Anda di halaman 1dari 15

KERANGKA ACUAN KERJA

SAYEMBARA DESAIN MUSEUM HAK ASASI MANUSIA OMAH MUNIR

Penyelenggara: Bidang Sayembara


Ikatan Arsitek Indonesia Wilayah MALANG

Bekerja sama dengan


Pemerintah Kota Batu Provinsi Jawa Timur

September 2018
SAYEMBARA DESAIN MUSEUM HAK ASASI MANUSIA OMAH MUNIR

A. LATAR BELAKANG

Disarikan dari berbagai sumber, dalam pengertiannya Hak Azasi Manusia (HAM)
menurut definisi para ahli mengatakan, Pengertian Hak Azasi Manusia (HAM)
adalah hak – hak dasar yang dimiliki setiap pribadi manusia sebagai anugerah
Tuhan yang dibawa sejak lahir. sedangkan pengertian HAM menurut Perserikatan
Bangsa – Bangsa (PBB) adalah hak yang melekat dengan kemanusiaan kita sendiri,
yang tanpa hak itu kita mustahil hidup sebagai manusia.

Setiap orang dilahirkan bebas dan setara dalam martabat dan hak. Bebas
diskriminasi, bebas hak hidup dengan aman, bebas dari perbudakan dan
penyiksaan, memiliki kedudukan yang sama di mata hukum, memiliki kedaulatan
pribadi, hak bebas berpindah, hak perlindungan suaka, hak kewarganegaraan, hak
kepemilikan, kebebasan berpikir dan berbicara, kebebasan berkumpul, memiliki
makanan dan tempat tinggal, hak pendidikan dan kesejahteraan dan masih
banyak lagi. Satu – satunya hal yang bukan “hak” kita adalah merampas kebebasan
dan hak orang lain

Dari pengertian Hak Azasi Manusia (HAM) dapat disimpulkan bahwa sebagai
anugerah dari Tuhan terhadap makhluknya, hak azasi tidak boleh dijauhkan atau
dipisahkan dari dipisahkan dari eksistensi pribadi individu atau manusia tersebut.
Hak azasi tidak bisa dilepas dengan kekuasaan atau dengan hal – hal lainnya. Bila
itu sampai terjadi akan memberikan dampak kepada manusia yakni manusia akan
kehilangan martabat yang sebenarnya menjadi inti nilai kemanusiaan.

Dasar-dasar HAM ini tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat atau
Declaration of Independence of USA serta yang tercantum dalam UUD 1945
Republik Indonesia, seperti yang terdapat pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29
ayat 2, pasal 31 ayat 1, serta pasal 30 ayat 1.

Dalam sejarah peradaban manusia baik di Indonesia maupun di tingkat


internasional, telah banyak terjadi pelanggaran HAM baik dalam konteks situasi
perang maupun damai. Negara-negara telah mengakui bahwa pelanggaran HAM
adalah kejahatan terhadap kemanusiaaan, sebagaimana ditunjukkan dengan
diratifikasinya berbagai instrumen HAM internasional seperti Konvensi
Internasional Hak-hak Sipil. Selain itu baik negara, organisasi non-negara maupun
masyarakat sipil menyelenggarakan banyak upaya untuk menegakkan prinsip-
prinsip universal hak asasi manusia melalui pendidikan, publikasi, seni budaya dan
advokasi.

Salah satu upaya untuk memperkokoh penghormatan dan penegakkan prinsip-


prinsip HAM adalah dengan membangun Museum HAM. Beberapa Museum yang
telah dikenal secara internasional antara lain adalah Genocide Museum di
Kamboja, Apartheid Museum di Afrika Selatan, ESMA Museum di Argentina dan
Canadian Museum of Human Rights. Museum-museum dibangun dalam rangka
mendidik publik, terutama generasi penerus agar menghormati dan menegakkan
nilai-nilai HAM agar pelanggaran-pelanggaran HAM di masa lalu tidak terulang
kembali.

