Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS

MAHASISWA JUDUL PROGRAM

”PENGGUNAAN ORNAMEN SEBAGAI PENERAPAN


ARSITEKTUR ART DECO PADA BANGUNAN BALAI KOTA
CIREBON ”

BIDANG KEGIATAN PKM-P

Diusulkan oleh :

I Gede Yogi Adnyana Puspita Riana (1662121043) Teknik Arsitektur

UNIVERSITAS WARMADEWA
2018
Halaman Pengesahan PKM- P

Pengesahan PKM-GT
1. Judul Kegiatan : Penggunaan Ornamen Sebagai
LimbahPenerapan Arsitektur Art Deco
Pada Bangunan Balai Kota Cirebon
2. Bidang Kegiatan : PKM-P
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : I Gede Yogi Adnyana Puspita Riana
b. NIM : 1662121043
c. Jurusan : Teknik Arsitektur
d. Universitas : Universitas Warmadewa
e. Alamat : Jl.Kertha Dalem 1 No 17,Sidakarya
Rumah/HP /085847790265
f. : yogiadnyana9857@gmail.com
AlamatPenulis
4. Anggota email : 3 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIDN :
c. Alamat Rumah/HP :
Denpasar,29 Oktober 2018

Menyetujui
Pembantu Dekan Bagian Ketua Pelaksana
Kegiatan, Kemahasiswaan,

Ir. I Nyoman Warnata, MT I Gede Yogi Adnyana Puspita Riana


NIP: 230700157 NIM: 1662121043
Pembantu Rektor Bagian Dosen
Pendamping, Kemahasiswaan,

Dr. Ir. I Wayan Parwata M.T.


NIP 230700204 NIDN:
1

DAFTAR
ISI

Halaman
Judul
Lembar Pengesahan.......................................................................................………i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Tujuan dan Sasaran...............................................................................1
1.3 Manfaat……………………………………………………………..2
1.4 Metode………………………………………………………………2
II. TINJAUAN ARSITEKTUR
2.1 Arsitektur Art Deco………................................................................2
2.2 Arsitektur Balai Kota Cirebon………………………………………4
III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode………………………………………………………………4
3.2 Tahapan Penelitian………………………………………………….5
3.3 Teknik Pengumpulan Data………………………………………….5
3.4 Analisis Data………………………………………………………..5
IV. PENERAPAN ARSITEKTUR ART DECO
4.1 Wujud Balai Kota Cirebon…………………………………………..6
4.2 Bentuk Ornament Art Deco Pada Gedung Balai Kota Cirebon……...7
V. PENUTUP........................................................................................................11
5.1 Kesimpulan......................................................................................11
5.2 Saran………………………………………………………………12
Daftar Pustaka…………………………………………………………………12
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, Dosen Pendamping...........................
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas........
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua.............................................................
2

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang luas dengan keragaman arsitektur yang


melimpah,banyaknya jenis arsitektur yang berkembang di Indonesia perlahan mulai
berubah mengikuti iklim tropis di Indonesia, beberapa arsitektur eropa dengan
bukaan – bukaan lebar mulai mengalami perubahan yang mencolok berpadu dengan
arsitektur local Indonesia, gedung – gedung bersejarah di Indonesia merupakan salah
satu contoh nyata bagaimana budaya local dan barat mampu berapadu satu sama lain,
pada awal tahun 1900an muncul gaya arsitektur baru bernama art deco yang
merupakan arsitektur baru yang dibawa yang mengadopsi arsitektur art deco di
belanda.
Banyaknya bagunan – bangunan cagar budaya ber-arsitektur eropa
menggunakan atap limasan menjadikan arsitektur eropa di Indonesia menjadi suatu
hal yang menarik untuk dipelajari, bagaimana arsitektur eropa bisa beradaptasi di
Indonesia mengatasi iklim tropis merupakan suatu hal yang jarang ditemukan pada
bangunan bergaya arsitektur eropa di luar Indonesia,permasalahan suhu yang sangat
berbeda antara Indonesia dan eropa menyebabkan bangunan – bangunan peninggalan
sejarah di Indonesia menerapkan beberapa unsur local dalam arsitekturnya, dengan
perubahan yang signifikan namun tidak mengubah wujud dasar dari bangunannya
membuat karya – karya arsitektur eropa di Indonesia menjadi memiliki ciri khas unik
tersendiri pada fasad dan penataan bangunannya.

