Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MATA KULIAH ARSITEKTUR DUNIA 2

Arsitektur Kontekstualis/Ad-Hoc/Urbanism

DOSEN:
Prof. Dr. Ir PUTU RUMAWAN SALAIN, M.Si

MAHASISWA:
GUSTI AYU PUTU NIRIANA (1504205050)
HURYAH NUR HASANAH (1504205051)
KOMANG AYU KRISNA WIDYASTUTI (1504205052)

JURUSAN ARSITEKTUR REGULER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Arsitektur Kontekstualisme/Ad-Hoc/Urbanisme tepat pada waktunya dan sesuai harapan
meskipun banyak hambatan yang dialami selama proses pengerjaannya. Penulisan makalah
ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Arsitektur Dunia 2. Dalam
penulisan makalah ini penulis tidak lepas dari hambatan dan kesulitan, namun berkat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya hambatan tersebut dapat diatasi
dengan baik.
Makalah ini penyusun susun berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber
seperti dari media elektronik, yaitu internet dan referensi dari buku-buku yang memuat
materi yang digunakan untuk penyusunan materi makalah ini. Penyusunan makalah ini
dapat diselesaikan dengan baik tentunya tidak terlepas dari berbagai pihak khususnya dari
bantuan dosen pembimbing. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis
mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Prof. Dr. Ir Putu Rumawan Salain, M.Si
selaku dosen pengampu mata kuliah Arsitektur Dunia 2. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa yang sudah memberikan
kontribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyusunan
proposal ini.
Dalam penulisan makalah ini tentunya penulis menyadari banyak terdapat
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Baik aspek kualitas maupun aspek kuantitas
dari materi makalah yang disajikan. Penyusun juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna sehingga penyusun membutuhkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak guna memperbaiki laporan ini agar menjadi lebih baik
kedepannya. Terakhir semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua orang guna
untuk kemjuan pendidikan.

Jimbaran, 25 April 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................ 2
1.4 Manfaat .............................................................................. 2

BAB II KAJIAN TEORI


2.1 Pengertian Urbanism (ad hoc dan kontekstualisme)........... 3
2.2 Sejarah Arsitektur Urbanist (ad hoc dan kontekstualisme) 3
2.3 Ciri Arsitektur Urbanist (ad hoc dan kontekstualisme) .. 5
2.4 Tokoh-tokoh dan karya ...................................................... 5

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Ciri Arsitektur Urbanist (ad hoc dan kontekstualisme) ... 12
3.2 Contoh Bangunan di Dunia.................................................. 12
3.3 Contoh Bangunan di Indonesia........................................... 13
3.4 Contoh Bangunan di Bali.. 15

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................ 16
4.2 Saran...................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 18

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.4.1. John M. Johanes..................................................................... 5
Gambar 2.4.2 . Mummer Theatre,Oklahoma City ........................................ 6
Gambar 2.4.3. Leon Krier. 6
Gambar 2.4.4. Tupelo Street.......................................................................... 7
Gambar 2.4.5. Village hall 8
Gambar 2.4.6. Robert Krier... 8
Gambar 2.4.7. Echternach 9
Gambar 2.4.8. James Stirling 9
Gambar 2.4.9. Perpustakaan Fakultas Sejarah, Cambridge.. 10
Gambar 2.4.10. Univeritas musik dan pertunjukan seni, stutgartt... 10
Gambar 2.4.11. Lucien Kroll..... 11
Gambar 2.4.11. Medical Housing Faculty. 11
Gambar 2.5.1.1. La Muralla Roja...... 12
Gambar 2.5.2.1. Perpustakaan Kontainer,Batu Malang,Indonesia................ 13
Gambar 2.5.3.1. Museum Puspa Iptek, Bandung, Indonesia..... 14
Gambar 2.5.4.1 Istana Kuta Galleria.. 15

