Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH RAHMAT ISLAM BAGI NUSANTARA

Disusun Oleh :
Mosesca Ariel P.M (19)
XII MIPA B

SMA Negeri 58 Jakarta


Jl Raya Ciracas No.2, RT.7/RW.3, Kel. Ciracas, Kec. Ciracas,Kota Jakarta Timur,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13740
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Makalah


Sejarah masuknya Islam ke wilayah Nusantara sudah berlangsung
demikianlama, sebagian berpendapat bahwa Islam masuk pada abad ke-7 M
yang datanglansung dari Arab. Pendapat lain mengatakan bahwa Islam
masuk pada abad ke-13,dan ada juga yang berpendapat bahwa Islam masuk
pada sekitar abad ke 9 M atau11 M . Perbedaan pendapat tersebut dari
pendekatan historis semuanya benar, haltersebut didasar bukti-bukti sejarah
serta peneltian para sejarawan yangmenggunakan pendekatan dan
metodenya masing-masing.

Berdasarakan beberapa buku dan keterangan sumber referensi


sejarah, bahwa Islam mulai berkembang di Nusantara sekitar abad 13 M . hal
tersebut taklepas dari peran tokoh serta ulama yang hidup pada saat itu, dan
diantara tokohyang sangat berjasa dalam proses Islamisasi di Nusantara
terutama di tanah Jawa adalah “ Walisongo”. Peran Walisongo dalam proses
Islamisasi di tanah Jawa sangat besar. Tokoh Walisongo yang begitu dekat
dikalangan masyarakat muslimkultural Jawa sangat mereka hormati. Hal ini
karena ajaran-ajaran dan dakwahnyayang unik serta sosoknya yang menjadi
teladan serta ramah terhadap masyarakatJawa sehingga dengan mudah
Islam menyebar ke seluruh wilayah Nusantara.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui
RahmatIslam Bagi Nusantara
BAB II
PEMBAHASAN

A. Masuknya Islam Kenusantara (Indonesia)


Teori masuknya islam ke nusantara
Menurut para sejarawan, pada abad ke-13 Masehi islam sudah masuk
kenusantara yang dibawa oleh para pedaganG muslim. Namun untuk lebih
pastinya para ahli masih terdapat perbedaan pendapat dari para sejarawan.
Namunsetidaknya 3 tiga teori tentang masuknya Islam ke Indonesia
1. Teori Gujarat
Teori ini dipelopori oleh ahli sejarah Snouck Hurgronje, menurutnya
agama Islammasuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang Gujarat
pada abad ke-13 masehi.
2. Teori Persia
P.A Husein Hidayat mempelopori teori ini, menyatakan bahwa agama
Islam dibawaoleh pedagang Persia (Iran), hal ini berdasarkan kesamaan
antara kebudayaan islamdi Indonesia dengan Persia.
3. Teori Mekkah
Teori ini menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dibawa
para pedagah Mekkah, teori ini berlandaskan sebuah berita dari China
yang menyatakan jika pada abad ke-7 sudah terdapat perkampungan
muslim di pantai barat Sumatera.

B. Strategi Dakwah Islam Di Nusantara


1. Perdagangan
Pada abad ke-7 M, bangsa Indonesia kedatangan para pedagang
Islam dariGujarat/India, Persia, dan Bangsa Arab. Mereka telah ambil
bagian dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Hal ini konsekuensi
logisnya menimbulkan jalinan hubungan dagang antara masyarakat
Indonesia dan para pedagang Islam. Disamping berdagang, sebagai
seorang muslim juga mempunyai kewajiban berdakwah maka para
pedagang Islam juga menyampaikan dan mengajarkanagama
dankebudayaan Islam kepada orang lain. Dengan cara tersebut, banyak
pedagang Indonesia memelukagama Islam dan merekapun
menyebarkanagamaIslam dan budaya Islam yang baru dianutnyakepada
orang lain. Dengandemikian, secara bertahap agama dan budaya Islam
tersebar daripedagangGujarat/India, Persia, dan Bangsa Arab kepada
bangsa Indonesia. Proses penyebaranIslam melalui perdagangan sangat
menguntungkan dan lebih efektifdibanding cara lainnya.
2. Perkawinan
Di antara para pedagang Islam ada yang menetap di Indonesia.
Hinggasekarang di beberapa kota di Indonesia terdapat kampung
Pekojan. Kampung tersebut dahulu merupakan tempat tinggal para
pedagang Gujarat. Kojaartinya pedagang Gujarat. Sebagian dari para
pedagang ini menikah dengan wanitaIndonesia. Terutama putri raja atau
bangsawan. Karena pernikahan itulah,makabanyak keluarga raja atau
bangsawan masuk Islam. Kemudian diikuti olehrakyatnya.
Dengandemikian Islam cepat berkembang.