Sementara pengertian museum sendiri adalah suatu lembaga yang bersifat tetap
dan memberikan pelayanan terhadap kepentingan masyarakat dan kemajuannya
terbuka untuk umum tidak bertujuan semata-mata mencari keuntungan untuk
mengumpulkan, memelihara, meneliti, dan memamerkan benda- benda yang
merupakan tanda bukti evolusi alam dan manusia untuk tujuan studi, pendidikan,
dan rekreasi.

Sebagai negara yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip HAM, penting bagi


Indonesia untuk memiliki Museum HAM sebagai wadah pendidikan bagi generasi
penerus mengenai sejarah penegakkan HAM di Indonesia serta ajang bagi
berbagai kegiatan pendidikan HAM.

B. MUSEUM HAM OMAH MUNIR

Gagasan membangun Museum HAM Omah Munir muncul dari Yayasan Museum
HAM Omah Munir yang telah mengelola Museum HAM Omah Munir sejak tahun
2013. Museum HAM Omah Munir digagas sebagai wadah pendidikan HAM
khususnya bagi generasi muda agar tumbuh menjadi warga yang cinta damai,
toleran dan mampu mengamalkan nilai – nilai HAM dalam kehidupan
bermasyarakat.

Museum ini juga ditujukan sebagai monumen bagi kita semua untuk bersama –
sama mencegah terulangnya tindak pelanggaran HAM di bumi Indonesia tercinta.
Banyak negara, seperti di Afrika Selatan, Kamboja, Korea Selatan, Argentina,
Jerman, Amerika Serikat dan Kanada, telah membangun Museum HAM sebagai
monumen sejarah bagi warganya agar sejarah kelam pelanggaran HAM yang
terjadi di masa lalu tidak terulang kembali. Selain itu, museum – museum HAM ini
juga berfungsi sebagai wahana pendidikan HAM bagi generasi penerus. Maka
penting bagi Indonesia yang telah menggariskan penegakkan nilai – nilai HAM di
UUD 1945 untuk memiliki Museum HAM dalam rangka mewujudkan komitmen
negara dan bangsa untuk menegakkan HAM dan membumikan prinsip – prinsip
HAM dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat

Kota Batu dipilih menjadi lokasi Museum HAM Omah Munir karena almarhum
Munir yang dikenal sebagai pembela HAM dan telah menerima penghargaan
internasional Rights Livelihood Award lahir dan besar di kota Batu.

Karena fasilitas fisik yang terbatas, Museum HAM Omah Munir yang sekarang
tidak mampu menampung animo publik yang semakin meningkat, terutama untuk
menjadi wadah bagi pendidikan dan pelatihan HAM bagi guru dan siswa. Oleh
karena itu Yayasan Museum HAM Omah Munir berinisiatif untuk membangun
Gedung Museum HAM Omah Munir yang baru. Inisiatif ini disambut baik oleh
Pemerintah Kota Batu yang meminjamkan lahan untuk bangunan Museum HAM
sedangkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengalokasikan anggaran untuk
pembangunannya.

Ikatan Arsitek Indonesia Wilayah Malang bekerjasama dengan Yayasan Museum


HAM Omah Munir untuk menyelenggarakan Sayembara Desain Museum HAM
Omah Munir.

VISI

Bangsa Indonesia menghormati dan menegakkan prinsip – prinsip HAM dalam


semua aspek kehidupan bermasyarakat

MISI

• Membangun Museum HAM, yang merupakan museum HAM pertama di Asia


Tenggara. Museum ini menampilkan eksebisi tentang sejarah
perkembangan perjuangan HAM di Indonesia.

• Mengembangkan Program pendidikan HAM melalui diskusi, lokakarya,


penerbitan, pelatihan serta kegiatan seni.

