Anda di halaman 1dari 10

SEJARAH DAN TRADISI DESA SELANG KECAMATAN KEBUMEN………| 125

Sejarah Dan Tradisi Desa Selang Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen Jawa
Tengah
Siti Anisatun Nafi`ah
Program Studi PGMI, STAINU Purworejo
Abstrak
Desa Selang merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Kebumen
Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. Desa Selang berbeda dengan desa lain dari sisi
tradisi dan terbentuknya desa Selang. Desa Selang memiliki tradisi Pasar Senggol. Banyak dari
masyarakat desa lain berkunjung ke Pasar Senggol. Pada masa kini banyak penduduk desa
Selang yang tidak memahami terbentuknya desa Selang. Penelitian ini bertujuan untuk
memahami sejarah terbentuknya Desa Selang dan beberapa tradisi yang terdapat di Desa
Selang, sehingga sejarah lokal yang ada di negara Indonesia tidak terlupakan dari sejarahnya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini pertama, heuristik dengan cara mengumpulkan
dokumen dan wawancara. Kedua, verifikasi yaitu mengkritisi sumber internal dan eksternal.
Ketiga, interpretasi yaitu menganalisis sumber yang kemudian dianalisis dan disintesiskan.
Keempat, historiografi adalah pemaparan atau hasil penelitian yang dilakukan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nama Desa Selang sebelumnya adalah Klegen Kilang. Nama
Selang berasal dari kata nyelong, yang artinya dalam bahasa Kebumen adalah hilang. Hilang
memiliki filosofi sendiri, mengingat-ingat kejadian Raden Ngabehi Karamaleksana
menyelongkan Kerta Menggala yang kemudian diambil menantu oleh Raden Ngabehi
Kramaleksana. Tradisi yang terdapat di Desa Selang yaitu Pasar Senggol (Pasar Warungan)
dan Ziarah ke makam menjelang bulan Ramadhan.
Kata Kunci: Sejarah, Tradisi, Desa Selang

Pendahuluan Kebumen. Desa ini mempunyai lapangan


Desa Selang merupakan salah satu yang cukup luas yang sering digunakan
desa yang cukup strategis di Kabupaten warganya untuk melakukan berbagai
Kebumen. Desa ini berada di pinggiran pertandingan dan juga digunakan untuk
kota Kebumen, selain itu akses untuk berbagai festival. Desa ini dibagi menjadi
menuju kota Kebumen cukuplah mudah 10 RW, dan masing-masing RW
dan desa ini masuk dalam wilayah mempunyai nama-nama dukuh masing-
Kecamatan Kebumen. Batas sebelah utara masing yang di antaranya adalah Robahan
desa Selang adalah Desa kembaran Selang, Pekisen, Sipitik, dan lain-lain.
,sebelah timur berbatasan dengan desa Di Desa Selang banyak kegiatan
Kalirejo, sebelah Selatan berbatasan yang sering di adakan seperti Maulid Nabi
dengan Depokrejo dan sebelah barat Muhammad saw, acara memperingati hari
berbatasan dengan Panjer. kemerdekaan Indonesia, Muharram, dan
Desa ini merupakan desa yang lain-lain. Di setiap dukuh masing-masing
subur. Topografi Desa Selang memiliki generasi mempunyai perkumpulan
banyak sawah, perkebunan, dan pasar sendiri-sendiri seperti bapak-bapak
yang cukup terkenal di Kabupaten tergabung dalam kelompok Lapanan, ibu-
126 |JURNAL AGASTYA VOL 9 NO 2 JULI 2019

