Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KEGIATAN USAHA KERAJINAN

DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN DATAR

NAMA KELOMPOK :

1. M. KHOIRIS SALAM
2. DIKA PRAYOGA DINATA
3. SRI MAULIA PUTRI. MR
4. RISLIANA RAHMADANI
5. RISZY
6. NURUL SAPITRI

SMA NEGERI 6 MUARO JAMBI


TAHUN 2019
Laporan Kegiatan Usaha Kerajinan dari
Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

Laporan kegiatan usaha merupakan kegiatan yang berhubungan dengan setiap kejadian,
lancar tidaknya kegiatan usaha, apakah ada kemajuan atau kemunduran. Seorang pimpinan
perusahaan akan mengetahui semua kejadian dalam perusahaannya dan dapat mengendalikan
jalannya perusahaan dengan melihat laporan kegiatan usaha.

A. Pengertian dan Manfaat Laporan Kegiatan Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah
Laporan kegiatan usaha dibuat dan disusun secara sistematis, cermat, dan logis.
Penyusunan laporan kegiatan usaha, merupakan penyampaian informasi tentang maju
mundurnya pengelolaan usaha, sehingga akan tercipta komunikasi antara yang melaporkan
dengan fihak yang diberi laporan. Penyusunan laporan kegiatan usaha, hendaknya bersifat
komunikatif, jelas dan mudah difahami oleh semua fihak.
Tujuan penyusunan laporan kegiatan usaha adalah untuk memberi keterangan tentang
masalah kegiatan usaha sehingga dapat diketahui oleh pemimpin/bagian yang menyusun
laporan kegiatan usaha. Dengan kata lain penyusunan laporan kegiatan usaha ialah untuk
mengetahui posisi tenaga kerja, keuangan, peralatan, bahan baku, produksi, pemasaran,
penjualan, pendistribusian, promosi, likuiditas, solvabilitas, dan rehabilitas usaha.

B. Menganalisis Laporan Kegiatan Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah


Analisis pelaksanaan kegiatan usaha perlu dibuat dan disusun secara sistematis dan
secermat mungkin serta logis. Laporan kegiatan usaha adalah penyampaian informasi sehingga
tercipta komunikasi antara yang melaporkan dan pihak yang diberi laporan. Laporan
pelaksanaan kegiatan hendaknya bersifat komunikatif, jelas dan mudah dipahami oleh semua
pihak.
Agar menjadi komunikatif sebaiknya laporan pelaksanaan kegiatan usaha harus disusun
dalam bahasa yang lugas dan mudah dimengerti. Dikatakan logis apabila segala keterangan
yang dianalisis dapat diteliti alasan-alasannya, apakah laporannya masuk akal atau tidak.
Dikatakan sistematis apabila keterangan-keterangan yang dikemukakan didalam laporan
pelaksanaan kegiatan usaha disusun dalam urutan yang memperlihatkan adanya saling
keterkaitan. Laporan pelaksanaan dikatakan lugas apabila bahasa yang digunakan langsung
menjawab persoalan yang nyata dan tidak bertele-tele.
Pada dasarnya yang perlu dianalisa dalam pelaksanaan kegiatan usaha sebagai berikut.
a. Bidang kegiatan usaha
b. Rugi/laba
c. Bidang keuangan
d. Bidang permodalan
e. Bidang administrasi dan pembukuan
f. Bidang ketenagakerjaan
g. Bidang pemasaran
h. Bidang organisasi.

Pada akhir tahun seluruh kegiatan usaha dilaporkan untuk dianalisis oleh pihak yang
berkepentingan, untuk memperoleh informasi yang tepat dalam mengambil keputusan.
Analisis laporan keuangan adalah evaluasi atau penafsiran neraca dan daftar perubahan posisi
keuangan perusahaan.
Mengadakan analisis laporan keuangan sangat penting untuk mengetahui keadaan dan
perkembangan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Analisis laporan keuangan selalu
berhubungan dengan masalah neraca, rugi/laba dan perubahan modal perusahaan. Analisis
laporan keuangan pada hakikatnya adalah untuk mengadakan penilaian atas keadaan keuangan
perusahaan.
Untuk lebih dapat menggambarkan perubahan posisi keuangan dan sifat pengembangan
perusahaan dari waktu ke waktu suatu perusahaan diharuskan membuat laporan keuangan
paling lama 2 tahun terakhir dari kegiatan usahanya.

C. Pembuatan Laporan Kegiatan Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah


a. Bidang kegiatan usaha
Membuat Keset dari Kain Perca

b. Peralatan dan Bahan-bahan :


 Kain sisa/perca
 Kain yang agak tebal
 Kain tipis untuk pelapis/furing
 Benang
 Gunting
 Mesin jahit

c. Cara membuat :
 Gunting kain sisa 10 x 10 cm. Lipat segi tiga serong ,lalu lipat lagi bentuk segi
tiga, jahit bawahnya. Lakukan hal tersebut sampai kain sisa tersebut habis.
 Bentuk kain yang tebal dan yang tipis sesuai selera dengan ukuran sama,jahit
keliling sisakan untuk membaliknya, jadi jahitan ada di dalam (sebagai alas).
 Tempelkan kain sisa yang sudah berbentuk segi tiga pada alas lalu jahit,
menjahitnya mulai dari luar, lakukan terus sampai kain segitiga memenuhi alas
tadi.
 Tutup bagian tengah dengan kain lain sesuai bentuk yang tersisa tadi.

D. Biaya Pembuatan Keset dari Kain Perca


1. Kain Perca Rp. 10.000,-
2. Kain Tebal Rp. 15.000,-
3. Kain Tipis Furing Rp. 5.000,-
4. Benang Rp. 2.000,-
5. Gunting Rp. 6.000,-
Jumlah : Rp. 38.000,-
Bahan tersebut dapat membuat 4 lembar Keset

E. Penjualan dan Pemasaran


Keset dapat dijual langsung kekonsumen atau kepada pedagang/warung/toko. Satu
lembar keset jika dijual langsung ke konsumen paling murah Rp. 18.000,- (tergantung ukuran)

F. Hasil Usaha
Dengan perhitungan diatas maka hasil usaha adalah sebagai berikut :
- Keset 4 lembar x Rp. 20.000,- = Rp. 80.000,-
- Modal Usaha = Rp. 32.000,-
- Penyusutan = Rp. 500,-
- Maka laba yang didapatkan adalah Rp.80.000 – Rp. 32.000 – Rp.500 = Rp. 47.500,-

G. Penutup
Demikian laporan kegiatan usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar
ini kami susun. Semoga apa yang kami sampaikan ini dapat menjadi bahan evaluasi dan
diambil pelajaran bagi kita semua.
SUMBER PUSTAKA

biasamembaca.blogspot.com

http://alamoputroku.blogspot.com/2013/10/cara-membuat-keset-dari-kain-perca.html

https://text-id.123dok.com

https://www.academia.edu

Anda mungkin juga menyukai