• Selain itu juga menciptakan wahana bagi masyarakat Indonesia terutama


generasi muda Indonesia untuk meningkatkan pemahaman serta
membumikan prinsip – prinsip HAM dalam kehidupan bermasyarakat
melalui pendidikan

C. TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan dari sayembara ini adalah menciptakan suatu wadah yang mampu
menampung segala hal tentang aktifitas ditegakannya hak azasi manusia

Sasarannya adalah terwujud sebuah bangunan yang di dalamnya akan


menampung semua informasi dan perkembangan tentang hak azasi manusia di
Indonesia

D. PEDOMAN PERENCANAAN

Peserta Sayembara Desain ini dalam melaksanakan usulannya harus berpedoman


pada ketentuan yang berlaku sebagai berikut:

1. Dasar Hukum bersifat teknis:


a. Undang – Undang Republik Indonesia No.18 Tahun 199 tentang Jasa
Konstruksi
b. Undang – Undang Republik Indonesia No.28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung
c. Undang-undang tentang Tata Ruang
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.36 Tahun 2005 tentang
Bangunan Gedung
e. Kepmen PU No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung
f. Kepmen PU No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Aksesibilitas pada Bangunan dan Lingkungan
g. Kepmen PU No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan
terhadap Bahaya Kebakaran pada BangunanGedung dan Lingkungan
h. Kepmenkimpraswil No. 332/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Gedung Negara.
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 03/Prt/M/2014/2011
Tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, Dan Pemanfaatan
Prasarana Dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki Di Kawasan Perkotaan

2. Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku:

a. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung,


SNI 03-1726- 2002
b. Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI
2002
c. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung SNI 03-
1729-2002 d. Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia 2002
d. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Bangunan Gedung 1983

E. TARGET PERANCANGAN

Desain diharapkan dapat menjawab kebutuhan dan tuntutan desain yang diminta,
yaitu:
1. Konsep Arsitektur Kota; konteks bangunan dengan kawasan sekitar lokasi
Museum HAM yang merupakan kawasan permukiman penduduk, namun
berdekatan dengan Pusat Kota Batu dengan segala fasilitas perkotaannya.
Desain harus mempertimbangkan master plan kawasan agar selaras dengan
pengembangan perencanaan dan perancangan kawasan.

2. Arsitektur Gedung Museum Hak Asasi Manusia; bukan merupakan tiruan


dari bangunan yang telah ada dan dapat merepresentasikan bangunan
Museum yang inovatif dan progresif dan sekaligus adaptif terhadap
perkembangan arsitektur kedepan.
3. Arsitektur Gedung Museum Hak Asasi Manusia; memiliki karakter kuat (well-
designed) dan khas mengedepankan identitas Museum dengan ciri Hak Asasi
Manusia, mengingat obyek tersebut diharapkan juga menjadi Land Mark
baru untuk kawasan Pusat Kota Batu.

4. Arsitektur Gedung Museum Hak Asasi Manusia; mempertimbangan aspek


iklim tropis serta mendukung upaya penggunaan energi yang efisien dan
pemanfaatan maksimal potensi tata cahaya dan udara secara cerdas.

5. Desain Tata Ruang Dalam; yang berkesan ringan, mencerminkan efisiensi


penggunaan ruang, fleksibel dengan desain Detail Teknis Bangunan, desain
yang terintegrasi dengan sistem struktur, mekanikal, elektrikal, dan sistem
IT yang canggih serta perawatan bangunan yang tepat guna dan efisien bagi
sebuah bangunan museum.

6. Desain Ruang Dalam terbagi atas 2 (dua) zona, yaitu zona public dan zona
non public. Zona public terbagi atas ruang koleksi dan ruang non koleksi,
sementara zona non public terbagi atas ruang koleksi, non koleksi dan
keamanan berlapis.

7. Penyediaan aksesibilitas; bagi para difabel baik di area dalam dan luar
bangunan serta lingkungannya.

8. Taksiran biaya pembangunannya; masih dalam koridor yang wajar bagi


ukuran bangunan yang dimiliki Pemerintah Kota Batu. Spesifikasi teknisnya
diupayakan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat dan
diutamakan menggunakan kandungan lokal yang paling optimal. Material
dengan kandungan non lokal, baik finishing Arsitektur maupun mekanikal
elektrikal masih memungkinkan dengan alasan fungsional dan kewajaran.
Keseimbangan antara pertimbangan ekonomis dengan kualitas yang wajar
(reasonable), pendekatan systemwide dalam perancangan, mencakup
penerapan standar dan modul yang fleksibel baik untuk material maupun
peralatan.