ibu masuk dalam kelompok PKK dan penelitian ini adalah 1). mengungkap
remaja masuk dalam kelompok Karang filosofi desa Selang, 2). mengetahui tokoh-
Taruna. Desa Selang mempunyai tradisi tokoh pertama yang mendirikan Desa
yang unik yang tentunya berbeda dengan Selang, dan 3). Mengetahui tradisi-tradisi
tradisi-tradisi yang ada di desa lainya yaitu Desa Selang. Adapun kegunaan penelitian
pasar Senggol yang kebetulan tradisi ini dimaksudkan 1). sebagai sumber
tersebut hanya ada di Desa Selang tidak referensi yang ada di Desa Selang, dan 2).
ada di desa lain khususnya di Kabupaten menambah pengetahuan bagi pembaca.
Kebumen.
Tinjauan Pustaka
Desa Selang merupakan desa yang
Setiap bangsa atau suku bangsa
cukup unik dalam sejarahnya. Banyak
memiliki kebudayaan sendiri-sendiri yang
orang yang mengenal desa ini tapi mereka
berbeda dengan kebudayaan lain atau
tidak begitu memahami bagaimana sejarah
suku bangsa lain. Sama halnya dengan
desa ini terbentuk, begitu pula orang-
suku Jawa, yang memiliki kebudayaan
orang yang tinggal di desa ini. Oleh karena
yang khas. Dalam penelitian ini ada
itu peneliti ingin mengkaji bagaimana
beberapa buku yang mendukung dalam
sejarah desa Selang terbentuk dan tradisi
penelitian ini.
yang ada di Desa Selang.
1. Kumpulan tulisan Musa dengan judul
Berdasarkan latar belakang yang
Suara Dari Masa ke Silam: sejarah lisan
telah diuraikan di atas, maka untuk
bacaan-bacaan pilihan diterbitkan tahun
mewujudkan penulisan ini. Penulis
2011 di Yogyakarta oleh Fakultas Adab
memberikan batasan dan rumusan
dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga.
masalah sebagai berikut. Penelitian ini
Buku ini memberikan informasi
diawali mulai terbentuknya desa Selang
pentingnya penggunaan metode sejarah
pada masa raja Mataram sampai desa ini
lisan dalam mengungkapkan sejarah
dikenal oleh masyarakat Kebumen.
tokoh. Di dalamnya terdapat tulisan
Penelitian ini akan difokuskan pada asal
Kuntowijoyo, Bambang Pranowo,
usul Desa Selang dan tradisi-tradisi yang
Koentjaraningrat dan lainnya yang
dilaksanakan di Desa Selang.
menaruh perhatian terhadap
Dalam suatu penelitian tentu
penggunaan metode wawancara dalam
terkandung suatu tujuan yang akan
sejarah lisan. Buku ini merupakan acuan
dicapai, maka sesuai dengan judul yang
dalam melakukan penelitian ini.
telah dikemukakan di atas dan
2. Karangan Sugeng Priyadi berjudul
berdasarkan pada rumusan masalah yang
Sejarah dan Kebudayaan Kebumen
telah dijelaskan maka tujuan pokok dari
SEJARAH DAN TRADISI DESA SELANG KECAMATAN KEBUMEN………| 127

