Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SENI LUKIS DAN SENI HIAS DALAM ISLAM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Kesenian Islam

Dosen Pengampu Bapak Marsus, M.Pd.

Kelompok 5

Anggota :

Aisyah Rima Sukmawati (206131047)

Dwi Nur Syaputra (206131058)

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN BAHASA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji
syukur atas kehadiran-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta innayah-Nya
kepada kita. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Seni Lukis dan Hias
dalam Islam” ini dengan tepat waktu. Kemudian sholawat serta salam semoga terlimpahkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW yang senantiasa kita nantikan syafa’atnya di yaumul
akhir.

Besar harapan kami semoga makalah ini dapat menambahkan pengetahuan serta
pengalaman bagi para pembaca. Dalam proses penyelesaian makalah ini tentunya tidak terlepas
dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Dengan ini, kami menyampaikan terimakasih
kepada :

1. Bapak Marsus, M.Pd. selaku dosen pengampu dari mata kuliah Sejarah Ekonomi Islam
yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam pembuatan makalah ini.
2. Segenap Orang tua kami yang telah banyak memberikan dorongan baik moril maupun
materil.
3. Semua pihak yang tidak dapat penulis rinci satu persatu yang telah berkontribusi dalam
proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan, sehingga menjadi lebih baik untuk
kedepanya.

Surakarta, 14 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................. 4

A. Latar Belakang .................................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
C. Tujuan ................................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 6

A. Apa yang dimaksud Seni Lukis dan Seni Hias ................................................... 6


B. Apa Corak dan Tema Seni Lukis dan Seni Hias dalam Islam ............................ 7
C. Bagaimana Perkembangan Seni Lukis dan Seni Hias dalam Islam ..................... 9

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 13

Kesimpulan ................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah seni dan kesenian tentu sudah menjadi istilah yang tidak asing didengar dan
dibicarakan. Seni dapat diartikan sebagai sesuatu yang halus atau karya yang diciptakan
dengan bakat dan kemampuan yang baik oleh seseorang yang profesional atau ahli.
Sedangkan kesenian merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut
keseluruhan aktivitas maupun kegiatan seni.
Berbicara tentang seni maka akan sangat kaya dengan macam dan jenisnya. Seni
atau kesenian menjadi sesuatu yang cukup terkenal didalam dunia islam dan menjadi saksi
betapa banyaknya warisan yang ditinggalakan dan menjadi tradisi yang sampai sekarang
masih dilestarikan. Seni merupakan kaca budaya dan kehidupan masyarakat. Suatu kaum
dapat dipahami atau diketahui melalui kegitan kesenian yang mereka lakukan. Sebagai
salah satu unsur atau kaca budaya, seni merupakan fitrah manusia yang diberikan Allah
SWT untuk suatu kegiatan yang melibatkan kemampuan kreatif dalam mengungkapkan
keindahan, kebenaran dan kebaikan.1 Agama islam mengakui pentingnya seni dalam
kehidupan manusia, karena seni merupakan fitrah yang sebenarnya sudah ada dalam diri
manusia itu sendiri. Manusia akan lebih menyukai setiap perkara yang indah, dan
keindahan merupakan sesuatu yang identik dengan sebuah seni itu sendiri.
Kesenian dalam islam pada umumnya menpunya ciri-ciri spesifik yaitu mempunyai
kesatuan personaliti, bernafaskan roh dan ajaran islam,mempunyai banyak hiasan dan
ukiran, meminggirkan ukiran dan lukusan binatang atau manusia di tempaat tempat ibadah.
Salah satu bentuk kesenian yang cukup berkembang dalam dunia islam adalah Seni
Lukis dan Seni Hias. Seni lukis dan Seni Hias telah ada semenjak kehadiran islam dan
menjadi salah satu cabang dari kesenian dalam islam yang senantiasa mengalami
perkembangan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Seni Lukis dan Seni Hias ?
2. Bagaimana Corak dan Tema Seni Lukis dan Seni Hias Dalam Islam ?
3. Bagaimana Perkembangan Seni Lukis dan Seni Hias Dalam Islam ?

