JUDUL PROGRAM
BIDANG KEGIATAN:
PKM – PENELITIAN
Diusulkan Oleh:
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2018
i
PENGESAHAN PKM – PENELITIAN
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas,
arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai
dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap,
hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur
juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Arsitektur adalah ilmu yang luas, termasuk di dalamnya adalah matematika, sains, seni,
teknologi, humaniora, politik, sejarah, filsafat, dan sebagainya. Mengutip Vitruvius,
"Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses
belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni". Ia pun
menambahkan bahwa seorang arsitek harus fasih di dalam bidang musik, astronomi, dsb.
Filsafat adalah salah satu yang utama di dalam pendekatan arsitektur. Rasionalisme,
empirisisme, fenomenologi strukturalisme, post-strukturalisme, dan dekonstruktivisme
adalah beberapa arahan dari filsafat yang mempengaruhi arsitektur.
Arsitektur Post-Modern mempunyai dua wajah yang berbeda yang masing-masing
mewakili dua kutub yang berbeda,kaum populis dan elitis, Romantic dan Modernist, yang
mempunyai dua bahasa yang berbeda dan masing-masing berbicara mengenai hal yang
berbeda juga. Melalui unsur komunikasi dalam Arsitektur post-modern arsitek menjadi
lebih dekat dengan konteks geografis dan budaya setempat sehingga masyarakat tidak
merasa asing dengan lingkungan binaannya sendiri.
1.2 Tujuan dan Sasaran
1.2.1 Tujuan
Untuk mengidentifikasi penerapan Arsitektur Post Modern pada bangunan yang
sesuai dengan karakteristik/ciri-ciri dan mengetahui Sejarah Perkembangan
Arsitektur Post Modern.
1.2.2 Sasaran
Membuka wawasan dan menambah pemahaman mengenai Arsitektur Post Modern
dan dapat dimanfaatkan di kemudian hari.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Akademis
Memberikan informasi seputar karakteristik,penerapan dan perkembangan Arsitektur
Post Modern sebagai referensi bagi mahasiswa dalam melakukan kajian penelitian
terkait ilmu Arsitektur.
1.3.2 Manfaat Praktis
Jurusan Arsitektur : dapat dimanfaatkan sebagai referensi dalam pembelajaran dan
pemahaman perihal Arsitektur Post Modern
Peneliti : dapat memperluas wawasan dan dipergunakan sebagai dasar pemecahan
permasalahan yang timbul terkait Arsitektur Post Modern.
1
1.4 Metode
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data yang diperoleh
dari sumber - sumber kepustakaan media elektronik dan media cetak,dan membandingkan
dengan studi kasus yang ditemukan dilapangan.
BAB II
TINJAUAN ARSITEKTUR POST MODERN
2.1 Arsitektur Post Modern
2.1.1 Karakter/Ciri
Budi Sukada (1988) menyebutkan Arsitektur Post Modern memiliki 10 ciri-ciri,yaitu
;
Mengandung unsur-unsur komunikatif yang bersifat local atau popular
Membangkitkan kembali kenangan historik
Berkonteks urban
Menerapkan kembali Teknik ornamentasi
Bersifat representasional
Berwujud Metaforik (mengadopsi bentuk lain)
Dihasilkan dari partisipasi
Mencerminkan aspirasi umum
Bersifat Plural
Bersifat Elektik
Terdapat 6 Aliran yang muncul pada masa Post Modern, Diantaranya :
2
METAPHOR & METAPHISICAL Mengekspresikan secara bentuk- bentuk
suatu hal yang ditampilkan ke dalam konsep atau desain bangunan. Terdapat tiga
metaphor, yakni metaphor lugu (bentuk bangunan sama persis dengan bentuk
benda yang menjadi konsep), Metaphor kompleks (terdapat beberapa bentuk
benda yang digabung sehingga menimbulkan bentuk bangunan yang kompleks)
Tokoh: Stinley Tigerman, Antonio Gaudi, Mimoru Takeyama. Contoh : La
Sagrada Familia – Barcelona, Spanyol Arsitek : Antoni Gaudi
POST MODERN SPACE Memperlihatkan pembentukan ruang dengan
mengkomposisikan komponen bangunan itu sendiri. Difokuskan pada rancangan
spatial interpenetration, dimana dua atau lebih ruangan dapat digabung secara
overlap dan saling bertemu. Aliran ini mencoba mendefinisikan ruang lebih dari
sekedar ruang abstrak dan menghasilkan arti ganda, keanekaragaman dan kejutan.
Tokoh : Peter Eisenman, Robert Stern, Charles Moore, Kohn, Pederson-Fox.