9. Optimum Reliability; dengan memperhatikan durable design details, praktis


dan mudah dalam pemeliharaan.

10. Mengadopsi prinsip – prinsip arsitektur berkelanjutan (sustainable


architecture) dan arsitektur hijau (Green Architecture).

11. Rancangan mempertimbangkan kemudahaan pelaksanaan melalui metode


pelaksanaan yang menggunakan energi yang rendah dalam proses
konstruksi.
F. BATASAN DAN PERMINTAAN

Lokasi : Jln. Sultan Hasan Halim – Kota Batu


Luas Lahan : 2000 m2

Batas-batas Lahan
Utara : Perumahan warga dan Lahan
Timur : Perumahan warga dan Lahan
Selatan : Lahan milik warga
Barat : Perumahan warga

G. PETA LOKASI
H. PROGRAM RUANG

1. Berdasarkan tingkat wilayah dan lokasi, Museum HAM ini merupakan


museum Regional

2. Berdasarkan jenis koleksi merupakan jenis museum khusus, dimana


koleksinya khusus mengenai hal – hal yang berhubungan dengan peristiwa
yang terjadi dan berhubungan dengan Hak Azasi Manusia

3. Berdasarkan penyelenggaraannya merupakan museum yang dikelola oleh


yayasan

4. Berdasarkan golongan ilmu pengetahuan yang tersirat dalam museum,


termasuk museum Ilmu Sejarah dan Kebudayaan

5. Standard ruang pamer


Merencanakan sistematika penyajian sesuai dengan tema terpilih, yaitu
Museum HAM, jenis penyajiannya tersebut:
 sistem menurut kronologis
 sistem menurut fungsi & Metode Penyajian
 sistem menurut jenis & bahan koleksi

6. Standard luas ruang obyek pameran


Menyesuaikan materi pameran yang akan ditampilkan

7. Standard visual obyek pamer


Galeri dan ruang pameran harus merupakan sebuah lingkungan visual yang
murni, tanpa kekacauan visual (termostat, alat pengukur suhu/ kelembaban,
alat pemadam kebakaran, akses panel, signage, dan sebagainya). Bahan
permukaan display tidak boleh dapat teridentifikasi (secara pola atau
tekstur). Permukaannya harus dapat dengan mudah di cat, sehingga warna
dapat diatur menyesuaikan setiap pameran.

8. Persyaratan ruang
Ruang untuk memperagakan hasil karya seni, benda-benda budaya dan ilmu
pengetahuan harus memenuhi persyaratan berikut:
a. Benar – benar terlindung dari pengrusakan, pencurian, kebakaran,
kelembaban, kekeringan, cahaya matahari langsung
b. Setiap peragaan harus mendapat pencahayaan yang baikTeknik
peletakan dan penyajian
c. Teknik perletakan
Teknik perletakan koleksi museum ada 2 jenis, yaitu:
 Diaroma, yang mampu menggambarkan suatu peristiwa
tertentu.
 Audio Visual dokumen – dokumen, dilengkapi dengan penunjang
suasana serta background berupa lukisan atau poster

d. Metode penyajian
Standard teknis penyajian sangat mengikat sehingga tidak tergantung
pada selera atau orang saja. Standard teknik penyajian ini meliputi:
Ukuran minimal Vitrin dan Panil, tata cahaya, tata warna, tata letak,
tata pengamanan, tata suara, lebeling dan foto penunjang.

Pemeran dalam museum harus mempunya daya tarik tertentu untuk


sedikitnya dalam jangka waktu 5 tahun, maka sebuah pameran harus
di buat dengan menggunakan suatu metode. Dari sini dapat diketahui
ada 3 kelompok besar motivasi pengunjung museum, yaitu:

 Motivasi pengunjung untuk melihat keindahan koleksi-koleksi


yang dipamerkan
 Motivasi pengunjung untuk menambah pengetahuan setelah
meliahat koleksi – koleksi yang dipamerkan
 Motivasi pengunjung untuk melihat serta merasakan suatu
suasana tertentu pada pameran tertentu.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dapat memuaskan ke 3


motivasi tersebut, metode – metode yang dimaksud adalah: 


 Metode penyajian artistik, yaitu memamerkan koleksi – koleksi


secara estetik 

 Metode penyajian intelektual atau edukatif, yaitu tidak hanya
memamerkan koleksi bendanya saja, tetapi juga semua hal yang
berkaitan dengan benda tersebut. 