1.2. Tujuan dan Sasaran


Dari masalah-masalah yang telah diuraikan, maka dapat diketahui tujuan dan
sasaran dari penelitian ini yaitu:

1. Melihat dan mengamati ornament – ornament pembeda arsitektur art deco dengan
arsitektur lainnya di Indonesia .
2. Menjadi salah satu referensi perkembangan arsitektur dunia di Indonesia

Sasaran dari penelitian ini adalah mahasiswa mampu melihat, mengamati, dan
mempelajari bagaimana arsitektur dunia berkembang di Indonesia, bagaimana
arsitektur eropa bisa menyatu dengan ragam Indonesia serta untuk dapat menunjukan
betapa pentingnya bangunan – bangunan pada abad 19 dalam perkembangan
arsitektur di indonesia.
3

1.3 Manfaat
Dari tujuan dan sasaran di atas maka dapat diperoleh manfaat dari penelitian
ini adalah :
1. Mengetahui Ciri - Ciri Arsitektur Art Deco di Indonesia
2. Mendapatkan informasi mengenai bagaimana arsitektur eropa dapat menyesuaikan
bentuknya dengan iklim di Indonesia
3. Memperoleh data bagaimana arsitektur Art Deco mempengaruhi raham arsitektur
Indonesia pada abad ke 19
4. Menjadi sarana pembelajaran mengenai sejarah arsitektur eropa di Indonesia

1.4 Metode
Metode penelitian akan menggunakan kajian pustaka dalam memperoleh data
serta mengamati dari foto – foto bangunan bergaya arsitektur art deco di Indonesia
untuk memperoleh suatu hasil penelitian berupa informasi mengenai bagaimana
perkembangan dari arsitektur art deco di Indonesia.

II. TINJAUAN ARSITEKTUR

2.1 Arsitektur Art Deco


Art Deco merupakan gaya arsitektur yang lahir pada masa setelah perang dunia
1 selesai dan berakhir pada masa perang dunia ke 2 dimana gaya arsitektur ini banyak
diterapkan di berbagai bidang pada karya seni arsitektur yaitu pada bagian eksterior,
interior, mebel, dan patung. Di dunia Art Deco dengan cepat membuat berbagai
perubahan yang mecolok dalam dunia Arsitektur, Desain Interior, Desain Industri,
Maupun Seni Visual pada masa tersebut.
Art Deco merupakan suatu representasi dari modernisasi dunia yang begitu
cepat, pada awalanya Art Deco sering dikaitkan dengan desain modernistic dimana
pada saat itu memiliki julukan 1925 style, kata Art Deco sendiri muncul pada tahun
1925 di sebuah konfrensi l'Exposition Internationale des Arts Decoratifs Industriels et
Modernes yang diadakan di Paris, Perancis.
Art Deco merupakan suatu kata yang baru pada saat itu, dimana Art Deco
mulai dikenal setelah diterbitkan dalam katalog oleh Musée des Arts Decoratifs di
Paris yang pada saat itu sedang mengadakan pameran dengan tema “Les Années 25”
sejak saat itu Art Deco digunakan untuk menamai seni yang saat itu sedang populer
dan modern.
Dalam perkembangannya Art Deco dipengaruhi oleh berbagai macam aliran
modern, antara lain gaya arsitektur Kubisme, Futurisme, dan Konstruktivisme serta
mengambil juga gaya – gaya dari arsitektur kuno yaitu arsitektur Mesir, Syria, dan
Persia, apabila di lihat lebih lanjut gaya arsitektur Art Deco yang berkesan ultra
modern sebenarnya suda bisa ditemukan pada makam raja tut di mesir pada tahun
1920 dimana pada bagian atas pintu masuk makam terdapat ornament arsitektural
berbentuk zig – zag yang memiliki garis yang tegas dengan warna yang cerah.
4