(Yogyakarta: Jendela, 2003). Buku ini sekunder. Penelitian ini dilaksanakan


berisi tentang bagaimana sejarah dengan cara pengumpulan data primer dan
Kebumen. Selain itu menjelaskan sekunder dengan beberapa cara:
tentang sejarah Desa di Kebumen a. Wawancara
terbentuk dan menjelaskan keturunan Wawancara merupakan pertemuan
yang ada di Desa Selang. dua orang untuk bertukar informasi dan
3. Karya Ravie Ananda berjudul Sarasehan ide melalui tanya jawab sehingga dapat
Sejarah dan Budaya Panjer. Buku ini dikonstruksikan makna dalam suatu
berisi tentang cikal bakal Kebumen topik tertentu. Wawancara yang akan
terbentuk yang awalnya nama dilakukan adalah wawancara
Kabupaten Kebumen dahulu adalah terstruktur dan wawancara tak
Panjer. Dalam buku ini juga sedikit terstruktur (Sugiyono, 2009: 73-74).
menjelaskan keberadaan Desa Selang. Wawancara ini merupakan data primer.
4. Karya Ravie Ananda yang berjudul Peneliti melakukan wawancara dengan
Kebumen dan Jejak-Jejak Merah Putih. sesepuh yang ada di Desa Selang yaitu
Buku ini menjelaskan tentang (1). Haji Sukardi sekarang menjabat
bagaimana Kebumen terbentuk. menjadi sebagai seorang kyai yang ada
di Desa Selang dan (2). M Muslikhudin,
Metode Penelitian
merupakan mantan sekertaris, sekaligus
Metode penelitian yang digunakan
guru agama yang di SD N 3 Selang.
oleh peneliti adalah kualitatif. Penelitian
b. Dokumentasi
kualititatif merupakan penelitian yang
Dokumen berupa bahan tertulis
identik dengan penelitian sejarah.
atau bahan cetakan. Dokumen
Penelitian Sejarah merupakan penelaah
merupakan sesuatu yang paling umum
dokumen serta sumber-sumber lain yang
digunakan sebagai sumber sejarah.
berisi informasi mengenai masa lampau
Bahan-bahan ini dapat berupa buku
dan dilaksanakan secara sistematis
harian, rekaman resmi, testimoni,
(suharsimi arikunto, 2013: 252). Demi
memorandum, buku tahunan, surat
mancapai pemahaman sejarah, maka
kabar, majalah arsip, dan sebagainya.
penelitian ini menggunakan empat tahap
Pada penelitian ini penulis memperoleh
metode sejarah yaitu:
arsip sejarah Desa Selang, peta zaman
1. Heuristik
kolonial, trah Desa Selang.
Heuristik merupakan pengumpulan
2. Kritik Sumber (Verifikasi)
sumber-sumber. Pemilihan sumber-sumber
Setelah data-data terkumpul, maka
didasarkan atas sumber primer dan
tahap selanjutnya adalah melakukan
128 |JURNAL AGASTYA VOL 9 NO 2 JULI 2019

kritik terhadap sumber. Kritik ini Hasil Dan Pembahasan


meliputi dua aspek, yaitu kritik sumber A. Asal Mula Desa Selang
internal dan eksternal. Kritik internal Asal mula penamaan Desa Selang
adalah mengkritisi isi sumber untuk ada beberapa versi yang peneliti temukan.
melihat kredibilitas atau kesahihan Menurut Arsip Sejarah/Riwayat Desa
arsip. Sedangkan kritik eksternal adalah Selang ditemukan bahwa Desa Selang ini
mengkritisi sumber dari sisi luarnya berasal dari kata selong. Kata selong jika
(fisik) sehingga data tersebut diketahui dilihat dalam bahasa jawa adalah nyelong.
otentiknya. Nyelong menurut masyarakat Desa Selang
3. Interpretasi artinya Hilang. Hilang dalam hal ini
Penelitian sejarah adalah penelitian memiliki filosofi dan sejarah sendiri untuk
yang mengandalkan pada kemampuan masyarakat Desa Selang. Desa Selang
pelakunya dalam mengadakan interpretasi sebelumnya bernama klegen kilang. Klegen
terhadap sumber yang dianalisis. Setelah Kilang merupakan pemberian nama dari
kritik intern dan ekstern dilakukan, maka raja Amangkurat.
langkah selanjutnya adalah interpretasi Seorang bernama Kerta Menggala
atau penafsiran. Hal yang dilakukan dalam putra dari Demang Gesikan. Pada suatu
tahap ini adalah menganalisis. Berdasarkan hari akan pergi ke Kartasura untuk
sumber primer dan sekunder tentang asal membayar upeti kepada rajanya. Setelah
usul Desa Selang, kemudian dianalisis dan sampai di Kedungbener, bertemu dengan
sintesis. utusan dari mbah Raden Ngabehi
4. Historiografi Kramaleksana. Raden Ngabehi
Tahap akhir dari proses penelitian Kertamengala diajak atau diselong oleh
ini adalah penulisan sejarah atau utusan Raden Ngabehi Kramaleksana ke
historiografi. Historiografi di sini rumah untuk diambil menantu oleh Raden
merupakan cara penulisan pemaparan atau Ngabehi Kramaleksana. Untuk mengingat-
pelaporan hasil penelitian sejarah yang ngingat kejadian tersebut desa Klegen
dilakukan (Dudung Abdurahman: 16). Kilang diganti nama menjadi Desa Selang.
Penulisan ini dilakukan secara deskriptif Menurut Bapak Muslikhudin dan
analisis dan berdasarkan sistematika yang Sukardi pada suatu ketika pusaka mataram
telah ditetapkan dalam rencana penelitian. ada yang hilang maka raja Mataram
Pada tahap ini, proses penyajian akan mengutus seorang abdi yang bernama
disampaikan dengan baik, dalam Kramayuda untuk mencarinya. Karena
sistematika juga dalam pembahasannya. Karamayuda lama tidak kembali ke
kerajaan Mataram maka dinyatakan hilang
SEJARAH DAN TRADISI DESA SELANG KECAMATAN KEBUMEN………| 129

