Anda di halaman 1dari 21

Bentuk akulturasi

kebudayaan islam di
nusantara

Singgih Mahesa Azmi, S.Pd.


Apa Itu Akulturasi Budaya???
 Akulturasi budaya terjadinya dua budaya yang berbeda
bertemu dan menyatu dan terjadi secara serasi dan
damai. Perpaduan dua bentuk kebudayaan inilah yang
dapat melahirkan budaya yang lebih baru. Meskipun
terjadi akulturasi dua budaya yang berbeda, lantas tidak
menyebabkan unsur-unsur budaya yang lama hilang. 
 Unsur kebudayaan asli atau unsur kebudayaan yang lama
masih tetap ada, jadi tidak perlu khawatir saat terjadi
akulturasi.
 Akulturasi budaya umumnya terjadi antara masyarakat
atau penduduk asli dengan pendatang dari daerah yang
lain.
PROSES AKULTURASI BUDAYA ISLAM DI NUSANTARA

Masuknya Islam melalui jalur


Perdagangan dan Istana
(Kerajaan)

Interaksi Sosial antara


Pedagang Muslim dan
Penduduk Nusantara Islamisasi Kerajaan-
(Perdagangan, Pernikahan, Kerajaan di Nusantara
Pertukaran Ilmu dan
budaya

Menghasilkan Akulturasi
budaya
(Budaya baru) Islam di
Nusantara
WILAYAH PENTING DI NUSANTARA
SEBAGAI TITIK PUSAT ISLAMISASI
 SUMATERA : ACEH, PADANG,PALEMBANG, JAMBI,
BENGKULU
 JAWA : BANTEN, CIREBON, DEMAK, SEMARANG, GRESIK
 KALIMANTAN : INDRAPURA, KUTAI
 SULAWESI : GOWA, TALLO
 MALUKU : TERNATE TIDORE
 KEPULAUAN SUMBAWA
HASIL AKULTURASI BUDAYA ISLAM DI
NUSANTARA
 SENI BANGUNAN
 SENI BUDAYA
 SENI SASTRA
 SISTEM KALENDER
 TRADISI DAN UPACARA
SENI BANGUNAN
 Seni arsitektur Islam yang
menunjukkan akulturasi dengan
budaya pra-Islam antara lain makam
dan masjid. Keduanya menunjukkan
bentuk-bentuk akulturasi dengan
kebudayaan setempat sebelumnya,
yaitu kebudayaan prasejarah dan
Hindu-Buddha. Bentuk seni arsitektur
yang lain, seperti keraton, benteng,
dan pemandian sejauh ini tidak
banyak menunjukkan akulturasi
dengan seni arsitektur budaya
setempat.
CONTOH SENI BANGUNAN

 MASJID KUDUS, Memadukan


budaya hindu/Budha dengan Islam
terlihat dari bentuk Menara Masjid
Kudus yang Bernuansa Hindu
seperti bangunan candi atau Pura
CONTOH SENI BANGUNAN