1
Nanang Rizali, “Kedudukan Seni dalam Islam”, Jurnal Kajian Seni Budaya Islam. Vol. 1 No. 1, 2012, hlm. 2.

4
C. Tujuan
1. Menjelaskan Apa Yang Dimaksud Seni Lukis dan Seni Hias
2. Menjelaskan Bentuk Seni Lukis dan Seni Hias Dalam Islam
3. Mendeskrisikan Perkembangan Seni Lukis dan Seni Hias dalam Islam

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Seni Lukis dan Seni Hias
Seni Lukis dapat disebut sebagai suatu ungkapan pengalaman estetik dari seseorang
yang kemudian dituangkan dalam bidang dua dimensi, dengan mengunakan media rupa
berupa garis, warna, tekstur, dan sebagainya.2 Media rupa tersebut kemudian
dipertemukan atau digabungkan sesuai kreatifitas seseorang yang kemudian menghasilkan
apa yang disebut sebagai Seni Lukis.
Sebagai karya yang berwujud dua dimensi Seni lukis adalah sebuah karya seni yang
sudah ada sejak lama dan berkembang seiring dengan perkembangan pemikiran manusia.
Di setiap zaman Seni Lukis memiliki ciri khas masing-masing dan terus mengalami
kemajuan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan ditemukanya goresan-goresan pada
dinding gua yang diperkirakan sudah ada pada zaman pra-sejarah. Awalnya goresan-
goresan tersebut dibuat untuk kepentingan ritual dan keagamaan, kemudian mengalami
perkembangan dengan munculnya beragam aliran seperti kubisme, naturalis, dan realistis.3
Seni lukis atau lukisan dikenal juga sebagai seni halus. Seni halus merupakan
cabang seni yang karyanya dapat disaksikan secara visual oleh mata dan dapat disentuh
dengan tangan. Selain pada lukisan seni halus juga terdapat pada benda-benda perhiasaan
dan peralatan seperti piring, buku, jubin dan lainya. Devi Chattopadhayaya mendefinisikan
Seni halus sebagai limpahan ekspresi yang disampaikan oleh seseorang kepada khalayak
mereka dan seni boleh dijadikan sebagai jambatan atau sarana penghubung.4
Seni Lukis pada hakikatnya juga merupakan Seni Hias yang umumnya dibuat untuk
dinikmati keindahanya sebagai benda hiasan. Seni lukis merupakan sebuah karya seni yang
berkaitan erat dengan keindahan bentuk yang dapat memuaskan seseorang apabila
difungsikan sebagai hiasan atau pajangan. Yang disebut Seni Hias adalah sesuatu yang
membawa makna membentuk dan menggayakan keindahan atau estetika sehingga

2
Tri Aru Wiranto, “Seni Lukis Konsep Dan Metode” ( Surabaya : CV. Zifatama Jawara Group Of Jakad
Publishing, 2018 ) hlm. 114.
3
Rachmat Suhernawan dan Rizal Ardhya Nugraha, “Seni Rupa” ( Jakarta Pusat : Pusat Perbukuan
Kementerian
Pendidikan Nasional, 2010 ) hlm.163.
4
Azman Hilmi, “Seni Lukis dalam Islam” https://www.scribd.com/doc/51130520/seni-lukis-dalam-Islam
(diakses pada 14 Oktober 2022, pukul 13.00).

6
terwujudnya 'ornament' (hiasan). Hiasan yang dihasilkan merupakan sesuatu yang
menampilkan nilai keindahan yang memuat filosofi dan lambang berdasarkan kepercayaan
dan pandangan umum sesuatu masyarakat yang menghasilkannya5

B. Corak dan Tema Seni Lukis dan Seni Hias dalam Islam
Abad pertengahan tepatnya masa pemerintahan kerajaan Turki Usmani merupakan
masa dimana Seni Lukis Islam mengalami perkembangan. Kota-kota Islam yang berada
di kawasan Asia Kecil banyak menarik simpati para pelukis Barat untuk mengunjunginya.
Kota Kontantinopoel merupakan kota yang saat itu telah ditakhlukkan umat islam dan
sangat dikagumi oleh orang Barat karena keindahan bangunan serta keberadaan pembesar-
pembesar yan tangguh.
Seorang seniman Barat bernama Gentile Bellini dari Venesia mendapat undangan
dari Sultan Mahammad untuk datang ke Instambul pada tahun 1451-1481. Seniman
tersebut telah menyelesikan sebuah project yang menggambarkan potret dari Sultan
Muhammad II dalam bentuk lukisan. Lukisan yang dibuat tersebut menggambarkan
mengenai Sultan Muhammad II yang merupakan soerang yang sederhana dan juga gagah
perkasa. Bellini juga melukis beberapa tokoh pembesar-pembesar turki yang lain dan juga
keluarga istana.
Seorang pelukis lain selain Gentle Bellin pada saat itu adalah Sinan Bay yang
merupakan orang Turki asli. Sinan Bay adalah seorang pelukis yang sangat masyhur pada
saat itu dan karyanya sekarang masih banyak tersimpan di museum Top Kapu Saray di
Istambul.
Kehancuran Kekuasaan Islam di Spanyol memberikan pengaruh yang besar dan
angin baru bagi seni Lukis Barat. Bangsa barat sendiri sebenarnya pernah belajar dari
orang-orang mongol yang kemudian membawa perkembangan dalam seni lukis mereka.
Pada tahun 1550-1556 M pelukis barat yang bernama Malchior Lorck dan Peter
Goeck Van Alost diundang ke Turki untuk melukis potret Sultan Sulaiman. Dari hal inilah
seni lukis barat mulai berpengaruh terhadap perkembangan Seni Lukis Turki.
Pada awalnya sifat-sifat dekoratif dalam Seni Lukis Islam cenderung
mengesampingkan hukum-hukum prespektif, dimana permainan sinar dan bayangan tidak
begitu diperhatikan. Namun semenjak abad ke-16 hal demikian mulai mendapat perhatian

