Anda di halaman 1dari 8

SMA NEGERI 1 SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

RAHMAT ISLAM BAGI NEGARA INDONESIA (NUSANTARA)

KELOMPOK 4

1. Bunga Putri Maulani


2. M. Akhdan Abidin
3. Martia Dwi Kusniawati
4. Nabila Agihta Puteri Saragih
5. Rini Meilani
6. Saci Gumina Puti
7. Sandini Puteri Rahayu

Jl. M.H. Holil No. 261 Telp. (0266) 225313 Sukaraja Sukabumi, Kode Pos 43192

2020

1
A. Latar Belakang
Sejarah masuknya ke Indonesia dan proses penyebarannya berlangsung dalam
waktu yang lama yaitu dari abad ke 7 sampai abad ke 13 masehi. Selama masa itu,
para pedagang dari Arab, Gujarat, dan Persia makin intensif menyebarkan Islam di
daerah yang mereka kunjungi terutama di daerah pusat perdagangan.
Dengan masuknya agama Islam, Indonesia mendapatkan rahmat seperti tidak
adanya perbedaan kasta, menghormati kaum wanita, hidup masyarakat yang lebih
tentram dan terarah, serta lebih mengutamakan pendidikan karena Islam memberi
kedudukan bagi orang yang berilmu. Rahmat sendiri memiliki arti kelembutan yang
menuntut berbuat baik kepada yang disayangi.

B. Menganalisis dan Mengevaluasi Sejarah Perkembangan Islam di


Indonesia
Proses masuknya agama Islam ke Indonesia tidak berlangsung secara
revolusioner, cepat, dan tunggal, melainkan berevolusi, lambat-laun, dan sangat
beragam. Banyak teori yang berkembang tentang masuknya Islam di Indonesia.
Menurut para sejarawan, teori-teori tentang kedatangan Islam ke Indonesia dapat
dibagi menjadi tiga, antara lain sebagai berikut.
1. Teori Mekah
Teori ini menyatakan bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia
adalah langsung dari Arab atau Mekah yang berlangsung pada abad
pertama tahun hijriah atau ke 7 masehi. Tokoh yang memperkenalkan
teori ini adalah Haji Abdul Karim Amrullah (Hamka), seorang ulama
sekaligus sastrawan Indonesia.
2. Teori Gujarat
Teori Gujarat berpendapat bahwa agama Islam ke Indonesia pada abad
13 yang berasal dari Gujarat (Cambay), India.
3. Teori Persia
Teori Persia menjelaskan tentang pendapat bahwa Islam masuk ke
Indonesia abad 13 dan pembawanya berasal dari Persia (Iran).
4. Teori Cina
Teori Cina mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia
(khususnya di Jawa) berasal dari para perantau Cina. Orang Cina telah
berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh sebelum Islam dikenal di
Indonesia. Pada masa Hindu-Buddha, etnis Cina atau Tiongkok telah
berbaur dengan penduduk Indonesia terutama melalui kontak dagang.
Bahkan, ajaran Islam telah sampai di Cina pada abad ke 7 M, masa di
mana agama ini baru berkembang. Sumanto Al Qurtuby dalam bukunya
Arus Cina-Islam-Jawa menyatakan, menurut kronik masa Dinasti Tang

2
(618-960) di daerah Kanton. Zhang-Zhao, Quanzhou, dan pesisir Cina
bagian selatan, telah terdapat sejumlah pemukiman Islam.

C. Strategi Dakwah Islam di Nusantara


1. Perdagangan
Bangsa Indonesia kedatangan para pedagang Islam dari Arab, Persia,
dan India pada abad ke 7 M. mereka berperan dalam kegiatan perdagangan
di Indonesia. Hal tersebut menimbulkan jalinan hubungan dagang antara
masyarakat Nusantara dan para pedagang Islam. Para pedagang muslim
tersebut tidak hanya menjual barang dagangan mereka, akan tetapi juga
berdakwah. Dengan cara tersebut, banyak masyarakat Nusantara memeluk
agama Islam yang kemudian disebarkan kembali pada pedagang lainnya.
2. Pernikahan
Para pedagang Islam yang dating ke Nusantara banyak yang
melangsungkan pernikahan dengan wanita pribumi dengan syarat mereka
harus masuk Islam. Tokoh yang menggunakan jalur ini misalnya, Raden
Rahmat (Sunan Ampel) dengan Nyai Gede Manila, putri Tumenggung
Wilatikta; pernikahan antara Raja Brawijaya dengan Putri Jerumpa yang
beragama Islam kemudian berputra Raden Patah yang pada akhirnya
menjadi Raja Demak.
3. Politik
Pada masa itu, raja mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar
dan memegang peranan penting dalam proses Islamisasi. Jika raja sebuah
kerajaan memeluk agama Islam, otomatis rakyatnya akan berbondong-
bondong memeluk agama Islam.
4. Pendidikan
Penyebaran Islam melalui pendidikan pada masa itu dilaksanakan
dengan mendirikan pesantren. Di pesantren inilah diajarkan tentang ilmu
yang berhubungan dengan agama Islam. Setelah belajar di pesantren,
mereka memiliki kewajiban untuk melaksanakan syiar Islam kepada
masyarakat lainnya. Sehingga pemeluk Islam makin bertambah. Ada
banyak pesantren yang didirikan pada masa itu, seperti Pesantren Sunan
Ampel Surabaya yang didirkan oleh Raden Rahmat, dan pesantren Sunan
Giri yang santrinya banyak berasal dari Maluku.
5. Kesenian
Proses Islamisasi melalui kesenian tampak dari bukti-bukti
peninggalan sejarah, seperti ukiran, pintu gerbang, makam, tradisi sekaten,
pertunjukkan wayang, debus, tarian, dan sebagainya. Penyebaran Islam
melalui seni wayang, sastra, tarian, tradisi sekaten, ternyata lebih
mempercepat proses Islamisasi.

