DISUSUN OLEH
NAMA : ALFATTAH RAJASA
KELAS: X MIPA 2
NISN : 0068717707
HALAMAN PENGESAHAN
SEJARAH SENI RUPA DUNIA
DISAHKAN OLEH
KATA PENGANTAR
ii
Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan “RESUME
TENTANG SEJARAH SENI RUPA DUNIAdengan tepat waktu.
Resume ini telah penulis buat dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan resume ini, maka penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Taslim, selaku Kepala Sekolah yang memberikan tugas pembuatan resume,
dan yang telah banyak memberikan pengetahuan dan ilmu sehingga resume ini
selesai dengan baik.
2. Kedua orang tua penulis, yang telah memberikan do’a dan fasilitas yang memenuhi
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
3. Saudara penulis, yang telah memberikan dukungan dan banyak membantu penulis
dalam melakukan resume ini.
DAFTAR ISI
Halaman
iii
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Tujuan Kegiatan ................................................................................... 2
iv
2.3.2.16. Pop Art ......................................................................................... 10
2.3.3. Seni Rupa Kontemporer .................................................................... 10
2.4. Sejarah Seni Rupa Indonesia ................................................................ 11
2.4.1 Seni Rupa Zaman Prasejarah............................................................. 11
2.4.2 Seni Rupa Hindu - Budha................................................................... 12
2.4.3 Seni Rupa Islam ................................................................................. 13
2.4.3.1 Seni Rupa Bangunan (Masjid) ........................................................ 13
2.4.3.2 Seni Rupa Kaligrafi ......................................................................... 13
2.4.3.3 Makam ............................................................................................. 14
2.4.3.4 Batik ................................................................................................ 14
2.4.3.5 Seni Wayang ................................................................................... 14
2.4.4 Seni Rupa Pengaruh Cina................................................................... 15
2.4.5 Seni Rupa Industri Modern ................................................................ 15
2.4.5.1 Sejarah Seni Rupa Indonesia ........................................................... 15
2.4.5.2 Seni Rupa Zaman Prasejarah........................................................... 15
2.4.5.3 Seni Rupa Hindu - Budha................................................................ 16
2.4.5.4 Seni Rupa Islam .............................................................................. 17
2.4.5.5 Seni Rupa Bangunan Masjid ........................................................... 17
2.4.5.6 Seni Kaligrafi .................................................................................. 17
2.4.5.7 Makam ............................................................................................. 18
2.4.5.8 Batik ................................................................................................ 18
2.4.5.9 Seni Wayang ................................................................................... 18
2.4.5.10 Seni Rupa Pengaruh Cina .............................................................. 19
2.4.5.11 Seni Rupa Indonesia Modern ........................................................ 19
2.4.5.12 Tentang Patung .............................................................................. 21
v
3.2. Saran ..................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 23
LAMPIRAN.
…………………………………………………………….................................. 24
vi
BAB I. PENDAHULUAN
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) online, literasi memiliki
tiga makna, pertama secara sederhana, literasi adalah kemampuan membaca dan
menulis, kedua literasi bermakna kemampuan atau keterampilan dalam bidang atau
aktifitas tertentu, ketiga literasi adalah kemampuan individu dalam mengolah informasi
dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.
Dari makna literasi tersebut nampak bahwa literasi tidak hanya terkait dengan
membaca saja, ada enam jenis literasi yaitu : literasi baca tulis, literasi numerasi sains,
literasi finansial, literasi digital, dan litersi budaya dan kewarga negaraan.
Pelibatan orang tua peseta didik dan masyarakat juga menjadi komponen
penting dalam pelaksanaan gerakan literasi sekolah.
Sekolah MAN I Model Kota Lubuk Linggau ikut andil dalam menyukseskan
gerakan literasi sekolah, dengan melaksanakan program gemar membaca. Hal ini di
buktikan dengan setiap siswa mulai dari kelas X wajib memilih satu judul buku non
fiksi untuk di baca dalam kurun waktu tertentu, siswa harus menyelesaikan tugas
membaca buku yang telah dipilih dan di baca sebagai bukti bahwa siswa memang
benar telah membaca buku tersebut.
1
Buku yang berjudul Sejarah Seni Rupa Dunia adalah buku yang saya pilih
untuk tugas literasi ini, buku sejarah seni rupa dunia memberikan bahasan tentang seni
rupa dunia dan indonesia. Buku ini dapat membuka wawasan kita tentang berbagai
pengetahuan seni secara lengkap terkhusus seni rupa, baik seni rupa murni dan terapan
ataupun tentang sejarah seni rupa modern dunia dan sejarah seni rupa indonesia.
Adapun alasan saya memilih buku yang berjudul sejarah seni rupa dunia dalam
membuat resume literasi ini ada beberapa alasan sebagai berikut :
1. Saya memilih buku ini karena saya ingin menambah pengetahuan tentang
seni rupa.