9. Persyaratan pencahayaan pada museum


Persyaratan pencahayaan pada museum merupakan gabungan antara
pencahayaan alami dan buatan.

10. Persyaratan elemen pendukung museum


a. Temperature dan kelembaban
b. Penghawaan
c. Akustik
d. Keamanan

I. BENTUK SAYEMBARA

Sayembara Desain Arsitektur Museum HAM merupakan Sayembara Pra


Rancangan (preliminary design).
J. MATERI SAYEMBARA

Peserta dapat memasukan usulan lebih dari 1 alternatif karya desain. Peserta
mendapat kebebasan penuh untuk melakukan kajian tersendiri terhadap
permasalahan berdasarkan data dan informasi yang tersedia.

Peserta diminta mengumpulkan materi dalam bentuk:

1. Materi Soft Copy


a. Mengunggah karya dengan ketentuan panel presentasi sebagai
berikut:
 Panel Gambar berjumlah 16 buah dan Panel Gallery Title 1 buah;
 Format file panel adalah .jpeg dengan file maksimal 1000
kb/panel;
 Gambar pada panel disusun dengan format A2 portrait.
 Tidak diperkenankan mencantumkan identitas pendaftaran
pada masing-masing panel
 Penamaan file per-halaman adalah menurut urutan no.lembar,
dimulai dari gambar konsep-konsep, site plan, dan seterusnya.
 Bila ada animasi, diharapkan menggunakan format mp4

Contoh:
 Konsep Makro panel 01.jpeg
 Konsep Mikro panel 02.jpeg
 Site plan panel 03.jpeg
 Dan seterusnya

2. Daftar Gambar
Daftar gambar – gambar (skala gambar bebas namun terukur, disarankan
memberikan skala batang)
a. Panel Gallery Title
b. 3 Panel Presentasi yang terdiri dari konsep-Konsep, yang memuat:
 Konsep secara makro 1 panel
 Konsep secara mikro dan hal-hal lain yang dianggap penting dan
perlu dikemukakan
 Laporan Perancangan memperlihatkan Skema Bahan, Skema
Warna serta Taksiran biaya

c. 7 Panel yang terdiri dari gambar – gambar dengan skala sesuai


proporsi pada bidang panel 3 Panel Presentasi yang terdiri dari:
 Gambar Situasi, yang menunjukan posisi bangunan di dalam
tapak terhadap lingkungan berdasarkan Panduan Rancang Kota/
Keterangan Rancang Kota dan Rencana kawasan di sekitar
Museum HAM
 Gambar Rencana Tapak, gambar yang menunjukan hubungan
denah bangunan dan tata ruang luar/penghijauan di dalam
kawasan tapak
 Gambar Denah, gambar yang menunjukan susunan tata ruang
dalam bangunan yang berskala dan menerangkan peil lantai
 Tampak Bangunan, gambar yang menunjukan pandangan
keempat sisi/arah bangunan
 Potongan Bangunan, gambar secara memanjang dan melintang
untuk menunjukan secara garis besar penampang dan sistem
struktur bangunan
 Perspektif eksterior, memperlihatkan bangunan dari arah
entrance atau arah lain yang dianggap perlu secara man eye
view, bird eye view, maupun view lain yang dianggap baik.
 Perspektif Interior, utama memperlihatkan area lobby, dan
ruang – ruang lain yang dianggap perlu.

d. 6 Panel Tambahan
 Konsep Green Site
 Konsep Green Building (General)
 Konsep Air
 Konsep Energi
 Konsep Pencahayaan
 Konsep Pengkondisian Udara