D. Perkembangan Dakwah Islam di Nusantara

3
1. Sumatra
Wilayah Nusantara yang pertama menjadi wilayah penyebaran Islam
yaitu pantai barat Pulau Sumatra dan daerah Psai yang terletak di wilayah
Aceh Utara. Di tempat tersebut menjadi pusat perdagangan rempah-rempah.
Di wilayah ini berdiri kerajaan Islam yang pertama yaitu Kerajaan Samudra
Pasai dan Kerajaan Perlak. Bukti tentang agama Islam masuk di wilayah
Sumatra berasal dari makam Sultan Malik Ibrahim As-Saleh yang
merupakan raja pertama Samudera Pasai. Selain Selain Samudra Pasai dan
Kerajaan Perlak, ada beberapa kerajaan Islam lain di Sumatra yang
memiliki peranan terhadap penyebaran dan perkembangan Islam di
Sumatra. Kerajaan-kerajaan tersebut yaitu Kerajaan Malaka dan Kerajaan
Aceh.
2. Jawa
Ditemukannya nisan makam Siti Fatimah binti Maimun di daerah
Leran/Gresik yang wafat pada tahun 1101 M menjadi tonggak awal
kedatangan Islam di Jawa. Penyebaran Islam di wilayah Jawa dibawa oleh
para pedagang Arab dan para mubalih dari Pasai. Perkembangan Islam di
jawa mula-mula berada di daerah pesisir Jawa Timur.
3. Kalimantan
Penyebaran Islam di Kalimantan, mula-mula terjadi di wilayah
Kalimantan Selatan yang dibawa pedagang bangsa Arab dan para mubalig
dari Pulau Jawa. Perkembangan agama Islam di Kalimantan Selatan sangat
pesat dan mencapai puncaknya setelah Majapahit runtuh pada tahun 1478
M. wilayah Kalimantan yang lainnya menjadi tempat penyebaran Islam
adalah Kalimantan Barat. Islam masuk ke Kalimantan Barat berawal di
daerah Muara Sambas dan Sukadana. Dari dua daerah inilah Islam tersebar
ke seluruh Kalimantan Barat. Pembawa agama Islam ke daerah Kalimantan
Barat adalah para pedagang dari Johor (Malaysia), serta ulama dan Mubalig
dari Palembang (Sumatra Selatan). Sultan Islam yang pertama (tahun 1591)
di Kalimantan Barat berkedudukan di Sukadana, yaitu Panembahan Giri
Kusuma. Selain Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat, Islam juga
mengalami perkembangan melalui jalur Kalimantan Timur yang dilakukan
oleh Dato’ Ri Bandang dan Tuanku Tunggang Parangan melalui jalur
perdagangan. Kedua ulama itu dating ke Kutai setelah orang-orang
Makassar masuk Islam. Dato’ Ri Bandang kemudian kembali ke Makassar,
sedangkan Tuanku Tunggang Parangan menetap di Kutai.
4. Sulawesi
Pada abad ke 16 Islam telah masuk ke Sulawesi, yang dibawa oleh
Dato’ Ri Bandang dari Sumatra Barat. Daerah-daerah yang mula-mula
dimasukki Islam di Sulawesi adalah Goa, sebuah kerajaan di Sulawesi
Selatan. Setelah Dato’ Ri Bandang berkunjung ke Sulawesi Selatan, Raja
Goa bernama Karaeng Tonigallo masuk Islam. Kemudian atas usul Dato’
Ri Bandang, Raja Goa berganti nama menjadi Sultan Alauddin. Jauh