2. Kesan umum saya tentang buku ini sangat menarik mata karena penulis
menggunakan gambar dengan warna yang cerah dan indah baik dari segi
halaman sampul bukunya dan gambar di dalam bukunya, sangat banyak
gambar dengan warna yang indah dan cerah.
3. Gambar tokoh pelukis dunia yang selama ini saya hanya membaca namanya
saja, dengan membaca buku ini membuat saya mengetahui wajah tokoh
pelukis dunia dan indonesia dengan aliran lukisan yang mereka anut.
Materi baca boleh dipilih sendiri oleh peserta didik dengan catatan buku non
fiksi, adapun tujuan secara umum program gemar membaca di MAN I Model Kota
Lubuk Linggau yaitu untuk menumbuhkan budi pekerti peserta didik melalui
pembudayaan ekosistem literasi sekolah dengan nama program gemar membaca.
Selain itu ada tujuan khusus dari program gemar membaca ini, diantaranya
yaitu :
2
BAB II. PEMBAHASAN
3
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu bertemu dengan empat
nilai dasar kehidupan. Empat nilai dasar kehidupan itu adalah: ilmu
pengetahuan, filsafat, agama dan Seni. Seni berhubungan dengan
keindahan atau estetika.
Salah satu cabang Seni yang menggunakan rupa sebagai medium
ungkapannya adalah Seni Rupa. Yang termasuk ke dalam Seni Rupa adalah
garis, bidang, bentuk, huruf, angka, warna, bahkan cahaya.
Sebagai karya seni, Seni Rupa dapat dikelompokkan dalam berbagai
bentuk. Lewat bentuk ini dikenal adanya karya Seni Rupa dua dimensi,
dan karya seni rupa tiga dimensi. Karya seni rupa dua dimensi adalah
karya seni rupa yang diterapkan pada bidang datar seperti gambar,
lukisan, dan sejenisnya.
Sedangkan karya seni rupa tiga dimensi adalah karya seni rupa
yang menggunakan bentuk-bentuk yang memiliki tiga ukuran (panjang,
lebar, tinggi) sebagai mediumnya, seperti patung, karya kriya, dan
sejenisnya.
Seni Rupa adalah salah satu cabang Seni yang dapat dilihat oleh
mata dan dirasakan oleh rabaan. Salah satu cabang Seni Rupa adalah
Seni Rupa murni dan Seni Rupa terapan. Berikut adalah pengertian Seni
Rupa murni dan terapan.
4
Seni Rupa murni adalah Seni yang diciptakan tanpa
mempertimbangkan fungsinya tetapi untuk dinikmati keindahannya.
Fungsinya hanya sebagai pajangan dan tidak dapat digunakan untuk
mempermudah hidup kita. Contoh Seni Rupa murni adalah lukisan,
kaligrafi, dan patung.
5
2.3.2 Seni Rupa barat modern
Seni Rupa barat modern berhubungan dengan Seni klasik Yunani dan
Romawi. Dilihat dari perkembangan sejarahnya yang linear, persambungan
Seni modern barat ke kebudayaan dua bangsa besar itu memang tidak
terhalang oleh periode lain. Maka, wajar jika dikatakan bahwa kedua
budaya tersebut (Yunani dan Romawi) merupakan dasar bagi Seni Rupa
barat, yang kemudian melahirkan Seni modern.
Seni klasik di Yunani juga tidak begitu saja muncul. Tetapi
melalui suatu perjalanan yang cukup panjang. Sebagaimana Mesir,
Mesopotamia, dan Parsi, bangsa Yunani mengalami tahapan-tahapan dalam
perjalanan budayanya. Bahkan pada tahap awal yang disebut mycenae art,
pun karya patungnya masih kuat dipengaruhi tradisi Seni patung Mesir.
Yaitu bentuk patung yang kaki kiri melangkah ke depan. Sedangkan bobot
tubuh tetap ditengah. Muka kaku ke depan, dan tangan tergantung di
kiri dan kanan dengan posisi mengepal atau memegang tongkat pendek.
Yunani kemudian melakukan percepatan. Dalam waktu yang tidak
lama, Yunani menanjak dari Seni Maycenae ke masa yang gemilang. Yaitu
masa naturalis-idealis. Tapi masa gemilang yang disebut masa klasik
ini akhirnya tuntuh. Keruntuhan ini bermula dari masa Helenis. Dan
kondisi politik yang tak menentu menyebabkan masa Yunani runtuh dan
diteruskan oleh masa Romawi.
Kebudayaan Romawi dengan kepercayaan politeisme berlangsung
sampai 100 SM. Setelah itu mereka pun mengalami kehancuran. Romawi
beralih pada tradisi baru yang berupa pengabdian pada kekuasaan ajaran
6
agama kristiani yang menemukan puncak idealismenya pada zaman gotik
atau zaman Kegelapan pada abad ke-13. Zaman gotik pun menemui masa
runtuhnya. Hal ini dikarenakan para seniman masa itu merasa dikekang
oleh aturan yang mengharuskan pengabdian kepada agama. Seorang seniman
bernama Giotto(1276-1337) membuat pertentangan dengan karya lukisan
yang lain dari kebiasaan masa itu. Ia melukis seperti apa adanya
seolah kejayaan abad Yunani dan Romawi sudah tenggelam berabad-abad
itu kembali bangkit. Inilah titik awal tumbuh dan bangkitnya
kebudayaan dan kesenian renaissance.