3. Pendidikan
Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh ulama
ataumubalig yangmenyebarkan Islam melalui pendidikan dengan
mendirikan pondok- pondok pesantren. Dan didalam pesantren itulah
tempat pemuda pemudi menuntutilmu yang berhubungan dengan
agamaIslam. Yang jika para pelajar tersebut selesaidalam menuntut ilmu
mengenai agama Islam, merekamempunyai kewajiban untukmengajarkan
kembali ilmu yang diperolehnya kepada masyarakatsekitar. Yangakhirnya
masyarakat sekitar menjadi pemeluk agama Islam. Pesantren
yangtelahberdiri pada masa pertumbuhan Islam di Jawa, antara lain
Pesantren SunanAmpel Surabaya yangdidirikan oleh Raden Rahmat
( Sunan Ampel ) dan PesantrenSunan Giri yang santrinya banyakberasal
dari Maluku ( daerah Hitu ), dls.

4. Politik
Seorang raja mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar
danmemegang peranan penting dalam proses Islamisasi. Jika raja
sebuahkerajaan memeluk agama Islam, otomatis rakyatnya akan
berbondong - bondongmemeluk agama Islam. Karena, masyarakat
Indonesia memiliki kepatuhan yangtinggi dan raja selalu menjadi panutan
rakyatnya. Jika raja dan rakyat memelukagama Islam, pastinya demi
kepentingan politik maka akan diadakannya perluasanwilayah kerajaan,
yang diikuti dengan penyebaran agama Islam.

5. Melalui Dakwah di Kalangan Masyarakat


Di kalangan masyarakat Indonesia sendiri terdapat juru-juru dakwah
yangmenyebarkan Islam di lingkungannya, antara lain : Dato'ri Bandang
menyebarkanagama Islam di daerah Gowa (Sulawesi Selatan), Tua
Tanggang Parangmenyebarkan Islam di daerah Kutai (Kalimantan Timur),
Seorang penghulu dariDemak menyebarkan agama Islam di kalangan
para bangsawan Banjar (KalimantanSelatan), Para Wali menyebarkan
agama Islam di Jawa. Wali yang terkenal ada 9 wali, yaitu :
1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)
3. Sunan Bonang (Makdum Ibrahim)
4. Sunan Giri (Raden Paku)
5. Sunan Derajat (Syarifuddin)
6. Sunan Kalijaga (Jaka Sahid)
7. Sunan Kudus (Jafar Sodiq)
8. Sunan Muria (Raden Umar Said)
9. Sunan Gunung Jati (Faletehan)

Para wali tersebut adalah orang Indonesia asli, kecuali Sunan Gresik.
Merekamemegang beberapaperan di kalangan masyarakat sebagai :
1. Penyebar agama Islam
2. Pendukung kerajaan-kerajaan Islam
3. Penasihat raja-raja Islam
4. pengembang kebudayaan daerah yang telah disesuaikan dengan
budaya Islam

Karena peran mereka itulah, maka para wali sangat terkenal di


kalanganmasyarakat.

6. Seni Budaya
Perkembangan Islam dapat melalui seni budaya, seperti bangunan
(masjid), seni pahat, seni tari,seni musik, dan seni sastra. Cara seperti ini
banyak dijumpai diJogjakarta, Solo, Cirebon, dls. Seni budaya Islam
dibuat dengan caramengakrabkan budaya daerah setempat dengan
ajaran Islam yang disusupkanajaran tauhid yang dibuat sederhana,
sehalus dan sedapat mungkin memanfaatkantradisi lokal, misalnya :
1. Membumikan ajaran Islam melalui syair– syair.
Contohnya : Gending Dharma, Suluk Sunan
2. Bonang, Hikayat Sunan Kudus, dan lain– lain.
3. Mengkultulrasikan wayang yang sarat dokrin.
Contohnya : Tokoh-tokoh simbolis dalam wayang diadopsi atau
mencipta namalainnyayang biasa mendekatkan dengan ajaran Islam.
a. Mencipta tokoh baru dan narasi baru yang sarat pengajaran.
b. Membunyikan bedug sebagai ajakan sholat lima waktu
sekaligus alarm pengingat, Sebab insting masyarakat telah
akrab dengan gema bedugsebgai pemanggil untuk acara
keramaian. Menggeser tradisi klenik dengan doa-doa pengusir
jin sekalugus doa ngirim leluhur.
Contohnya : Tahlil.