K. SUSUNAN PANITIA PENGARAH, JURI TEKNIS DAN DEWAN JURI

1. Susunan Panitia Pengarah:


Nama Institusi
Indria Smita Notosusanto Omah Munir
Drs. Sinarto Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Drs. Imam Suryono, MM. Pemerintah Kota Batu
Ar. Sahirwan, IAI IAI Malang

2. Susunan Pelaksana
Penanggung Jawab : IAI Malang
Penasehat : Didiek Suharjanto, IAI

Ketua Pelaksana : Imam Santoso, IAI


Wakil Pelaksana : Wahyu Prasetyawan, IAI
Sekretaris : Yessy Carpina Dewi, ST., MT.
Bendahara : Nurul Hidajati Ks. Hadie, IAI

Sie Publikasi : M. Chottob, IAI


Farid Yudha Umbara, ST
Sie Perlengkapan : Sirly Intan, ST.
IMA UB
IMA UNMER
IMA ITN
IMA UIN

Sie Acara : Josaf Sayoko, IAI

3. Susunan Dewan Juri:


Nama Keterangan
Butet Kartaredjasa Seniman
Dr. Andi Achdian, SS., M.Si Sejarawan
Himawan Pemerhati Museum
Ar. Baskoro Tedjo, IAI Arsitek Profesional
Dr. Ir. H. A. Tutut Subadyo, MSiL Arsitek Akademisi

L. PENGHARGAAN SAYEMBARA

Penghargaan bagi para pemenang sayembara seluruhnya adalah sebesar Rp


220.000.000,- (Dua Ratus Dua Puluh Juta Rupiah), dengan rincian masing – masing
adalah :

Pemenang Uraian Jumlah

Utama Uang Tunai Rp. 150.000.000,-


Penghargaan 1 Uang Tunai Rp. 50.000.000,-
Penghargaan 2 Uang Tunai Rp. 20.000.000,-

M. SYARAT DAN KONDISI PEMENANG UTAMA

1. Seluruh materi sayembara menjadi milik panitia penyelenggara dan


promotor dengan hak cipta karya milik peserta.
2. Status pemenang selanjutnya akan mengikuti aturan – aturan yang berlaku
secara umum dan secara hukum di lingkungan Pemerintah RI, sejauh tidak
melanggar Kode Etik dan Kaidah Tata Laku IAI.
3. Pemenang Utama sayembara diwajibkan menyelesaikan dan menyerahkan
dokumen Konsep Rancangan dan Prarancangan/Skematik Desain
berdasarkan masukan catatan dari Dewan Juri dan Pemberi Tugas

N. JADWAL SAYEMBARA

24 September 2018 : Launching Pendaftaran Sayembara


24 Sept – 10 Nov 2018 : Pendaftaran Sayembara
1 October 2018 : Technikal Meeting
29 Sept – 10 Nov 2018 : Pengumpulan Karya Sayembara
5 December 2018 : Pengumuman 5 Besar Pemenang
5 – 12 December 2018 : Pameran Karya Sayembara
10 December 2018 : Ground Breaking Museum HAM – Malang

1. Pemrakarsa
Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Batu Provinsi Jawa Timur

2. Penyelenggara
Bidang Sayembara Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Malang

3. Peserta
a. Peserta dapat terdiri atas perseorangan, kelompok (tim). Bagi peserta
yang berkelompok diperkenankan hanya Ketua Kelompok yang
memiliki SKA yang diterbitkan oleh IAI.
b. Setiap Kelompok boleh mengirimkan proposal / karya lebih dari 1
(satu) alternatif namun dalam pendaftaran yang berbeda.
c. Bagi para Pemenang, proposal/karya yang diserahkan/dilombakan
harus asli dan bukan dari hasil plagiasi baik secara keseluruhan
maupun sebagian dari hasil karya orang;
d. Seluruh peserta yang memasukan proposal/karya mendapatkan
sertifikat sayembara.
e. Keputusan Panitia Penyelenggara adalah mutlak dan tidak dapat
diganggu gugat serta tidak diadakan korespondensi terhadap
pengumuman pemenang sayembara.