2.3.2.1 Renaissance
Awal zaman renaissance seniman betul betul merupakan individu
yang bebas. Para pelukis bahkan sudah mencapai taraf realistis yang
sempurna. Namun pada segi tema, mereka kembali terjebak tradisi lama.
Bedanya dalam tradisi lama kesenian diabdikan pada kekuasaan agama.
Pada masa ini seni mengabdi pada kekuasaan raja.
7
fenomena seni barok dan rokoko yang dianggap sudah jauh menyimpang
dari kaidah-kaidah seni klasik
Kaum Romantisme sebaliknya, mereka berkarya melalui pendekatan
emosional, lebih banyak menampilkan tema kehidupan dunia, misteri,
cerita roman, atau eksotis dari negeri China, Islam, dan Afrika.
Mereka mengutamakan peran pribadi Seniman, seperti pengolahan
komposisi yang dinamis serta penggunaan unsur-unsur waran gelap dan
terang yang didramatisir.
2.3.2.3 Realisme
Setelah romantisme mengalami keruntuhan, realisme akhirnya
menggantikannya. Realisme adalah aliran yang menginginkan sesuatu yang
nyata seperti dalam kehidupan sehari-hari. Mereka ingin mengangkat
tema kehidupan sehari-hari dengan objek yang nyata. Berbeda dengan
romantisme yang memberi kebebasan emosi pelukisnya.
2.3.2.4 Impresionisme
Aliran ini berawal ketika pada zaman realisme banyak para pelukis
yang melukis di luar ruangan setelah ditemukannya cat tube. Visi dan
gagasannya pun berkembang dari realisme. Mereka juga fanatik dengan
masalah lingkungan tempat mereka melukis, seperti sinar matahari.
Karena sinar matahari sering berubah, maka banyak dari mereka yang
datang bersamaan ke tempat melukis dan menyelesaikan lukisannya dengan
cepat atau selesai pada saat itu juga.
8
2.3.2.5 Pasca Impresionisme
Pada tahun 1886,aliran impresionisme diterima sebagai aliran
Seniman yang bersungguh-sungguh oleh sebagian besar pengkritik dan
masyarakat. Akan tetapi, para pelukis dan sekelompok angkatan muda
pengikut mereka merasa bahwa mereka telah mengabaikan terlalu banyak
unsur melukis yang mendasar dalam usaha mengungkapkan perasaan sesaat
tentang cahaya dan warna.
2.3.2.6 Fauvisme
Fauvisme adalah aliran seni lukis yang berkembang di Prancis pada
akhir abad ke-19. Landasan kekayaannya berpegang pada konsep seni
ekspresionisme yang telah dipelopori oleh van Gogh. Fauvisme berasal
dari kata les fauves (bahasa Prancis) yang artinya binatang liar.
Lukisan-lukisan aliran Fauvisme terasa sangat bebas, baik dalam bentuk
maupun warnanya.
9
2.3.2.8 Kubisme
Kubisme berasal dari kata cubic yang berarti kubus atau kotak.
Sebutan ini dimulai ketika para juri dan kritikus seni menolak lukisan
Georges Barque. Aliran yang lahir tahun 1907 ini merupakan kelanjutan
dari pandangan Paul Cezanne tentang objek yang ditambah dengan
pengenalan atas patung-patung primitif dari Afrika da Iberia oleh
tokoh-tokohnya, yaitu Picasso(1882-1973) dan Barque (1882-1963).
Kubisme mulai mengembangkan teori-teori yang benar-benar kubistik,
yaitu teori simultanitas.
2.3.2.9 Orphisme
Aliran ini lahir tahun 1911 dengan tokoh utamanya Robert Delaunay
(1885-1941). Orphisme berasal dari kata orphism,yang diambil dari
music orphius, yang berarti binatang yang ganas dan menegangkan.
Aliran ini berawal dari banyak berkumpulnya para pelukis, dalam
tentang waktu 1909-1911, yang mempunyai berbagai sikap dan aliran yang
berbeda. Akhirnya seorang penyair Apollinaire memutuskan memberikan
sebutan untuk karya- karya mereka itu dengan nama orphism.
2.3.2.10 Futurisme
Futurism lahir di Italia tahun 1909 yang digagas oleh sastrawan
Filippo Marinetti. Gerakan ini mendukung perkembangan tipografi
sebagai unsur ekspresi dalam desain.
Aspek gerakan futurisme dibagi menjadi dua bagian, yaitu (1)
gerakan absolut, garis-garis dinamis menunjukkan suatu objek dapat
10
dipecah-pecah menurut tendensi tertentu,(2) gerakan relatif, gerakan
yang sebenarnya terjadi pada suatu objek. Sebagai contoh, kuda yang
bergerak dengan digambarkan diberi dia puluh buah kaki.