7. Tasawuf
Seorang Sufi biasa dikenal dengan hidup dalam keserhanaan, mereka
selalumenghayati kehidupan masyarakatnya yang hidup bersama di
tengah–tengah masyarakatnya. Para Sufi biasanya memiliki keahlian yang
membantumasyarakat dan menyebarkan agama Islam. Para Sufi pada
masa itu diantaranyaHamzah Fansuri di Aceh dan Sunan Panggung Jawa.
Dengan melaluisaluran diatas, agama Islam dapat berkembang pesat dan
diterima masyarakatdengan baik pada abad ke-13. Dan adapun faktor-
faktor yang menyebabkan Islamcepat bekembang di Indonesia antara
lain :
1. Syarat masuk Islam hanya dilakukan dengan mengucapkan dua
kelimat syahadat
2. Tata cara beribadahnya Islam sangat sederhana;
3. Agama yang menyebar ke Indonesia disesuaikan dengan kebudayaan
Indonesia;
4. Penyebaran Islam dilakuakn secara damai.

C. Perkembangan Dakwah Islam Di Nusantara


1. Perkembangan Islam di Sumatera
Perkembangan Islam di wilayah Indonesia di awali dengan
dimasukinya pemahaman ajaran islam daerah Pasai di Aceh Utara dan
pantai barat Sumatera, dikedua wilayah tersebut masing-masing berdiri
Kerajaan Islam pertama diIndonesia, yaitu Kerajaan Islam Perak dan
Samudera Pasai.

2. Perkembangan Islam di Jawa


Menurut Prof. Dr. Buya Hamka dalam bukunya yaitu Sejarah Umat
Islam,cikal kedatangan Islam ke pulau Jawa sebenarnya sudah dimulai
pada tahun ketujuh masehi atau abad pertama Hijriyah yaitu pada tahun
674 M– 675 M. Salahsatu sahabat nabi, Muawiyah bin Abi Sufyan yang
pernah singgah di KerajaanKalingga di Jawa. Waktu itu dia menyamar
sebagai pedagang. Mungkin pada waktuitu Muawiyah baru penjajakan
saja, namun proses dakwahnya tetap berlangsung dan diteruskan oleh
para da’i yang berasal dari Kerajaan Pasai dan Malaka. Karena pada
waktu itu jalur perhungan antara Pasai dengan Jawa begitu pesat.

3. Perkembangan Islam di Kalimantan


Borneo adalah sebutan nama lain Kalimantan. Pada waktu itu Islam
masukke sana melalui tiga jalur. Jalur yang pertama adalah melalui
Kerajaan Islam Pasai dan Perlak. Jalur kedua Islam disebarkan oleh para
da’i dari tanah jawa. Mereka melakukan ekspedisi ke pulau Kalimantan
sejak Kerajaan Demak berdiri. Pada waktu itu, Kerajaan Demak
mengirimkan banyak sekali da’i ke luar pulau Jawa,salah satunya ke
pulau Kalimantan. Jalur ketiga melalu kedatangan para da’i yang berasal
dari tanah Sulawesi. Salah satu da’i yang terkenal pada waktu itu
adalahDatuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.

4. Perkembangan Islam di Maluku


Kepulauan Maluku terkenal sebagai penghasil rempah-rempah. Tak
ayal halini menjadi daya tarik sendiri para pedagang asing, salah satunya
pedagang mulimdari Jawa, Malaka, Sumatera dan Manca Negara.
Dengan kedatangan para pedagang muslim ini, menyebabkan
perkembangan Islam di Kepulauan Maluku inimenyebar dengan cepat.
tepatnya sekitar pertengahan abad ke 15 atau tahun 1440Islam mulai
masuk ke Maluku.

Pada tahun 1460 M, raja Ternate yaitu Vongi Tidore masuk Islam.
Namunmenurut sejarawan Belanda yaitu h.J De Graaft, raja Ternate yang
benar-benarmuslim adalah Zaenal Abidin. Setelah raja Ternate masuk
Islam, hal ini semakin mempercepat perkembangan Islam di Maluku dan
mempengaruhi kerajaan-kerajaan lain di Maluku yang mulai menerima
paham ajaran Islam. Namun darisekian kerajaan Islam yang ada di
Maluku, yang paling terkenal adalah KerajaanTernate dan Tidore. Setelah
Islam masuk dan berkembang cepat di Maluku, Islam juga mulaimasuk ke
Irian. Para raja-raja Islam dari Maluku, da’i dan pedagang yang
menyiarkan ajaran Islam ke Irian. Wilayah-wilayah di Irian Jaya yang
dimasukiIslam yaitu: Jalawati, Musi, Pulau Gebi dan Pulau Waigio.

D. Kerajaan Islam Di Indonesia


1. Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di
Indonesia yang berada di Sumatra. Kerajaan Samudera Pasai didirikan
oleh Sultan Malik Al Salehdan mengalami kejayaan. Hal ini dibuktikan
Kerajaan Samudera Pasai mampumemperluas wilayahnya dan menjalin
hubungan perdagangan dengan Arab. Padamasa pemerintahan Sultan
Ahmad Malik aI Tahir, ada kunjungan Ibnu Battutahyang mengadakan
perjalanan India-Cina (kembali tahun 1345).

2. Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh merupakan kelanjutan dari Kerajaan Samudera Pasal
yangdidirikan oleh Sultan Ibrahim. Kerajaan Aceh mengalami masa
kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang berhasil
menaklukkan daerah-daerah disekitar Aceh sekaligus mengislamkan
daerah tersebut dalam usahanya untukmemperluas wilayah kekuasaan
Sultan Iskandar Muda bekerja sama dengan SultanTurki untuk
memperkuat pasukannya. Kerajaan Aceh mengembangkan diri dandapat
mempersatukan beberapa daerah di Aceh, yaitu Daya, Pedir, Lingga,
Perlak,Tamiang, Samudera Pasai, dan Lamuni, di bawah kekuasaan
Sultan Ali MughayatSyah (1514-1528).

3. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa yang
didirikanoleh Raden Patah. Letak Kerajaan Demak berada di tepi pantai
utara Jawa. PerananKerajaan Demak dalam pensebaran agama Islam
adalah :
 Menjadi pusat persebaran agama Islam di Jawa yang dilakukan oleh
para wali.
 Mengadakan perluasan wilayah di daerah-daerah sekitar pesisir pantai
utara Jawayang kemudian diislamkan melalui pendekatan politik, sosial,
dan budaya.

4. Kerajaan Banten
Kerajaan Banten merupakan kerajaan Islam yang berada di Jawa
Barat yangdidirikan oleh Sunan Gunung Jati. Raja pertama yang
memerintah adalah SultanHasanudin yang berhasil memperluas pengaruh
agama Islam di Banten. KerajaanBanten mampu berkembang pesat,
antara lain karena didukung oleh fakta,
 Banten mempunyal komoditas ekspor yang penting, misalnya ada,
sehinggamenjadi daya tarik bagi pedagang asing.
 Islamisasi di Banten menjadikan Banten sebagai pusat politik Kerajaan
Banten.
 Banten merupakan pelabuhan penting di Selat Sunda.
 Pelabuhan Banten memenuhi syarat sebagai pelabuhan yang balk.

5. Kerajaan Mataram Islam


Kerajaan Mataram Islam merupakan kelanjutan dan kekuasaan
Demak, yangdidirikan oleh Sutawijoyo yang bergelar Panembahan
Senopati Ing Alogo SayidinPanotogomo (kepala tentara dan pengatur
agama). Panembahan Senopati bercita-cita menjadikan Mataram sebagai
pusat budaya Jawa dan agama Islam. Untukmewujudkan cita-citanya
tersebut, cara yang digunakan dengan melakukanekspansi wilayah
kekuasaan di seluruh Pulau Jawa, kecuali daerah Banten,Blambangan,
dan Batavia yang belum dapat dikuasai. Pusat Kerajaan Mataramterletak di
Yogyakarta.

6. Kerajaan Cirebon
Kerajaan Cirebon didirikan oleh Fatahiliah atau Sunan Gunung Jati.
Pada masa pemerintahan Fatahiliah, Cirebon dapat berkembang pesat.
Hal ini dapat dilihat dan perluasan wilayah yang berhasil dilakukan oleh
Fatahiliah, persebaran agama Islam berkembang pesatdan Cirebon
mampu menjadi pusat perdagangan dan menjalinhubungan perdagangan
dengan Cina. Wafatnya Fatahiliah diganti olehPanembahan Ratu. Cirebon
berhasil dikuasal VOC dan Iayahnya dibagi menjaditiga yaltu Kasepuhan,
Kanoman, dan Kacirebonan yaitu pada tahun 1681.Kerajaan Gowa Talio
atau Kerajaan Makassar
7. Kerajaan Ternate dan Tidore
Kerajaan Ternate dan Tidore berada di Maluku yang berhasil
menyebarkan pengaruh agama Islam melalul pendekatan politik dengan
perluasan wilayah dan pendekatan ekonomi melalui hubungan
perdagangan. Raja yang memerintah adalahSultan Zainal Abidin. Kegiatan
penyebaran agama Islam oleh Ternate dan Tidoreditunjang oleh
kedudukannya sebagai penghasil dan pusat perdagangan rempah-rempah.
Banyak pedagang muslim yang tertarik untuk menjalin hubungan
perdagangan sekaligus mengenalkan ajaran agama Islam. Ramainya
perdaganganrempah-rempah di Maluku mendorong munculnya
persekutuan dagang, yaitu,
 Uli lima (persekutuan dagang lima) yang dipimpin Kerajaan Ternate.
 Uli siwa (persekutuan dagang sembilan) yang dipimpin Kerajaan Tidore.