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aliran arsitektur postmodernisme muncul karena kebosanan pada aliran


arsitektur modern. Arsitektur modern membawa sifat yang monoton sehingga
menimbulkan kebosanan, selain itu arsitektur modern juga menyimpang dari
tujuan awalnya salah satu contohnya Pruitt-igoe housing yang menjadi lambang
dari arsitektur modern. Tujuan awalnya adalah menciptakan tempat tinggal yang
nyaman bagi masyarakat dan sekaligus murah, namun yang terjadi adalah
bangunan Pruitt-igoe menjadi sarang dari kejahatan dan para perusuh. Maka dari
itu pada tanggal 15 juli 1972 bangunan ini diruntuhkan dan peristiwa ini sekaligus
dianggap sebagai awal mula dari era postmodern.
Arsitektur postmodern bukan lah suatu gerakan revolusioner yang benar-
benar terlepas dari aliran modernisme. Bahkan arsitektur postmodern bisa
dikatakan sangat dipengaruhi oleh modernisme. Arsitektur postmodern bersifat
relatif, memiliki sifat respon terhadap sejarah, dan bersifat regional, hal ini lah
yang memungkinkan setiap daerah tertentu memiliki ciri khas atau landmarknya
sendiri.
Charles Jencks merupakan seorang tokoh postmodern, didalam teorinya,
arsitektur postmodern terdiri dari enam jenis yaitu:
1. Historisism
2. Revivalism
3. Neo-vernakular
4. Kontekstualism/ ad hoc/ urbanism
5. Methaphor/ metaphysic
6. Postmodern space

Makalah ini akan membahas salah satu dari enam aliran postmodern diatas
yaitu aliran kontekstualism/ ad hoc/ urbanism.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa ciri-ciri arsitektur kontekstualism/ ad hoc/ urbanism?

1
b. Apa contoh bangunan arsitektur kontekstualism/ ad hoc/ urbanism di
dunia?
c. Apa contoh bangunan arsitektur kontekstualism/ ad hoc/ urbanism di
Indonesia?
d. Apa contoh bangunan arsitektur kontekstualism/ ad hoc/ urbanism di Bali?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk menngetahui ciri-ciri arsitektur kontekstualism/ ad hoc/ urbanism.
2. Untuk menngetahui contoh bangunan arsitektur kontekstualism/ ad hoc/
urbanism di dunia.
3. Untuk menngetahui contoh bangunan arsitektur kontekstualism/ ad hoc/
urbanism di Indonesia.
4. Untuk menngetahui contoh bangunan arsitektur kontekstualism/ ad hoc/
urbanism di Bali.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Agar pembaca khususnya mahasiswa mengetahui pengaruh aliran
arsitektur postmodern khususnya tentang kontekstualism/ ad hoc/
urbanism, di Bali, di Indonesia, dan di Dunia.

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Urbanism (ad hoc dan kontekstualisme)


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Urbanisme (urbanism)
adalah
1. Sikap dan tata cara hidup orang-orang kota,
2. Perkembangan daerah perkotaan,

2
3. Ilmu tentang kehidupan kota. Jadi dapat disimpulkan bahwa urbanisme
lebih mengarah pada kehidupan perkotaan baik hubungan sosial maupun
dengan lingkungan. Arsitektur postmodern aliran urbanisme mempunyai dua
ciri khusus yaitu:

Ad hoc (Ad Hoc Urbanism)


Ad hoc berarti for this specific need or purpose. (Jencks, 1997: 49)
(Untuk kebutuhan tertentu, atau tujuan tertentu) . Didalam pemenuhan
suatu kebutuhan terkadang kendala yang dialami adalah waktu yang lama
dan banyaknya energy yang dibutuhkan didalam merealisasikan proyek
tersebut. Hal ini sangat bertentangan dengan Ad hoc, karena hal yang
diangan-angankan didalam adhocsisme adalah tujuan yang dengan segera
dipenuhi. Maka dari itu adhocsisme hadir untuk mengurangi penundaan
yang disebabkan karena pengkhususan (specialization), birokrasi
(bureaucracy) dan organisasi hirarki (hirarchial organization. Menurut
Charles Jencks aliran ad hoc lebih sedikit penggunaan teknologinya dan
mengutamakan pluralism/ keberagaman.

