Arsitektur Kontekstualis/Ad-Hoc/Urbanism
DOSEN:
Prof. Dr. Ir PUTU RUMAWAN SALAIN, M.Si
MAHASISWA:
GUSTI AYU PUTU NIRIANA (1504205050)
HURYAH NUR HASANAH (1504205051)
KOMANG AYU KRISNA WIDYASTUTI (1504205052)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Arsitektur Kontekstualisme/Ad-Hoc/Urbanisme tepat pada waktunya dan sesuai harapan
meskipun banyak hambatan yang dialami selama proses pengerjaannya. Penulisan makalah
ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Arsitektur Dunia 2. Dalam
penulisan makalah ini penulis tidak lepas dari hambatan dan kesulitan, namun berkat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya hambatan tersebut dapat diatasi
dengan baik.
Makalah ini penyusun susun berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber
seperti dari media elektronik, yaitu internet dan referensi dari buku-buku yang memuat
materi yang digunakan untuk penyusunan materi makalah ini. Penyusunan makalah ini
dapat diselesaikan dengan baik tentunya tidak terlepas dari berbagai pihak khususnya dari
bantuan dosen pembimbing. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis
mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Prof. Dr. Ir Putu Rumawan Salain, M.Si
selaku dosen pengampu mata kuliah Arsitektur Dunia 2. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa yang sudah memberikan
kontribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyusunan
proposal ini.
Dalam penulisan makalah ini tentunya penulis menyadari banyak terdapat
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Baik aspek kualitas maupun aspek kuantitas
dari materi makalah yang disajikan. Penyusun juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna sehingga penyusun membutuhkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak guna memperbaiki laporan ini agar menjadi lebih baik
kedepannya. Terakhir semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua orang guna
untuk kemjuan pendidikan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................ 2
1.4 Manfaat .............................................................................. 2
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................ 16
4.2 Saran...................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 18
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.4.1. John M. Johanes..................................................................... 5
Gambar 2.4.2 . Mummer Theatre,Oklahoma City ........................................ 6
Gambar 2.4.3. Leon Krier. 6
Gambar 2.4.4. Tupelo Street.......................................................................... 7
Gambar 2.4.5. Village hall 8
Gambar 2.4.6. Robert Krier... 8
Gambar 2.4.7. Echternach 9
Gambar 2.4.8. James Stirling 9
Gambar 2.4.9. Perpustakaan Fakultas Sejarah, Cambridge.. 10
Gambar 2.4.10. Univeritas musik dan pertunjukan seni, stutgartt... 10
Gambar 2.4.11. Lucien Kroll..... 11
Gambar 2.4.11. Medical Housing Faculty. 11
Gambar 2.5.1.1. La Muralla Roja...... 12
Gambar 2.5.2.1. Perpustakaan Kontainer,Batu Malang,Indonesia................ 13
Gambar 2.5.3.1. Museum Puspa Iptek, Bandung, Indonesia..... 14
Gambar 2.5.4.1 Istana Kuta Galleria.. 15
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Makalah ini akan membahas salah satu dari enam aliran postmodern diatas
yaitu aliran kontekstualism/ ad hoc/ urbanism.
1
b. Apa contoh bangunan arsitektur kontekstualism/ ad hoc/ urbanism di
dunia?
c. Apa contoh bangunan arsitektur kontekstualism/ ad hoc/ urbanism di
Indonesia?
d. Apa contoh bangunan arsitektur kontekstualism/ ad hoc/ urbanism di Bali?
BAB II
KAJIAN TEORI
2
3. Ilmu tentang kehidupan kota. Jadi dapat disimpulkan bahwa urbanisme
lebih mengarah pada kehidupan perkotaan baik hubungan sosial maupun
dengan lingkungan. Arsitektur postmodern aliran urbanisme mempunyai dua
ciri khusus yaitu:
Ad-hocsisme suatu hasil dari arsitektur pop pada tahun 1950 dan
1960 dan investigasi Jencks tentang semiology. Adhocsisme menunjukkan
perhatian terhadap lingkungan social yaitu perdebatan yang dibuat oleh
kaum modernist melawan kaum elit. Arsitektur modern itu sendiri sebagai
ikon gaya internasional yang antihistoris, monoton, bersifat industrialisasi,
dan kurang memerhatikan kondisi bangunan lama di sekitarnya.
Adhocsisme lebih sedikit memakai teknologi dan lebih beragam (plural).
Adhocsisme adalah suatu tujuan yang dapat dengan segera dipenuhi.
Didalam pemenuhan suatu kebutuhan terkadang kendalan maka dari itu
adhocsisme hadir untuk mengurangi penundaan yang disebabkan karena
3
pengkhususan (specialization), birokrasi (bureaucracy), dan organisasi
hirarki (hirarchial organization).
4
Menggabungkan unsur asitektur modern dengan unsur lainnya, juga
memperhatikan nilai yang dianut sang arsitek dan masyarakantya
3) Tidak terikat oleh aturan tertentu dan mempunyai fleksibilitas sehingga
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
4) Peacemeal
Adanya penerapan unsur- unsur dasar tempat bangunan berada seperti
history, lokasi, vernacular, sosial, dll.
Ciri khusus
Ad hoc : terdapat penambahan komponen-komponen baru tanpa
memikirkan lagi kondisi dan lokasi yang tepat.
Kontekstualisme : melayani aspirasi ideal masyarakat karena selalu
selaras dengan linkungan.
