September 2018
SAYEMBARA DESAIN MUSEUM HAK ASASI MANUSIA OMAH MUNIR
A. LATAR BELAKANG
Disarikan dari berbagai sumber, dalam pengertiannya Hak Azasi Manusia (HAM)
menurut definisi para ahli mengatakan, Pengertian Hak Azasi Manusia (HAM)
adalah hak – hak dasar yang dimiliki setiap pribadi manusia sebagai anugerah
Tuhan yang dibawa sejak lahir. sedangkan pengertian HAM menurut Perserikatan
Bangsa – Bangsa (PBB) adalah hak yang melekat dengan kemanusiaan kita sendiri,
yang tanpa hak itu kita mustahil hidup sebagai manusia.
Setiap orang dilahirkan bebas dan setara dalam martabat dan hak. Bebas
diskriminasi, bebas hak hidup dengan aman, bebas dari perbudakan dan
penyiksaan, memiliki kedudukan yang sama di mata hukum, memiliki kedaulatan
pribadi, hak bebas berpindah, hak perlindungan suaka, hak kewarganegaraan, hak
kepemilikan, kebebasan berpikir dan berbicara, kebebasan berkumpul, memiliki
makanan dan tempat tinggal, hak pendidikan dan kesejahteraan dan masih
banyak lagi. Satu – satunya hal yang bukan “hak” kita adalah merampas kebebasan
dan hak orang lain
Dari pengertian Hak Azasi Manusia (HAM) dapat disimpulkan bahwa sebagai
anugerah dari Tuhan terhadap makhluknya, hak azasi tidak boleh dijauhkan atau
dipisahkan dari dipisahkan dari eksistensi pribadi individu atau manusia tersebut.
Hak azasi tidak bisa dilepas dengan kekuasaan atau dengan hal – hal lainnya. Bila
itu sampai terjadi akan memberikan dampak kepada manusia yakni manusia akan
kehilangan martabat yang sebenarnya menjadi inti nilai kemanusiaan.
Dasar-dasar HAM ini tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat atau
Declaration of Independence of USA serta yang tercantum dalam UUD 1945
Republik Indonesia, seperti yang terdapat pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29
ayat 2, pasal 31 ayat 1, serta pasal 30 ayat 1.
Sementara pengertian museum sendiri adalah suatu lembaga yang bersifat tetap
dan memberikan pelayanan terhadap kepentingan masyarakat dan kemajuannya
terbuka untuk umum tidak bertujuan semata-mata mencari keuntungan untuk
mengumpulkan, memelihara, meneliti, dan memamerkan benda- benda yang
merupakan tanda bukti evolusi alam dan manusia untuk tujuan studi, pendidikan,
dan rekreasi.
Gagasan membangun Museum HAM Omah Munir muncul dari Yayasan Museum
HAM Omah Munir yang telah mengelola Museum HAM Omah Munir sejak tahun
2013. Museum HAM Omah Munir digagas sebagai wadah pendidikan HAM
khususnya bagi generasi muda agar tumbuh menjadi warga yang cinta damai,
toleran dan mampu mengamalkan nilai – nilai HAM dalam kehidupan
bermasyarakat.
Museum ini juga ditujukan sebagai monumen bagi kita semua untuk bersama –
sama mencegah terulangnya tindak pelanggaran HAM di bumi Indonesia tercinta.
Banyak negara, seperti di Afrika Selatan, Kamboja, Korea Selatan, Argentina,
Jerman, Amerika Serikat dan Kanada, telah membangun Museum HAM sebagai
monumen sejarah bagi warganya agar sejarah kelam pelanggaran HAM yang
terjadi di masa lalu tidak terulang kembali. Selain itu, museum – museum HAM ini
juga berfungsi sebagai wahana pendidikan HAM bagi generasi penerus. Maka
penting bagi Indonesia yang telah menggariskan penegakkan nilai – nilai HAM di
UUD 1945 untuk memiliki Museum HAM dalam rangka mewujudkan komitmen
negara dan bangsa untuk menegakkan HAM dan membumikan prinsip – prinsip
HAM dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat
Kota Batu dipilih menjadi lokasi Museum HAM Omah Munir karena almarhum
Munir yang dikenal sebagai pembela HAM dan telah menerima penghargaan
internasional Rights Livelihood Award lahir dan besar di kota Batu.
Karena fasilitas fisik yang terbatas, Museum HAM Omah Munir yang sekarang
tidak mampu menampung animo publik yang semakin meningkat, terutama untuk
menjadi wadah bagi pendidikan dan pelatihan HAM bagi guru dan siswa. Oleh
karena itu Yayasan Museum HAM Omah Munir berinisiatif untuk membangun
Gedung Museum HAM Omah Munir yang baru. Inisiatif ini disambut baik oleh
Pemerintah Kota Batu yang meminjamkan lahan untuk bangunan Museum HAM
sedangkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengalokasikan anggaran untuk
pembangunannya.
VISI
MISI
Tujuan dari sayembara ini adalah menciptakan suatu wadah yang mampu
menampung segala hal tentang aktifitas ditegakannya hak azasi manusia
D. PEDOMAN PERENCANAAN
E. TARGET PERANCANGAN
Desain diharapkan dapat menjawab kebutuhan dan tuntutan desain yang diminta,
yaitu:
1. Konsep Arsitektur Kota; konteks bangunan dengan kawasan sekitar lokasi
Museum HAM yang merupakan kawasan permukiman penduduk, namun
berdekatan dengan Pusat Kota Batu dengan segala fasilitas perkotaannya.
