Diusulkan oleh :
UNIVERSITAS WARMADEWA
2018
Halaman Pengesahan PKM- P
Pengesahan PKM-GT
1. Judul Kegiatan : Penggunaan Ornamen Sebagai
LimbahPenerapan Arsitektur Art Deco
Pada Bangunan Balai Kota Cirebon
2. Bidang Kegiatan : PKM-P
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : I Gede Yogi Adnyana Puspita Riana
b. NIM : 1662121043
c. Jurusan : Teknik Arsitektur
d. Universitas : Universitas Warmadewa
e. Alamat : Jl.Kertha Dalem 1 No 17,Sidakarya
Rumah/HP /085847790265
f. : yogiadnyana9857@gmail.com
AlamatPenulis
4. Anggota email : 3 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIDN :
c. Alamat Rumah/HP :
Denpasar,29 Oktober 2018
Menyetujui
Pembantu Dekan Bagian Ketua Pelaksana
Kegiatan, Kemahasiswaan,
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul
Lembar Pengesahan.......................................................................................………i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Tujuan dan Sasaran...............................................................................1
1.3 Manfaat……………………………………………………………..2
1.4 Metode………………………………………………………………2
II. TINJAUAN ARSITEKTUR
2.1 Arsitektur Art Deco………................................................................2
2.2 Arsitektur Balai Kota Cirebon………………………………………4
III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode………………………………………………………………4
3.2 Tahapan Penelitian………………………………………………….5
3.3 Teknik Pengumpulan Data………………………………………….5
3.4 Analisis Data………………………………………………………..5
IV. PENERAPAN ARSITEKTUR ART DECO
4.1 Wujud Balai Kota Cirebon…………………………………………..6
4.2 Bentuk Ornament Art Deco Pada Gedung Balai Kota Cirebon……...7
V. PENUTUP........................................................................................................11
5.1 Kesimpulan......................................................................................11
5.2 Saran………………………………………………………………12
Daftar Pustaka…………………………………………………………………12
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, Dosen Pendamping...........................
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas........
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua.............................................................
2
I. PENDAHULUAN
1. Melihat dan mengamati ornament – ornament pembeda arsitektur art deco dengan
arsitektur lainnya di Indonesia .
2. Menjadi salah satu referensi perkembangan arsitektur dunia di Indonesia
Sasaran dari penelitian ini adalah mahasiswa mampu melihat, mengamati, dan
mempelajari bagaimana arsitektur dunia berkembang di Indonesia, bagaimana
arsitektur eropa bisa menyatu dengan ragam Indonesia serta untuk dapat menunjukan
betapa pentingnya bangunan – bangunan pada abad 19 dalam perkembangan
arsitektur di indonesia.
3
1.3 Manfaat
Dari tujuan dan sasaran di atas maka dapat diperoleh manfaat dari penelitian
ini adalah :
1. Mengetahui Ciri - Ciri Arsitektur Art Deco di Indonesia
2. Mendapatkan informasi mengenai bagaimana arsitektur eropa dapat menyesuaikan
bentuknya dengan iklim di Indonesia
3. Memperoleh data bagaimana arsitektur Art Deco mempengaruhi raham arsitektur
Indonesia pada abad ke 19
4. Menjadi sarana pembelajaran mengenai sejarah arsitektur eropa di Indonesia
1.4 Metode
Metode penelitian akan menggunakan kajian pustaka dalam memperoleh data
serta mengamati dari foto – foto bangunan bergaya arsitektur art deco di Indonesia
untuk memperoleh suatu hasil penelitian berupa informasi mengenai bagaimana
perkembangan dari arsitektur art deco di Indonesia.
Gaya Arsitektur Art Deco secara umum dianggap sebagai suatu bentuk
eklektik dari keanggunan dan gaya modernisme, yang dipengaruhi berbagai sumber
antara lain seni tradisional Afrika, Mesir, Aztec Meksiko, serta sumber yang lebih
modern lagi seperti abad industry, ataupun teknologi penerbangan dengan desain
streamlinernya. Pengaruh desain dapat terlihat pada fractionated, crystalline, bentuk
facet dari dekorasi Kubisme dan Futurism, dalam wadah Fauvisme. Tema yang
terkenal dalam Art Deco antara lain bentuk-bentuk bersifat trapezoid, zigzag,
geometri, dan bentuk puzzle, dengan menggunakan material berupa Aluminium,
Stainless steel, lacquer , inlaid wood, kulit hiu (shagreen), dan kulit zebra. Penggunaan
desain dengan bentuk bertingkat, sapuan kurva pola-pola chevron , dan motif pancaran
matahari adalah tipikal dari Art Deco, dimana beberapa dari motif ini sering muncul
pada saat ini sebagai contoh yaitu motif pancaran matahari dalam auditorium dari
Radio City Music Hall, dan puncak dari Gedung Chrysler.