2.3.2.11 Dadaisme
Dadaisme lahir ketika tengah berkecamuknya perang Dunia I, tahun
1916. Tokoh utama gerakan ini adalah penyair Rumania, Tristan Tzara
dan temannya, Marcel Janco, penulis Jerman Hugo Ball, dan Richard
Huelsenbeck, serta seni rupawan Prancis, Hans Arp. Nama kelompok
mereka adalah Dada, diambil dari kamus bahasa Jerman-Prancis yang
berarti bahasa anak-anak untuk menyebutkan kuda mainan.
Lahirnya dadaisme solah-olah proses pengembangan seni modern
sudah selesai karena mereka membebaskan segala-galanya.
2.3.2.12 Surealisme
Aliran ini terbentuk semasa berkecamuk perang Dunia I pula, yang
digagas oleh seorang futuris Italia, Carli Carra (1881-1966), dan
Giorgio de Chirico (1888-1978). Mereka menyatakan telah menemukan
aliran seni rupa baru, yakni seni lukis yang mendasarkan eksitenainya
pada metafisika.
Pada dasarnya, surealisme adalah gerakan untuk sastra. Namun,
gerakan ini kemudian berkembang kearah seni rupa yang pada tahun 1942
dibuat manifestonya oleh Andre Breton.
2.3.2.13 Konstruktivisme
11
Gerakan ini lahir sekitar tahun 1917. Konstruktivisme bersifat
propagandis, melalui bentuk-bentuk geometris sederhana mengalihkan
konteks sastra ke dalam bentuk penggambaran objek yang aktual.
Kelompok ini berpegang pada semangat bahwa Seniman dapat
memberikan sumbangan untuk kebutuhan fisik dan intelektual bagi
masyarakat. Tujuan kelompok ini bukan untuk politisasi seni, melainkan
sosialisasi seni, yaitu untuk memenuhi kebutuhan materi, mengungkapkan
aspirasi, serta mengorganisasikan, dan mensistemasikan perasaan
proletariat revolusioner.
12
Gagasan seni kinetik lahir di Rusia setelah perang Dunia I, yang
dimunculkan oleh Frederick Tatlin,Rodchenko, Naum Gabo, dan Antonie
Pevsner. Sementara itu, seni optik(optic art) bentuknya lebih mengarah
pada abstrak, formal, dan eksak. Seni sedikitnya terinspirasi dari
aliran impresionisme dan post impresionisme (terutama karya-karya
Seurat).
13
Perbedaan seni rupa modern dengan post modern.
Modernisme:
• Berlaku selama-lamanya
• Kurang memperhatikan budaya lokal
Post Modernisme
• Hanya untuk sementara waktu
• Sadar akan budaya lokal dan tradisi
Seni Rupa kontemporer banyak mengangkat tema, sosial, ras,
gender, lingkungan, dan sebagainya. Salah satu jenis kesenian
kontemporer yang cukup menonjol adalah seni rupa instalasi yang
dikenal sejak tahun 1920-an karena senantiasa tampil pada gerakan
avant grade Radikal: gerakan dadaisme di Jerman, konstruktivisme di
Russia, gutai di Jepang, dan pop Art di Amerika. Penanaman instalasi
bermula di Amerika pada dekade 1970,di kalangan minimalis(minimal
art), corak modernisme yang berkembang pada akhir dekade 1960.
14
Zaman Prasejarah adalah jaman ketika manusia belum mengenal sejarah, pada
waktu itu manusia hidup di gua gua dan hutan belantara, mereka tidak memiliki tempat
tinggal tetap, selalu berpindah-pindah. Dari berpindah pindah inilah manusia pada
waktu itu meninggalkan jejaknya yang berupa seni rupa.
Dizaman ini, yang paling menonjol adalah lukisan lukisan gua yang ditemukan
di beberapa situs di Irian Jaya, Sulawesi Selatan, dan Maluku, juga di Kepulauan Kai,
Tanimbar, Leti dan Seram. Karya seni rupa zaman itu pun menghasilkan kerajinan dari
perunggu seperti genderang, kapak, bejana, dan patung. Pada saat itu manusia mampu
membuat ornamen berbagai corak seperti: corak monumental, dongson, dan chou
akhir.
Selanjutnya karena peradaban manusia semakin maju, maka terlihat hasil karya
yang semakin bervariasi, contohnya menhir, dolmen,sarkofagus, kubur batu, punden
berundak, dan arca. Seni rupa pada masa prasejarah memiliki ciri ciri bersifat sakral,
profan, tradisional, feodal, dan terbuka. Dan kebudayaan (juga seni rupa) abad
prasejarah ini memuncak sekitar abad ke 3 SM.