Gaya Arsitektur Art Deco secara umum dianggap sebagai suatu bentuk
eklektik dari keanggunan dan gaya modernisme, yang dipengaruhi berbagai sumber
antara lain seni tradisional Afrika, Mesir, Aztec Meksiko, serta sumber yang lebih
modern lagi seperti abad industry, ataupun teknologi penerbangan dengan desain
streamlinernya. Pengaruh desain dapat terlihat pada fractionated, crystalline, bentuk
facet dari dekorasi Kubisme dan Futurism, dalam wadah Fauvisme. Tema yang
terkenal dalam Art Deco antara lain bentuk-bentuk bersifat trapezoid, zigzag,
geometri, dan bentuk puzzle, dengan menggunakan material berupa Aluminium,
Stainless steel, lacquer , inlaid wood, kulit hiu (shagreen), dan kulit zebra. Penggunaan
desain dengan bentuk bertingkat, sapuan kurva pola-pola chevron , dan motif pancaran
matahari adalah tipikal dari Art Deco, dimana beberapa dari motif ini sering muncul
pada saat ini sebagai contoh yaitu motif pancaran matahari dalam auditorium dari
Radio City Music Hall, dan puncak dari Gedung Chrysler.
Art Deco di Indonesia
Gaya Arsitektur Art Deco di Indonesia atau pada masanya disebut Hindia Belanda
dipengaruhi oleh gaya Art deco di Belanda dimana gaya Art Deco di Indonesia
berkembang dari gaya arsitektur Rasionalisme Barlage, Art Deco di Indonesia
memiliki ciri – ciri kekayaan warna, bentuk geometri yang mencolok, dan ornamentasi
yang tegas dengan bentuk bangunan simetris dan menampilkan kemajuan teknologi
serta kemewahan.
Salah satu contoh bangunan Art Deco pertama di Hindia Belanda adalah
Stasiun Poncol Semarang (1914). Bangunan lainnya yang menggunakan gaya
arsitektur ini adalah bekas markas KPM karya Ghijsels (1917) dan Jaarbeurs karya
Schoemaker (1920) serta Gedung Sate karya Gerber mencampurkan elemen arsitektur
lokal di atapnya.
Variasi lain dalam periode arsitektur ini adalah Mazhab Amsterdam, bagian
dari aliran Ekspresionisme internasional yang bangkit sekitar tahun 1920-an. Gaya ini
tidak sepopuler di Belanda, namun mampu memengaruhi hal-hal kecil pada bangunan
di Hindia Belanda. Mazhab Amsterdam dapat dijumpai di Balai Kota Cirebon (1926)
karya J.J. Jiskoot. Mazhab Amsterdam juga memengaruhi bangunan-bangunan karya
Schoemaker yang sering bekerja sama dengan pemahat, misalnya relief ekspresif di
Grand Preanger Hotel (1929) dan pahatan Bandung Jaarbeurs (1920).
2.2 Arsitektur Balai Kota Cirebon
Balai Kota Cirebon yang memiliki julukan Balai Udang merupakan kantor
bagi walikota Cirebon termasuk salah satu gedung kantor dengan gaya arsitektur
colonial belanda yang desainnya dipengaruhi oleh gaya seni Mazhab Amsterdam dari
Belanda.2
Balai Kota Cirebon dibangun menggunakan Langgam arsitektur Art Deco
yang terpengaruh oleh gaya modern Mazhab Amsterdam di belanda, pemabangunan
gedung wali kota ini di prakarsai oleh kepala dinas pekerjaan umum Cirebon Joost
Jacob Jiskoot dimana rancangannya di kerjakan oleh dua arsitek yaitu H.P. Hamdi
dan CFH Kool.
5

