Anda di halaman 1dari 21

ISLAM DAN TRADISI UMAT ISLAM DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 12

Resti Fitri Yenita (20063059)

Disha Samsih Rizkiah (20136014)

Ice Tri Cahyani (20018122)

Ega Resta Desonia (20136016)

Zahratul Fitri (20016050)

Farhatul Husna 20029118

Muhammad Furqon (20035069)


Dosen Pembibing : Dr. Alfurqan, M.Ag

Universitas Negeri Padang

2020/2021
1. Sejarah Islam di Indonesia
Walaupun sulit untuk mengetahui secara persis perkembangan
awal agama Islam di kepulauan ini (karena kurangnya sumber
informasi), cukup jelas bahwa perdagangan intenasional merupakan
faktor yang sangat penting. Kemungkinan besar para pedagang
Muslim dari berbagai negara telah ada di wilayah maritim Asia
Tenggara sejak periode awal Islam. Sumber-sumber paling awal
melaporkan bahwa sejumlah penduduk asli telah memeluk agama
Islam sejak awal abad ke-13.

2. Corak Ajaran Islam di Indonesia


 
Tibanya Islam di kepulauan ini memiliki dampak-dampak yang
beragam bagi komunitas-komunitas lokal tergantung konteks
historis dan sosial dari wilayah tempat kedatangannya. Di
beberapa bagian dari Nusantara, kota-kota bermunculan akibat

Agenda para pedagang Muslim mendirikan tempat permukiman di sana.

Style
sistem-sistem kepercayaan (animisme) yang sudah ada (contoh-contohnya masih bisa ditemukan
di Jawa Tengah).
 
Sejak terbitnya buku (terkemuka) Clifford Geertz berjudul 'The Religion of Java' (diterbitkan
pada tahun 1960), para ilmuwan cenderung membagi komunitas Islam Jawa (kelompok Muslim
terbesar di Indonesia) di dalam dua kelompok:
 
• Abangan; mereka adalah umat Muslim tradisionil yang berarti mereka masih menerapkan
dogma-dogma agama tradisional Jawa; yang mencampurkan ajaran Islam dengan agama Hindu,
Buddha, dan animism. Anggota dari kelompok ini umumnya bertempat tinggal atau berasal dari
wilayah pedesaan.
 
• Santri; kelompok ini bisa disebut sebagai umat Muslim ortodoks. Mereka umumnya
bertempat tinggal atau berasal dari wilayah perkotaan dan lebih berorientasi pada mesjid dan Al-
Quran.
1. Akulturasi Islam dan Budaya di Indonesia
Dengan masuknya Islam, Indonesia kembali mengalami proses akulturasi (proses bercampurnya dua (lebih)
kebudayaan karena percampuran bangsa-bangsa dan saling mempengaruhi), yang melahirkan kebudayaan baru yaitu
kebudayaan Islam Indonesia.
Perkembangan budaya Islam tidak menggantikan atau memusnahkan kebudayaan yang sudah ada di Indonesia.
Karena kebudayaan yang berkembang di nusantara sudah begitu kuat di lingkungan masyarakat. Sehingga terjadi
akuturasi antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan yang sudah ada.
Hasil proses akulturasi antara kebudayaan masa pra-Islam dengan masa Islam masuk berbentuk fisik kebendaan
(seni bangunan, seni ukir atau pahat dan karya sastra) serta pola hidup dan kebudayaan non fisik.
1. Bentuk Akulturasi Islam dengan Budaya di Indonesia
1.Seni bangunan
Seni dan arsitektur bangunan Islam di Indonesia sangat unik, menarik dan akulturatif. Seni bangunan yang
menonjol di zaman perkembangan Islam di Indonesia adalah masjid, menara dan makam. Seni bangunan Islam
yang menonjol adalah masjid yang berfungsi utama sebagai tempat beribadah. Selain itu juga sebagai pusat
kebudayaan bagi orang-orang Muslim.
Ciri-ciri masjid kuno di Indonesia adalah:
 Beratap tumpang atau bersusun, semakin ke atas semakin kecil, tingkat paling atas berbentuk limas, dan jumlah
tumpang biasanya ganjil.
 Tidak ada menara yang berfungsi sebagai tempat mengumandangkan adzan. Waktu salat ditandai dengan
memukul beduk atau kentongan.
 Umumnya didirikan di ibukota atau dekat istana kerajaan, di atas bukit atau dekat makam.
Contoh bangunan masjid kuno adalah Masjid Menara Kudus dan Masjid Banten. Makam-makam zaman Islam
biasanya berlokasi dekat dengan masjid agung, bekas kota pusat kesultanan
2.Seni ukir
(Ukiran relief di Masjid Mantingan di Jepara, Jawa Tengah, bukti akulturasi budaya pra-Islam dan budaya
Islam di Indonesia.)
Walau seni patung untuk menggambarkan makhluk hidup secara nyata tidak diperbolehkan dalam ajIsla
Islam. Maka seni patung tidak mengalami perkembangan, tetapi seni ukir atau seni pahat terus berkembang.
Seni hias yang berkembang adalah seni ukir dengan motif daun-daunan dan bunga-bungaan,
kaligrafi huruf Arab. Muncul kreasi baru yaitu bila terpaksa melukiskan makhluk hidup disamarkan dengan
berbagai hiasan agar tidak jelas berwujud hewan atau manusia Tengah.Contoh ukiran di mimbar Masjid
Gelgel Klungkung, Bali dan ukiran di Masjid Mantingan, Jepara Jawa Tengah.
3.Aksara dan seni sastra
(Hikayat Nabi Sulaiman, bukti akulturasi dan perkembangan budaya Islam di Indonesia di bidang seni
sastra.)
Perkembangan Islam di Indonesia membawa pengaruh dalam bidang aksara atau tulisan. Abjad Arab untuk
menulis bahasa Arab mulai digunakan di Indonesia. Huruf Arab digunakan di bidang seni ukir.
Berkembang seni kaligrafi.Perkembangan sastra di zaman madya terpengaruh sastra Islam dan Persia
tetapi tidak lepas dari pengaruh unsur sastra sebelumnya. Sehingga terjadi akulturasi antara sastra Islam
dengan sastra zaman pra-Islam.
Bentuk-bentuk karya sastra tersebut diantaranya:

 Hikayat  Babad
Hikayat merupakan kisah perseorangan Babad merupakan suatu karya sastra yang
yang diangkat dari tokoh-tokoh terkenal hidup dalam masyarakat tradisional dan
yang hidup pada masa itu, seperti hikayat lingkungan kebudayaan Jawa. Babad
Hang Tuah, hikayat Panji Semirang, termasuk dalam jenis historigrafi
hikayat Bayan Budiman, dan lainnya. tradisional dengan ciri utama
Karya ini merupakan pengaruh dari bercampurnya unsur sejarah dan dongeng.
budaya Persia. Sebagai contoh dari babad, antara lain
babad Tanah.

 Suluk
Suuk merupakan kitab-kitab yang berisi ajaran tasawuf. Contoh
suluk, antara lain suluk Sukarsa yang berisi tentang Ki Sukarsa
yang mencari ilmu sejati untuk mendapatkan kesempurnaan hidup
suluk Wujil berisi tentang kumpulan nasihat Sunan Bonang kepada
Wujil, seorang bertubuh kerdil bekas abdi dalem (punggawa)
Majapahit.
4.Kesenian
(Tari Seudati dari Aceh, bukti akulturasi dan perkembangan budaya Islam di
bidang kesenian Islam.)
Biasanya tari Seudati ditampilkan leh delapan laki-laki sebagai penari utama
yang terdiri dari satu syeh, satu orang pembantu syeh, dua orang pembantu
di sebelah kiri (apeetwie), satu orang pembantu di belakang (peet bak), dan
tiga orang pembantu biasa.
Di Indonesia, Islam memunculkan kesenian bernafas Islam yang bertujuan
menyebarkan ajaran Islam. Kesenian berupa permainan debus, tarian Seudati
Manager Marketing
dari Aceh, dan pertunjukan wayang.

Text Here Text Here


5.Kalender
(Ilustrasi kalender Saka ciptaan Sultan Agung, bukti akulturasi budaya pra-Islam dan
budaya Islam.)