Contoh : Peter Eisenmen’s Center for Design and Art – University of Cincinnati
Arsitek : Eisenmen’s Aronoff
2.1.2 Sejarah Perkembangan
Pada tahun 1960,bidang arsitektur mulai mengalami kemunduran,kemunduran
tersebut ditandai dengan dihancurkannya sebuah bangunan Pruitt-Igoe Housing yang
terletak di kota St. Louis,Missouri,Amerika Serikat.Kejadian tersebut berlansung
pada tanggal 15 juli 1972,bangunan tersebut merupakan salah satu bagian dari
arsitektur modern.Perumahan Pruitt-Igoe ini merupakan gambaran modemisme yang
sudah menggunakan teknologi untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat dengan
biaya sewa yang murah tetapi dapat tinggal dengan rasa nyaman.Akan tetapi pada
perjalanannya, apartement tersebut menjadi tempat kejahatan dan tempat
perkumpulan para pembuat kerusuhan(preman). Kejadian tersebut membuktikan
bahwa dasar filosofi dan teori modernisme sudah tidak sesuai dengan perkembangan
zaman.
Kenapa bisa terjadinya era Post-modernisme? Karena menurut kritik-kritik yang
dikemukakan oleh para ahli,bahwa era arsitektur modern tidak memiliki 3 hal penting
dalam sebuah karya, yaitu :
No Where: Arsitekur yang di buat pada zaman tersebut tidak mementingkan atau
tidak sesuai dengan lingkungan sekitar, seperti iklim dan tradisi lingkungan
sekitarnya. Arsitektur modern dianggap sangat kaku, membosankan,dan tidak
memiliki identitas.
No Memory: Arsitektur pada era modern tidak terlalu memahani atau mengharga
memori dan sejarah Arsitektur,era modern menolak adanya hubungan dengan
masa lalu atau sejarah yang ada di lingkungan sekitanya,akibatnya arsitektur
modern tidak memiliki keterkaitan tentang sejarah - sejarah di daerah tersebut.
No Rich Content: Arsitektur modern juga dikatakan arsitektur yang kurang
memiliki makna,arsitektur modern lebih mengedepankan bentuk sesuai dengan
fungsi dan kebutuhan saja.Bisa dikatakan bahrwa arsitektur era modem belum
mengenal atau anti dengan adanya omamen-onamen yang berfiungsi memberi
keindahan lebih dari arsitektur tersebut.
3
2.2 Arsitektur(Obyek)
Museum Tsunami Aceh
Museum rancangan dari Ridwan Kamil ini adalah sebuah Museum untuk
mengenang kembali pristiwa tsunami yang maha daysat yang menimpa Nanggroe Aceh
Darussalam pada tanggal 26 Desember 2008 yang menelan korban lebih kurang
240,000 0rang.Perencanaan detail Museum ,situs dan monumen tsunami akan mulai pada
bulan Agustus 2006 dan pembangunan akan dibangun diatas lahan lebih kurang 10,000
persegi yang terletak di Ibukota provinsi Nanggroes Aceh Darussalam yaitu
Kotamadaya Banda Aceh dengan anggaran dana sekitar Rp 140 milyar dengan rincian
Rp 70 milyar dari Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) untuk bangunan dan
setengahnya lagi dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk
isinya juga berisi berbagai benda peninggalan sisa tsunami.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data yang diperoleh
dari sumber - sumber kepustakaan media elektronik dan media cetak,dan membandingkan
dengan studi kasus yang ditemukan dilapangan.
3.2 Tahapan Penelitian
3.2.1 Perencanaan Penelitian,
4
Mengidentifikasi masalah/Mencari permasalahan
Mengadakan studi pendahuluan
Menentukan obyek penelitian
3.2.2 Pelaksanaan penelitian,
Pengumpulan literatur terkait obyek penelitian.
Mencari contoh penerapan dengan studi kasus.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Mengumpulkan data yang berkaitan dengan penelitian tentang arsitektur Post Modern
dalam kajian filsafat seni baik berupa buku, jurnal, dan artikel terkait untuk dikaji lebih
dalam.
3.4 Analisis Data
dengan melakukan analisis terhadap data yang diperoleh dengan metode yang dipilih untuk
melakukan penelitian. Data yang dianalisis mencakup data primer dan data sekunder
tentang arsitektur Post Modern dan filsafat seni.
BAB IV
PENERAPAN ARSITEKTUR POST MODERN
4.1 Wujud
Desain Museum tsunami aceh mengambil konsep “rumoh aceh as ascape hill buildings”
yang ditonjolkan dengan bangunan yang berbentuk panggung, selayaknya rumah aceh dimana
bagian bawah bangunan digunakan sebagai area publik untuk beriteraksi dengan tetangga
memalui ngumpul melaksanakan suatu kegiatan seperti menganyam dan sebagainya, demikian
pula museum tsunami aceh harapannya bagian bawah bangunan bisa menjadi ruang publik
yang terbuka untuk siapa saja dan kapan saja sehingga terjadi suatu interaksi yang baik antar
sesama masyarakat, disamping space tersebut juga bisa menjadi taman kota yang baru.Dinding
museum dihiasi gambar orang-orang menari saman, sebuah makna simbolis terhadap kekuatan,
disiplin, dan kepercayaan religius suku aceh
Dari atas, atapnya membentuk gelombang laut. Lantai dasarnya dirancang mirip rumah
panggung tradisional Aceh yang selamat dari terjangan tsunami.Bangunan ini memperingati
para korban, yang namanya dicantumkan di dinding salah satu ruang terdalam museum, dan
warga masyarakat yang selamat dari bencana ini.