oleh raja Amangkurat waktu itu. Padahal Amangkurat juga didukung oleh para
Kramayuda telah menemukan pusaka itu tumenggung mantri dan demang. yang ada
di rumah Tumenggung Kertinegara yang di sekitar Sruni serta Lurah Ki
sekarang masuk dalam desa Bandungsruni, Sutamenggala. Di samping itu, ada riwayat
kemudian Kramayuda menyamar untuk yang menyatakan bahwa barang siapa yang
menjadi seorang abdi dalem karena memiliki pusaka Kanjeng Kiai Jabardas,
Kramayuda seorang yang patuh dan tunduk maka telah memperoleh wahyu keratin.
terhadap aturan-aturan serta keluhuran Oleh karena itu, Tumenggung Kertinegara
budinya maka kemudian Kramayuda memerintahkan kemenakannya untuk
dijadikan menantu oleh Kertanegara. mencuri pusaka tersebut di Keraton
Atas jasanya Kramayuda diangkat Mataram.
menjadi demang, kemudian Kramayuda Ki Trunayuda mengabdi sebagai
mempunyai anak yang bernama Raden abdi dalem yang sangat dikasihi oleh Sunan
Ngabehi Kramaleksana. Raden Ngabehi Amangkurat. Raja berharap akan dapat
Kramaleksana ini menjadi seorang demang mengungkap maksud Tumenggung Sruni
yang ada di Desa Selang yang untuk yang dikabarkan akan membrontak.
pertama kalinya, Raden Ngabehi Namun, raja tidak menyadari bahwa Ki
Kramaleksana ini mempunyai dua empu Trunayuda adalah utusan Tumenggung
yang membantu dalam pemerintahanya Sruni untuk mencuri pusaka Kiai Jabardas.
yang bernama Nur Jaiman dan Nur Setelah dua tahun akhirnya Ki Trunayuda
Sulaiman. Karena bantuan mereka ini berhasil mencuri pusaka Kiai Jabardas.
pemerintahan yang ada di Desa Selang Akhirnya Ki Kertanegra ini berhasil
menjadi stabil dan terkenal di antara meluaskan wilayahnya sampai ke Tanah
kademangan yang lain. Roma (batas barat), batas utara tanah
Penulis kemudian menelusuri buku Ledok (Wanasaba), batas timur
yang berjudul sejarah dan Kebudayaan Kutawinangun, dan batas selatan Samudra
Kebumen yang ditulis oleh Sugeng Priyadi serta Sebelah Roma merupakan Selang
dalam buku tersebut terdapat serat sruni. seperti ditunjukkan pada gambar 1.
Pada tulisan tersebut sedikit membahas Banyak para mantri maupun bupati
tentang Desa Selang sebagai berikut. Pada tunduk pada Kertinegara. Kemudian
suatu ketika ada seorang tumenggung yang pemberontakan yang dilakukan oleh
bernama Kertinegara. Tumenggung Kertinegara ini terdengar oleh raja
Kertinegara terkenal sakti. Tumenggung Amangkurat kemudian Amangkurat ini
Kertinegara memutuskan untuk mengutus Kanjeng Gusti Pangeran Adipati,
membrontak pada raja Amangkurat 1. Raja Kanjeng Pangeran Puger dan Pepatih
130 |JURNAL AGASTYA VOL 9 NO 2 JULI 2019