5
Hussin Haziyah, Abu Mansor Salmah, dan Omar Rahilah, “Seni, Seni Hias, Seni Reka, Reka Bentuk Dan
Estetika Daripada Persepsi Umum Dan Orang Melayu”, jurnal Pengajian Melayu. Vol. 20, 2009, hlm. 88.

7
akibat masuknya pengaruh unsur-unsur Seni Lukis Barat di Turki dan negeri islam yang
lainnya.Semenjak saat itu para seniman Turki mulai meniru hasil Seni Lukis barat yang
cenderung Naturalis dimana prespektif warna, sinar dan bayangan serta pembagian bidang
merupakan syarat yang utama dan harus diterapkan. Ibrahim Pasha dan Taufik Pasha
merupakan dua orang yang telah mencoba dan mempelajari dan menerapkan metode Seni
Lukis Barat yaitu Naturalis sehingga berhasil menciptakan sebuah karya.6
Sementara itu di Indonesia tema Seni Lukis keagamaan dalam hal ini agama islam
banyak mengambil tentang kisah para nabi, ibadah haji, ibadah salat, dzikir, acara-acara
keagamaan dalam kehidupan masyarakat, dan pengalaman religius yang dialami pribadi
pelukisnya. Tema-tema tersebut diungkapkan dalam bentuk lukisan representasional,
namun corak lukisannya terdiri dari beberapa aliran seperti realis, surealis, dekoratif, dan
ekspresif.
Seni Lukis yang paling dikenal dalam kebudayaan islam adalah kaligrafi, meskipun
sebenarnya kaligrafi merupakan sebuah kesenian yang berdiri-sendiri. Pada umumnya
kaligrafi islam itu menggambarkan teks-teks arab seperti ayat yang ada dalam kitab suci
Al-Qur’an. Jika dilihat lebih jauh, sebenarnya lukisan religius atau lukisan islam tidak
hanya kaligrafi saja, namun juga ada corak representasional. Corak lukisan jenis ini
menggambarkan wujud mahluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan. Lukisan
representasional dalam seni lukis Islam cenderung mengalami stilisasi dan deformasi
bentuk. Proses Stilasi dan deformansi tersebut seperti masuknya Islam ke Tanah Jawa
telah membawa perubahan terhadap bentuk wayang yang aslinya mirip anatomi manusia
namun kemudian bentuknya tidak lagi menyerupai tubuh manusia, sehingga wujud wayang
justru semakin indah.
Mengenai lukisan dengan corak representasional ini terdapat sebagian yang
menentang dan dianggap sebagai sebuah hal yang tidak boleh dilakukan karena dianggap
bertentangan dengan agama islam dan melanggar hadist. Namun sebagian yang lain juga
tidak menentang selama mempunyai tujuan yang baik seperti pendidikan.
Di Indonesia sendiri, para pelukis banyak menciptakan lukisan representasional
religius yang cenderung bersifat ekspresionis, dekoratif, realis, hingga surealis. Beberapa
tokoh pencipta lukisan representasional di Indonesi antara lain Affandi, Widayat Amri
Yahya, Agus Kamal, Pramono, Amang Rahman, Asnida Hasan, dan Wasito. Mereka