15
A. Hiasan Arsitektural, adalah hiasan yang bersifat 3 dimensi yang membentuk
struktur bangunan candi contohnya:
− Hiasan mahkota pada atap candi
− Hiasan menara sudut pada setiap candi
− Hiasan relief kala di bagian atas pintu
− Hiasan makara, simbar filaster
B. Hiasan Bidang, adalah hiasan bersifat 2 dimensi yang terdapat pada dinding
atau bidang candi, contohnya :
− Hiasan dengan cerita candi hindu (Mahabarata dan ramayan)
− Hiasan flora dan fauna
− Hiasan pola geometris
− Hiasan mahluk khayangan
2.4.3. Seni Rupa Islam
Zaman Seni Rupa Islam ditandai dengan masuknya agama islam pada abad ke
13 M, meskipun sebenarnya Islam telah masuk pada abad ke M, akan tetapi pada abad
ini hubungan yang terjadi antara masyarakat dan pendatang beragama islam sebatas
hubungan dagang kemudian memuncak dengan menyebarnya islam secara damai
kepusat kekuasaan yang disebarkan oleh Wali Songo. Pada zaman islam
perkembangan seni rupa yang dapat dicontohkan adalah seni bangunan ( Mesjid), kali
grafi, makam, batik, dan wayang.
16
Keindahan yang terus memberi inspiratif untuk perkembangan seni rupa islam
pada masa kini.
2.4.3.2. Seni Kaligrafi
Seni hias alam mempunyai ciri tersendiri yakni dengan menghindari
penggambaran mahluk hidup secara realistis, kemudian di buat stilasi ( digayakan) atau
depormasi ( disederhanakan) kedalam bentuk tumbuh tumbuhan.
Seni hias yang kemudian diterapkan pada seni kaligrafi, seni kaligrafi atau
tulisan indah yang dalam agama islam menggunakan bahasa arab yang disebut “ Khot’
sebagai bentuk simbolis dari rangkaian ayat ayat suci al quran.
Seni kaligrafi mempunyai fungsi sebagai berikut :
- Kaligrafi Terapan berfungsi sebagai dekorasi atau hiasan
- Kaligrafi Piktural berfungsi sebagai menduduk kan.
2.4.3.3. Makam
Diindonesia Peninggalan Seni Rupa Islam paling tua ditemukan di sumatera
dibekas kerajaan Pasai, peninggalan itu berupa batu nisan dan kuburan kuburan islam
pada abad 13 M. Batu nisan itu terbuat dari pualam berhiaskan tulisan arab, selain itu
batu nisan batu nisan yang mempunyai bentuk dan hiasan islam juga ditemukan di
samudra pasai dan gresik, secara garis besar terdapat dua jenis makan tua, pertama
jenis yang berciri bangunan lama, kedua jenis yang dipengaruhi oleh motif luar
nusantara.
2.4.3.4. Batik
Mitos paling awal tentang batik sudah ada sejak sekitar tahun 700 M, mitos itu
bercerita tentang istri pangeran jenggolo lembu amiluhur yang mengajari orang jawa
menenun, membatik, dan mewarnai kain. Namun catatan tertulis tentang batik baru
dimulai pada tahun 1815 di wilayah galuh. Pada masa islam batik terus berkembang
terutama dalam motif dan pelambangnya.
17
Dalam arti animisme dan hinduisme yang muncul pada masa kerajaan hindu
diperkaya dengan motif kaligrafi arab, mesjid, ka’bah. Sultan Agung raja islam
pertama Mataram ( 1613-1645 ), memakai batik dengan motif burung hukum ( burung
hantu ).
2.4.3.5. Seni Wayang
Wayang dalam perkembangannya sebagai sumber nilai menyerap berbagai
ajaran tentang penghormatan kepada alam, nenek moyang dan kehidupan adikodrati.
Meskipun wayang sudah berkembang sejak masa hindu-budha.
Tetapi wayang mendapat sentuhan kreaktif di jaman isla, sentuhan ini bukan
saja terhadap bentuknya melainkan juga pada teman temannya, dan atas sentuhan
kreaktif ini lahirlah sejumlah jenis wayang antara lain : lahirnya wayang bener, wayang
golek, wayang kulit, wayang krucil, dan wayang kayu.
18
Sejarah seni rupa di Indonesia tidak dapat diuraikan tanpa
mengaitkan dengan sejarah perkembangan budayanya, keduanya saling
mengikat satu sama lain. Seni Rupa merupakan bagian dari budaya,
begitupun sebaliknya di dalam proses berkesenian tidak dapat lepas
dari budaya itu sendiri. Oleh karena itu perkembangan sejarah seni
rupa di bagi menjadi beberapa bagian, seni rupa pra-sejarah, seni rupa
Hindu-Budha, seni rupa Islam, dan seni rupa modern.
4.5.2 Seni Rupa Zaman Prasejarah
Zaman prasejarah adalah zaman ketika manusia belum mengenal
sejarah. Pada waktu itu, manusia hidup di gua-gua dan hutan belantara.
Mereka tidk memiliki tempat tinggal tetap. Selalu berpindah-pindah.
Dari berpindah-pindah inilah, manusia pada waktu itu meninggalkan
jejaknya yang berupa seni rupa.