Kontekstualisme (Contextual Urbanism)


Konstekstualisme adalah konsep arsitektur yang berusaha menyelaraskan
diri dengan lingkungan sekitar. Didalam arsitektur modern pembangunn
suatu gedung hanya memperhatikan gedungnya saja, tidak memperhatikan
lingkungan sekitar atau jaringannya, berbeda dengan kontekstualisme yang
berusaha untuk menyelaraskan diri dengan lingkungannnya.
Kontekstualisme juga memperhatikan penempatan bangunan di dalam
lingkungan sehingga terlihat selaras.

2.2 Sejarah Arsitektur Urbanist (ad hoc dan kontekstualisme)

Ad-hocsisme suatu hasil dari arsitektur pop pada tahun 1950 dan
1960 dan investigasi Jencks tentang semiology. Adhocsisme menunjukkan
perhatian terhadap lingkungan social yaitu perdebatan yang dibuat oleh
kaum modernist melawan kaum elit. Arsitektur modern itu sendiri sebagai
ikon gaya internasional yang antihistoris, monoton, bersifat industrialisasi,
dan kurang memerhatikan kondisi bangunan lama di sekitarnya.
Adhocsisme lebih sedikit memakai teknologi dan lebih beragam (plural).
Adhocsisme adalah suatu tujuan yang dapat dengan segera dipenuhi.
Didalam pemenuhan suatu kebutuhan terkadang kendalan maka dari itu
adhocsisme hadir untuk mengurangi penundaan yang disebabkan karena

3
pengkhususan (specialization), birokrasi (bureaucracy), dan organisasi
hirarki (hirarchial organization).

Kontekstualisme muncul pada tahun 1960. Kontekstualisme


muncul dan memperkenalkan diri sebagai metode pengobatan lingkungan
yang semakin senjang bagi masyarakat. Lingkungan semakin putus
dengan hubungan dengan sejarah ataupun akar budayanya. (drarma, 2005 :
1). Gerakan pengusung paham arsitektur kontekstual sendiri muncul dari
penolakan dan perlawanan terhadap arsitektur modern sebagai ikon gaya
internasional yang antihistoris, monoton, bersifat industrialisasi, dan
kurang memerhatikan kondisi bangunan lama di sekitarnya. Sehingga,
kontekstualisme selalu dihubungkan dengan kegiatan konservasi dan
preservasi karena berusaha mempertahankan bangunan lama khususnya
yang bernilai historis dan membuat koneksi dengan bangunan baru atau
menciptakan hubungan yang simpatik, yang akan menghasilkan sebuah
kontinuitas visual.

Konsep kontekstualisme dalam arsitektur mempunyai arti


merancang sesuai dengan konteks yaitu merancang bangunan dengan
menyediakan visualisasi yang cukup antara bangunan yang sudah ada
dengan bangunan baru untuk menciptakan suatu efek yang kohesif
(menyatu). Rancangan bangunan baru harus mampu memperkuat dan
mengembangkan karakteristik dari penataan lingkungan, atau setidaknya
mempertahankan pola yang sudah ada. Suatu bangunan harus
memperhatikan lingkungannya.

2.3 Ciri Arsitektur Urbanist (ad hoc dan kontekstualisme)


1) Bentuk semiotic
Maksudnya adalah bentuk bangunan merupakan Bahasa arsitektur, bentuk
bangunan memiliki makna dan tujuan tersendiri sehingga maksdu
bangunan tersebut dipahami.
2) Double coding

4
Menggabungkan unsur asitektur modern dengan unsur lainnya, juga
memperhatikan nilai yang dianut sang arsitek dan masyarakantya
3) Tidak terikat oleh aturan tertentu dan mempunyai fleksibilitas sehingga
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
4) Peacemeal
Adanya penerapan unsur- unsur dasar tempat bangunan berada seperti
history, lokasi, vernacular, sosial, dll.

Ciri khusus
Ad hoc : terdapat penambahan komponen-komponen baru tanpa
memikirkan lagi kondisi dan lokasi yang tepat.
Kontekstualisme : melayani aspirasi ideal masyarakat karena selalu
selaras dengan linkungan.

2.4 Tokoh-tokoh dan karya Arsitektur Urbanist (ad hoc dan kontekstualisme)
1. John M. Johanes.

Gambar 2.4.1. John M. Johanes.