6
C. Israr, "Sejarah Kesenian Islam", 2nd ed. (Jakarta: Percetakan Perdana, 1957), hlm. 34-36.

8
melukiskan , kehidupan religius kaum muslim, kisah para nabi dan lambang-lambang
Islam).
Widayat adalah pemilik Museum Seni Rupa Haji Widayat yang dikenal sebagai
pelukis pertama di Indonesia yang melukiskan tema perahu Nabi Nuh yang diciptakan
tahun 1962. Lukisan tentang perjalanan gaib Nabi Muhammad saw di malam hari dengan
lukisan berjudul “Buraq” yang diciptakan tahun 1968. Selain lukisan tersebut, lukisan
WIdayat yang diciptakan tahun-tahun berikutnya bertema Adam dan Hawa, Kabah, serta
kisah Nabi Sulaiman dan hewan-hewan.
Affandi dengan corak lukisannya yang representasional dekoratif dengan stilisasi
dan deformasi pada objek-objek yang dilukis banyak melahirkan karya-karya yang
terkenal. Affandi membuat sebuah lukisan yang berjudul “Kakbah Mekah” pada tahun
1981 yang menceritakan perjalanan religiusnya menjalankan ibadah haji di tanah suci.
Agus Kamal seorang pelukis asal Yogyakarta yang berhasil menerima penghargaan
lukisan terbaik skala internasional juga melukiskan tema religius dalm corak surealisme.
Lukisan-lukisanya antara lain berjudul jam, Al-Ikhlas, Kekal dan Fana dan Berdoa. Teks-
teks yang ada dalam Al-Qur’an merupakan bagian penting dalam lukisan-lukisanya.
Pelukis lain seperti Amri Yahya adalah seorang yang terkenal sebagai pelukis batik.
Salah satu karya lukisnya yang bercorak representasional berjudul “Mekah”, yang mana
melukiskan pengalaman perjalanan hajinya. 7

C. Perkembangan Seni Lukis dan Seni Hias dalam Islam


Pada awalnya seni lukis kurang mendapatkan perhatian di dunia islam terutama era
klasik. Dr. Febri Yulika mengatakan dalam buku Jejak Seni dalam Sejarah Islam, seni
lukis kurang berkembang sejak awal pemerintahan khalifah penguasa Islam, baik di tanah
Arab maupun di tempat lain. Seni Lukis sangat sedikit ditemukan pada saat itu. Namun
ada beberapa karya seni lukis dalam bentuk lukisan dinding yang ditemukan pada masa
Dinasti Ummayah dan Abbasiyah di Syria dan Mesopotamia. Namun, karya tersebut tidak
memberikan informasi detail, seperti siapa pelukisnya, apakah seniman itu beragama Islam
atau non-Islam, dan apakah mereka sengaja dipekerjakan oleh para khalifah. lukisan
dinding (fresco) yang melukiskan manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.8

7
Agus Priyatno, “Memahami Seni Rupa” ( Medan : Unimed Press, 2012 ) hlm. 50.
8
Muhammad Hafil, “Bagaimana Perkembangan Seni Lukis Islam” Republika, 21 September 2021.