Menjelang tahun ketiga pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, kalender Islam dibenahi.
Perhitungan tahun yang dipakai berdasarkan peredaran bulan (komariyah) yang disebut
tahun Hijriyah. Umar menetapkan 1 Hijriyah pada 14 September 622 Masehi. Sistem
kalender itu berpengaruh di Indonesia. Bukti perkembangan sistem penanggalan kalender
paling nyata adalah sistem kalender ciptaan Sultan Agung. Ia melakukan sedikit perubahan
nama-nama bulan pada tahun Saka. Misal bulan Muharam diganti nama Sura dan
Ramadhan diganti dengan Pasa. Kalender tersebut dimulai 1 Muharam 1043 Hijriyah.
Kalender Sultan Agung dimulai pada 1 Sura 1555 Jawa (8 Agustus 1633 Masehi).
6.Upacara
Upacara-upacara keagamaan sebagai wujud akulturasi dengan agama Islam yang
sampai saat ini masih terus dilaksanakan adalah peringatan Maulid Nabi, Isra
Mikraj, Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha. Upacara Grebeg Maulid di
beberapa daerah biasanya disertai dengan membersihkan benda-benda keramat,
seperti keris, tombak atau benda lainnya. Perayaan Grebek Besar dan Grebek
Maulud dilakukan di Demak, Surakarta, Yogyakarta, Cirebon, Banten dan Aceh.
1. Kontribusi Umat Islam terhadap Bangsa dan Negara
Islam adalah manhaj al-hayah (kurikulum kehidupan) pada semua bidang ibadah maupun
muamalah, penguatan hubungan dengan Allah SWT maupun dengan sesama manusia. Dalam
bidang ekonomi misalnya, terdapat prinsip-prinisp yang bersifat universal, seperti tidak boleh
melakukan kegiatan riba, tidak boleh menipu dan tidak boleh dilakukan dengan cara-cara batil
lainnya seperti korupsi.
Firman-Nya QS Al-Baqarah [2] ayat 188: “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta
sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa
(urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda
orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.”
Hal yang esensial dan prinsipal lainnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menurut
ajaran Islam adalah tegaknya keadilan dalam semua bidang kehidupan.
2. Gerakan-Gerakan Islam Kontemporer di Indonesia
a. Salafi
Penggunaan istilah Salafi saat ini mengacu pada mereka yang memeluk Salafisme (bahasa Arab:
Salafiyyah). Di Indonesia, mereka dikenal sebagai penganut manhaj Salaf. Menurut penuturan pengajar Islam
Indonesia Muhammad Abduh Tuasikal, MSc. Salaf secara bahasa berarti orang yang terdahulu, sebagaimana
disebutkan dalam ayat dalam Alquran yang artinya:
”Maka tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka lalu kami tenggelamkan mereka
semuanya (di laut). Dan Kami jadikan mereka sebagai SALAF dan contoh bagi orang-orang yang kemudian.”
(Alquran surah Az Zukhruf: 55-56).
Yakni Allah telah menjadikan mereka sebagai salaf —orang yang terdahulu—agar umat Islam sesudah
mereka dapat mengambil pelajaran dari mereka (para salaf).
 
Secara garis besar, ada 4 ajaran pokok gerakan Salafi.

1. Tauhid yang dibagi menjadi rububiyah, uluhiyah, dan asma


wa sifat.

2. Mengikuti sunnah dan menentang bid’ah.

3. Al-wala’ wa al-bara’, yang secara singkat berarti “cinta dan


benci karena Allah”. Maksudnya adalah bahwa umat Islam
harus menyukai segala perbuatan untuk menjaga kehormatan
Islam, dan pada saat yang sama membenci segala perilaku yang
dianggap dapat merugikan Islam dan umat Islam.

4. Taat kepada pemerintah. Menurut Salafi, dalam kondisi apapun, umat Islam wajib
loyal kepada pemerintah selama mereka masih bisa menjalankan kewajiban agamanya.
Umat Islam tidak dibolehkan mengritik pemerintah di depan umum, seperti melakukan
demonstrasi. Memberontak kepada pemerintah jelas diralang karena bisa menyebabkan
kerusakan yang lebih besar.
b. Wahabi
Wahabi adalah gerakan pembaharuan dan pemurnian Islam yang dipelopori oleh Muhammad bin Abdul
Wahab bin Sulaiman at-Tamimi (1115-1206 H / 1703-1792 M) dari Najd, Semenanjung Arabia. Istilah Wahabi
telah dikenal semasa Ibn Abdul Wahab hidup, tapi bukan atas inisiatif dirinya melainkan berasal dari lawan-
lawannya. Ini berarti, istilah Wahabi merupakan bagian dari rangkaian stigma terhadap gerakannya.

