Disusun Oleh
Kelompok 13
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada masa Kerajaan di Indonesia, Islam masuk di Jawa secara kultural, bukan
dengan paksaan. Dengan berbagai media penyampaian, Paham Islam berhasil menyebar
segala penjuru. Ketika Islam masuk ke tanah Jawa, Islam muncul bersama nilai-nilai
agama yang dapat diterima oleh Masyarakat. Nilai-nilai Islam yang melekat pada
kebudayaan Jawa memang seolah telah menjadi kesatuan yang sulit dipisahkan dalam
berbagai bidang nilai Islam mampu memberikan pengaruhnya. Dalam makalah ini sedikit
banyak akan diuraikan bagaimana sejarah arsitektur dalam Islam seiring penyebaran
Islam serta bentuk dan ciri khas Arsitektur Islam di Indonesia.
Sebuah konsep karya arsitektur yang lengkap bukan hanya didasarkan pada
kalkulasi matematis dari kebutuhan kuantitatif para penggunanya, tetapi sekaligus
mengacu pada perkembangan cita kehidupan, tindakan, pola piker, termasuk pemahaman
keyakinan keagamaan. Sebuah karya arsitektur barulah menjadi bermakna ketika fungsi-
fungsi yang dikandungnya, baik fungsi fisik indrawi maupun fungsi nonfisiknya dapat
dikoordinasikan secara terpadu, dan tidak ditangkap secara terpisah-pisah. Dengan
demikian, maka semua berkaitan erat antara gagasan-gagasan kehidupan, perilaku
masyarakat dan keduduan tampilan benda budaya sekaligus dalam sebuah system telah
menjadi jelas posisinya.
Arsitektur Islam pun dapat ditelusuri keadaan suatu masyarakat Muslim, situasi
kemasyarakatannya, pemahaman keagamaannya, di saat dan tempat di mana karya
arsitektur masjid tersebut berada. Arsitektur islam sebagai benda bentukan dengan
sendirinya akan bisa menuntun pada penjelasan tentang pola perilaku, kehendak,
keinginan, dan gagasan keagamaan masyarakat Muslim di sekeliling bangunan islam
tersebut.
Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw, telah membawa bangsa
Arab yang semula terbelakang, bodoh, tak dikenal, dan diabaikan oleh bangsa-bangsa
lain menjadi bangsa yang meju. Ia dengan cepat bergerak mengembangkan dunia,
membina satu kebudayaan, peradaban yang sangat penting artinya dalam sejarah menusia
hingga sekarang. Bahkan kemajuan barat pada mulanya bersumber dari peradaban Islam.
Landasan “peradaban Islam“ adalah “kebudayaan Islam“ terutama wujud idealnya‚
sementara landasan “ kebudayaan Islam“ adalah agama. Jadi dalam Islam, agama
bukanlah tetapi dapat melahirkan kebudayaan. Kalau kebudayaan merupakan hasil cipta,
rasa dan karsa manusia, maka agama Islam adalah wahyu dari Tuhan.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan seni arsitektur Islam ?
2. Apa saja jenis peninggalan seni arsitektur Islam ?
3. Sebut dan jelaskan fungsinya!
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah perke perkembangan seni arsitektur Islam.
2. Untuk mengetahui jenis peninggalan seni arsitektur Islam.
3. Untuk mengetahui fungsi dari peninggalan seni arsitektur Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu masjid yang terletak di Kota Kudus, Jawa Tengah, dibangun pada 1956
H/1549 M. Masjid ini terkenal dengan menaranya yang unik, yang merupakan bagian
dari kompleks makam Sunan Kudus. Menara ini pada dasarnya meniru bangunan
candi zaman Majapahit yang terdiri dari kaki dan tubuh bangunan yang berjenjang
beserta pelipit-pelipit mendatar sebagai batas.
Bagian dinding menara terbuat dari material batu bata. Sementara bagian atas
menara berbentuk atap tumbang dengan konstruksi kayu. Hiasan bidang, meskipun
sudah disamarkan, masih tampak seperti bekas-bekas hiasan pada bangunan candi.
b. Arsitektur Makam
Pemakaman Islam ortodoks menekankan kesederhanaandan kesamaan bagi semua
orang di depan Tuhan. Bangunan makam dan pemakaman yang rumit dengan jelas
dilarang dalam Al Qur’an. Namun, pada kenyataannya larangan mengembangkan
bentuk pemakaman terkadang dilanggar umat muslim.
Bangunan makam raja-raja Islam di Indonesia juga menunjukkan hasil dari prosrs
akulturasi. Makam raja-raja Islam Jawa yang dibangun di puncak-puncak bukit
dipengaruhi aspek kepercayaan prasejarah masyarakat Indonesia. Seperti telah
dijelaskan pada bab terdahulu, makam nenek moyang dibangun dipuncak bukit dan
kemudian dipuja oleh penduduk setempat. Tradisi lama seperti itu tampaknya
diteruskan oleh raja-raja Islam di Jawa.
Ada dua jenis bentuk makam asli yang menjadi model beberapa makam Islam
awal. Salah satunya berasal dari Aceh, Sumatra Utara yang dikenal sebagai Batu Aceh.