Gedung ini pada awalnya dibangun untuk Raadhius atau Dewan Perwakilan
Kota Cirebon, yang pada awal berdirinya sering digunakan sebagai tempat peremuan
dan pernikahan dari bangsawan eropa. Gedung Balai Kota Cirebon sendiri berdiri di
atas lahan seluas 15.770 m2 dengan bentuk pesegi yang bertabur cat berwarna putih
secara terpisah Gedung Balai Kota Cirebon terdiri dari bangunan inti dan dua
bangunan penunjang yang membentuk sayap pada bagian kiri dan kanan bangunan
Di depannya, terdapat portico yang berbentuk setengah lingkaran. Pada sisi kiri dan
kanannya, terdapat hiasan patung Anthon Maas dalam bentuk udang, merujuk pada
industri udang yang berkembang di Cirebon yang membuat kota itu dikenal sebagai
Kota Udang. Ruangan bangunan inti dihiasi kaca patri dengan berbagai hiasan yang
menunjukkan pengaruh dari Nieuwe Kunst dan gaya seni Mazhab Amsterdam. Selain
itu, terdapat bentuk pilaster yang bercirikan Tuscan, arsitektur Romawi Klasik yang
memiliki hiasan moulding pada kepala tiangnya.2

III Metode Penelitian

3.1 Metode
Metode penelitian yang akan digunakan berupa studi kajian pustaka demi
memperoleh data yang tepat dalam perkembangan arsitektur Art Deco yang diikuti
dengan metode penelitian perkembangan untuk melihat bagaimana perkembangan
dari arsitektur Art Deco serta ornament – ornament yang menjadi ciri khas arsitektur
ini di dunia nyata dari masa lalu hingga saat ini serta bagaimana hubungan dari
perkembangan tersebut terhadap Gedung Balai Kota Cirebon yang merupakan objek
utama yang akan diteliti
3.2 Tahapan Penelitian
Adapun tahapan dari penelitian “Penggunaan Ornamen Sebagai Penerapan
Arsitektur Art Deco Pada Bangunan Balai Kota Cirebon” sebagai berikut :
1. Pengkajian Studi Pustaka mengenai apa itu arsitektur Art Deco
2. Melakukan Studi Pustaka mengenai Hubungan Arsitektur Art Deco dengan
Arsitektur Kolonial di Indonesia
3. Penyusunan Latar Belakang berdasar data yang sudah didapat dari kajian
pustaka di atas
4. Merumuskan Tujuan dan Sasaran yang tepat bagi penelitian ini
5. Menuliskan Manfaat dari penelitian ini
6. Melakukan Tinjauan Pustaka terhadap objek yang diteliti (Gedung Balai Kota
Cirebon)
7. Menuliskan data yang diperoleh dan mencari keterkaitannya terhadap gaya
Arsitektur Art Deco
8. Melakukan Tinjauan Pustaka Terhadap Ornamen – Ornamen yang menjadi ciri
khas dari objek yang diteliti
9. Memperoleh data mengenai keterkaitan Arsitektur Art Deco terhadap
Bangunan Balai Kota Cirebon berdasar dari aspek Ornamen yang diteliti
6

10. Memperoleh Kesimpulan


11. Menuliskan Saran mengenai perkembangan Arsitektur Art Deco dalam Gedung
Balaikota Cirebon terhadap perkembangan jaman saat ini
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Adapun cara yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian adalah :
1. Melakukan Kajian Pustaka dan Studi Literature di internet mengenai apa dan
bagaimana Arsitektur Art Deco bisa ada di Indonesia
2. Melakukan Kajian Pustaka dan Studi Literature di internet mengenai
bangunan berarsitektur Art Deco di Indonesia.
3. Melakukan studi perkembangan terhadap Arsitektur Art Deco di Indonesia
4. Menentukan Objek Penelitian yang selanjutnya diikuti dengan kajian pustaka
mengenai objek penelitan.
3.4 Analisa Data
Data yang diperoleh dari studi literature dan kajian pustaka selanjutnya dicek
mengenai kebenarannya, selanjutnya data akan dianalisa menggunakan konsep 5w1h
untuk memperoleh hasil yang maksimal, data yang telah didapat lalu di hubungkan
dengan objek penelitian yang telah ditentukan dimana dalam menganalisanya akan
digunakan pendekatan melalui ciri – ciri dari Arsitektur Art Deco serta mengambil
beberapa sampel objek pada bangunan yang diteliti guna dicari keterkaitan dan
kecocokannya satu sama lain baik itu dalam ciri warna, bentuk, maupun wujud dari
sampel dengan ciri – ciri Arsitektur Art Deco itu Sendiri.
IV. Penerapan Arsitektur