 Bentuk Masjid Kuno di Indonesia


Atapnya berbentuk tumpang yaitu
atap yang bersusun semakin ke atas
semakin kecil dari tingkatan paling
atas berbentuk limas. Jumlah
atapnya ganjil 1, 3 atau 5. Dan
biasanya ditambah dengan
kemuncak untuk memberi tekanan
akan keruncingannya yang disebut
dengan Mustaka.
CONTOH SENI BANGUNAN
SENI BUDAYA
 Pengaruh Islam tampak dalam tiga bentuk kesenian
dapat dilihat dalam wujud seni budaya seperti Seni
Musik, Tari, Rupa dan Teater. Terdapat banyak
Kesenian di Indonesia yang mendapat pengaruh dari
Islam.
CONTOH SENI BUDAYA
 Seni Tari :
 1. Tari Debus diyakini sebagai kesenian asli masyarakat
Banten yang berkembang sejak masa-masa awal Islam,
yaitu semasa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin
(1532-1570). Debus menjadi salah satu sarana
penyebaran agama Islam. Pertunjukan Debus ini
diawali dengan nyanyian atau pembacaan ayat-ayat
tertentu dalam Al Quran serta salam (salawat) kepada
Nabi Muhammad. Dewasa ini Debus sebagai seni
beladiri banyak dipertontonkan untuk acara
kebudayaan ataupun upacara adat.
CONTOH SENI BUDAYA
 Seni Tari :
 1. Tari Seudati yang berasal dari provinsi Aceh adalah
contoh lainnya. Tari ini adalah contoh pengaruh Islam
dalam bidang seni, dimana Seudati sendiri berasal dari
kata ‘syahadat’ yang berarti saksi atau bersaksi atau
utusan Allah. Dalam tari Seudati, para penari
menyanyikan lagu tertentu yang isinya berupa salawat
terhadap Nabi. Nama lainnya adalah Saman yang
berarti delapan karena permainan ini pada awalnya
dilakukan oleh delapan pemain.
CONTOH SENI BUDAYA
 Seni Musik
 Kesenian burdah lahir dari akulturasi budaya
Islam dan lokal atau budaya masyarakat
Lombok.
Hal ini ditandai dengan alat musik yang
digunakan diantaranya; bedug, rebana, bass dan
seruling. Musik Burdah sendiri dikembangkan
dari musik hadrah, samrah, dan jenis musik
Islami lainnya. Burdah biasanya ditampilkan
saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
CONTOH SENI BUDAYA
 Seni Wayang
 ayang Purwa adalah salah satu kebudayaan Indonesia hasil dari akulturasi antara pra
Hindu dan agama Hindu bahkan akulturasi tersebut sampai saat Islam jaya di
Nusantara. Wayang Purwa melintasi jaman di Nusantara dan bertahan sampai
sekarang. Hal itu karena Wayang Purwa mampu menyesuaikan diri dan cerita
sesuai jamannya, dari Pra-Hindu, Hindu-Budha bahkan sampai jaman Islam.
 Menilik sejarah Wayang Purwa, lumayan sulit dicari, namun pada saat Raja
Jayabaya (1019-1049) memimpin di Kerajaan Kediri, Penggunaan Wayang juga
dapat digunakan sebagai media dakwah penyebaran Islam kala itu, khususnya
di Pulau Jawa oleh para Wali Sangaa. Wali Sanga menilai hal itu berhasil karena
Wayang
 Wayang saat jaman Islam berbeda dengan saat jaman Hindu-Budha, seperti
penggambaran manusia dan hewan disamarkan karena khawatir menimbulkan
perbuatan menyekutukan Allah. Pembuatan wayang jaman Islam menggunakan
stilasi dengan menggambar muka dari samping. Selain itu, tangan wayang
tersebut dibuat panjang sampai menyentuh kaki. atribut yang pada jaman
Hindu-Budha hanya digambar, maka saat jaman Islam hal tersebut digambar
nyata. Atribut juga mewakili peran dalam wayang tersebut, ada yang berperan
kalangan raja yang dinamakan raton, ada yang berperan kalangan ksatria yang
dinamakan satria, ada yang berperan menjadi perempuan yang dinamakan
putren dan ada juga yang berperan sebagai prajurit, dinamakan bala.
CONTOH SENI BUDAYA
 Seni Ukir, etika kebudayaan Hindu-Buddha masuk ke
Indonesia, seni ukir dan pahat berkembang pesat. Buktinya
dapat dijumpai pada relief-relief dan patung yang dibuat
pada periode Kerajaan Hindu-Buddha. Berbeda dengan ajaran
Islam, yang melarang untuk melukis ataupun membuat tiruan
makhluk hidup seperti patung. Kendati demikian,
berkembangnya pengaruh Islam di nusantara tidak membuat
seni pahat dan seni ukir hilang. Seni ukir tetap berkembang
dengan berbagai modifikasi, contohnya dapat dijumpai pada
ukiran yang terdapat di masjid dan makam-makam Islam.
Dikembangkan juga seni ukir dengan bentuk tulisan Arab atau
kaligrafi yang dicampur dengan ragam hias yang lain.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wujud


Akulturasi Budaya Lokal dengan Islam", Klik untuk baca: 
https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/28/110000679
/wujud-akulturasi-budaya-lokal-dengan-islam?page=all
.
SENI SASTRA

