Anda di halaman 1dari 4

Indira Alma F.

S – X IPS 6
NO ABSEN : 13

Cari AKULTURASI budaya antara Islam, Hindu & Buddha dan Budaya Indonesia
yang sampai sekarang masih ada

Aksara dan Seni Rupa


Penulisan aksara-aksara arab di Indonesia, biasanya dipadukan dengan seni jawa yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia. Huruf-huruf arab yang ditulis sangat indah yang disebut seni
kaligrafi. Seperti juga jenis seni rupa Islam lainnya perkembangan seni kaligrafi arab di
Indonesia kurang begitu pesat dibanding dengan negara lain. Seni kaligrafi biasanya
digunakan untuk hiasan masjid, motif hiasan batik, batu nisan dll. Sampai saat ini seni
kaligrafi terus berkembang di Indonesia, terutama dalam seni ukir sebagaimana
dikembangkan oleh masyarakat dari Jepara.

Seni Sastra
Seni sastra India turut memberi warna dalam seni sastra di Indonesia. Bahasa
Sansekerta sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan sastra Indonesia, terbukti
dengan banyak ditemukannya prasasti-prasasti di Indonesia yang menggunakan bahasa
sansekerta dan hurup pallawa. Dalam perkembangannya bahasa Indonesia dewasa ini
mendapat pengaruh bahasa sansekerta dan sangat dominan terutama dalam istilah
pemerintahan serta dalam kitab-kitab kuno juga menggunakan Bahasa sansekerta.
huruf pallawa yang berakulturasi dengan huruf asli daerah setempat membentuh huruf
Jawa kuno, Bali kuno dan Bugis. kepercayaan: agama HIndu Budha yang dipadukan dengan
Animisme dan dinamisme.

Seni Bangunan
Seni dan arsitektur bangunan Islam di Indonesia sangat unik, menarik dan akulturatif.
Seni bangunan yang menonjol di zaman perkembangan Islam ni terutama masjid, menara
serta makam

Seni Ukir
Pada masa perkembangan Islam di zaman madya, berkembang ajaran bahwa seni
ukir, patung, dan melukis makhluk hidup, apalagi manusia secara nyata, tidak diperbolehkan.
Di Indonesia ajaran tersebut ditaati. Hal ini menyebabkan seni patung di Indonesia pada
zaman madya, kurang berkembang. Padahal pada masa sebelumnya seni patung sangat
berkembang, baik patung-patung bentuk manusia maupun binatang. Akan tetapi, sesudah
zaman madya, seni patung berkembang seperti yang dapat kita saksikan sekarang ini.

Masjid dan Menara


Dalam seni bangunan di zaman perkembangan Islam, nampak ada perpaduan antara
unsur Islam dengan kebudayaan praIslam yang telah ada sebelumnya. Beberapa contoh seni
bangunan Islam yang menonjol adalah masjid yang berfungsi sebagai tempat beribadah bagi
orang Islam.

Pemerintahan
kerajaan tapi masih menggunakan budaya lokal seperti musyawarah menentukan
penerus raja saat raja tidak memiliki keturunan. seperti pada masa majapahit pemerintahan
Hayam
Wuruk

Seni Bangunan
Seni bangunan sebagai salah satu contoh akulurasi terlihat dari bangunan candi. Ini
sebagai wujud akulturasi antara budaya asli Indonesia dengan budaya Hindu-Budha. Candi
sendiri adalah bentuk perwujudan akulturasi yang terjadi diantara Indonesia dengan India.
Candi yang termasuk hasil bangunan pada zaman megalitikum yaitu bangunan punden
berundak. Bagian ini mendapat pengaruh langsung dari budaya Hindu Budha. Contoh lainnya
seperti yang bisa kalian lihat pada candi Borobudur. Di candi ini memiliki berbagai macam
barang yang dikubur yang sering disebut dengan bekal kubur. Ini yang membuat candi tidak
hanya berfungsi sebagai makam saja tetapi juga sebagai rumah dewa. Sedangkan pada candi
Budha, malah dijadikan tempat pemujaan dewa, sehingga tidak akan kalian temukan peti
pripih maupun abu jenazah yang ditanam di sekitar candi atau didalam bangunan stupa

