Anda di halaman 1dari 2

1.

Pembagian Seni dan Budaya Islam


Ada beberapa petunjuk Alquran tentang kesenian, antara lain :
1. Islam adalah agama fitrah, agama yang sesuai dengan fitrah manusia (Q.S.30:30).
Kesenian bagi manusia adalah termasuk Fitrahnya. Kesanggupan berseni pulalah yang
membedakan manusia dari makhluk Tuhan lainnya.
2. Allah itu mempunyai sifat-sifat yang baik (Q.S. 7 : 180), seperti Jamal,(Maha Indah), Jalal
(Maha Agung) dan Kamal (Maha Sempurna), manusia mengemban misi sebagai wakil
Tuhan, yang harus merealisasikan sifat-sifat Tuhan , sebatas kemampuannya. Di sini
manusia bertemu dengan kesenian.
Dengan berpegang pada dua prinsip di atas, kesenian pada dasarnya (menurut hukum
Islam) adalah mubah dan jaiz. Seni pada dasarnya netral. Karena netral, maka seni bisa
dijadikan sebagai sarana untuk mencapai kebaikan (amal salih), sekaligus bisa pula
diarahkan kepada kerusakan. Islam memandang kesenian sebagai ibadah, jika dilakukan
dalam kerangka etika.
Berikut ini contoh bentuk akulturasi budaya Islam dengan budaya Indonesia:
 Seni bangunan Seni dan arsitektur bangunan Islam
Seni bangunan yang menonjol di zaman perkembangan Islam di Indonesia adalah
masjid, menara dan makam. Seni bangunan Islam yang menonjol adalah masjid
yang berfungsi utama sebagai tempat beribadah. Selain itu juga sebagai pusat
kebudayaan bagi orang-orang Muslim.
 Seni Ukir
Walau seni patung untuk menggambarkan makhluk hidup secara nyata tidak
diperbolehkan dalam ajaran Islam. Maka seni patung tidak mengalami
perkembangan, tetapi seni ukir atau seni pahat terus berkembang. Seni hias yang
berkembang adalah seni ukir dengan motif daun-daunan dan bunga-bungaan,
kaligrafi huruf Arab. Muncul kreasi baru yaitu bila terpaksa melukiskan makhluk hidup
disamarkan dengan berbagai hiasan agar tidak jelas berwujud hewan atau manusia.
Contoh ukiran di mimbar Masjid Gelgel Klungkung, Bali dan ukiran di Masjid
Mantingan, Jepara Jawa Tengah.
 Aksara dan seni sastra
Perkembangan Islam di Indonesia membawa pengaruh dalam bidang aksara atau
tulisan. Abjad Arab untuk menulis bahasa Arab mulai digunakan di Indonesia. Huruf
Arab digunakan di bidang seni ukir. Berkembang seni kaligrafi. Perkembangan sastra
di zaman madya terpengaruh sastra Islam dan Persia tetapi tidak lepas dari
pengaruh unsur sastra sebelumnya. Sehingga terjadi akulturasi antara sastra Islam
dengan sastra zaman pra-Islam. Seni sastra zaman Islam berkembang di Melayu
dan Jawa. Bentuk seni sastra Islam berupa hikayat, babad, syair, dan suluk.
 Kesenian
Di Indonesia, Islam memunculkan kesenian bernafas Islam yang bertujuan
menyebarkan ajaran Islam. Kesenian berupa permainan debus, tarian Seudati dari
Aceh, dan pertunjukan wayang.
 Kalender

Menjelang tahun ketiga pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, kalender Islam
dibenahi. Perhitungan tahun yang dipakai berdasarkan peredaran bulan (komariyah)
yang disebut tahun Hijriyah. Umar menetapkan 1 Hijriyah pada 14 September 622
Masehi. Sistem kalender itu berpengaruh di Indonesia. Bukti perkembangan sistem
penanggalan kalender paling nyata adalah sistem kalender ciptaan Sultan Agung. Ia
melakukan sedikit perubahan nama-nama bulan pada tahun Saka. Misal bulan
Muharam diganti nama Sura dan Ramadhan diganti dengan Pasa. Kalender tersebut
dimulai 1 Muharam 1043 Hijriyah. Kalender Sultan Agung dimulai pada 1 Sura 1555
Jawa (8 Agustus 1633 Masehi).

3. Peranan atau fungsi seni dalam kebudayaan Islam

  kerarifan lokal yang digunakan untuk mengembangkan Islam.


Yaitu, kisah tentang Sunan Kalijaga, salah satu dari Walisongo
pada abad 15. Kalijaga mengembangkan syiar Islam
menggunakan tradisi budaya setempat. Di mana, Sunan Kalijaga
menggunakan wayang, salah satu budaya yang dipengaruhi
agama Hindu,  sebagai media untuk menyebarkan Islam. Melalui
cara itu, masyarakat yang belum menganut Islam pada waktu itu
merasa nyaman dengan dakwah yang disampaikan Kalijaga.
Sehingga, mereka menerima Islam dengan senang hati tanpa
melalui kekerasan.

Anda mungkin juga menyukai