sumbu yang dipakai pada terhadap tapak, tidak tertumbuk.
konsep pembangunan Monumen Nasional Dengan demikian kesan monumental
ini dalam pencapaiannya menggunakan terasa lebih tegas. Apabila bangunan
sumbu yang tegas. Jadi untuk mencapai ke ditempatkan di dekat entrance, maka
bangunan utama dapat ditempuh dari pintu akan menumbuh bangunan
masuk dengan arah yang lurus. Dengan monumental tersebut. Selain itu ,
sumbu yang tegas ini, maka kesan dapat mengganggu keseluruhan
monumentalnya pun menjadi tegas dan tampak bangunan monumental.
fokus. Tetap ke tengah bangunan, tidak
berubeh-ubah.
6
Vol. 1 No. 2 - Desember 2004 MODUL ISSN 0853 2877
DAFTAR PUSTAKA