4.1 Wujud Balai Kota Cirebon

Gambar : Gedung Balai Kota Cirebon


Sumber : situsbudaya.id
Balai kota Cirebon dirancang oleh 2 orang arsitek bernama H.P Hamdl dan
C.F.H Koll, dimana kedua arsitek ini berusaha memadukan filosofi konstruksi barat
7

dengan filosofi kontruksi lokal, dalam pembangunannya Gedung Balai Kota Cirebon
terpengaruh oleh gaya Amsterdam School dimana gaya ini termasuk dalam gaya Art
Deco, Gedung Balai Kota Cirebon memiliki 3 bangunan terpisah yang terdiri dari
bangunan utama dan bangunan pendamping di sayap kiri dan sayap kanannya. Pada
bagian depan bangunan utama terdapat portico yang berbentuk setengah lingkaran.
Dinding bagian depan bangunan utama menggunakan enam buah ornamen berupa
udang yang menempel di dinding, interior dari Gedung Balai Kota Cirebon banyak
menggunakan kaca patri dengan gambar hiasan yang beragam, ornamen – ornament
berbentuk pilaster banyak digunakan di dalam bangunan utama sebagai bentuk
pengaruh dari gaya Tuscan.

Gambar : Analisa Wujud Gedung Balai Kota Cirebon


Sumber : Olah Data Pribadi
Gedung Balai Kota Cirebon memberikan kesan kokoh pada fasad di depan
bangunan dimana garis – garis tegas banyak dipergunakan sebagai ciri dari arsitektur
art deco yang lebih mengarah ke gaya industrial streamliner, bentuk portico yang
setengah lingkaran dengan kolom yang memipih ke bawah memberikan sebuah siluet
benteng yang kokoh dimana hal ini diperkuat dengan kesan tower penunjang bagi atap
yang ada pada bangunan utama.

4.2 Bentuk Ornamen Art Deco Pada Gedung Balai Kota Cirebon
- Komponen Arsitektural
Komponen Arsitektural perlu diketahui terlebih dahulu agar mempermudah
dalam menganalisa gaya dari suatu bangunan , Gedung Balai Kota Cirebon dapat
dianalisis melalui komponen – komponen arsitektural penyusunnya dimana
komponen – komponen tersebut adalah Dinding, Kolom, Teras, Portico, Langit –
Langit, dan Lantai.
8

a. Dinding

Gambar : Adopsi Bentuk Watch Tower


Sumber : Google
Dinding merupakan suatu struktur untuk menutup ruang pada bangunan,
ketika awal dibangun gedung balai kota Cirebon memiliki dinding yang sangat
tebal dengan finishing warna putih, penggunaan dinding tebal ini merupakan ciri
khas dari bangunan eropa yang masuk ke Indonesia pada awal abad ke 20. Pada
dinding kiri dan kanan pintu masuk balai kota terdapat dinding yang menonjol
berbentuk kotak seperti Menara dimana didalamnya terdapat suatu ruangan,
ruangan yang terdapat dalam dinding ini digunakan sebagai akses penghubung
lantai 1 dengan lantai 2, di eropa dinding seperti ini sering dinamai wall tower
dimana bentuk dinding ini sering digunakan pada benteng – benteng masa lalu
sebagai bentuk tembok pertahanan.

