Sejak penyebaran agama Islam diakhir tahun 1400-1500 an agama islam berhasil menjadi
agama mayoritas menggantikan agama Hindu dan Budha. Agama Islam masuk ke
Indonesia telah memberikan warna baru dalam sejarah bangsa Indonesia sampai
sekarang khususnya Bidang Religi (Agama).
2. BIDANG BAHASA
Pembentukan bahasa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh asing yang dibawa oleh para
Imigran salah satunya pengaruh kebudayaan islam pada Bahasa Indonesia. Salah satunya
adalah semakin banyak perbendaharaan kata yang merupakan kata serapan dari bahasa
yang dominan dari bahasa arab misalnya kata Masjid, shalat (salat), Khitan, Shakat dll.
Sebelumnya istilah semacam itu belum ditemukan dalam bahasa-bahasa daerah di
nusantara sehingga pada masa perkembangan agama Islam dengan mudah diterima dan
diserap dalam masyarakat di nusantara.
3. BIDANG KEBUDAYAAN
Pada waktu penyebaran agama islam di pulau Jawa yang dilakukan oleh para Wali songo
telah menggunakan kebudayaan pertunjukan Wayang sebagai media dakwahnya.
Sehingga penyebaran Agama Islam lebih mengena terhadap masyarakat Indonesia.
Karena dengan media dakwah seperti itu bersifat fleksibel dan bebas, berbeda dengan
agama Hindu dan Budha penyebarannya sangat ketat dan terkontrol.
4. SISTEM PEMERINTAHAN
5. SISTEM PENANGGALAN
Agama Islam memberi sistem penanggalan baru yaitu sistem penanggalan Hijriah yang
terdiri dari bulan Muharram, Shafar, Rabiul Awwal, Rabiul akhir, Jumadil Awwal, Jumadil
Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, dan Dzulko’idah. Pada penanggalan Islam
pergantian bulan baru adalah berdasarkan pada penampakan hilal (Bulan sabit terkecil
yang dapat diamati dengan mata telanjang). Dalam satu bulan terdiri dari 29 dan 30 hari.
Siklus sinodis Bulan rata-rata 29,53 hari, dan satu Tahun = 12 × 29,53 yaitu 354 hari, 8
jam, 48 menit 36 detik. Jadi lebih pendek 11 hari dari kalender Masehi.
6. ARSITEKSTUR
Arsitektur bangunan pada masa perkembangan Islam yaitu bangunan Mesjid yang
banyak dibangun dengan perpaduan arsitektur Islam dengan kebudayaan asli lokal
Indonesia. Tujuannya untuk menghindari perpecahan antara golongan dalam masyarakat
Islam Nusantara.
Contohnya : Mesjid Menara Kudus, Mesjid agung Banten, dan Mesjid Cirebon. Adalah
contoh Arsitektur Islam yang mengadopsi kebudayaan Hindu.
Gerbang mesjid Sumenep (Madura) mengadopsi arsitektur gaya Potugis.
Mesjid Panyengat dan Mesjid Baiturrahman mengadopsi gaya india dan
Eropah.
7. KALIGRAFI
Seni Kaligrafi (Tulisan Arab Indah) telah dikenal sejak awal pertumbuhan Agama Islam di
Indonesia yang berkaitan erat dengan dengan Seni Pahat yang sudah dikenal sejak zaman
Hindu Budha. Seni kaligrafi mulai terlihat pada batu nisan (jiran atau kijing) Makam Sitti
Fatimah Binti Maimun, batu nisan makam Sultan Malik Al-Saleh, Batu Nisan Syeikh
Maulana Malik Ibrahim (Menggunakan ornamen Gujarat), Dan batu nisan di makam
Troloyo dan Trowulan (makam Islam dari masa kerajaan Majapahit) yang memiliki ciri-ciri
khas Gujarat.
8. SENI SASTRA
Seni sastra Islam di Nusantara pada mulanya merupakan hasil sintesis akulturasi seni
sastra arab dan beberapa kebudayaan. Seperti :
- Cerita-cerita dari Persia seperti : Cerita 1001 malam dan aladin banyak
mempengaruhi karya sastra Islam oleh Hamsah Fansuri yang berkembang di
Sumatra melahirkan bentuk syair-syair antara lain : Syair Perahu, Syair sui burung
pingai dll.
- Sedang bentuk sastra Islam yang berakulturasi dengan dengan tradisi melayu antara
lain : Syair Panji Sumirang, Cerita wayang Kinundang, Hikayat Panji kuda Sumirang,
dll.
- Sastra Islam yang bercorak kebudayaan Jawa antara lain : Suluk Malang Sumirang,
Suluk Sukarsa, Suluk Wijil, Hikayat Pandawa Lima, Hikayat perang pandawa jawa, dll.