Di zaman ini, yang paling menonjol adalah lukisan-lukisan gua
yang ditemukan di beberapa situs di Irian Jaya, Sulawesi Selatan dan
Maluku. Juga di Kepulauan Kai, Tanimbar, Leti dan Seram.
Karya seni rupa zaman itu pun menghasilkan kerajinan dari
perunggu seperti genderang, kapak, bejana, dan patung. Pada saat itu
manusia mampu membuat ornamen berbagai corak. Seperti corak
monumental, dongson, dan chou akhir. Selanjutnya, karena peradaban
manusia semakin maju, maka terlihat hasil karya yang semakin
bervariasi. Contohnya: menhir, dolmen, sarkofagus, kubur batu, punden
berundak, dan arca. Seni rupa pada masa pra-sejarah memiliki ciri-ciri
yang bersifat sakral, profan, tradisional, feodal, dan terbuka. Dan
19
kebudayaan (juga seni rupa) abad prasejarah ini memuncak sekitar abad
ke-3 SM.
4.5.3 Seni Rupa Hindu-Budha
Ketika zaman prasejarah berakhir, masyarakat
Nusantara(Indonesia) telah memiliki keahlian. Baik dalam bidang
pertanian, membuat senjata, menuang logam, membuat bangunan, sistem
ukur, navigasi, dan sistem pemerintahan. Lalu, pada abad ke-5 SM,
pengaruh India telah berasimilasi. Dan atas asimilasi ini, maka agama
Hindu dan Budha pun memengaruhi kebudayaan yang ada. Seperti
berkembangnya beberapa kerajinan, diantaranya batik, wayang, gamelan,
dan seni pahat yang dipengaruhi budaya India. Sedangkan, karya seni
yang dihasilkannya pun berupa candi, pura, dan puri, seperti
Borobudur, Prambanan, Badut, Tikus. Di mana dari bangunan-bangunan
itu terlihat adanya hiasan-hiasan yang indah.
A. Hiasan Arsitektural
Adalah hiasan yang bersifat 3 dimensi yang membentuk struktur
bangunan candi, contohnya:
-Hiasan mahkota pada atap candi
-Hiasan menara sudut pada setiap candi
-Hiasan relief kala di bagian atas pintu
-Hiasan makara, simbar filaster
B. Hiasan Bidang
Adalah hiasan bersifat dua dimensi yang terdapat pada dinding
atau bidang candi, contohnya:
-Hiasan dengan cerita candi Hindu(Mahabarata dan Ramayana)
20
-Hiasan flora dan fauna
-Hiasan pola geometris
-Hiasan makhluk khayangan.
4.5.4 Seni Rupa Islam
Zaman seni rupa islam ditandai dengan masuknya agama Islam pada
abad ke-13 M. Meski sebenarnya, islam telah masuk pada abad ke M. Akan
tetapi, pada abad ini, hubungan yang terjadi antara masyarakat dan
pendatang beragama Islam sebatas hubungan dagang. Kemudian memuncak
dengan menyebarnya islam secara damai ke pusat kekuasaan. Yang
disebarkan oleh Wali Songo. Pada zaman islam, perkembangan seni rupa
yang dapat dicontohkan adalah seni bangunan (masjid), kaligrafi,
makam, batik, dan wayang.
4.5.5 Seni Rupa Bangunan (Masjid)
Masjid sebagai tempat ibadah orang islam juga merupakan hasil
seni yang tinggi. Dan meski, pada mulanya pembangunan masjid masih
dipengaruhi Hindu, yang terlihat pada bagian atas masjid dengan bentuk
limas bersusun ganjil, tapi keindahannya merupakan akulturisasi antara
seni rupa, asitek, dan pengalaman kehidupan yang tinggi. Contohnya
atap masjid agung Demak dan masjid agung Banten. Keindahan yang terus
memberi inspiratif untuk perkembangan seni rupa islam pada masa kini.
4.5.6 Seni Kaligrafi
Seni hias alam mempunyai ciri tersendiri, yakni dengan
menghindari penggambaran makhluk hidup secara realistis, yang kemudian
dibuat stilasi(digayakan) atau deformasi (disederhanakan) ke dalam
bentuk tumbuh-tumbuhan. Seni hias yang kemudian diterapkan pada seni
21
kaligrafi. Seni kaligrafi atau tulisan indah, yang dalam agama Islam
menggunakan bahasa Arab yang disebut " Khot" Sebagai bentuk simbolis
dari rangkaian -ayat-ayat suci Al-Quran.
Seni kaligrafi mempunyai fungsi sebagai berikut:
• Kaligrafi Terapan berfungsi sebagai dekorasi atau hiasan
• Kaligrafi piktural berungsi sebagai mendudukan
4.5.7 Makam
Di Indonesia, peninggalan seni rupa islam paling tua ditemukan
di Sumatra, di bekas kerajaan pasai. Peninggalan itu berupa baru nisan
dan kuburankuburan islam pada abad 13 M. Batu nisan itu terbuat dari
pualam berhiaskan tulisan Arab. Lain itu batu nisan yang mempunyai
bentuk dan hiasan islam juga ditemukan di Samudera Pasai daan gresik.