Gambar : Analisa Corak Art Deco Balai Kota Cirebon


Sumber : Olah Data Pribadi
Dinding ini secara tidak langsung memberikan ciri khas tersendiri bagaimana
arsitektur roma berkembang pada bangunan colonial di Indonesia, perpaduan
arsitektur gay aroma dengan art deco ditemukan pada penggunaan ornament
mencolok pada pinggiran dinding berupa ukiran udang berwarna emas yang
disandingkan dengan garis – garis streamliner khas gaya arsitektur art deco.
9

b. Kolom

Gambar : Model – model kolom Art Deco


Sumber : Olah Data Pribadi
Kolom merupakan komponen structural yang berfungsi untuk menjaga
bangunan agar tidak roboh , kolom pada bangunan – bangunan klasik eropa sering
kali terlihat dalam bentuk – bentuk yang tidak biasa dan cenderung bercorak
banyak. Ornamen – ornamen pada tiang dalam corak art deco cenderung lebih
simple dengan corak – corak geometris panjang serta bujur sangkar, pada
bangunan gedung balai kota Cirebon tiang – tiang bergaya art deco bisa ditemui
hampir di setiap tiang yang ada di balai kota, untuk bagian depan balai kota
contohnya terdapat 3 tiang yang menggunakan gaya arsitektur ini
- Komponen Ornamental
a. Ornamen Udang

Gambar : Analisa Corak Art Deco Balai Kota Cirebon


Sumber : Olah Data Pribadi
Dalam sejarah kota Cirebon udang sudah terkenal dari jaman dahulu dimana
hal ini terjadi akibat dari pada jaman kerajaan Cirebon merupakan kota pelabuhan,
udang merupakan salah satu makanan pokok dari keluarga kerajaan yang diubah
menjadi rebon, kata Cirebon juga berasal dari dua kata yaitu ci (air) dan rebon
(udang kecil). Hal ini membuat arsitek J.J Jiskoot menerapkan filosofi ini sebagai
bentuk penghormatan berupa ornament udang berwarna emas pada gedung balai
kota Cirebon .
10

b. Hiasan Kotak Vertikal dan Horizontal

Gambar : Analisa Corak Art Deco Balai Kota Cirebon


Sumber : Olah Data Pribadi
Hiasan kotak vertikal dan horizontal banyak ditemui pada bagian dinding
sayap bangunan utama, sayap utara, dan sayap selatan dimana hiasan kotak
vertikal dan horizontal ini memiliki bentuk masuk ke dalam maupun timbul keluar
, bentuk – bentuk hiasan dari kombinasi kota horizontal dan vertical terdapat zig
– zag, membentuk satuan geometris, horizontal,vertical dimana ornammen ini
merupakan salah satu ciri bangunan bergaya art deco.
c. Kaca Patri

Gambar : Analisa Corak Art Deco Balai Kota Cirebon


Sumber : Olah Data Pribadi
Kaca patri merupakan kaca yang dibuat dengan campuran logam dan kaca
ketika masih dalam keadaan panas dan cair, kaca patri dibuat dalam suhu tinggi
yaitu 1100oC, yang kemudian diberikan kandungan perak pada suhu 600oC untuk
menghasilkan warna kuning pada kaca dan warna – warna lainnnya, kaca patri
banyak digunakan pada bangunan – bangunan gereja eropa dimana kaca patri
biasanya bermotif flora, fauna, dan geometris. Pola geometris pada kaca patri
merupakan salah satu ciri dari Art Deco yang diterapkan pada ornament kaca.
11

Kaca patri berfungsi untuk memberikan kualitas visual yang indah ketika terkena
cahaya dari luar.
d. Lampu

Gambar : Analisa Corak Art Deco Balai Kota Cirebon


Sumber : Olah Data Pribadi
Lampu pada bangunan gedung balaikota Cirebon masih terlihat asli dengan
bentuk seperti kubah yang menghadap kebawah dengan corak garis – garis
horizontal dan vertical, lampu – lampu ini dapat dilihat pada ruang 1 dan ruang 3
gedung balaikota Cirebon , seiring dari berkembangnya teknologi bentuk dari
lampu ini banyak dijumpai pada bangunan – bangunan di America dengan nama
Truss Light dimana truss light itu sendiri berarti lampu dengan rangka besi .
lampu Truss Light terkenal di wilayah dimulai pada awal – awal abad 20 dimana
untuk ornamen pada lampu lebih cenderung menggunakan gaya Art Deco berupa
permainan garis – garis geometri horizontal maupun vertikal.