Dalem untuk mengatasi pemberontakan tumenggung Sruni dan kedua putranya


yang dilakukan oleh Kertinegara. Kanjeng bahwa benar-benar bukan orang Mataram.
Gusti Pangeran Adipati bermaksud Setelah tiga tahun mengabdi, Ki Demang
meminjam pusaka Kangjeng Kiai Jabardas Sutawijaya dan istrinya dipanggil untuk
akan tetapi pusaka itu telah hilang dan menghadap Ki Kertinegara. Ki Kertinegara
Prabu pun terkejut lalu ia menduga bahwa ini bermaksud untuk mempererat
yang mencuri pusaka itu adalah abdi dalem hubungan kekeluargaan dengan Demang
yang mendapat utusan dari Ki Kertinegara. Sutawijaya dengan cara menikahkan putri
Ki Kertinegara yang bernama Mas Rara
Ranti dengan anak lelaki Demang
Sutawijaya.
Hal ini membuat Demang
Sutawijaya mempunyai kesempatan yang
besar untuk mengambil kembali pusaka
Gambar 1 Peta Desa Selang Pada Abad 18 yang telah dicuri oleh suruhan Kertinegara.
Amangkurat pun akhirnya Ki Demang Sutawijaya menasehati kepada
mengutus Ki Demang Sutawijaya untuk putranya bahwa dia mempunyai tugas yang
menjadi mata-mata agar pusaka Kiai besar untuk mengambil pusaka Kiai
Jabardas dapat kembali, Demang Jabardas. Seiring berjalanya waktu
Sutawijaya ini lalu dipindahkan menjadi penyamaran Demang Sutawijaya ini
Demang di Kutawinangun. Demang tercium oleh Ki Kertanegara akan tetapi
Sutawijaya ini menghadap Ki Kertanegara akhirnya sadar bahwa telah berdosa
untuk mengabdi diri, ia mengaku bahwa ia kepada rajanya.
diusir oleh Raja tanpa adanya kesalahan, Akhirnya menyerahkan pusaka Kiai
dan ia mendengar kabar bahwa Ki Jabardas kepada menantunya yang
Kertinegara adalah seorang pemimpin yang diteruskan kepada Demang Sutawijaya
selalu melindungi orang-orang kecil. sebagai utusan raja. Sebelum pusaka Kiai
Pengabdian ini pun diterima oleh Jabardas diserahkan kepada raja, di ibu
Kertinegara bahkan Ki Demang Sutawijaya kota telah meletus pemberontakan
ini diangkat menjadi saudaranya. Ki Trunajaya. Dalam peristiwa itu, Sunan
Kertileksana dan Ki Kertasentika (Raja Amangkurat) meloloskan diri dari
mengingatkan ayah mereka agar berhati- keratin ke arah barat dengan diiringi
hati, jangan-jangan Ki Demang Sutawijaya Pangeran Adipati Anom dan Pangeran
adalah utusan raja Mataram, tetapi kiranya Puger, serta prajurit pilihan. Rombongan
Demang Sutawijaya dapat meyakinkan Sunan dikejar oleh para pemberontak
SEJARAH DAN TRADISI DESA SELANG KECAMATAN KEBUMEN………| 131