4.2 Bentuk
5
Perancangan bangunan museum mengadopsi bentuk rumah tradisional masyarakat
Aceh, berupa bangunan rumah panggung Aceh diambil sebagai analogi dasar massa bangunan.
Dengan konsep rumah panggung, bangunan ini juga dapat berfungsi sebagai sebuah escape hill
sebuah taman berbentuk bukit yang dapat dijadikan sebagai salah satu antisipasi lokasi
penyelamatan jika seandainya terjadinya banjir dan bencana tsunami di masa datang.
Kemudian juga ada the hill of light, selain taman untuk evakuasi yang dipenuhi ratusan tiang,
para pengunjung dapat meletakkan karangan bunga, semacam personal space dan juga ada
memorial hill di ruang bawah tanah serta dilengkapi ruang pameran. Desain ini sarat dengan
konten lokal. Tarian saman sebagai cerminan Hablumminannas (konsep hubungan antar
manusia dalam Islam) distilasi kedalam pola fasade bangunan. Tampilan eksterior yang luar
biasa yang mengekspresikan keberagaman budaya Aceh melalui pemakaian ornamen dekoratif
unsur transparansi elemen kulit luar bangunan. diambil sebagai analogi dasar massa bangunan.
Dengan konsep rumah panggung, bangunan ini juga dapat berfungsi sebagai sebuah escape hill
sebuah taman berbentuk bukit yang dapat dijadikan sebagai salah satu antisipasi lokasi
penyelamatan jika seandainya terjadinya banjir dan bencana tsunami di masa datang.
Kemudian juga ada the hill of light, selain taman untuk evakuasi yang dipenuhi ratusan
tiang, para pengunjung dapat meletakkan karangan bunga, semacam personal space dan juga
ada memorial hill di ruang bawah tanah serta dilengkapi ruang pameran. Desain ini sarat
dengan konten lokal. Tarian saman sebagai cerminan Hablumminannas (konsep hubungan
antar manusia dalam Islam) distilasi kedalam pola fasade bangunan. Tampilan eksterior yang
luar biasa yang mengekspresikan keberagaman budaya Aceh melalui pemakaian ornamen
dekoratif unsur transparansi elemen kulit luar bangunan.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Post modern dalam arsitektur memiliki tujuan menyelesaikan permasalahan pada
arsitektur modern yang dianggap tidak memiliki makna terhadap konteks, membuka
kemungkinan yang ambigu terhadap persepsi ruang, memecahkan persepsi-persepsi dan
paradoks, bersatu dengan berbagai arsitek untuk membuka prinsip baru yang lebih
berkelanjutan.
Tujuan post moderen adalah memberikan kesempatan pada bangunan untuk dapat di
ekspresikan dalam berbagai hal, seperti karakteristiknya, tipologinya, sclupture. setiap hasil
akan mengisyaratkan maksud masing-masing. seperti pruralisme, makna ganda, bentuk
mengambang, tidak skalatis, ironi dan paradoks.
5.2 Saran
jangan salah mengartikan, post modern tetap menjaga kebutuhan dasar manusia atas
fungsi dasar, mereka lebih menekankan bukan pada apa yang harus ada, tetapi apa yang bisa
di dapatkan lebih. seperti suatu rumah haruslah sebagai sebuah rumah, namun apa yang kita
dapat lakukan lebih bagi pemiliknya dan lingkungan terhadap perkembangan pemikiran dan
lingkungan sosial.beberapa arsitek post modern yang karyanya mempengaruhi.
6
DAFTAR PUSTAKA
darmadi, t. (n.d.). museum tsunami aceh. Retrieved from
file:///D:/all%20my%20life/Arst.Dunia/anzdoc.com_museum-tsunami-aceh-pengertian.pdf
7
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing
Biodata Ketua Pelaksana
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) I Wayan Ardha Pranayama
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi Teknik Arsitektur
4 NIM/NIDN 1662121112
5 Tempat dan Tanggal Lahir Negara, 12 Agustus 1998
6 Email Pranayama.ardha06@gmail.com
7 No. Telp. / HP
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 2 Nusa SMPN 1 SMAN 1
Sari Melaya Melaya
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2004 – 2010 2010 – 2013 2013 - 2016
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
Persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Penelitian.
Tanda tangan
8
SURAT PERNYATAAN SUMBER TULISAN PKM-AI
2. Naskah ini belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk prosiding maupun jurnal
sebelumnya.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan pihak manapun juga
untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
9
SURAT PERNYATAAN SUMBER TULISAN PKM-AI
4. Naskah ini belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk prosiding maupun jurnal
sebelumnya.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan pihak manapun juga
untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
10