8. Kerajaan Banjar
Kerajaan Banjar didirikan oleh Raden Samudra. Setelah masuk Islam,
ia dinobatkanmenjadi Sultan Banjar dengan gelar Sultan Suryanulah.
Kerajaan Banjar memiliki peranan penting dalam penyebaran agama Islam
di Kalimantan Selatan, sebabdipengaruhi oleh Ietaknya di dekat sungai,
sehingga banyak para pedagang dan luarKalimantan yang berdagang
rempah-rempah yang menyebabkan persebaran agamaIslam lebih lancar.

E. Gerakan Pembaharuan Islam Di Indonesia


Pada abad ke XIII M agama Islam mulai masuk ke Indonesia, dan ada
yang berpendapat bahwa penyebaran Islam pertama kali dilakukan oleh para
pedagangdan mubaligh dari Gujarat-India. Sekarang jumlah umat Islam di
Indonesiamerupakan yang paling besar dibandingkan umat Islam di negara-
negara lain didunia ini oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa umat Islam di
Indonesiamempunyai peranan yang penting bagi bangsa-bangsa dan negara-
negara Islamlainnya. Lebih-lebih di Indonesia sendiri, umat Islam merupakan
mayoritas penduduk dan mereka bertebaran di segenap pelosok tanah air
serta banyak yang berkumpul dalam berbagai organisasi sosial, pendidikan,
keagamaan, ekonomi, dan politik.

Semenjak datangnya Islam di Indonesia yang disiarkan oleh para


mubalighkhususnya di Jawa oleh Wali Sanga atau Sembilan Wali Allah
hingga berabad-abad kemudian, masyarakat sangat dijiwai oleh keyakinan
agama, khususnya Islam.Sejarah telah mencatat pula, bahwa Islam yang
datang di Indonesia ini sebagiannyadibawa dari India, dimana Islam tidak
lepas dari pengaruh Hindu. Campurnya Islamdengan elemen-elemen Hindu
menambah mudah tersiarnya agama itu di kalanganmasyarakat Indonesia,
terutama masyarakat Jawa, karena sudah lama kenal akanajaran-ajaran
Hindu itu.
Sebagian besar tersiarnya Islam di Indonesia adalah hasil pekerjaan
dariKaum Sufi dan Mistik. Sesungguhnya adalah Sufisme dan Mistisisme
Islam, bukannya ortodoksi Islam yang meluaskan pengaruhnya di Jawa dan
sebagianSumatera. Golongan Sufi dan Mistik ini dalam berbagai segi toleran
terhadap adatkebiasaan yang hidup dan berjalan di tempat itu, yang
sebenarnya belum tentusesuai dengan ajaran-ajaran tauhid.

Sebelumnya, masyarakat sangat kuat berpegang teguh pada Agama


Hindudan Budha. Setelah kedatangan Islam, mereka banyak berpindah
agama secarasukarela. Tetapi sementara itu mereka masih membiasakan diri
dengan adatkebiasaan lam, sehingga bercampur-baur antara adat kebiasaan
Hindu-Budhadengan ajaran Islam. Hal tersebut berlangsung dari abad ke
abad, sehingga sulitdipisahkan antara ajaran Islam yang murni dengan tradisi
peninggalan Hindu atau peninggalan agama Budha. Dan tidak sedikit tradisi
lama berubah menjadi seakan-akan “Tradisi Islam”. Seperti kebiasaan
menyelamati orang yang telah mati pada hari ke:7, 40, 1 tahun dan ke 1000-
nya serta selamatan pada bulan ke-7 bagi orangyang sedang hamil pertama
kali, mengkeramatkan kubur seseorang, meyakini benda-benda bertuah dan
sebagainya.

Gerakan pembaruan di Indonesia merupakan salah satu contoh


berkembangnyaIslam di Indonesia. Sejarah telah membuktikan bahwa tidak
ada masyarakat yangstatis, semua pasti mengalami perubahan dan
perkembangan. Secara garis besar ada dua bentuk gerakan pembaharuan
Islam di Indonesia: (1) Gerakan pendidikan dan sosial, (2) gerakan politik.