V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bangunan Balai Kota Cirebon merupakan salah satu bangunan cagar budaya
yang menjadi ikon di kota Cirebon dengan bentuk bangunan khas bergaya
colonial Balai Kota Cirebon menjadi memiliki keunikan tersendiri mengenai
bagaimana sejarah colonial kita dulu berkembang di daerah ini, bangunan yang
dirancang oleh H.P Hamdl dan C.F.H Koll membuktikan bahwa bentuk karya
arsitektur lokal bisa ikut bermain dalam desain keseluruhan bergaya eropa
terbukti dari beberapa penyesuaian pada bangunan dan penambahan ornament –
ornament sarat makna dari sejarah berdirinya kota Cirebon, bentuk desain eropa
yang simple namun tegas dipadukan dengan transformasi- transformasi sebuah
benteng pertahanan eropa yang kokoh dan kuat dipadukan dengan gaya arsitektur
Art Deco membuat bangunan ini menjadi bangunan yang tak lekang oleh waktu,
bangunan – bangunan dengan ornament Art Deco selalu memiliki keunikan
tersendiri bagaimana suatu gaya yang terinspirasi dari revolusi industry bisa
diterapkan dengan baik pada bangunan – bangunan non industrial baik itu dari
segi eksterior maupun permainan corak dan warna geometris pada interior
bangunan.
12

5.2 Saran
Bangunan cagar budaya sebaiknya dirawat dengan baik agar selalu dalam
keadaan sempurna, suatu bangunan dengan gaya Art Deco bisa dikatakan sebagai
bangunan yang tak lekang oleh jaman, gaya Art Deco sendiri masih banyak
digunakan di semua masa hingga saat ini, jadi perbaikan – perbaikan minor pada
bangunan masih dapat dilakukan tanpa harus mengubah ornament asli dari
bangunan cagar budaya.

DAFTAR PUSTAKA

Clarke, Brian.(1979) ‘Architectural Stained Glass’, United States of America, Mc


Graw Hill.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Cirebon.‘Pesona dan Daya Tarik Wisata
Kota Cirebon’,Cirebon.
Pemerintah Kota Cirebon.(2006).‘Sejarah Kota Cirebon 1910 – 1937’,Cirebon
,Pemerintah Kota Cirebon.
Sulendraningrat, P.S. (1978) ‘Sejarah Cirebon’, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Jakarta.
(2003) ‘Arsitektur Klasik Eropa’ Gadjah Mada University Press, Jogjakarta.
Sumber Internet
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id
https://www.tripadvisor.co.id
https://jabar.pojoksatu.id

LAMPIRAN-LAMPIRAN
13

Lampiran 1. Biotada Ketua. Anggata, dan Dosen Pendamping

Biodata Ketua

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap I Gede Yogi Adnyana Puspita Riana

2 Jenis Kelamin Laki-laki

3 Program Studi Arsitektur

4 NIM 1662121043

5 Tempat dan Tanggal Denpasar, 07 Mei 1998


Lahir
6 E-mail yogiadnyana9857@gmail.com

7 Nomor Telepon/HP 089537040793

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA

Nama Institusi SD N 1 Semarapura SMP N 2 Semarapura SMA N 1


Tengah Semarapura

Jurusan MIPA

Tahun Masuk- 2004 - 2010 2010 – 2013 2013 – 2016


Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Ilmiah / Seminar Tempat
1

3
14

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi


atau
institusi lainya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1 Mahasiswa Entreprenuer Bali 2018 Kementrian Koperasi dan UMKM 2018

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-GT

Denpasar, 26 Oktober 2018

Ketua

I Gede Yogi Adnyana Puspita Riana


10

Anggota I
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan Cokorda Istri Pradnya Trisna Dewi
gelar)
2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi Teknik Arsitektur