Desain harus mempertimbangkan master plan kawasan agar selaras dengan
pengembangan perencanaan dan perancangan kawasan.
6. Desain Ruang Dalam terbagi atas 2 (dua) zona, yaitu zona public dan zona
non public. Zona public terbagi atas ruang koleksi dan ruang non koleksi,
sementara zona non public terbagi atas ruang koleksi, non koleksi dan
keamanan berlapis.
7. Penyediaan aksesibilitas; bagi para difabel baik di area dalam dan luar
bangunan serta lingkungannya.
Batas-batas Lahan
Utara : Perumahan warga dan Lahan
Timur : Perumahan warga dan Lahan
Selatan : Lahan milik warga
Barat : Perumahan warga
G. PETA LOKASI
H. PROGRAM RUANG
8. Persyaratan ruang
Ruang untuk memperagakan hasil karya seni, benda-benda budaya dan ilmu
pengetahuan harus memenuhi persyaratan berikut:
a. Benar – benar terlindung dari pengrusakan, pencurian, kebakaran,
kelembaban, kekeringan, cahaya matahari langsung
b. Setiap peragaan harus mendapat pencahayaan yang baikTeknik
peletakan dan penyajian
c. Teknik perletakan
Teknik perletakan koleksi museum ada 2 jenis, yaitu:
Diaroma, yang mampu menggambarkan suatu peristiwa
tertentu.
Audio Visual dokumen – dokumen, dilengkapi dengan penunjang
suasana serta background berupa lukisan atau poster
d. Metode penyajian
Standard teknis penyajian sangat mengikat sehingga tidak tergantung
pada selera atau orang saja. Standard teknik penyajian ini meliputi:
Ukuran minimal Vitrin dan Panil, tata cahaya, tata warna, tata letak,
tata pengamanan, tata suara, lebeling dan foto penunjang.
I. BENTUK SAYEMBARA
Peserta dapat memasukan usulan lebih dari 1 alternatif karya desain. Peserta
mendapat kebebasan penuh untuk melakukan kajian tersendiri terhadap
permasalahan berdasarkan data dan informasi yang tersedia.
Contoh:
Konsep Makro panel 01.jpeg
Konsep Mikro panel 02.jpeg
Site plan panel 03.jpeg
Dan seterusnya
2. Daftar Gambar
Daftar gambar – gambar (skala gambar bebas namun terukur, disarankan
memberikan skala batang)
a. Panel Gallery Title
b. 3 Panel Presentasi yang terdiri dari konsep-Konsep, yang memuat:
Konsep secara makro 1 panel
Konsep secara mikro dan hal-hal lain yang dianggap penting dan
perlu dikemukakan
Laporan Perancangan memperlihatkan Skema Bahan, Skema
Warna serta Taksiran biaya
d. 6 Panel Tambahan
Konsep Green Site
Konsep Green Building (General)
Konsep Air
Konsep Energi
Konsep Pencahayaan
Konsep Pengkondisian Udara
2. Susunan Pelaksana
Penanggung Jawab : IAI Malang
Penasehat : Didiek Suharjanto, IAI
L. PENGHARGAAN SAYEMBARA
N. JADWAL SAYEMBARA
1. Pemrakarsa
Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Batu Provinsi Jawa Timur
2. Penyelenggara
Bidang Sayembara Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Malang
3. Peserta
a. Peserta dapat terdiri atas perseorangan, kelompok (tim). Bagi peserta
yang berkelompok diperkenankan hanya Ketua Kelompok yang
memiliki SKA yang diterbitkan oleh IAI.
b. Setiap Kelompok boleh mengirimkan proposal / karya lebih dari 1
(satu) alternatif namun dalam pendaftaran yang berbeda.
c. Bagi para Pemenang, proposal/karya yang diserahkan/dilombakan
harus asli dan bukan dari hasil plagiasi baik secara keseluruhan
maupun sebagian dari hasil karya orang;
d. Seluruh peserta yang memasukan proposal/karya mendapatkan
sertifikat sayembara.
e. Keputusan Panitia Penyelenggara adalah mutlak dan tidak dapat
diganggu gugat serta tidak diadakan korespondensi terhadap
pengumuman pemenang sayembara.
5. Pengamatan Lokasi
Peserta dianjurkan untuk dapat melakukan pengamatan lokasi agar dapat
lebih memahami keadaan yang sesungguhnya secara lebih mendalam.
6. Rapat Penjelasan Sayembara
Rapat penjelasan sayembara akan diadakan pada jadwal yang telah
ditentukan pada tanggal 1 October 2018 dengan penentuan waktu dan
tempat akan disampaikan kemudian. Para calon peserta diharapkan dapat
hadir dan atau mengirimkan wakilnya pada acara tersebut. Hasil keputusan
Aanwijzing akan menjadi Berita Acara dan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari dokumen penyelenggaraan sayembara.
8. Format penyajian
a. Persyaratan Persyaratan penilaian:
01. Peserta memenuhi kelengkapan administrasi;
02. Peserta memenuhi persyaratan teknis pemasukan materi dan
format penyajian sayembara;
03. Peserta memasukkan karya sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. (apabila melewati tenggat waktu maka sistem
secara otomatis akan menolak karya yang masuk)
O. PENUTUP
Hal-hal lain yang belum jelas, yang tercantum dalam KAK dan lampiran-lampiran
ini, akan ditentukan kemudian dalam Berita Acara Penjelasan.