1. Gerakan Pendidikan dan Sosial


Kaum pembaharu memandang, betapa pentingnya pendidikan dalam
membina danmembangun generasi muda. Mereka memperkenalkan
sistem pendidikan sekolahdengan kurikulum modern untuk mengganti
sistem pendidikan Islam tradisionalseperti pesantren dan surau. Melalui
pendidikan pola pikir masyarakat dapat diubahsecara bertahap. Oleh
sebab itu, mereka mendirikan lembaga pendidikan danmengembangkan
organisasi sosial kemasyarakatan. Di antaranya sebagai berikut.
a. Sekolah Thawalib
Sekolah ini berasal dari surau jembatan besi. Surau berarti
langgar atau masjid.Lembaga pendidikan Surau berarti pengajian di
Masjid, mirip dengan pesantren diJawa. Haji Abdullah Ahmad dan Haji
Rasul pada tahun 1906 telah merintis perubahan“sistem surau”
menjadi sistem sekolah. Pada tahun 1919 Haji JalaludinHayib
menerapkan sistem kelas dengan lebih sempurna. Ia mengharuskan
pemakaian bangku dan meja, kurikulum yang lebih baik, dan kewajiban
pelajaruntuk membayar uang sekolah. Selain itu kepada para pelajar
pun diperkenalkankoperasi pelajar guna memenuhi kebutuhan
seharihari mereka. Koperasi ini berkembang menjadi organisasi sosial
yang menyantuni sekolah Thawalib dengannama Sumatera Thawalib.
Sejak itu organisasi ini tidak lagi dipimpin oleh murid,tetapi oleh para
guru.

Pada tahun 1929 organisasi Thawalib memperluas


keanggotaannya. Tidak hanyaguru dan murid di sekolah itu, melainkan
juga para alumni. Selain itu, keanggotaan pun terbuka bagi mereka
yang bukan murid, guru, dan alumni atau mereka yangtidak memiliki
hubungan apapun dengan sekolah Thawalib. Organisasi
SumateraThawalib berkembang menjadi sebuah organisasi
kemasyarakatan yang bergerakdalam bidang pendidikan dan sosial.
Akhirnya organisasi Sumatera Thawalib berkembang menjadi
organisasi politik dengan nama Persatuan MusliminIndonesia,
disingkat Permi. Permi merupakan partai Islam politik pertama
diIndonesia. Asas Permi tergolong modern. Bukan hanya Islam, tetapi
juga Islam dan Nasionalis.

b. Jamiat Khair
Organisasi ini didirikan di Jakarta oleh masyarakat Arab
Indonesia pada tanggal 17Juli 1905. Di antara pendirinya adalah Sayid
Muhammad Al- Fachir bin Syihab,Sayid Idrus bin Ahmad bin Syihab,
dan Sayid Sjehan bin Syihab. Semuanyatermasuk golongan sayyid,
yaitu kaum ningrat atau bangsawan Arab.

Ada dua program yang diperhatikan Jamiat Khair, mendirikan


dan membinasekolah dasar, serta menyeleksi dan mengirim para
pelajar untuk mengikuti pendidikan di Turki. Jamiat Khair tidak hanya
menerima murid keturunan Arab,tetapi juga untuk umum.

Bahasa Belanda tidak diajarkan karena bahasa penjajah, tetapi


diganti dengan bahasa Inggris. Dengan menguasai bahasa Inggris,
para alumni lembaga pendidikanJamiat Khair diharapkan dapat
mengikuti kemajuan zaman.

c. Al-Irsyad
Organisasi sosial ini didirikan oleh kaum pedagang Arab di
Jakarta. Al-Irsyadmemusatkan perhatiannya pada bidang pendidikan
dengan mendirikan sekolah dan perpustakaan. Sekolah Al-Irsyad
banyak jenisnya. Ada sekolah tingkat dasar,sekolah guru dan program
takhassus memperdalam agama dan bahasa asing.Cabang-cabang Al-
Irsyad segera dibuka di Cirebon, Pekalongan, Bumiayu,
Tegal,Surabaya, dan Lawang.
Aktivitas organisasi ini lebih dinamis daripada Jamiat Khair,
walaupun keduanyasama-sama didirikan oleh masyarakat Arab. Jika
Jamiat Khair dikuasai oleh golongan sayyid atau ningrat. Al-Irsyad
sebaliknya, menolak adanya perbedaanatau diskriminasi antara kaum
elite dengan golongan alit (kecil).

Al-Irsyad tidak dapat dipisahkan dengan Syaikh Ahmad


Syoorkatti. Ia seorangArab keturunan Sudan yang menghembuskan
semangat pembaruan dan persamaandalam tubuh Al-Irsyad.

d. Persyarikatan Ulama
Organisasi sosial kemasyarakatan ini semula bernama Hayatul
Qulub, didirikan diMajalengka, jawa Barat, oleh K.H. Abdul Halim pada
tahun 1911. Kiai Halimadalah alumni Timur Tengah. Ia menyerap ide-
ide pembaruan yang dihembuskanoleh Muhammad Abduh dan
Jamaluddin al-Afghani, dua tokoh pembaruan di Mesir.