4
sebelum Raja Goa ini masuk Islam, para pedagang telah menyiarkan agama
Islam di tengah-tengah masyarakat Sulawesi Selatan dan banyak penduduk
yang telah menganut agama Islam. Setelah Sultan Alauddin wafat, beliau
diganti oleh putranya yang bernama Sultan Hasanuddin. Dari Goa, Islam
terus berkembang ke daerah-daerah lainnya seperti daerah Talo dan Bone.
5. Maluku
Kepulauan Maluku terkenal di dunia sebagai penghasil rempah-
rempah, sehingga menjadi daya Tarik para pedagang asing, tak terkecuali
para pedagang muslim baik dari Sumatra, Jawa, Malaka dan dari manca
negara. Hal ini menyebabkan cepatnya perkembangan dakwah Islam di
kepulauan ini. Islam masuk ke Maluku sekitar pertengahan abad ke 15 atau
sekitar tahun 1440 dibawa oleh para pedagang muslim dari Pasai, Malaka
dan Jawa.

E. Kerajaan Islam
1. Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan samudra pasai merupakan kerajaan Islam pertama di
Indonesia yang berada di Sumatra. Kerajaan Samudra Pasai didirikan oleh
Sultan Malik Al-Saleh. Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Malik Al-
Tahir, ada kunjungan Ibnu Battutah yang mengadakan perjalanan India-
Cina (kembali tahun 1345). Peranan Kerajaan Samudra Pasai dalam
persebaran agama Islam, yaitu sebagai berikut.
a. Menjadi pusat studi Islam di Asia sehingga banyak orang-orang
asing yang menetap di Samudra Pasai.
b. Penyebaran agama Islam melalui perluasan pengaruh politik. Hal
ini dibuktikan dengan berhasil merintis munculnya kerajaan-
kerajaan Islam di Jawa.
2. Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ibrahim yang bergelar Ali
Mughayat Syah. Pusat pemerintahan Kerajaan Aceh ada di Kutaraja (Banda
Aceh). Dalam kehidupan ekonomi, Aceh berkembang dengan pesat pada
masa kejayaannya. Dengan menguasai daerah pantai barat dan timur
Sumatra, Aceh menjadi kerajaan yang kaya akan sumber daya alam, seperti
beras, emas, perak dan timah, serta rempah-rempah.
3. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.
Demak sebelumnya merupakan daerah asal atau bawahan dari Majapahit.
Daerah ini diberikan kepada Raden Patah, keturunan Raja Majapahit yang
terakhir. Raden Patah menjadi raja pertama dan digantikan oleh Pati Unus.
Dalam bidang ekonomi, Demak berperan penting karena mempunyai
daerah pertanian yang cukup luas dan sebagai penghasil bahan makanan,
terutama beras. Selain itu, perdagangannya juga maju. Komoditas yang
diekspor, antara lain beras, madu, dan lilin.

5
4. Kerajaan Pajang
Pada tahun 1568 berdiri kerajaan Islam Pajang. Pendiri kerajaan ini
adalah Sultan Adiwijoyo atau Joko Tingkir. Berdirinya kerajaan Islam
Pajang erat kaitannya dengan Kerajaan Demak. Dalam perkembangannya di
Pajang terjadi pergolakan hebat. Setelah Sultan Adiwijoyo wafat pada tahun
1582, maka Arya Pangiri putra Sunan Prawoto (dari Demak) mencoba
merebut kekuasaan dari Pangeran Benowo yang ketika itu menjadi
penguasa Pajang menggantikan ayahnya, Sultan Adiwijoyo. Pangeran
Benowo meminta bantuan Sutowijoyo dalam menghadapi Arya Pangiri.
Perebutan kekuasaan yang dilakukan Arya Pangiri tidak berhasil. Kemudian
Pangeran Benowo menyerahkan kekuasaan Pajang kepada saudara
angkatnya yang bernama Sutowijoyo karena tidak mampu lagi melanjutkan
pemerintahan. Kemudian oleh Sutowijoyo, pusat pemerintahan dipindahkan
ke Mataram.
5. Kerajaan Mataram
Sutowijoyo yang bergelar Penembahan Senopati ing Alaga Sayidin
Panatagama mendirikan Kerajaan Mataram Islam. Kerajaan Islam memiliki
wilayah kekuasaan yang luas pada masa pemerintahan Sultan Agung
Senopati ing Alaga Ngabdurrahman Khalifatullah.
6. Cirebon
Kesultanan Cirebon adalah kerajaan Islam yang pertama di Jawa Barat.
Kerajaan ini didirikan oleh salah satu anggota Walisanga, yaitu Sunan
Gunung Jati. Pada awal abad ke-16, Cirebon merupakan daerah kecil di
bawah kekuasaan Pakuan Padjajaran. Raja Pajajaran hanya menempatkan
seorang juru labuhan di sana yang bernama Pangeran Walangsungsang,
seorang tokoh yang mempunyai hubungan darah dengan Raja Pajajaran.
7. Banten
Kerajaan Banten merupakan perluasan Islam yang dilakukan oleh
Kerajaan Cirebon yang dipimpin oleh Sunan Gunung Jati. Perluasan
wilayah itu dimulai dengan pendudukan Sunda oleh Sunan Gunung Jati
pada tahun 1527 M.
8. Kerajaan Gowa-Tallo
Pada awalnya, Kerajaan Gowa-Tallo lebih dikenal sebagai Kerajaan
Makassar terdiri dari beberapa kerajaan yang bercorak Hindu, antara lain,
Gowa, Tallo, Wajo, Bone, Soppeng, dan Luwu. Kerajaan Gowa dan Tallo
kemudian menjadi satu dan lebih dikenal dengan nama Kerajaan Makassar
dengan pemerintahannya yang terkenal adalah Sultan Hasanuddin (1653-
1669). Uangannya, Makassar menjadi kerajaan besar dan berpengaruh
terhadap kerajaan di sekitarnya.
9. Kerajaan Ternate

