Anda di halaman 1dari 2

TUGAS BAHASA INDONESIA

FAKTA DAN OPINI

NAMA : PAZRI
KELAS : XII.1
MAPEL : B.INDONESIA
FAKTA :
1. Beberapa waktu lalu, di artikel opini harian ini dibahas tentang
internasionalisasi pendidikan tinggi. Internasionalisasi juga ini menjadi
salah satu penyebab memungkinkan adanya pergerakan pekerja terdidik
dan terlatih antar negara.
2. Brain drain diartikan keluarnya tenaga ahli terlatih dan terdidik dari suatu
negara ke negara lain. Hal ini telah lama menjadi perhatian serius pemerintah
kita. Terlebih lagi mulai berlaku dan dibukanya AFTA dan MEA (Masyarakat
Ekonomi Asean 2015).
3. di era tahun 1970 an, negeri ini merupakan negara produsen minyak bumi.
Dalam kurun waktu tersebut hingga kini , tentu banyak tenaga kerja terdidik,
terlatih dan professional yang dihasilkan. Bahkan yang ada yang khusus
disekolahkan di dalam dan ke luar negeri.
4. Semasa tahun 1976 , didirikannya Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN)
di Bandung dan dikembangkan hingga kemudian kita mampu mengekspor
pesawat CESSNA ke luar negeri. Kemudian IPTN ini direstrukturisasi dan
berganti nama menjadi PT Dirgantara Indonesia (PT DI) tahun 2000

OPINI :
1. Banyak yang kuatir Indonesia kebanjiran tenaga asing (ekspatriat). Sedangkan
pemikiran lain, kita justru akan mengalami kehilangan tenaga kerja
profesional (brain drain). Atau kedua-duanya dapat terjadi sekaligus.
2. Timbul pertanyaan, kini aktivitas ekonomi dan kegiatan pengeboran dan
pertambangan minyak bumi telah mengalami penurunan drastis. Lantas
kemana perginya tenaga ahli terdidik tersebut?. Meskipun sebagian sudah
memasuki usia pensiun atau mungkin sudah uzur.
3. telah banyak dididik dan dilatih tenaga kerja untuk kebutuhan pengembangan
industri pesawat ini. Lantas kemana tenaga kerja terlatih ini setelah aktivitas
indutri pesawat ini menurun? Bisa dibayangkan pada saat itu (baca: Tahun
2000), sekitar 16000 pekerja PT Dirgantara Indonesia ini yang dirumahkan.
4. Kadangkala pekerja dipaksa atau terpaksa meninggalkan negerinya
akibat tata kelola negara yang buruk, adanya nepotisme, korupsi,
kekerasan, diskriminasi antara etnik, suku, kedaerahan dan agama.
Sehingga boleh dikatakan jika kondisi ini tidak diperbaiki akan
memungkinkan tenaga profesional terdidik (best brains) tersebut akan
“dicuri atau dimanfaatkan” oleh negara lain.
5. Menurut laporan OECD (2013), migrasi pekerja terdidik dan terlatih dari
Indonesia belumlah begitu mengkuatirkan. Karena masih berada di level
yang paling bawah atau lebih kecil dari 5% dari jumlah tenaga kerja yang
terlatih dan terdidik yang ada.
6. Misalnya alasan keluarga yang tidak mengijinkan meskipun kesempatan
karir dan berkarya dirasakannya dalam keadaan sangat sulit.

Anda mungkin juga menyukai