Hayatul Qulub memusatkan perhatiannya pada bidang


pendidikan, sosial danekonomi. Sejak 1917 namanya diubah menjadi
Persyarikatan Ulama. Perubahannama ini memiliki dua tujuan, yaitu
menyatukan para ulama dan mengajak merekauntuk menerapkan
cara-cara modern dalam mengelola pendidikan.

Ada dua sistem pendidikan yang diperkenalkan Kiai Halim:


“system madrasah” dengan“sistem asrama”. Lembaga pendidikan
dengan sistem madrasah dan sistemasrama diberi nama“Santri
Asromo”. Dibagi ke dalam tiga bagian: Tingkat permulaan, dasar, dan
lanjutan.

Santri Asromo memiliki kelebihan, yaitu kurikulumnya


memadukan pengetahuanagama dan umum seperti pada sistem
madrasah sekarang. Para pelajar SantriAsromo juga dilatih dalam
pertanian, keterampilan besi dan kayu, menenun danmengolah bahan
seperti membuat sabun. Mereka tinggal di asrama dengan disiplinyang
ketat.

Persyarikatan Ulama memiliki ciri khas, mempertahankan tradisi


bermazhab dalamfiqih; tetapi menerapkan cara-cara modern dalam
pendidikan. Pada tahun 1952Persyarikatan Ulama diubah menjadi
Persatuan Umat Islam (PUI) setelah difusikandengan Al-Ittihad al-
Islamiyah (AII) atau persatuan Islam. AII didirikan dandipimpin oleh
K.H. Ahmad Sanusi yang berpusat di Sukabumi, Jawa Barat.
e. Nahdatul Ulama (NU)
Dikalangan pesantren dalam merespon kebangkitan nasional,
membentukorganisasi pergerakan, seperti Nahdatul Wa an
(Kebangkitan Tanah Air) pada 1916.Kemudian pada tahun 1918
mendirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan Nahdatul Fikri
(kebangkitan pemikiran), sebagai wahana pendidikan sosial
politikkaum dan keagamaan kaum santri. Dari Nah«atul Fikri kemudian
mendirikan Nahdatut Tujjar, (pergerakan kaum saudagar). Serikat ini
dijadikan basis untukmemperbaiki perekonomian rakyat. Dengan
adanya Nahdatut Tujjar, makaTaswirul Afkar, selain tampil sebagai
kelompok studi juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang
sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota.

Perkembangan selanjutnya, untuk membentuk organisasi yang


lebih besar dan lebihsistematis, serta mengantisipasi perkembangan
zaman, maka setelah berkordinasidengan berbagai kiai, akhirnya
muncul kesepakatan untuk membentuk organisasiyang bernama
Nahdatul Ulama (Kebangkitan Ulama).

Nahdatul Ulama didirikan pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari


1926). Organisasi inidipimpin oleh K.H. Hasyim Asy'ari sebagai Rais
Akbar. Untuk menegaskan prisipdasar organisasi ini, maka K.H.
Hasyim Asy'ari merumuskan kitab Qānμn Asāsi (prinsip dasar),
kemudian juga merumuskan kitab I'tiqād Ahlussunnah Wal Jamā’ah.
Kedua kitab tersebut kemudian diimplementasikan dalam khittah
NU,yang dijadikan sebagai dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir
dan bertindakdalam bidang sosial, keagamaan dan politik.

Organisasi ini bertujuan untuk menegakkan ajaran Islam


menurut paham kitab I'tiqād Ahlussunnah WalJamā’ah di tengah-
tengah kehidupan masyarakat, di dalamwadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Untuk mencapai tujuannya tersebut, NU menempuh berbagai
jenis usaha di berbagai bidang, antara lain sebagai berikut:
1) Di bidang keagamaan, melaksanakan dakwah Islamiyah dan
meningkatkan rasa persaudaraan yang berpijak pada semangat
persatuan dalam perbedaan.
2) Di bidang pendidikan, menyelenggarakan pendidikan yang sesuai
dengan nilai-nilai Islam, untuk membentuk muslim yang bertakwa,
berbudi luhur, berpengetahuan luas. Hal ini terbukti dengan
lahirnya Lembaga-lembagaPendidikan yang bernuansa NU dan
sudah tersebar di berbagai daerah khususnyadi Pulau Jawa
bahkan sudah memiliki cabang di luar negeri.
3) Di bidang sosial budaya, mengusahakan kesejahteraan rakyat
serta kebudayaanyang sesuai dengan nilai keislaman dan
kemanusiaan.
4) Di bidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan untuk
menikmatihasil pembangunan, dengan mengutamakan
berkembangnya ekonomi rakyat. Halini ditandai dengan lahirnya
BMT dan Badan Keuangan lain yang yang telahterbukti membantu
masyarakat.
5) Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat
luas.

f. Muhammadiyah
Organisasi ini didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18
November 1912 oleh K.H.Ahmad Dahlan. Kegiatan Muhammadiyah
dipusatkan dalam bidang pendidikan,dakwah dan amal sosial.
Muhammadiyah mendirikan berbagai sekolah Islam alaBelanda, baik
dalam satuan pendidikan, jenjang maupun
kurikulumnya.Muhammadiyah pun menerima subsidi dari pemerintah
Belanda.

