1)
Mahasiswa Teknik Arsitektur, Fakultas Tekik, Unika Darma Cendika Surabaya
Email: tito.tasiribubut@student.ukdc.ac.id
ABSTRAK
Bangunan arsitektur memiliki tiga keutamaan yaitu kekokohan, fungsi dan keindahan.
Kekokohan adalah hal yang paling utama demi menunjang fungsi dari bangunan serta demi
keselamatan pengguna bangunan. Pada kurun waktu setelah tahun 1900-an, perkembangan
arsitektur kolonial belanda yang dikembangkan merupakan bentuk modern yang berkembang
pada saat itu di Eropa dan telah disesuaikan dengan iklim tropis Indonesia selain penyesuaian
iklim juga penyesuaian budaya masyarakat setempat. Penelitian ini berkenan dengan Langgam,
Struktur, dan Fasad arsitektur kolonial pada Gedung Restoran Hallo Surabaya, yang akan
berpumpun pada penelitian yang bersifat bukti enpiris lapangan yang ditentukan yang ditentukan
pada studi kasus, yang ditentukan berdasarkan tingkat paparan terhadap pengaruh budaya dan
arsitektur local. Hasil dari penelitian ini dapat diketahui sejauh mana ekspresi langgam arsitektur
yang dipengaruhi oleh unsur-unsur budaya dan arsitektur kolonial berdasarkan konsep yang
melandasinya, selain itu juga dapat mengungkap material, elemen serta ornament yang melekat
pada bangunan Gedung Hallo Surabaya.
Kata Kunci: Arsitektur Kolonial, Gedung Halo Surabaya, Langgam, Fasad, Struktur.
ABSTRACK
Architectural buildings have three virtues, namely robustness, function and beauty. Robustness
is the most important thing in order to support the function of the building and for the safety of
building users. In the period after 1900's, the development of Dutch colonial architecture that
was developed was a modern form that was developing at that time in Europe and had been
adapted to the tropical climate of Indonesia in addition to climate adjustment as well as cultural
adaptation of the local community. This research is concerned with the style, structure, and
facade of colonial architecture at the Hallo Surabaya Restaurant Building, which will be based
on research that is determined enpirical evidence of the field determined in the case study, which
is determined based on the level of exposure to local cultural and architectural influences. The
results of this study can be seen to what extent the expression of architectural styles is influenced
by elements of colonial culture and architecture based on the underlying concept, but it can also
reveal the materials, elements and ornaments attached to the Hallo Surabaya building.
3.4. Langgam
Pada bagian langgam ini berfokus pada atap
bangunan yang ada pada bangunan Gedung
Hallo Surabaya diantaranya, Kubah dan
Dormer yang dimana merupakan bentuk
bangunan khas colonial.
4. KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat diambil
kesimpulan bahwa arsitektur kolonial
belanda memiliki tingkat kekokohan yang
kuat. Dibalik penggunaan penggabungan
material yang membuat bangunan ini bisa
tetap kokoh hingga bertahun-tahun.
Bangunan Hallo Surabaya ini merupakan
bangunan bersejarah yang dibangun oleh
arsitek W. David pada tahun 1912 dengan
akulturasi antara gaya Arsitektur Kolonial
Belanda pada kondisi iklim tropis di
Surabaya. Hal ini yang membuat bangunan
ini disebut menganut gaya arsitektur Indis.
Langgam arsitektur Indische Empire ini
memiliki ciri khasnya sendiri, serta masa
bangunan ini berada pada masa peralihan
yang memberikan pengaruh yang sesuai
dengan zamannya.
5. DAFTAR PUSTAKA
Antariksa. (2010). Tipologi Wajah
Bangunan
dan Riasan dalam Arsitektur Kolonial
Belanda.