dapat dikalahkan karena takut terhisap Amangkurat, Demang Sutawijaya pulang ke


sepak terjang prajurit Sruni. Ki Demang Kutawinangun dan menceritkan semua
Sutawijaya segera menyusul perjalanan keputusan Sunan kepada Tumenggung
Raja Amangkurat yang beristirahat di Kertinegara. Tumenggung Kertinegara
Banyumas sebab beliau menderita sakit. Ki sangat gembira atas pengampunan dan
Demang mengatakan kepada Raja anugrah jabatan dari raja Amangkurat.
Amangkurat bahwa ia berhasil Jabatan Kertinegara setara dengan
memperoleh kembali pusaka Kiai Jabardas kedudukan Bupati banyumas, Raden
yang telah hilang. Dan ki Demang Tumenggung Yudanegara.
Sutawijaya pun menceritakan bahwa ia Pemberontakan Trunajaya telah
telah menjadi besan Ki Kertinegara, dan Ki dipadamkan dan Pangeran Adipati Anom
Kertinegara telah menyesali perbuatannya menjadi raja dengan gelar Susuhunan
karena telah memberontak kepada Raja Amangkurat II. Surat kakancingan bagi
Amangkurat. Raden Tumenggung Kertinegara
Penyesalan itu diwujudakan dengan diserahkan kepada Amangkurat II sebagai
mengirim prajurit kepada Raja Amangkurat kepanjangan ayahnya. Penyerahan
untuk berjaga-jaga di Semawung. Demang kekancingan itu diikuti dengan acara
Sutawijaya mengusulkan kepada raja agar perkawinan putri Tumenggung Kertinegara
dosa Ki Kertinegara diampuni. Raja yang bernama Mas Rara Rinten dengan Ki
Amangkurat sangat puas mendengar Kramaleksana, putra Ki Kramayuda,
penuturan Demang Sutawijaya, lebih-lebih penduduk Sruni.
pusaka Kiai Jabardas dapat dikembalikan Berdasarkan hasil wawancara
kepada Pangeran Adipati Anom. Akhirnya penulis, arsip, dan buku yang ditulis oleh
Ki Kertinegara diampuni segala dosanya Sugeng Priyadi terdapat perbedaaan.
oleh Raja Amangkurat. Dan memutuskan Menurut Bapak Muslikhudin dan Kyai Haji
daerah yang dikuasai oleh Ki Kertinegara Sukardi, serat Sruni, dan arsip terdapat
menjadi wedana bupati dengan memakai perbedaan pendapat. Menurut arsip
gelar Raden Tumenggung. riwayat Desa Selang penamaan Selang
Setelah semua keputusan raja karena untuk mengingat-ingat kejadian
diterima, Demang Sutawijaya kembali ke Raden Ngabehi Karamaleksana
Kutawinangun, tetapi ia membatalkan diri menyelongkan Kerta Menggala. Sedangkan
karena sakitnya Raja Amangkurat. Tidak menurut Bapak Muslikhudin dan Kyai Haji
lama kemudian, Raja Amangkurat Sukardi pada waktu itu ada utusan dari
meninggal di wilayah Banyumas dan Mataram yang bernama Kramayuda untuk
dikuburkan di Tegalarum. Sepeninggal Raja mencari pusaka tidak pernah kembali,
132 |JURNAL AGASTYA VOL 9 NO 2 JULI 2019

kemudian dinyatakan hilang oleh Raja pusaka mataram adalah Trunayuda.


