Nama Australia di ambil dari ilmuwan geografi bernama Ptolemy yang tinggal
di Iskandariyah, Mesir pada abad ke 2. Ia menyatakan bahwa disebelah selatan
khatulistiwa teradapat suatu daratan yang luas untuk mengimbangi daratan-daratan
yang berada di sebelah utara, oleh karena itu Ptolemy menyebutnya Terra Australis
Incognita yang berarti benua atau daratan selatan yang belum belum dikenal.([3])
Penamaan Australia dipertegas oleh penjelajah Samudera yang bernama Pedro
Fernandez de Quiros tahun 1610,Ia seorang perwira yang bekerja pada kerajaan Spanyol
menyatakan mulai detik itu bahwa wilayah yang telah di dekatinya bernama Austrilia
Del Espiritu Santo, de Quiros sengaja memakai nama Austrilia dengan huruf i
ditengahnya sebagai penghormatan pada raja Spanyol bernama Philip III,sebagai
penguasa dari dinasti Habsburg dan pangeran dari keluarga raja Austria,dengan kata lain
ia telah menemukan daratan selatan atau terra australis yang dicari-cari bangsa Eropa.
D. Pembangunan Mesjid
Pendirian mesjid-mesjid diAustralia pada abad 20 Australia cukup
menggembirakan, karena dibuat oleh arsitek Australia sendiri, seperti Brisbone tahun
1907 didirikan oleh arsitek Sharif Abosi dan Ismeth Abidin,Tahun 1967 di Quesland
didirikan masjid lengkap dengan Islamic Center dibawah pimpinan Fethi Seit
Dikota Sarrey Hill dibangun Masjid Raya Faisal bantuan Saudi Arabia ,di Sidney
dibangun masjid dengan biaya 900.000 dollas AS. Jadi dalam tahap pertumbuhan dan
perkembangan di Australia merupakan hal yang cukup pesat meskipun pertumbuhan
Islam sebatas dari para Imigran, sedangkan penduduk kulit putih (Eropa) belum secara
signifikan menganut Agama Islam,masih adanya pandangan di kalangan penduduk kulit
putih Australia sebagai pengguna kekerasan dan teroris apalagi telah terjadi Bom Bali
yang mayoritas korbannya orang Australia.
Indonesia, India, Pakistan, Turki, Afrika, Lebanon dan Australia sendiri. Kemudian di
Goulbourn didirikan “Goulbourn College of Advanced Education” yakni pendidikan guru
yang telah melahirkan sarjana muda, sarjana lengkap master. Tokoh Goulbourn College
antara lain Dr. El-Erian (pelarian dari Mesir ketika Gamal Abdul Nasser berkuasa).
Muslim Australia heterogen secara kesukuan dan bahasa. Yang terbesar adalah
kelompok etnis Libanon, Turki, dan Arab Afghan. Perbedaan suku dan bahasa
mempunyai perbedaan historis yang mempengaruhi inisiatif masyarakat, organisasi dan
jamaahnya. Akibatnya, masing-masing kelompok etnis cenderung condong ke arah
perbedaan masjid atau organisasi etnis yang jelas.Tetapi banyak umat Islam Australia
yang telah mencoba menjembatani etnis yang terbagi. Ironisnya, penggunaan bahasa
Inggris telah menjadi ukuran yang paling efektif untuk menyatukan umat Islam dari
berbagai latar belakang etnis dan linguistik.Integrasi Muslim di Australia menghadapi
sejumlah tantangan. Beberapa tantangan itu bersifat struktural dan terkait dengan
kemampuan Muslim Australia untuk berpartisipasi secara efektif dalam kegiatan
ekonomi yang bermanfaat, sering merupakan hal yang sulit bagi para pendatang baru
yang baru saja tiba. Tantangan lain lebih subyektif dan terkait dengan hambatan politik
dan budaya.