c. Jemaah Tabligh
Jamaah Tabligh (bahasa Urdu:‫بلیغیجماعت‬UUU‫ت‬, Jamaah Penyampai) adalah gerakan dai global non-politik yang
berfokus pada mengajak umat Islam untuk kembali mempraktikkan Islam sebagaimana dipraktikkan selama
masa hidup nabi Islam Muhammad, dan khususnya dalam hal ritual, pakaian, dan perilaku pribadi. Organisasi
ini diperkirakan memiliki antara 12 juta dan 150 juta penganut(mayoritas tinggal di Asia Selatan), dan kehadiran
di suatu tempat antara 150 dan 200 negara.
d. Hizbut Tahrir Indonesia
Hizbut Tahrir (HT) merupakan gerakan Islam trans-nasional yang bergerak dalam dakwah dan politik.
Didirikan oleh Syaikh Taqiyuddin al-Nabhani pada tahun 1953 di Palestina.
Tujuan utamanya adalah melangsungkan kembali kehidupan Islam dan mengemban kembali dakwah Islam ke
seluruh penjuru dunia, serta mengajak kaum muslim untuk kembali hidup secara islami dalam naungan khilāfah
Islamiyah „alā minhāj al-nubuwwah

e. Islam Liberal
Islam liberal menurut Charless Kurzman muncul sekitar abad ke-18 saat kerajaan Turki Utsmani Dinasti
Shafawi dan Dinasti Mughal tengah berada di gerbang keruntuhan. Pada saat itu tampillah para ulama untuk
mengadakan gerakan pemurnian, kembali kepada al-Quran dan Sunnah.

f. Islam Nusantara
Islam Nusantara atau model Islam Indonesia adalah suatu wujud empiris Islam yang
dikembangkan di Nusantara setidaknya sejak abad ke-16, sebagai hasil interaksi, kontekstualisasi,
indigenisasi, interpretasi, dan vernakularisasi terhadap ajaran dan nilai-nilai Islam yang universal,
yang sesuai dengan realitas sosio-kultural Indonesia.
Gerakan-gerakan islam kontemporer di Indonesia yaitu :

1. Gerakan salafi adalah pewaris dakwah teologi puritan dari gerakan Wahabi yang muncul pada abad ke delapan
belas di Jazirah Arab.
2. Wahabi adalah gerakan pembaharuan dan pemurnian Islam yang dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahab
bin Sulaiman at-Tamimi (1115-1206 H / 1703-1792 M) dari Najd, Semenanjung Arabia.

3. Jamaah tabligh, gerakan ini telah disebut “salah satu gerakan keagamaan paling berpengaruh di Islam abad ke-
20”.
4. Hizbut Tahrir (HT) merupakan gerakan Islam trans-nasional yang bergerak dalam dakwah dan politik. Didirikan
oleh Syaikh Taqiyuddin al-Nabhani pada tahun 1953 di Palestina.
5. Islam Liberal, prinsip yang dianut oleh Jaringan Islam Liberal yaitu Islam yang menekankan kebebasan pribadi
dan pembebasan dari struktur sosial-politik yang menindas.
6. Islam Nusantara atau model Islam Indonesia adalah suatu wujud empiris Islam yang dikembangkan di Nusantara
setidaknya sejak abad ke-16.
Place Your Picture Here

Your Picture Here Your Picture Here

KESIMPULAN Your Picture Here

Sumber-sumber paling awal melaporkan bahwa


sejumlah penduduk asli telah memeluk agama Islam
sejak awal abad ke-13. Para ilmuwan cenderung
membagi komunitas Islam Jawa (kelompok Muslim Your Picture Here

terbesar di Indonesia) di dalam dua kelompok yaitu


abangan dan santri. Penyebaran Islam di Indonesia
seharusnya tidak dipandang sebagai proses yang cepat
dan yang berasal dari satu asal atau sumber saja.
Sebaliknya, lebih tepat kalau dipandang sebagai proses
yang didorong beberapa gelombang Islamisasi yang
sangat berkaitan dengan perkembangan internasional
dalam dunia Islam; sebuah proses yang terus berlanjut
sampai dengan hari ini.
Perkembangan penting lainnya di proses Islamisasi di Indonesia adalah
pembukaan Kanal Suez pada tahun 1869 yang mengimplikasikan - karena
perjalanan
ke Mekah menjadi lebih mudah - adanya lebih banyak peziarah antara
Indonesia dan Mekkah .Dengan masuknya Islam, Indonesia kembali
mengalami proses akulturasi (proses bercampurnya dua (lebih)
kebudayaan karena percampuran bangsa-bangsa dan saling
mempengaruhi), yang melahirkan kebudayaan baru yaitu kebudayaan
Islam Indonesia. Bentuk-bentuk akulturasi Islam dengan budaya di
Indonesia yaitu seperti : seni bangunan, seni ukir, aksara dan seni sastra,
kesenian, kalender, serta upacara.
Sekian
Terimakasih
 

Anda mungkin juga menyukai