Mataram dan baru ditemukan di Klegen Trunayuda merupakan utusan dari
Kilang. Menurut serat Sruni yang diutus Kertanegara. Raja Amangkurat mengutus
adalah oleh kerajaan Mataram bernama Demang Sutwaijaya untuk mencari pusaka.
Sutawijaya untuk mencari pusaka Kyai Pada akhirnya Sutawijaya dijodohkan
Jabardas, sedangkan Kertinegara mengutus dengan anaknya yaitu Mas Rara Ranti.
Trunayuda untu mencari Kyai Jabardas. Selanjutnya Raja Amangkurat membuat
Menurut penulis dari tiga sumber surat kakancingan bagi Raden Tumenggung
tersebut, penulis menganggap saling Kertinegara diserahkan kepada
melengkapi. Penulis menganalisis bahwa Amangkurat II sebagai kepanjangan
penamaan Desa Selang lebih kepada untuk ayahnya.
mengingat-ingat kejadian Raden Ngabehi Penyerahan kekancingan itu diikuti
Karamaleksana menyelongkan Kerta dengan acara perkawinan putri
Menggala. Sebab menurut penulis Tumenggung Kertinegara yang bernama
terjadinya pusaka hilang yaitu Kiai Mas Rara Rinten dengan Ki Kramaleksana,
Jabardas merupakan serangkaian peristiwa putra Ki Kramayuda, penduduk Sruni.
sebelum terjadinya penamaan Desa Selang. Menurut Bapak Muslikhudin dan Sukardi
Pada pembahasan sebelumnya bahwa Desa Selang pertama kali dipimpin
telah disebutkan bahwa Desa Selang oleh Kramaleksana yang merupakan anak
sebelumnya bernama Klegen Kilang yang keturunan dari Prabu Brawidjaya Ke IV di
diberikan oleh raja Amangkurat. Penamaan Majapahit (lihat gambar 2 dan 3).
Klegen Kilang terkait dengan peristiwa
hilangnya pusaka mataram, dimana
Kramayuda untuk mencari pusaka tidak
pernah kembali, kemudian dinyatakan
hilang oleh Raja Mataram dan baru
ditemukan di Klegen Kilang karena diambil
menantu oleh Kertinegara. Gambar 2 Asal Usul Trah Kramaleksana
Pada akhirnya Kramayuda diangkat Brawidjaya V di Majapahit sampai Graat IV
(Sumber: Panitia Makam R.Ng. Kramaleksana
menjadi seorang demang di Klegen Kilang. Tahun 1984/1985)
Kramayuda kemudian memiliki anak
bernama Radeng Ngabehi Kramaleksana.
Raden Ngabehi Kramaleksana kemudian
menjadi demang di Selang. Versi Serat
Sruni menyatakan bahwa yang mencuri
SEJARAH DAN TRADISI DESA SELANG KECAMATAN KEBUMEN………| 133

warung pelem karena warung/pasar itu


berada di bawah pohon pelem dan secara
kebetulan banyak yang berjualan buah
pelem. Kejadian seperti ini seolah-olah
menjadi sebuah tradisi. Tiap Bulan Maulud
dan Syawal masyarakat sekitarnya
Gambar 3 Asal Usul Keturunan Kramaleksana. berbondong-bondong mengunjungi pasar
B. Tradisi di Desa Selang sore atau pasar warung Pelem.
1. Pasar Senggol Dari pertemuan tersebut sampai
Menurut Bapak Muslikhudin dan sekarang masih dikenang masyarakat Desa
Bapak Kyai Haji Sukardi bahwa pada zaman Selang dan sekitarnya, mereka selalu
Mataram para demang memiliki kewajiban memperingati setiap tanggal 12 Maulud
untuk membayar upeti ke Mataram. Para dan 1 Syawal. Pada awalnya warung pelem
demang ketika akan membayar upeti di berada di dukuh Adikarso kemudian
tengah perjalanan sering terjadi dipindah ke Desa Selang. Anak-anak sangat
perampokan. Sehingga para demang senang ketika akan ada pasar warung
bermusyawarah, agar upeti tersebut setiap tanggal tersebut. Bahkan ada
sampai ke Mataram (Kartasura). Dengan nyanyian khusus setiap menjelang tradisi
pertemuan para demang sepakat untuk teresbut yaitu suk suk sarungan esuk-esuk
membayar upeti bersama-sama ke pasar warungan.
Mataram sehingga upeti itu sampai ke Artinya suk suk sarungan adalah
Kerajaan Mataram. Maka para demang besok pagi pasar warungan. Ada juga yang
memutuskan untuk singgah bersama-sama menamakan pasar senggol. Masyarakat
di bawah sebuah pohon pelem yang besar. Desa Selang dan sekitarnya sering
Pembayaran upeti dilakukan dalam berkunjung ke tradisi tersebut. Nama
satu tahun dua kali yaitu pada Bulan senggol sendiri karena saling besenggolan
Maulud dan Syawal menjelang hari raya dengan orang lain. Konon kabarnya
Idul Fitri. Pada sore hari menjelang tanggal menurut paham-paham orang dulu orang
12 Maulud dan tanggal 1 Syawal para yang ikut pasar senggol selalu awet muda
demang berkumpul di tempat tersebut dan barang siapa ingin mendapat jodoh
yaitu Warung Pelem. Pada waktu itu maka beli bunga dan untuk mandi. Atas izin
banyak orang-orang yang di sekitarnya Allah agar mendapat jodoh.
yang ingin melihat para demang. Para 2. Rapat Kerja Guru
demang sambil istirahat dan menginap Untuk mengenang jasa Raden
kemudian muncul Warung Pelem. Disebut Ngabehi Kramaleksana, pemerintah melalui
134 |JURNAL AGASTYA VOL 9 NO 2 JULI 2019