Makam
Makam-makam yang lokasinya di dataran dekat masjid agung, bekas kota pusat
kesultanan antara lain makam sultan-sultan Demak di samping Masjid Agung Demak,
makam raja-raja Mataram-Islam Kota Gede (D.I. Yogyakarta), makam sultan-sultan
Palembang, makam sultan-sultan di daerah Nanggroe Aceh, yaitu kompleks makam di
Samudera Pasai, makam Sultan Ternate di Ternate, makam sultan-sultan Goa di Tamalate,
dan kompleks makam raja-raja di Jeneponto dan kompleks makam di Watan Lamuru
(Sulawesi Selatan), makam-makam di berbagai daerah lainnya di Sulawesi Selatan, serta
kompleks makam Selaparang di Nusa Tenggara dan masih banyak yang lainnya

Seni Tarian
Selanjutnya adalah seni tarian, salah satunya adalah Tari Betawi. Orang Betawi
tersebar dan tinggal di berbagai daerah di Jakarta. Mulai tinggal di pesisir, tengah kota
bahkan ada yang bertempat tinggal di pinggir kota. Perbedaan tempat tinggal inilah yang
membuat perbedaan kebiasaan serta karakter yang menyebabkan dampak negatif
penyimpangan sosial. Tidak hanya itu saja, interaksi dengan suku lain juga mempengaruhi
ciri khas bagi orang Betawi. Tidak heran jika tari yang diciptakan menjadi berbeda. Yang
paling terasa adalah contoh akulturasi budaya seni tari dianatar orang Betawi dengan negara
Cina dimana mereka berhasil menciptakan tari cokek, lenong, serta gambang kromong.

Sistem Kalender
Pada zaman Khalifah Umar bin Khatab telah ditetapkan kalender Islam yang
menggunakan perhitungan berdasar peredaran bulan yang lebih dikenal dengan tahun Hijriah.
Tahun 1 Hijrah (H) sama dengan tahun 622 M, sementara pada saat yang sama di Indonesia
juga sudah memakai perhitungan tahun Saka(S) yang didasari dengan peredaran matahari.
Tahun 1 Saka merupakan tahun yang bertepatan dengan dengan tahun 78 M.

Peralatan Hidup
Yang terakhir mendapatkan akulturasi adalah peralatan hidup, peralatan hidup sendiri
terdiri dari rumah serta perabotan didalamnya. Dimana perabotan serta bentuk rumah di
Indonesia dihasilkan dari proses akulturasi Indonesia dengan bangsa China. Yang mana
kalian bisa menemukan berbagai macam porselen mulai dari peralatan makan hingga guci.
Demikian itulah beberapa ulasan dari contoh-contoh akulturasi bentuk budaya yang ada di
Indonesia yang bisa kita ketahui bagaimana contoh-contohnya itu bisa terjadi dalam
kehidupan sehari-hari kita.
Budaya yang masih ada di Indonesia

a.Upacara Ngaben yaitu upaca pembakaran mayat di Bali


b.Upacara kuningan
c.Upacara Mapandes yaitu upacara untuk memotong gigi.
d.Upacara Nelobulanin yaitu upacara yang dilaksanakan ketika bayi berumur 3 bulan.
e. Upacara Kesodo yaitu peninggalan dari Kerajaan Majapahit dengan memberikan sesajen
ke Kawah Gunung Bromo.
f. Upacara Sekaten
g, Upacara Tabuik atau Tabuik
h. Tradisi Grebeg
I. Tradisi Tumpeng
j. Tradisi Halal Bihalal
k. Tradisi Kupatan ( Bakdo Kupat )

Anda mungkin juga menyukai