Art Deco di Indonesia
Gaya Arsitektur Art Deco di Indonesia atau pada masanya disebut Hindia Belanda
dipengaruhi oleh gaya Art deco di Belanda dimana gaya Art Deco di Indonesia
berkembang dari gaya arsitektur Rasionalisme Barlage, Art Deco di Indonesia
memiliki ciri – ciri kekayaan warna, bentuk geometri yang mencolok, dan ornamentasi
yang tegas dengan bentuk bangunan simetris dan menampilkan kemajuan teknologi
serta kemewahan.
Salah satu contoh bangunan Art Deco pertama di Hindia Belanda adalah
Stasiun Poncol Semarang (1914). Bangunan lainnya yang menggunakan gaya
arsitektur ini adalah bekas markas KPM karya Ghijsels (1917) dan Jaarbeurs karya
Schoemaker (1920) serta Gedung Sate karya Gerber mencampurkan elemen arsitektur
lokal di atapnya.
Variasi lain dalam periode arsitektur ini adalah Mazhab Amsterdam, bagian
dari aliran Ekspresionisme internasional yang bangkit sekitar tahun 1920-an. Gaya ini
tidak sepopuler di Belanda, namun mampu memengaruhi hal-hal kecil pada bangunan
di Hindia Belanda. Mazhab Amsterdam dapat dijumpai di Balai Kota Cirebon (1926)
karya J.J. Jiskoot. Mazhab Amsterdam juga memengaruhi bangunan-bangunan karya
Schoemaker yang sering bekerja sama dengan pemahat, misalnya relief ekspresif di
Grand Preanger Hotel (1929) dan pahatan Bandung Jaarbeurs (1920).
2.2 Arsitektur Balai Kota Cirebon
Balai Kota Cirebon yang memiliki julukan Balai Udang merupakan kantor
bagi walikota Cirebon termasuk salah satu gedung kantor dengan gaya arsitektur
colonial belanda yang desainnya dipengaruhi oleh gaya seni Mazhab Amsterdam dari
Belanda.2
Balai Kota Cirebon dibangun menggunakan Langgam arsitektur Art Deco
yang terpengaruh oleh gaya modern Mazhab Amsterdam di belanda, pemabangunan
gedung wali kota ini di prakarsai oleh kepala dinas pekerjaan umum Cirebon Joost
Jacob Jiskoot dimana rancangannya di kerjakan oleh dua arsitek yaitu H.P. Hamdi
dan CFH Kool.
5
Gedung ini pada awalnya dibangun untuk Raadhius atau Dewan Perwakilan
Kota Cirebon, yang pada awal berdirinya sering digunakan sebagai tempat peremuan
dan pernikahan dari bangsawan eropa. Gedung Balai Kota Cirebon sendiri berdiri di
atas lahan seluas 15.770 m2 dengan bentuk pesegi yang bertabur cat berwarna putih
secara terpisah Gedung Balai Kota Cirebon terdiri dari bangunan inti dan dua
bangunan penunjang yang membentuk sayap pada bagian kiri dan kanan bangunan
Di depannya, terdapat portico yang berbentuk setengah lingkaran. Pada sisi kiri dan
kanannya, terdapat hiasan patung Anthon Maas dalam bentuk udang, merujuk pada
industri udang yang berkembang di Cirebon yang membuat kota itu dikenal sebagai
Kota Udang. Ruangan bangunan inti dihiasi kaca patri dengan berbagai hiasan yang
menunjukkan pengaruh dari Nieuwe Kunst dan gaya seni Mazhab Amsterdam. Selain
itu, terdapat bentuk pilaster yang bercirikan Tuscan, arsitektur Romawi Klasik yang
memiliki hiasan moulding pada kepala tiangnya.2
3.1 Metode
Metode penelitian yang akan digunakan berupa studi kajian pustaka demi
memperoleh data yang tepat dalam perkembangan arsitektur Art Deco yang diikuti
dengan metode penelitian perkembangan untuk melihat bagaimana perkembangan
dari arsitektur Art Deco serta ornament – ornament yang menjadi ciri khas arsitektur
ini di dunia nyata dari masa lalu hingga saat ini serta bagaimana hubungan dari
perkembangan tersebut terhadap Gedung Balai Kota Cirebon yang merupakan objek
utama yang akan diteliti
3.2 Tahapan Penelitian
Adapun tahapan dari penelitian “Penggunaan Ornamen Sebagai Penerapan
Arsitektur Art Deco Pada Bangunan Balai Kota Cirebon” sebagai berikut :
1. Pengkajian Studi Pustaka mengenai apa itu arsitektur Art Deco
2. Melakukan Studi Pustaka mengenai Hubungan Arsitektur Art Deco dengan
Arsitektur Kolonial di Indonesia
3. Penyusunan Latar Belakang berdasar data yang sudah didapat dari kajian
pustaka di atas
4. Merumuskan Tujuan dan Sasaran yang tepat bagi penelitian ini
5. Menuliskan Manfaat dari penelitian ini
6. Melakukan Tinjauan Pustaka terhadap objek yang diteliti (Gedung Balai Kota
Cirebon)
7. Menuliskan data yang diperoleh dan mencari keterkaitannya terhadap gaya
Arsitektur Art Deco
8. Melakukan Tinjauan Pustaka Terhadap Ornamen – Ornamen yang menjadi ciri
khas dari objek yang diteliti
9. Memperoleh data mengenai keterkaitan Arsitektur Art Deco terhadap
Bangunan Balai Kota Cirebon berdasar dari aspek Ornamen yang diteliti
6
dengan filosofi kontruksi lokal, dalam pembangunannya Gedung Balai Kota Cirebon
terpengaruh oleh gaya Amsterdam School dimana gaya ini termasuk dalam gaya Art
Deco, Gedung Balai Kota Cirebon memiliki 3 bangunan terpisah yang terdiri dari
bangunan utama dan bangunan pendamping di sayap kiri dan sayap kanannya. Pada
bagian depan bangunan utama terdapat portico yang berbentuk setengah lingkaran.