9
Kemudian lukisan dinding ditemukan juga di istana Abbasiyah di Samarra
Mesopotamia, yaitu istana Jausaq al-Khagani (833 M) yang didirikan Calips al-Mutasim,
salah seorang penguasa Abbasiyah. Lukisan itu menggambarkan dua wanita sedang
menari. Dalam bentuk hiasan, Lukisan ditemukan pada hasil seni kerajinan seperti
keramik, kain tenun, dan permadani. Unsur lukisannya berupa gambar makhluk hidup,
seperti manusia, hewan yang dikombinasikan dengan pola hiasan tumbuh-tumbuhan serta
bentuk kaligrafi Arab.
Seiring berjalannya waktu, Seni Lukis ini berkembang. Pada awal abad ke-11 M,
muncul seni lukis miniatur dengan gambar makhluk hidup di Mesopotamia dan Persia.
Lukisan itu tidak lagi berupa lukisan dinding atau pada benda kerajinan tapi sudah
merupakan lukisan di atas kertas berupa buku. Seni lukis miniatur seperti bentuk gambar
ilustrasi pada buku bacaan. Dalam suatu naskah atau buku, memuat gambar-gambar
sebagai penjelasan uraian.
Buku-buku atau naskah yang banyak memuat gambar-gambar miniatur adalah
Magamat, Kalila wa Dimnah, di mana kedua buku itu dianggap sebagai karya seni lukis
miniature terbesar dalam sejarah kesenian Islam. Buku lain yang tak kalah penting adalah
kitab Al Aghani, buku pengetahuan tentang seni musik dan seni suara, kitab Manafi Al-
Hayavan, buku ilmu pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan, dan Dawal Al-
Atibba, buku pengetahuan tentang ketabiban.
Beberapa buku yang dihasilkan oleh kesenian Islam memuat gambar-gambar
miniatur sebagai ilustrasi buku yang ditemukan di Mesopotamia, Persia, Syria, Turki, dan
India. Munculnya seni lukis miniatur akan membawa pengaruh yang positif dalam
pertumbuhan dan perkembangan Seni Lukis Islam. Ini ditandai dengan munculnya
seniman miniatur terkenal, seperti al-Hariri, Diyarbakir, Ahmed Musa, Mehmed Siyah
Kalem, Ibnu Baktishu, Rashid al-Din, Muhammad Husayin, Mir Sayyid Ali, Abd as
Samad, dan lain-lain.
Seni Lukis sebagai hasil seni rupa Islam pertama kali ditemukan di istana
Ummayah di padang pasir Syria, yaitu istana Qusayr Amra (724 M), istana Qasr al-Hair
ash Sharqi (728 M), dan istana Khirbat al-Mafj ah (743 M). Berikut ini merupakan
perjalanan dari perkembangan Seni Lukis dalam islam :
1. Perkembangan Seni Hukis dan hias di masa dinasti Ummayah dan Abbasiyah.
Perkembangan seni lukis dan hias sendiri meluas dan berkembang pada masa
ke masa. Seni Lukis sendiri pertama kali berkembang di zaman khalifah Mu’awiyah
bin abu Sufyan. lalu mulai berkembang pesat pada saat setelah adanya pemindahan
10
pusat kota dari Damaskus ke Bagdat pada tahun 766 M oleh dinasti Abbasyah, yang
mengakibatkan seni lukis berkembang dan mencapai kemuncakanya. Hal ini tercantum
pada :
a. Helaian-helaian Suffah Al-Qur’an yang dihiasi dengan corak lukisan bunga dan
gambar bentuk Ambesque dengan pilihan warna emas.
b. Buku-buku sejarah yang dihiasi dengan warna-warna yang cantik seperti kitab al-
tarikh Shahnama. Juga buku hikayat Alfun al Layl.
c. Buku-buku cerita yang dikarang oleh Nizam dan Jame’
d. Lukisan tangan.
e. Gambar-gambar bintang.
f. Gambar-gambar para raja , khalifah dengan pakaian kebesaran mereka dan juga
gambar istana.
g. Gambar taman air terjun, taman dan lain-lain.9
a. Perkembangan seni lukis dan hias di masa dinasti Turki Ustmani.
Pada masa ini seni lukis berkembang dengan baik seperti yang tertuang dalam,
ukiran keramik, dinding kayu, lukisan-lukisan potret masa Sultan, dan lain-lain.
Seni lukis di zaman ini di pengaruhi corak Bizantiun (Romawi) yang naturalistic.
Pada saat itu para raja sengaja mendatangkan pelukis barat untuk melukis diistana.
Dan corak lukis yang menjol pada masa itu yaitu corak lukis Floral (tumbuh-
tumbuhan, daun, dan buah) corak yang dibuat naturalis dari pada periode
sebelumnya. Gambaran yang sama juga tercantum pada gambar-gambar
miniature.10
b. Perkembangan Seni Lukis dan Hias di masa Dinasti Mughol India
Pada saat islam masuk ke India Seni Lukis bukalah seni yang di perhatikan
oleh petinggi kerajaan bahkan masyarakat india. Namun pada masa Dinasti Mughol
berdiri membuat Seni Lukis mendapatkan angina segar dalam kemunculanya.
Karena seperti yang diketahui bahwa para pemimpin Dinasti Mughol adalah
pecinta seni yang fanatic. Akahirnya Seni Lukis digemari oleh kalangan bangsawan
dan masyarakat umum. Semua buku dan dinding istana di lukis dengan indah.