2.4 Tokoh-tokoh dan karya Arsitektur Urbanist (ad hoc dan kontekstualisme)
1. John M. Johanes.
John M. Johansen lahir pada tahun 1916 di New York City. Pada tahun
1939 beliau lulus dari harvard university of design with master in
arschitecture. Dia kemudian menjadi peneliti Badan Perumahan Nasional
di Washington, D.C., dan kemudian bergabung dengan perusahaan arsitek
Skidmore, Owings dan Merrill di New York. Desain Johansen menekankan
fungsi daripada formulir dan berfokus pada kondisi sosial, perkotaan, dan
antropologi, dan diupayakan untuk menghindari menciptakan
megastruktur yang kuat. Beliau masuk pada tokoh arsitekur Urbanism.
5
Mummers Theatre.
2. L.KRIER.
6
bahwa tampilan arsitekturnya sangat mirip dengan arsitektur Romawi.
Beliau masuk pada tokoh arsitekur Urbanism.
Tupelo Street
7
Village hall.
3. Robert Krier
8
Lahir pada tahun 1938 di Grevenmacher, beliau adalah seorang arsitek
perancang dan teoretikus perkotaan. Robert Krier adalah kakak dari arsitek
Leon Krien dan merekan adalah perwakilan urbanism yang terkenal. Krier
belajar arsitektur di Technical University of Munich dari tahun 1959
sampai 1964. Setelah lulus, dia bekerja dengan Oswald Mathias Ungers di
Cologne dan Berlin (1965-66) dan Frei Otto di Berlin dan Stuttgart (1967-
70). Dari tahun 1973 sampai 1975. Beliau masuk pada tokoh arsitekur
Urbanism.
Hasil karyanya :
Echternach
4. James Stirling.
9
Lahir pada tanggal 22 april 1926 di glasgow, dan wafat pada
tanggal 25 juni 1952 di london. Beliau sekolah di Quarry Bank High
School, Liverpool, England. Ia adalah seorang arsitek Inggris dianggap
menjadi salah satu arsitek paling penting dan berpengaruh dari paruh
kedua abad ke-20. Ia mungkin paling dikenal sebagai salah satu dari
sejumlah arsitek muda yang dari tahun 1950 pada mempertanyakan dan
menumbangkan ajaran komposisi dan teoritis dari Gerakan modern
pertama. Beliau masuk pada tokoh arsitek Ad-hoc.
Hasil karya :
Perpustakaan Fakultas Sejarah, Cambridge.
5. Lucien Kroll
10
Gambar 2.4.11. Lucien Kroll
Sumber: wikipedia.com
11
BAB III
PEMBAHASAN
12
Ciri Urbanism :
Terlihat jelas karena bangunan ini difungsikan sebagai apartemen.
Ciri Kontekstualism :
Terlihat karena Ricardo mengadaptasi mediteranian casbah,
yang mana merupakan gaya arsitektur vernacular di daerah
mediterania, termasuk Spanyol. Bangunan ini juga mengadaptasi
gaya arsitektur vernakular arab dalam hal pila sirkulasi anginnya
dan warna merah yang diambil terinspirasi dari warna merah tanah
liat casbah. Ketelitian organisasi geometri berdasarkan ajaran
geometri yunan. Tampilan formalnya juga menujukan prinsip
kontruktivisme.
Ciri Ad-hoc :
Dapat dilihat dari bangunan ini menggunakan warna yang
beragam (merah,pink,biru), dan konsep yang diambil juga
beragam. Selain itu warna yang mencolok juga termasuk
menambahkan komponen warna biru yang tidak memikirkan lokasi
yang tepat. Sumber : Hanly,2016: www.architixer.com.
Ciri Ad-Hoc :
Dilihat dari warna pada bngunan tersebut sangat menyimpang
dengan lingkungan sekitar. Dengan adanya perpustakaan gratis
untuk masyarakat dapat memudahkan masyarakat untuk belajar.
13
Ciri Kontektualism :
Dilihat dari bangunan utama yang disusun meyerupai permainan
tradisional enggrang, yang memperhatikan lingkungan karena
memakai kontainer bekas. Sumber. Basita: 2015 :Ulinulin.com
Ciri Ad-Hoc :
Dilihat dari warna pada bngunan tersebut sangat menyimpang
dengan lingkungan sekitar. Museum ini sangat unik karena
berfungsi juga sebagai Jam matahari atau 'sun dial' raksasa, yang
jarumnya punya panjang 30 meter.
Ciri Kontektualism :
Dilihat dari ekterior banguan bahwa bangunan melihat lingkungan
sekitar.
14
3.4. Contoh Bangunan di Bali.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ciri khusus
a) Ad hoc : terdapat penambahan komponen-komponen baru tanpa
memikirkan lagi kondisi dan lokasi yang tepat.
b) Kontekstualisme : melayani aspirasi ideal masyarakat karena selalu selaras
dengan linkungan.
2. Contoh bangunan
a) Di Dunia
La Muralla Roja,Alicante,Spanyol. By Ricardo Bofill.
b) Di Indonesia
Perputakaan Kontainer, Batu Malang, Indonesia.
Museum Puspa Iptek, Bandung, Indonesia.
c) Di bali
Istana Kuta Galleria
4.2 Saran
Postmodernisme di bali harus diiringi dengan kreativitas dari para
arsiteknya. Maksudnya adalah para arsitek harus mampu memadu-padankan
arsitektur tradisional bali dengan langgam arsitektur yang datang dari luar.
16
Postmodernisme di Bali memberi kesempatan bagus jika di ikuti dengan baik
akan sangat menguntungkan karena Bali sebagai pulau wisata dapat
menunnjukan diri melalui karya arsitektur.
17
DAFTAR PUSTAKA
18