Komposisi sosial-ekonomi umat Islam di Australia beragam. Ada beberapa umat
Islam yang telah berhasil mencapai posisi kewenangan dalam bisnis, politik dan
pendidikan. Tetapi mayoritas Muslim cenderung masih berada pada posisi
rendah.Sensus Australia terakhir disorot karena adanya kekhawatiran ketidakcocokan
dalam hal standar hidup dan akses terhadap kekayaan antara Muslim dan non-Muslim.
Lebih dari 2 persen dari rumah tangga muslim tidak terdaftar pendapatannya; ini adalah
dua kali jumlah non-Muslim dalam kategori tersebut. Dalam hal kepemilikan rumah,
indikator keuangan dan keamanan sebuah yayasan, dari ‘Australian dream,’ Muslim
terdaftar hanya 15 persen. Kepemilikan rumah di antara sisa penduduk ada pada 33
persen.Angka kerja memperkuat ketidakcocokan di atas antara Muslim dan semua
masyarakat Australia. Sedangkan untuk tingkat pengangguran non-Muslim usia 25-45
ada pada 5 persen, tingkat pengangguran yang Muslim adalah 12 persen untuk
kelompok usia yang sama. Angka-angka ini menunjukkan bahwa keamanan finansial dan
kemiskinan merupakan masalah serius bagi umat Islam.Kenyataannya, angka berkaitan
dengan pendapatan rumah tangga menempatkan 40 persen dari rumah tangga Muslim
di bawah garis kemiskinan. Masalah sosial-ekonomi riil ini menjadi hambatan bagi
integrasi positif dan aktif dalam masyarakat Australia.
Angka kerja memperkuat ketidakcocokan di atas antara Muslim dan semua
masyarakat Australia. Sedangkan untuk tingkat pengangguran non-Muslim usia 25-45
menjadi 22.331.Hal ini terkadi akibat ledakan ekonomi sehingga membuka lapangan
baru.([8]) Banyak muslim dari Eropa terutama dari Turki ,Bosnia dan Kosovo berimigrasi
ke Australia,Muslim Australia sangat majemuk,berdasarkan sensus tahun 2006
berjumlah 340.000 orang dari jumlah ini yang lahir di Australia sekitar 128.904
orang.Selain itu terdapat migran muslim dari Libanon,Afganistan,Irak,Pakistan,
Bangladesh dan Indonesia.Dalam dasawarsa terakhir muslim imigran melalui program
pengungsi atau kemanusiaan dari Afrika seperti Somalia dan Sudan.Masyarakat Muslim
di Australia terpusat di kota Sydney dan Melbourne,mereka banyak membangun mesjid
dan sekolah Islam dan memberikan sumbangan sehingga merendra multibudaya dan
etnik di Australia.
Berdasarkan sensus dari Australian Bureau of Statistics (ABS) pada tahun 2001,
jumlah Muslim di Australia sebesar 281.578 orang, atau 1,5 % dari populasi jumlah
penduduk Australia. Sedangkan menurut estimasi dari salah satu lembaga Islam di New
South Wales (NSW) mencapai 300.000 orang. Sensus juga menunjukkan bahwa Muslim
di Australia berasal dari berbagai Negara, dengan hanya 20,8 % berasal dari Lebanon
dan 14.5 % berasal dari Turki, sedangkan 64.7 % berasal dari sekitar 9 negara (Indonesia,
Afghanistan, Bosnia, dsb). Sensus tersebut juga menunjukkan bahwa Muslim Australia
mempunyai pendidikan yang cukup baik dibandingkan dengan penduduk Australia
secara keseluruhan, 21,7 % dari Muslim Australia yang berusia di atas 15 tahun
mempunyai gelar sarjana (bachelor degree) atau lebih tinggi, prosentase ini lebih tinggi
dibandingkan dengan 12,4 % dari penduduk Australia secara keseluruhan. Kesimpulan