Jenis ini terdiri atas beberapa ragam. Salah satu cirri utama bentuk tersebut adalah
balok batu persegi panjang yang menyerupai bangunan, terukir dengan ayat-ayat yang
diambil dari Al Qur’an serta dibubuhi ragam hias yang disebut sebagai sayap,
sedangkan jenis yang satu lagi lebih umum disebut sebagai bentuk jada. Jenis ini
dipakai oleh orang-orang di sepanjang Sumatra, dekat kepulauan Riau dan
Semenanjung Malaka pada abad ke-15 dan 17.
makam pada umumnya memiliki batu nisan. Disamping kebesaran nama orang
yang dikebumikan pada makan tersebut, biasanya batu nisannya pun memiliki nilai
budaya tinggi. Pada makam orang-orang penting atau terhormat didirikan sebuah
rumah yang disebut cungkup atau kubah dalam bentuk yang sangat indah dan megah.
Misalnya, makam Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, dan sunan-sunan besar yang lain.
Wujud akulturasi Hindu dan Islam pada bangunan makam memiliki cirri-ciri
sebagai berikut :
1. Makam-makam kuno dibangun di atas bukit atau tempat-tempat yang keramat.
2. Makamnya terbuat dari bangunan batu yang disebut dengan Jirat atau Kijing,
nisannya juga terbuat dari batu.
3. Di atas jirat biasanya didirikan rumah tersendiri yang disebut denga cngkup atau
kubba.
4. Dilengkapi dengan tembok atau Gapura yang menghubungkan antara makam
dengan makam atau kelompok-kelompok makam. Bentuk gapura tersebut ada yang
terbentuk kori agung (beratap dan berpintu) dan ada yang berbentuk candi bentar
(tidak beratap dan tidak berpintu).
5. Di dekat makam biasanya dibangun masjid, maka disebut masjid makam dan
biasanya makam tersebut adalah makam para wali atau raja. Contohnya masjid
makam Sendang Duwur di Tuban
KESIMPULAN
Masuknya agama dan budaya Islam ke Indonesia dipengaruhi oleh adanya hubungan
perdagangan Asia kuno, yang dilakukan oleh bangsa Cina dan India, yang mendorong
pedagang lainnya seperti pedagang dari Arab, Persia, Gujarat untuk ikut serta dalam
hubungan perdagangan tersebut. Hal itu menyebabkan kota-kota pelabuhan yang
berfungsi sebagai tempat transit ramai dikunjungi orang, sehingga dapat berkembang
menjadi pusat-pusat perdagangan dunia.Dari hubungan perdagangan tersebut, mereka
dapat saling mengenal budayayang dibawa oleh masing-masing pedagangyang dapat
dilihat dari bahasa, barang dagangan yang dibawa maupun dari corak hidup. Untuk itu
banyak pedagang Arab, Persia, dan Gujarat yang menetap dan menikah dengan penduduk
setempat, sehingga budaya Islam dan agama Islam dapat dengan mudah disebarkan di
berbagai wilayah Indonesia melalui pendekatan budaya. Ditengah perbedaan penafsiran
proses masuk dan berkembangannya agama Islam di Nusantara. Para ahli sepakat bahwa
golongan pembawa agama Islam di Nusantara adalah kaum pedagang, guru pengajaran,
serta Golongan lain yang juga disebut sebagai Tasawuf (kaum sufi). Mereka diperkirakan
masuk ke Nusantara pada abad ke-13.
Jenis peninggalan seni arsitektur dalam Islam diantara lain yaitu pertama masjid
adalah semua tempat yang ada di muka bumi ini yang yang tidak terbatas dapat
digunakan oleh orang muslim untuk melaksanakan sholat atau sembahyang sesuai dengan
syarat dan rukun yang sudah ditetapkan oleh Islam. Karena pada masa lalu orang Islam
saat melakukan sembahyang, dan terutama dilaksanakan secara bersama-sama atau
berjamaah selalu menyediakan tempat tersendiri yang berupa sebuah tanah lapang yang
diberi batas-batas tertentu atau pagar. Kedua pemakaman Makam raja-raja Islam Jawa
yang dibangun di puncak-puncak bukit dipengaruhi aspek kepercayaan prasejarah
masyarakat Indonesia. Seperti telah dijelaskan pada bab terdahulu makam nenek moyang
dibangun dipuncak bukit dan kemudian dipuja oleh penduduk setempat. Ketiga arsitektur
kerajaan / istana dan kota berdasarkan dari apa yang terlihat di Indonesia, peniruan gaya
asli perumahan dari negara Arab yang berikilim panas dan udara pasir memang tidak
sesuai di Indonesia. karena itu penerapan dekorasi terlihat lebih wajar. Sebagai contoh di
rumah tradisional di daerah yang penganutnya taat pada islam, sering terdapat unsur-
unsur ke islaman di dalam rumahnya seperti di rumah-rumah tradisional Aceh, Jakarta,
Makasar dan daerah-daerah lainnya. Dalam bentuknya yang megah, istana sultan deli
menonjolkan gaya “Islam” meskipun bangunan tersebut ciptaan seorang arsitek belanda.
DAFTAR PUSTAKA
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=makalah+tentang+se
ni+arsitektur+dalam+islam&btnG=
Yatim, Badri. Dr. M.A., 2004, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : PT. Rajagrafindo
Persada.
http://id.wikipedia.org/wiki/india
Fanami, Achmad. 2009. Arsitektur Masjid. Yogyakarta: Bentang.
Prihani, Laurensia 2009. Hiasan pada Rumah Tradisional Jawa: Studi Kasus di Kawasan
Jero Beteng, Yogyakarta. Skripsi, Jurusan Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Gadjah Mada. Vitra Widinanda. 2009. "Menara-menara mesjid kuno di
Pulau Jawa abad ke 16-19 M (tinjauan arsitektural dan ragam hias). Skripsi
Arkeologi: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.