Sumber: wikipedia.com

John M. Johansen lahir pada tahun 1916 di New York City. Pada tahun
1939 beliau lulus dari harvard university of design with master in
arschitecture. Dia kemudian menjadi peneliti Badan Perumahan Nasional
di Washington, D.C., dan kemudian bergabung dengan perusahaan arsitek
Skidmore, Owings dan Merrill di New York. Desain Johansen menekankan
fungsi daripada formulir dan berfokus pada kondisi sosial, perkotaan, dan
antropologi, dan diupayakan untuk menghindari menciptakan
megastruktur yang kuat. Beliau masuk pada tokoh arsitekur Urbanism.

Hasil karya John M. Johanes :

5
Mummers Theatre.

Gambar 2.4.2 . Mummer Theatre,Oklahoma City.


Sumber: National trust of historic perservation.

2. L.KRIER.

Gambar 2.4.3. Leon Krier.


Sumber: wikipedia.com

L.Krier lahir pada tanggal 7 april 1946 di kota luxembourg. Pada


tahun 1968 L.Krier lulus dari universitas stuttgart. Pengalaman bekerja
L.Krier macam-macam beliau pernah mengajar disebuah Asosiasi
Arsitektur dan Royal College of Art selama 20 tahun, dan Krier bertindak
sebagai konsultan arsitektural dalam proyek perencanaan kota namun
hanya merancang bangunan pilihan pribadinya. Di antara realisasinya yang
paling terkenal adalah facade.
Prinsip dikarya L.Krier adalah menjelaskan dasar-sadar rasional
arsitektur, dan beliau menyatakan bahwa Dalam bahasa simbol, tidak ada
kesalahpahaman", yang artimya bangunan memiliki tatanan dan tipologi
yang rasional: sebuah rumah, istana, sebuah kuil, sebuah campanile,
sebuah gereja; Tapi juga atap, kolom, jendela, dll., Apa yang dia sebut
"objek yang dapat dikenali". Penampilan gaya arsitektur Krier sudah biasa
dikatakan dengan arsitektur tanpa gaya Namun, juga telah ditunjukkan

6
bahwa tampilan arsitekturnya sangat mirip dengan arsitektur Romawi.
Beliau masuk pada tokoh arsitekur Urbanism.

Hasil karya John M. Johanes :

Tupelo Street

Gambar 2.4.4. Tupelo Street.


Sumber: wikipedia.com

7
Village hall.

Gambar 2.4.5. Village hall.


Sumber: wikipedia.com

3. Robert Krier

Gambar 2.4.6. Robert Krier.


Sumber: wikipedia.com

8
Lahir pada tahun 1938 di Grevenmacher, beliau adalah seorang arsitek
perancang dan teoretikus perkotaan. Robert Krier adalah kakak dari arsitek
Leon Krien dan merekan adalah perwakilan urbanism yang terkenal. Krier
belajar arsitektur di Technical University of Munich dari tahun 1959
sampai 1964. Setelah lulus, dia bekerja dengan Oswald Mathias Ungers di
Cologne dan Berlin (1965-66) dan Frei Otto di Berlin dan Stuttgart (1967-
70). Dari tahun 1973 sampai 1975. Beliau masuk pada tokoh arsitekur
Urbanism.

Hasil karyanya :

Echternach

Gambar 2.4.7. Echternach.


Sumber: wikipedia.com

4. James Stirling.

Gambar 2.4.8. James Stirling.


Sumber: wikipedia.com

9
Lahir pada tanggal 22 april 1926 di glasgow, dan wafat pada
tanggal 25 juni 1952 di london. Beliau sekolah di Quarry Bank High
School, Liverpool, England. Ia adalah seorang arsitek Inggris dianggap
menjadi salah satu arsitek paling penting dan berpengaruh dari paruh
kedua abad ke-20. Ia mungkin paling dikenal sebagai salah satu dari
sejumlah arsitek muda yang dari tahun 1950 pada mempertanyakan dan
menumbangkan ajaran komposisi dan teoritis dari Gerakan modern
pertama. Beliau masuk pada tokoh arsitek Ad-hoc.
Hasil karya :
Perpustakaan Fakultas Sejarah, Cambridge.