6
Pada abad ke-13 di Maluku sudah berdiri kerajaan Ternate. Inu kota
Kerajaan Ternate terletak di Sampalu (Puau Ternate). Selain Kerajaan
Ternate, di Maluku juga telah berdiri kerajaan lain, seperti Jaelolo, Tidore,
Bacan, dan Obi.
10. Kerajaan Tidore
Kerajaan Tidore terletak di sebelah selatan Ternate. Menurut silsilah
raja-raja Ternate dan Tidore. Raja Ternate pertama adalah Muhammad
Naqal yang naik takhta pada tahun 1081 M. pada tahun 1471 M, agama
Islam masuk di kerajaan Tidore yang dibawa oleh Cirillyah, Raja Tidore
yang kesembilan. Cirillyah atau Sultan Jamaluddin bersedia masuk Islam
berkat dakwah Syekh Mansur dari Arab.

F. Gerakan Pembaruan Islam di Indonesia


1. Gerakan Pendidikan dan Sosial
Gerakan ini didasari adanya kesadaran terhadap pentingnya
pendidikan dalam membina dan membangun generasi muda melalui
pesantren dan surau. Melalui pendidikan diharapkan generasi muda dapat
mengembangkan organisasi social kemasyarakatan. Di antara bentuk
pembaruan pendidikan dan social dilihat dengan berdirinya beberapa
lembaga sebagai berikut.
 Sekolah thawatib
 Jamiat khair
 Al-Irsyad
 Muhammadiyah
 Nahdlatul Ulama (NU)
2. Gerakan Politik
Gerakan pembaruan politik di Indonesia dilakukan dengan mendirikan
organisasi modern yang bersifat nasional.

G. Nilai-Nilai Keteladanan Tokoh-Tokoh dalam Sejarah Perkembangan


Islam di Indonesia dengan Menjunjung Tinggi Kerukunan dalam
Kehidupan Sehari-Hari
1. Nilai-Nilai Keteladanan Tokoh-Tokoh dalam Sejarah Perkembangan Islam di
Indonesia
a. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) menyebarkan Islam di wilayah
Jawa Timur, khususnya di Gresik.
b. Sunan Ampel (Raden Rahmat) mendirikan pesantren di wilayah Ampel
Denta.
c. Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim) creator gamelan Jawa
dengan menambahkan instrument Jawa.
d. Sunan Drajat (Maulana Syarifudin) dikenal sebagai wali yang berjiwa
dan social tinggi.
e. Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin) merupakan putra Maulana Ishak.
Beliau dikenal sangat dermawan.

7
f. Sunan Kalijaga (Raden Said) menggunakan kesenian dalam rangka
penyebaran Islam, salah satunya wayang.
g. Sunan Muria (Raden Umar Said) merupakan satu-satunya wali yang
mempertahankan kesenian gamelan dan wayang sebagai alat dakwah.
h. Sunan Kudus (Maulana Ja’far Shadiq) memiliki peran yang besar
dalam pemerintahan Kesultanan Demak, yaitu sebagai panglima
perang, penasihat Sultan Demak, Mursyid Thariqah, dan hakim
peradilan negara.
2. Menjunjung Tinggi Kerukunan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Para dai dan mubalig memiliki peranan yang cukup besar. Dalam
menyebarkan dan mengajarkan agama Islam, para tokoh tersebut tidak
menggunakan paksaan atau kekerasan. Akan tetapi, para dai dan mubalig
mengedepankan perdamaian dan kerukunan sesuai dengan ajaran dan nilai-
nilai Islam.

Anda mungkin juga menyukai