Organisasi ini sangat menekankan keseimbangan antara


pendidikan agama dan pendidikan umum, serta pendidikan
keterampilan. Para alumni lembaga pendidikanMuhammadiyah
diharapkan memiliki aqidah Islam yang kuat, sekaligus
memilikikeahlian untuk hidup di zaman modern.

Dengan bekal aqidah, pendidikan dan keterampilan yang baik,


kaum muslimindapat mengembangkan kualitas hidup mereka sesuai
dengan tuntutan ajaran al-Qur'an. Bahkan sampai sekarang,
Muhammadiyah merupakan ormas Islam besaryang memiliki satuan-
satuan pendidikan sejak dari Taman Kanak-kanak hingga Program
Pasca sarjana.

Dalam bidang amal sosial, ormas Islam ini memiliki antara lain
beberapa puluhrumah sakit, Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) dan
Panti Asuhan. Gerakandakwah Muhammadiyah sangat menekankan
kemurnian aqidah; memerangi berbagai perbuatan syirik,
menyekutukan Allah Swt. dalam segala bentuknya;menentang
takhayul; khurafat; dan perbuatan bid’ah serta mengikis habis
kebiasaantaqlid buta dalam beragama. Muhammadiyah, menekankan
pentingnya membuka pintu ijtihad dalam bidang hukum Islam agar
umat Islam terbebas dari taqlid butaserta menolak tradisi bermazhab
dalam fiqih. Muhammadiyah menolak kehidupantasawuf yang hanya
mementingkan akhirat. Muhammadiyah sebagaimanaumumnya kaum
pembaharu, menentang tarekat, karena penuh dengan perbuatan
bid’ah.

Lahirnya Jami’at Khair, al-Irsyad, Persyarikatan Ulama,


Muhammadiyah yang bergerak di bidang pembaharuan pendidikan
dan dakwah tersebut dipicu oleh perkembangan baru di bidang
keagamaan. Agama harus fungsional dalamkehidupan, bukan hanya
sekedar tuntunan untuk kebahagiaan akhirat saja. Karenaitu, agama
harus didukung oleh ilmu pengetahuan modern.

1. Gerakan Politik
Islam tidak dapat menerima penjajahan dalam segala bentuk.
Perjuangan umatIslam dalam mengusir penjajah sebelum abad dua
puluh dilakukan dengan kekuatansenjata dan bersifat kedaerahan.

Pada awal abad dua puluh perjuangan itu dilakukan dengan


mendirikan organisasimodern yang bersifat nasional, baik ormas
(organisasi social kemasyarakatan),maupun orsospol (organisasi
sosial politik). Melalui pendidikan, ormasmemperjuangkan
kecerdasan bangsa agar sadar tentang hak dan kewajiban
dalammemperjuangkan kemerdekaan. Dengan orsospol, kaum
musliminmemperjuangkan kepentingan golongan Islam melalui
saluran politik yang diakui pemerintah penjajah. Mereka misalnya
berjuang melalui parlemen Belanda yangdisebut Volksraad.

Di antara partai politik Islam yang tumbuh sebelum zaman


kemerdekaan adalahPersaudaraan Muslimin Indonesia (Permi),
Sarikat Islam (SI), dan Partai IslamIndonesia (PII). SI didirikan di
Solo pada tanggal 11 November 1911 sebagaikelanjutan dari
Sarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan oleh Haji Samanhudi
pada tanggal 16 Oktober 1905.

SI kemudian berubah menjadi Partai Sarikat Islam Indonesia


(PSII). Partai IslamMasyumi pada awal berdirinya merupakan satu-
satunya partai politik Islam yangdiharapkan dapat memperjuangkan
kepentingan seluruh golongan umat Islamdalam negara modern
yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.Masyumi
merupakan partai federasi yang menampung semua golongan
tradisional.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pada hakikatnya dakwah Islam merupakan aktualisasi imani (teologis)
yangdimanifestasikan dalam suatu system kegiatan manusia beriman dalam
bidangkemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara
cara berfikir, kepekaan dalam merasakan lingkungan, cara bersikap, dan
bertindakmanusia, baik secara individual maupun sosial dalam rangka
mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan
menggunakan caratertentu, dan sejarah islam di indonesia diawali dari sebelum
masa penjajaha ataumasa para wali sampai dengan masa sekarang atau masa
reformasi.

Anda mungkin juga menyukai