 Seni sastra yang berkembang pada


awal periode Islam adalah seni sastra
yang berasal dari perpaduan sastra
pengaruh Hindu-Budha dan sastra
Islam. Wujud akulturasi dalam seni
sastra tersebut terlihat dari tulisan/
aksara yang dipergunakan, yaitu
menggunakan huruf Arab Melayu
(Arab Gundul) dan isi ceritanya juga
ada yang mengambil hasil sastra yang
berkembang pada jaman Hindu.
CONTOH SENI SASTRA AKULTURASI
ISLAM
 Hikayat, merupakan kisah perseorangan yang
diangkat dari tokoh-tokoh terkenal yang hidup
pada masa itu, seperti hikayat Hang Tuah,
hikayat Panji Semirang, hikayat Bayan
Budiman, dan lainnya. Karya ini merupakan
pengaruh dari budaya Persia.
 Babad merupakan suatu karya sastra yang
hidup dalam masyarakat tradisional dan
lingkungan kebudayaan Jawa. Babad termasuk
dalam jenis historigrafi tradisional dengan ciri
utama bercampurnya unsur sejarah dan
dongeng. Sebagai contoh dari babad, antara
lain babad Tanah Jawi, babad Diponegoro,
babad Cirebon.
SISTEM KALENDER
 Sistem kalender juga mengalami perubahan dengan
masuknya Islam. Pada masa Hindu-Buddha digunakan
sistem kalender dengan tahun Saka. Pada masa Islam
digunakan sistem kalender atau penanggalan baru
dengan sistem Hijriyah.
 Kalender Hijriyah diawali dengan bulan Muharram
dan diakhiri dengan bulan Dzulhijjah. Perhitungan
satu tahun dalam Islam adalah duabelas kali siklus
bulan yang berjumlah 354 hari 8 jam 48 menit dan
36 detik. Itulah sebabnya kalender dalam Islam 11
hari lebih pendek jika dibandingkan dengan kalender
Masehi dan kalender-kalender lainnya yang
didasarkan pada pergerakan matahari (solar
kalender). Hal ini pula yang mengakibatkan sistem
kalender Islam tidak selalu datang pada musim yang
sama.
TRADISI DAN UPACARA
 Terdapat Banyak sekali tradisi dan upacara yang merupakan
perpaduan antara unsur-unsur lokal, Hindu-Buddha dan Islam
yang mengalami proses Akulturasi.
 Tradisi Ziarah
 Tradisi Ziarah adalah kebiasaan masyarakat Islam untuk
mengunjungi tempat-tempat keramat berupa makam raja atau
orang-orang penting pada hari-hari tertentu yang dimakamkan di
halaman masjid. Ritual tersebut serupa dengan ritual yang
dilakukan pada bangunan candi yang dianggap keramat. Demikian
pula dengan makam raja-raja atau sultan, oleh masyarakat
dianggap sebagai orang keramat yang memiliki kekuatan magis.
 Dengan demikian, adanya kebiasaan sebagian masyarakat Islam
yang padda waktu-waktu tertentu berziarah ke makam raja-raja
atau orang-orang sakti yang dianggap keramat dan masjid yang
dianggap keramat sesuai dengan kebiasaan masyarakat pada
zaman Hindu-Buddha mengunjungi candi untuk memuja raja yang
telah meninggal. Praktik tersebut membuktikan bahwa
kepercayaan masyarakat yang berkembang pada masa Islam
masih berhubungan dengan kepercayaan masyarakat masa Hindu-
Buddha dan masa praaksara.
TRADISI DAN UPACARA
 Upacara-upacara keagamaan sebagai wujud
akulturasi dengan agama Islam yang sampai saat
ini masih terus dilaksanakan adalah peringatan
Maulid Nabi, Isra Mikraj, Hari Raya Idul Fitri dan
Hari Raya Idul Adha. Upacara Grebeg Maulid di
beberapa daerah biasanya disertai dengan
membersihkan benda-benda keramat, seperti
keris, tombak atau benda lainnya. Perayaan
Grebek Besar dan Grebek Maulud dilakukan di
Demak, Surakarta, Yogyakarta, Cirebon, Banten
dan Aceh.
TERIMA KASIH…
THANK YOU…
HATUR NUHUN…
MATUR SUWUN…
ARIGATO…
SHUKRON…

Anda mungkin juga menyukai