Secara garis besar terdapat dua jenis makam tua. Pertama, jenis yang
berciri bangunan lama. Kedua, jenis yang dipengaruhi oleh motif luar
nusantara.
4.5.8 Batik
Mitos paling awal tentang batik sudah ada sekitar tahun 700 M.
Mitos itu bercerita tentang istri pangeran Jenggolo Lembu Amiluhur
yang mengajari orang Jawa menenun, membatik, dan mewarnai kain. Namun,
catatan tertulis tentang batik baru dimulai pada tahun 1815 di wilayah
Galuh. Pada masa islam, batik terus berkembang, terutama dalam motif
dan pelambangnya. Dalam arti animisme dan Hinduisme yang muncul pada
masa kerajaan hindu diper kaya dengan motif kaligrafi Arab, masjid,
22
ka'bah, Sultan Agung, Raja islam pertama Mataram (1613-1645), memakai
batik, dengan motif burung hukum(burung hantu).
4.5.9 Seni Wayang
Wayang, dalam perkembangannya sebagai sumber nilai menyerap
berbagai ajaran tentang penghormatan kepada alam, nenek moyang, dan
kehidupan adikodrati. Meskipun, wayang sudah berkembang sejak masa
Hindu-Bidha, tetapi wayang mendapat sentuhan kreatif di zaman islam.
Sentuhan ini bukan saja terdapat pada bentuknya, melainkan juga pada
teman- temannya. Dan atas sentuhan kreatif ini, lahir lah sejumlah
jenis wayang, antara lain, lahirnya, wayang bener, wayang golek,
wayang kulit, wayang krucil, dan wayang kayu.
4.5.10 Seni Rupa Pengaruh Cina
Kebudayaan cina turut memberikan pengaruhnya dalam perkembangan
seni rupa Indonesia. Meskipun tidak sebesar pengaruh budaya Hindu-
Budha, dan islam. Budaya cina cukup banyak dan membaur dengan bentuk-
bentuk seni setempat. Pembaruan itu berlangsung dalam proses asimilasi
dan pencangkokan. Pada hakikatnya, pengaruh tersebut semata-mata hanya
terdapat pada kesenian. Bukan pada aspek keagamaan dan sosial budaya.
Ditinjau dari aspek sejarah, pengaruh budaya cina mulai masuk ke
indonesia (Nusantara) pada tahun 250 dan 400 M. Yakni ketika lalu
lintas perdagangan Indonesia-Cina terjalin.
4.5.11 Seni Rupa Indonesia Modern
Perkembangan seni rupa Indonesia Modern terjadi sekitar Abad 18-
20 M. Di abad ini, pengaruh Belanda tidak dapat diabaikan.
Perkembangan seni rupa(visual art) patung, lukis, dan kerajinan di
23
Indonesia sepanjang abad 18-20 M, tidaklah selalu berjalan beriringan.
Pada periode tertentu, seni lukis mengalami perkembangan yang cukup
berarti, baik dari konsep pictural-nya maupun estetis nya. Hal ini
berkaitan erat dengan kepentingan VOC untuk mendapatkan gambar-gambar
seperti pelabuhan, Kota-kota, topografi, dan sebagainya.
Pada masa pemerintahan Heeren XVII, setiap kapal melakukan
ekspedisi pelayaran ke Nusantara harus mengikutkan pelukis-pelukis
atau juru gambar(teekenaars). Namun, agaknya para juru gambar ini
tidak hanya sekedar memenuhi pesanan VOC yang melakukan ekspedisi,
tetapi mereka juga mengembangkan kreativitas lukisannya kepada objek-
objek lain untuk kenang-kenangan pribadi atau dijual lagi sesudah
mereka kembali ke Eropa. Di antara karya para juru gambar yang
sekarang masih tersimpan adalah "Iringan Pengawal Seorang Pangeran
Banten" Yang dibuat tahun 1596."Perkawinan Di Banten Abad XVII", dan
"Delegasi Diplomatik Pembawa Surat untuk Sultan Agung Tirtoyoso" Yang
dibuat pada tahun 1673. Pada abad ke-18 sampai pertengahan abad ke-19
sulit diketahui perkembangan seni lukis dengan media kertas atau
kain(kecuali batik).
Baru kemudian menjelang perang Dunia ke-2 ditandai dengan
kedatangan pelukis-pelukis eropa ke Indonesia seperti Nieuwunkamp,
Wolters Spies, Rudolf, Bonnet yang masing-masing dengan jelas membawa
aliran-aliran seperti kubisme, ekspresionisme, surealisme, atau
simbiolosme.
Selanjutnya, perkembangan seni lukis modern di Jawa diawali
dengan munculnya "kelompok lima" Di Bandung pada tahun 1935 yang
24
merupakan wadah bagi anak-anak muda untuk belajar menggambar dan
melukis. Lalu, pada tahun 1937 di Jakarta dibentuk Persagi(persatuan
ahli gambar Indonesia) yang beranggotakan antara lain Agus Djaja,
Emira Sunarsa, Otto Djaja, Mochtar Apin, dan Sudjojono.