penting dari hasil statistik ini adalah bahwa anggapan negatif tentang mayoritas Muslim
Australia tidak berpendidikan terutama yang berasal dari bangsa Arab adalah tidak
berdasar. Di Benua Australia, Islam menggeliat pelan namun pasti. Saat ini, Islam masih
menjadi kelompok minoritas, mendudukki peringkat keempat setelah Kristen (64%),
atheis (18,7%), dan Buddha (2,1%), tidak termasuk 11,2% yang tidak mau menjawab apa
gerangan keyakinannya—berdasarkan sensus Australia tahun 2006. Diperkirakan saat
I. Aktifitas Ibadah
Dalam melakukan aktifitas ibadah Muslim di Australia mempunyai lebih dari 85
Masjid dan sekitar 50 musola , disamping itu di beberapa daerah yang jauh dari Masjid
beberapa Muslim berinisiatif untuk menyewa gedung (misalnya gedung pusat kegiatan
komunitas) untuk dijadikan tempat sholat jum’at. Untuk membangun sebuah Mesjid
memerlukan prosedur tertentu yang telah ditetapkan oleh pemerintah yang harus
dipenuhi syarat-syaratnya sebagaimana membangun gedung-gedung untuk
kepentingan umum lainnya. Secara individual biasanya Muslim mempunyai masalah
dalam melakukan aktifitas ibadah sholat pada saat hari kerja, yang paling banyak
mengalami masalah adalah pada saat pelaksanaan shalat Jum’at. Apabila menghadapi
masalah sulitnya melaksanakan sholat Jum’at, muslim yang taat memilih keluar dari
tempat kerja atau mengorganisasi beberapa muslim yang berdekatan tempat kerjanya
untuk melaksanakan sholat Jum’at, sedangkan muslim yang kurang taat melaksanakan
ibadahnya memilih meninggalkan sholat Jum’at. Kegiatan keagamaan di Australia cukup
semarak, hal ini bias dilihat dari banyaknya majelis taklim atau kelompok-kelompok
pengajian yang ada, bahkan beberapa gerakan Islam cukup aktif terlihat melakukan
berbagai aktifitas.
Peristiwa Bom London Tgl. 7 Juli 2005, Peristiwa 11 September dan Bom Bali.
Setelah terjadi peristiwa meledaknya bom di London 7 Juli 2005, pemerintahan Negara
Barat segera melakukan kampanye terus menerus untuk memberlakukan undang-
undang khusus bagi umat Islam yang tinggal di Negara Barat. Mereka mencoba
membentuk opini menyesatkan kepada masyarakat bahwa undang-undang baru
tersebut dimaksudkan untuk melindungi dan memerangi bahaya serangan terorisme di
Negara mereka. Tetapi tidak bisa dielakkan, agenda tersembunyi dari kampanye
tersebut yaitu membidik serta melemahkan Islam dan Muslim di Negara Barat segera
terlihatnyata.Strategi dan agenda tersembunyi yang ditunjukkan oleh Pemerintahan
Negara Barat mempunyai banyak kesamaan. Propaganda yang dimulai dengan alasan
Faktor-faktor Islam di Australia belum mencapai kejayaannya dan masih dianggap masih
pada tahap berkembang adalah :
1. Penduduk yang menganut Islam baru 1.71 persen dari jumlah warga Negara
Australia.
2. Latar belakang etnis yang berasal dari berbagai Negara memerlukan waktu
untuk mempersatukannya.
3. Belum adanya tokoh-tokoh Islam yang muncul di Australia baik tokoh politik,
tokoh ekonomi .tokoh ilmuwan maupun ketokohan nasional dalam keagamaan.
4. Belum banyaknya lembaga pendidikan Islam yang representatif dan berkualitas.
[5] . A.Saeed,IslaminAustralia,Allen&Unwin,2003
[7] Arthur Clark Camels Down Under “..2006 Saudi Aramco World,hal 19 .