4. Pendaftaran/Pengambilan Berkas Sayembara Peserta


a. Peserta sayembara tidak dipungut biaya apapun.
b. Mengirimkan email dengan subyek: nama peserta/ketua kelompok
dengan lampiran berupa kartu anggota IAI dan SKA yang diterbitkan
IAI ke sayembaramuseumham@gmail.com .
c. Registrasi dilakukan melalui situs www.iai-
arema.com/2018/09/sayembara-museum-ham.html.
d. Mengunduh berkas Sayembara Desain Museum HAM Omah Munir
diterima dalam bentuk softcopy format PDF yang berisi antara lain:
01. Materi Kerangka Acuan Kerja (KAK) ( .pdf )
02. Foto-foto eksisting ( .pdf )
03. Gambar SITE ( .dwg )

e. Waktu pengunduhan berkas sayembara dapat dilakukan setiap saat


sampai batas waktu pendaftaran dinyatakan ditutup.

5. Pengamatan Lokasi
Peserta dianjurkan untuk dapat melakukan pengamatan lokasi agar dapat
lebih memahami keadaan yang sesungguhnya secara lebih mendalam.
6. Rapat Penjelasan Sayembara
Rapat penjelasan sayembara akan diadakan pada jadwal yang telah
ditentukan pada tanggal 1 October 2018 dengan penentuan waktu dan
tempat akan disampaikan kemudian. Para calon peserta diharapkan dapat
hadir dan atau mengirimkan wakilnya pada acara tersebut. Hasil keputusan
Aanwijzing akan menjadi Berita Acara dan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari dokumen penyelenggaraan sayembara.

7. Pemasukan Karya Sayembara


Pemasukan Karya sayembara dapat diunggah melalui situs www.iai-
arema.com/2018/09/sayembara-museum-ham.html (syarat dan ketentuan
berlaku). Tata cara mengunggah diatur dalam Menu TATA CARA pada situs
www.iai-arema.com/2018/09/sayembara-museum-ham.html

8. Format penyajian
a. Persyaratan Persyaratan penilaian:
01. Peserta memenuhi kelengkapan administrasi;
02. Peserta memenuhi persyaratan teknis pemasukan materi dan
format penyajian sayembara;
03. Peserta memasukkan karya sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. (apabila melewati tenggat waktu maka sistem
secara otomatis akan menolak karya yang masuk)

b. Peserta dinyatakan diskualifikasi, bila:


01. Tidak memiliki SKA yang diterbitkan IAI
02. Peserta berafiliasi dengan Dewan Juri, baik secara pribadi
maupun profesional.
03. Peserta melakukan komunikasi dalam bentuk apapun pada
anggota Dewan Juri selama masa penyelenggaraan sayembara;
04. Peserta membuka identitas dirinya dalam bentuk apapun yang
akan mempengaruhi proses penilaian juri
05. Karya dibuat melebihi batas ukuran tapak dan ketentuan (KDB,
KLB, dan lainnya) yang disayembarakan
06. Dokumen karya peserta mempunyai tanda-tanda lain diluar
persyaratan;
07. Prakiraan anggaran biaya konstruksi melebihi yang
dipersyaratkan oleh panitia.

9. Pemasukan Karya Sayembara


Pemasukan karya sayembara dilakukan sesuai jadwal yang tercantum dalam
KAK ini, melalui website www.iai-arema.com/2018/09/sayembara-
museum-ham.html dengan menggunakan protokol yang ada pada website
tersebut.
10. Jadwal Sayembara
Jadwal pelaksanaan sayembara dapat didownload pada website www.iai-
arema.com/2018/09/sayembara-museum-ham.html .

O. PENUTUP

Hal-hal lain yang belum jelas, yang tercantum dalam KAK dan lampiran-lampiran
ini, akan ditentukan kemudian dalam Berita Acara Penjelasan.

Malang, 24 September 2018

IKATAN ARSITEK INDONESIA MALANG Bidang Sayembara

Anda mungkin juga menyukai