9
Syaifullah dan Febri Yulika, “Sejarah Perkembangan Seni dan Kesenian dalam Islam” ( Padang :
Padang Panjang Pres 2013) hlm. 10
10
Ibid hal 101

11
Seniman lukis yang terkenal di zaman ini adalah Mir Sayid Ali dab Abdul Samad
yang berasal dari Persia yang sengaja diundang oleh Raja Akbar pada tahun 1556-
1605 M. Maka dari itu sangat terlihat corak Persia dalam berbagai seni yang ada di
kerasaan Mughal. Sebuah kepahlawanan yang serat dalam lukisan adalah Hamza
Nama, yang memuat 4000 lukisan yang dikerjakan oleh 50 orang seniman di bawah
pimpinan Mir Sayid Ali dan Abdul Samad, kitab ini dibuat atas perintah Sultan
Akbar.11

11
Ibid hal 106

12
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Seni Lukis dapat disebut sebagai suatu ungkapan pengalaman estetik dari seseorang
yang kemudian dituangkan dalam bidang dua dimensi, dengan mengunakan media rupa berupa
garis, warna, tekstur dan sebagainya. Sebagai karya yang berwujud dua dimensi Seni lukis
adalah sebuah karya seni yang sudah ada sejak lama dan berkembang seiring dengan
perkembangan pemikiran manusia. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan ditemukanya
goresan-goresan pada dinding gua yang diperkirakan sudah ada pada zaman prasejarah.
Awalnya goresan-goresan tersebut dibuat untuk kepentingan ritual dan keagamaan, kemudian
mengalami perkembangan dengan munculnya beragam aliran seperti kubisme, naturalis, dan
realistis.

Pada awalnya sifat-sifat dekoratif dalam seni lukis islam cenderung mengesampingkan
hukum-hukum prespektif, dimana permainan sinar dan bayangan tidak begitu diperhatikan.
Namun semenjak abad ke-16 hal demikian mulai mendapat perhatian akibat masuknya
pengaruh unsur-unsur seni lukis barat di Turki dan negeri islam yang lainnya.

Semenjak saat itu para seniman Turki mulai meniru hasil Seni Lukis barat yang
cenderung Naturalis dimana prespektif warna, sinar dan bayangan serta pembagian bidang
merupakan syarat yang utama dan harus diterapkan. Ibrahim Pasha dan Taufik Pasha
merupakan dua orang yang telah mencoba dan mempelajari dan menerapkan metode Seni
Lukis Barat yaitu Naturalis sehingga berhasil menciptakan sebuah karya.

Berbeda dengan kesenian lain, Seni Lukis dimasa dulu kurang mendapatkan perhatian
di dunia islam terutama era klasik. Dr. Febri Yulika mengatakan dalam buku Jejak Seni dalam
Sejarah Islam, Seni Lukis kurang berkembang sejak awal pemerintahan khalifah penguasa
Islam, baik di tanah Arab maupun di tempat lain. Ada beberapa karya Seni Lukis dalam bentuk
lukisan dinding yang ditemukan pada masa Dinasti Ummayah dan Abbasiyah di Syria dan
Mesopotamia. Namun, karya tersebut tidak memberikan informasi detail, seperti siapa
pelukisnya, apakah seniman itu beragama Islam atau non-Islam, dan apakah mereka sengaja
dipekerjakan oleh para khalifah. lukisan dinding (fresco) yang melukiskan manusia, hewan,
dan tumbuh-tumbu

13
DAFTAR PUSTAKA

C.Israr. 1957. Sejarah Kesenian Islam. Jakarta: Percetakan Perdana.

Hafil, Muhammad. 2021. Bagaimana Perkembangan Seni Lukis Islam. Republika, 21


September 2021.

Haziyah, Hussin dkk. 2009. Seni, Seni Hias, Seni Reka, Reka Bentuk Dan Estetika Daripada
Persepsi Umum Dan Orang Melayu. Jurnal Pengajian Melayu, 20.

Hilmi, Azman. Seni Lukis dalam Islam [Internet] diakses dari


https://www.scribd.com/doc/51130520/seni-lukis-dalam-Islam, pukul 13.00 (14
Oktober 2022).

Priyatno, Agus. 2012. Memahami Seni Rupa. Medan : Unimed Press.

Rizali, Nanang. 2012. Kedudukan Seni dalam Islam. Jurnal Kajian Seni Budaya Islam, 1 (1).

Suhernawan, Rachmat dan Rizal Ardhya Nugraha. 2010. Seni Rupa. Jakarta Pusat : Pusat
Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.

Wiranto, Tri Aru. 2018. Seni Lukis Konsep Dan Metode. Surabaya : CV. Zifatama Jawara
Group Of Jakad Publishing.

Yulika, Febri dan Syaifullah. 2013. Sejarah Perkembangan Seni dan Kesenian dalam Islam.
Padang : Padang Panjang Pres.

14

Anda mungkin juga menyukai