Gambar 2.4.9. Perpustakaan


Fakultas Sejarah, Cambridge..
Sumber: wikipedia.com

Univeritas musik dan pertunjukan seni, stutgartt.

Gambar 2.4.10. Univeritas musik


dan pertunjukan seni, stutgartt.
Sumber: wikipedia.com

5. Lucien Kroll

10
Gambar 2.4.11. Lucien Kroll
Sumber: wikipedia.com

Beliau lahir pata tanggal 13 maret 1927 di Brussels, Lucien


Kroll adalah seorang arsitek Belgia yang terkenal dengan proyek-
proyek yang melibatkan partisipasi para pengguna bangunan masa
depan. Beliau masuk pada tokoh arsitek Ad-hoc Hasil karyanya :

Medical Housing Faculty.

Gambar 2.4.11. Medical Housing Faculty.


Sumber: wikipedia.com

11
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Ciri Arsitektur Urbanist (ad hoc dan kontekstualisme)


1. Bentuk semiotic
Maksudnya adalah bentuk bangunan merupakan Bahasa arsitektur, bentuk
bangunan memiliki makna dan tujuan tersendiri sehingga maksdu
bangunan tersebut dipahami.
2. Double coding
Menggabungkan unsur asitektur modern dengan unsur lainnya, juga
memperhatikan nilai yang dianut sang arsitek dan masyarakantya
3. Tidak terikat oleh aturan tertentu dan mempunyai fleksibilitas sehingga
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
4. Peacemeal
Adanya penerapan unsur- unsur dasar tempat bangunan berada seperti
history, lokasi, vernacular, sosial, dll.
Karena dibagi menjadi dua aliran yaitu ad hoc dan kontekstual maka
masing-masing aliran memiliki ciri tersendiri.
Ciri khusus
1. Ad hoc : terdapat penambahan komponen-komponen baru tanpa
memikirkan lagi kondisi dan lokasi yang tepat.
2. Kontekstualisme : melayani aspirasi ideal masyarakat karena selalu
selaras dengan linkungan.

3.2 Contoh Bangunan Arsitektur Kontekstualis/Ad-hoc/Urbanism di Dunia.


1. La Muralla Roja,Alicante,Spanyol. By Ricardo Bofill.

Gambar 2.5.1.1. La Muralla Roja.


Sumber: Architizer.com
Alasan memilih bangunan ini dapat dilihat dari,

12
Ciri Urbanism :
Terlihat jelas karena bangunan ini difungsikan sebagai apartemen.
Ciri Kontekstualism :
Terlihat karena Ricardo mengadaptasi mediteranian casbah,
yang mana merupakan gaya arsitektur vernacular di daerah
mediterania, termasuk Spanyol. Bangunan ini juga mengadaptasi
gaya arsitektur vernakular arab dalam hal pila sirkulasi anginnya
dan warna merah yang diambil terinspirasi dari warna merah tanah
liat casbah. Ketelitian organisasi geometri berdasarkan ajaran
geometri yunan. Tampilan formalnya juga menujukan prinsip
kontruktivisme.
Ciri Ad-hoc :
Dapat dilihat dari bangunan ini menggunakan warna yang
beragam (merah,pink,biru), dan konsep yang diambil juga
beragam. Selain itu warna yang mencolok juga termasuk
menambahkan komponen warna biru yang tidak memikirkan lokasi
yang tepat. Sumber : Hanly,2016: www.architixer.com.

3.3. Contoh Bangunan di Indonesia.


1. Perputakaan Kontainer, Batu Malang, Indonesia.

Gambar 2.5.2.1. Perpustakaan Kontainer,Batu Malang,Indonesia


Sumber. Basita: 2015 :Ulinulin.com

Alasan memilih bangunan ini dapat dilihat dari,


Ciri Urbanism :
Dilihat dari fungsi bangunan itu sendiri sebagai perpustakaan
geratis untuk masyarakat.

Ciri Ad-Hoc :
Dilihat dari warna pada bngunan tersebut sangat menyimpang
dengan lingkungan sekitar. Dengan adanya perpustakaan gratis
untuk masyarakat dapat memudahkan masyarakat untuk belajar.