Ternyata pada masa pendudukan Jepang keberadaan persagi tetap
dipertahankan oleh pemerintah militer Jepang. Jepang mempunyai
kepentingan terhadap keberadaan persagi sebagai alat propaganda.
Pemerintah militer Jepang membagi sarana untuk berkarya seni lukis
menjadi tiga kelompok berlatih. Hal itulah yang menyebabkan Persagi
berpengaruh terhadap perkembangan seni rupa di Indonesia.
Pada masa revolusi banyak Seniman lukis yang hijrah ke
Yogyararta, di antaranya Affandi, S. Soedjojono, Hendra Gunawan,
Djajeng Asmoro, dan kusnadi. Mereka kemudian mendirikan sanggar-
sanggar lukis dan mengembangkan citra berkesenian. Affandi mendirikan
perkumpulan "Seniman Masyarakat" Yang kemudian berubah menjadi
"Seniman Indonesia Muda". Hendra Gunawan bersama Affandi kemudian
mendirikan sanggar " Pelukis Rakyat".
Tema-tema perjuangan pada masa revolusi dan kebebasan
berekspresi tanpa terikat dengan kaidah-kaidah tertentu pada masa
sesudah revolusi mewarnai perkembangan seni lukis di Indonesia yang
sudah berkembang ke arah profesi baru. Pada tahun 1970-an ketika "boom
lukisan" Mewarnai jagad seni lukis ke pintu ujian citra berkesenian
mereka. Tuntutan untuk memenuhi pasar dan proses kreativitas yang
konstan mendapat respon yang bermacam-macam dari para seniman.
4.5.12 Tentang Patung
25
Sejak zaman islam sampai akhir masa kolonial, seni patung di
Jawa agaknya mengalami kemandengan. Kondisi itu tentu saja sangat
berpengaruh terhadap apresiasi seni patung masyarakatnya. Pada zaman
pra Hindu dan zaman Hindu, tradisi seni patung di Jawa sudah mengakar,
pada masa kolonial hampir terlupakan. Kondisi seperti itu tidak
terjadi di Bali, sejak zaman pra Hindu sampai sekarang perkembangan
seni patung di Bali dapat dirunut d ngan jelas karena memang seni
patung di sana mendapat dukungan dari kondisi budaya dan
lingkungannya.
Menurut Jim Supangkat terdapat tiga gejala awal pertumbuhan s ni
patung baru Indonesia yang tidak berhubungan satu dengan yang lainnya.
Gejala pertama, yaitu upaya beberapa pelukis membuat patung sebagai
pelampiasan mencari media ekspresi. Gejala kedua yakni pembuatan
patung untuk melayani kebutuhan mendirikan monumen-monumen, dan gejala
akibat dari perkembangan jurusan seni patung di Akademi Seni Rupa.
Periode awal kebangkitan seni patung sesudah Hendra Djasmara
menciptakan patung "Kartini", pada tahun 1940-an Affandi pernah
mengadakan pameran patung yang terbuat dari tanah liat sebagai
pelengkap dari pameran lukisannya. Secara teknis patung Affandi pada
tahun itu sangat sederhana, tidak dicetak, dan dibuat dengan cara yang
hampir sama dengan cara melukis Affandi, yakni mengolah lumpur tanah
liat basah dan membentuk patung dengan tangan.
26
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. KESIMPULAN
Pelaksanaan Kegiatan Literasi Sekolah di Sekolah MAN I Model Kota Lubuk
Linggau, yaitu dengan melaksanakan program gemar membaca. Kegiatan Literasi yang
dilakukan oleh setiap siswa mulai dari kelas X dapat memilih satu judul buku non fiksi
untuk di baca dalam kurun waktu tertentu. Dengan melaksanakan Kegiatan Literasi
tersebut siswa dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan literasi siswa,
sehingga tertanam kecintaan siswa pada membaca.
3.2. SARAN
3.2.1 Kepala Sekolah agar dapat melakukan berbagai upaya dalam menunjang
dan mendukung pelaksanaan kegiatan literasi. Upaya tersebut dapat berupa mengawal
27
dengan aktif kegiatan literasi agar diikuti oleh guru-guru yang lainnya supaya lebih
aktif dalam kegiatan literasi.
3.2.2 Tenaga Pendidik dan kependididkan agar dapat mengawal pelaksanaan
gerakan literasi lebih maksimal lagi. Dan saling bekerja sama untuk mengupayakan
agar di sekolah tercipta lingkungan yang literat dengan memanfaatkan sarana dan
prasarana yang ada di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Dharsono Sony Kartika, Seni Rupa Modern Edisi Revisi (Rekayasa Sains Bandung,
2017);
28
Lampiran 1. Lukisa Tokoh Seni Rupa Dunia
29
Lampiran 2.
30
Lampiran 3.
31
32