4 NIM/NIDN 1762121046

5 Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 06 April 1998

6 E-mail cokordaistripradnyatrisnad@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 083114088840

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA

Nama Institusi SD N 1 Guang SMP N 1 Selemadeg SMA N 1 Selemadeg

Jurusan MIPA

Tahun Masuk- 2005-2011 2011-2014 2014-2017


Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Ilmiah / Seminar
1

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1

3
11

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-GT

Denpasar, 26 Oktober 2018

Anggota I

Cokorda Istri Pradnya Trisna Dewi


12

Anggota II
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan I Putu Gede Putra Gunawan
gelar)
2 Jenis Kelamin Laki-Laki

3 Program Studi Teknik Sipil

4 NIM/NIDN 1761121048

5 Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 17 September 1999

6 E-mail pgunawan79@yahoo.com

7 Nomor Telepon/HP 081237783269

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA

Nama Institusi SD N 1 Abianbase SMP N 2 Mengwi SMK N 1 Denpasar

Jurusan

Tahun Masuk- 2005-2011 2011-2014 2014-2017


Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Ilmiah / Seminar
1

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1

3
13

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata
ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan Hibah PKM-GT

Denpasar, 26 Oktober 2018

Anggota II

I Putu Gede Putra Gunawan


14

Dosen Pembimbing

A. Identitas Diri
1 Nama Ida Bagus Gede Pramana Putra S.T.,M.Arch

2 Jenis Kelamin Laki-Laki

3 Program Studi Teknik Arsitektur

4 NIDN

5 Tempat dan Tanggal


Lahir
6 E-mail

7 Nomor Telepon/HP

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA

Nama Institusi

Jurusan

Tahun Masuk-
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Seminar Tempat
1

2
15

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi


atau
institusi lainya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian
biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Hibah PKM-T

Denpasar, 26 Oktober 2018


Pembimbing

Ida Bagus Gede Pramana Putra S.T.,M.Arch


16

Lampiran 2: Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian


Tugas

N Nama/NIM Program Bidang Alokasi Uraian


o Sudi Ilmu Waktu Kegiatan
(jam/min
1 I Gede Yogi Teknik Arsitektur Teknik ggu)
8 minggu -
Adnyana Puspita Kordinator
Riana
1662121043 -
2 Cokorda Istri Teknik Arsitektur Teknik 8 minggu Penggagas
-
Pradnya Trisna Ide
Pemb
Dewi uatan
1762121046 p
r
3 I Putu Gede Putra Teknik Sipil Teknik 8 minggu -o
Gunawan Pembp
1761121048 o
uatan
sp
ar
lo
p
o
s
a
l
17

Lampiran 3: Surat Pernyataan Ketua

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


BUDAYA UNIVERSITAS WARMADEWA
Jl. Terompong, Sumerta Kelod, Denpasar Tim., Kota Denpasar,
Bali
Website: https://www.warmadewa.ac.id/ Kode Post:
80239 Telp/Fax: (0361) 223858

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI DAN


PELAKSANA

Yang bertanda tangan dibawah


ini: Nama : I Gede Yogi Adnyana
Puspita Riana
NIM : 1662121043

Program Studi : Teknik Arsitektur


Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-GT saya yang berjudul
Beton Styrofoam Solusi Baru Pemanfaatan Limbah Yang diusulkan untuk tahun
anggaran 2018 bersifat original dan belum pernah dibianyai oleh pihak
manapun. Bilamana ditemukan ketidak sesuaian dengan pernytaan ini, maka
saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya penelitian ke kas Negara.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan


sebenar- benarnya.
Denpasar,26 Oktober 2018

Mengetahui Yang Menyatakan

Pembantu Rektor Bidang

Kemahasiswaan

Dr.Ir. I Wayan Parwata, MT I Gede Yogi Adnyana Puspita Riana


NIP: 230700204 NIM: 1662121043
18
19
20

Anda mungkin juga menyukai