Dinding bagian depan bangunan utama menggunakan enam buah ornamen berupa
udang yang menempel di dinding, interior dari Gedung Balai Kota Cirebon banyak
menggunakan kaca patri dengan gambar hiasan yang beragam, ornamen – ornament
berbentuk pilaster banyak digunakan di dalam bangunan utama sebagai bentuk
pengaruh dari gaya Tuscan.
4.2 Bentuk Ornamen Art Deco Pada Gedung Balai Kota Cirebon
- Komponen Arsitektural
Komponen Arsitektural perlu diketahui terlebih dahulu agar mempermudah
dalam menganalisa gaya dari suatu bangunan , Gedung Balai Kota Cirebon dapat
dianalisis melalui komponen – komponen arsitektural penyusunnya dimana
komponen – komponen tersebut adalah Dinding, Kolom, Teras, Portico, Langit –
Langit, dan Lantai.
8
a. Dinding
b. Kolom
Kaca patri berfungsi untuk memberikan kualitas visual yang indah ketika terkena
cahaya dari luar.
d. Lampu
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bangunan Balai Kota Cirebon merupakan salah satu bangunan cagar budaya
yang menjadi ikon di kota Cirebon dengan bentuk bangunan khas bergaya
colonial Balai Kota Cirebon menjadi memiliki keunikan tersendiri mengenai
bagaimana sejarah colonial kita dulu berkembang di daerah ini, bangunan yang
dirancang oleh H.P Hamdl dan C.F.H Koll membuktikan bahwa bentuk karya
arsitektur lokal bisa ikut bermain dalam desain keseluruhan bergaya eropa
terbukti dari beberapa penyesuaian pada bangunan dan penambahan ornament –
ornament sarat makna dari sejarah berdirinya kota Cirebon, bentuk desain eropa
yang simple namun tegas dipadukan dengan transformasi- transformasi sebuah
benteng pertahanan eropa yang kokoh dan kuat dipadukan dengan gaya arsitektur
Art Deco membuat bangunan ini menjadi bangunan yang tak lekang oleh waktu,
bangunan – bangunan dengan ornament Art Deco selalu memiliki keunikan
tersendiri bagaimana suatu gaya yang terinspirasi dari revolusi industry bisa
diterapkan dengan baik pada bangunan – bangunan non industrial baik itu dari
segi eksterior maupun permainan corak dan warna geometris pada interior
bangunan.
12
5.2 Saran
Bangunan cagar budaya sebaiknya dirawat dengan baik agar selalu dalam
keadaan sempurna, suatu bangunan dengan gaya Art Deco bisa dikatakan sebagai
bangunan yang tak lekang oleh jaman, gaya Art Deco sendiri masih banyak
digunakan di semua masa hingga saat ini, jadi perbaikan – perbaikan minor pada
bangunan masih dapat dilakukan tanpa harus mengubah ornament asli dari
bangunan cagar budaya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
13
Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap I Gede Yogi Adnyana Puspita Riana
4 NIM 1662121043
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Jurusan MIPA
3
14
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-GT
Ketua
Anggota I
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan Cokorda Istri Pradnya Trisna Dewi
gelar)
2 Jenis Kelamin Perempuan
4 NIM/NIDN 1762121046
6 E-mail cokordaistripradnyatrisnad@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 083114088840
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Jurusan MIPA
3
11
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-GT
Anggota I
Anggota II
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan I Putu Gede Putra Gunawan
gelar)
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
4 NIM/NIDN 1761121048
6 E-mail pgunawan79@yahoo.com
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Jurusan
3
13
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata
ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan Hibah PKM-GT
Anggota II
Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1 Nama Ida Bagus Gede Pramana Putra S.T.,M.Arch
4 NIDN
7 Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Seminar Tempat
1
2
15
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian
biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Hibah PKM-T
Kemahasiswaan