13
Ciri Kontektualism :
Dilihat dari bangunan utama yang disusun meyerupai permainan
tradisional enggrang, yang memperhatikan lingkungan karena
memakai kontainer bekas. Sumber. Basita: 2015 :Ulinulin.com

2. Museum Puspa Iptek, Bandung, Indonesia.

Gambar 2.5.3.1. Museum Puspa Iptek, Bandung, Indonesia.


Sumber. indonesiatop.blogspot.co.id

Alasan memilih bangunan ini dapat dilihat dari,


Ciri Urbanism :
Dilihat dari fungsi bangunan itu sendiri sebagai museum.

Ciri Ad-Hoc :
Dilihat dari warna pada bngunan tersebut sangat menyimpang
dengan lingkungan sekitar. Museum ini sangat unik karena
berfungsi juga sebagai Jam matahari atau 'sun dial' raksasa, yang
jarumnya punya panjang 30 meter.

Ciri Kontektualism :
Dilihat dari ekterior banguan bahwa bangunan melihat lingkungan
sekitar.

14
3.4. Contoh Bangunan di Bali.

Gambar 2.5.4.1 Istana Kuta Galleria


Sumber : indonesiatop.blogspot.co.id

Alasan memilih bangunan ini dapat dilihat dari,


Urbanism : dilihat dari fungsi social bangunan sebagai rekreasi
atau mall
Kontekstual : penggabungan antara bentuk bangunan modern
dengan penambahan ornament bali sebagai rasa respeck terhadap
lingkungan sekitar.
Ad hoc : penambahan ornament karang boma pada fasad modern
justru aneh namun terdesak oleh kebutuhan pemenuhan peraturan
di Daerah Bali

15
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Ciri arsitektur Ciri Arsitektur Urbanist (ad hoc dan kontekstualisme)


a) Bentuk semiotic
Maksudnya adalah bentuk bangunan merupakan Bahasa arsitektur, bentuk
bangunan memiliki makna dan tujuan tersendiri sehingga maksdu
bangunan tersebut dipahami.
b) Double coding
Menggabungkan unsur asitektur modern dengan unsur lainnya, juga
memperhatikan nilai yang dianut sang arsitek dan masyarakantya
c) Tidak terikat oleh aturan tertentu dan mempunyai fleksibilitas sehingga
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
d) Peacemeal
Adanya penerapan unsur- unsur dasar tempat bangunan berada seperti
history, lokasi, vernacular, sosial, dll.

Ciri khusus
a) Ad hoc : terdapat penambahan komponen-komponen baru tanpa
memikirkan lagi kondisi dan lokasi yang tepat.
b) Kontekstualisme : melayani aspirasi ideal masyarakat karena selalu selaras
dengan linkungan.

2. Contoh bangunan

a) Di Dunia
La Muralla Roja,Alicante,Spanyol. By Ricardo Bofill.

b) Di Indonesia
Perputakaan Kontainer, Batu Malang, Indonesia.
Museum Puspa Iptek, Bandung, Indonesia.

c) Di bali
Istana Kuta Galleria

4.2 Saran
Postmodernisme di bali harus diiringi dengan kreativitas dari para
arsiteknya. Maksudnya adalah para arsitek harus mampu memadu-padankan
arsitektur tradisional bali dengan langgam arsitektur yang datang dari luar.

16
Postmodernisme di Bali memberi kesempatan bagus jika di ikuti dengan baik
akan sangat menguntungkan karena Bali sebagai pulau wisata dapat
menunnjukan diri melalui karya arsitektur.

17
DAFTAR PUSTAKA

Jencks, Charles dan Kropf Karl. 1997. THEORIES AND MANIFESTOES OF


CONTEMPORARY ARCHITECTURE. Great Britain. Academy Editions.

Dharma, Agus. 2005. Unsur Komunikasi Dalam Arsitektur Postmodern


(online). http://agus_dh.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.1. 23 April
2017.

Dharma, Agus. 2005. Kontekstualisme Dalam Arsitektur (online).


http://agus_dh.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.1. 23 April 2017.

18

Anda mungkin juga menyukai