Unit Pelaksana Dinas Pendidikan Pemuda terdapat di Desa Selang yaitu Pasar Senggol
dan Olahraga (UPTD Dikpora) Unit (Pasar Warungan) dan Ziarah ke makam
Kecamatan Kebumen mendirikan menjelang bulan Ramadhan.
kelompok kerja guru yang terdiri dari
Daftar Pustaka
Sekolah Dasar Negeri 1 Selang, Sekolah
Arsip Sejarah/Riwayat Desa Selang
Dasar Negeri 3 Selang, Sekolah Dasar Kecamatan Kebumen Kabupaten
Negeri 1 Kalirejo, Sekolah Dasar negeri 2 Kebumen.
Dudung Abdurahman. 2011. Metodologi
Kalirejo, dan Sekolah Dasar Negeri 3 Penelitian Sejarah Islam.
Kalirejo diberi nama gugus kramaleksana. Yogyakarta: Ombak.

Setiap hari Sabtu semua kepala Https://kbbi.web.id/ diakses pada tanggal


14 November 2018.
sekolah dan guru serta staff
Imam Muhsin, Zuhrotul Latifah, dan Ali
bermusyawarah untuk melaksanakan Sodiqin. 2008. Sejarah Islam Lokal.
Yogyakarta: Bidang Akademik.
program pemerintah yang berkitan dengan
Musa. 2011. Suara dari Masa Silam: Sejarah
pendidikan seperti memajukan peserta
Lisan Bacaan-bacaan Pilihan,
pendidik di Desa Selang. Yogyakarta: Fak. Adab dan Ilmu
Budaya UIN Yogyakarta.
3. Ziarah Kubur
Priyadi Sugeng. 2003. Sejarah dan
Tak kala juga masyarakat Selang
Kebudayaan Kebumen. Yogya:
dan sekitarnya setiap bulan sya’ban hari Jendela.
Jum’at ketiga mereka berbondog-bondong Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
berziarah ke makam Kramaleksana untuk
Suharsimi Arikunto. 2013. Manajemen
mendoakannya atas pengabdian dan jasa Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Karamaleksana sehingga dapat diterima di Wawancara KH. Sukardi tanggal 6 April
sisi Allah swt. 2013 jam 17:00-18:00 di Jalan
Kutoarjo No 16 RT 01 RW 01
Penutup Selang.

Kesimpulan Wawancara Muslikhudin A, Ma. Guru


Agama Islam, pada 6 April 2013 jam
Nama Desa Selang sebelumnya 13:00-15:00 di Jalan Kutoarjo No 14
adalah Klegen Kilang. Nama Selang berasal Kebumen RT 01 RW 01 Selang
Kebumen.
dari kata nyelong, yang artinya dalam
bahasa Kebumen adalah hilang. Hilang
memiliki filosofi sendiri, mengingat-ingat
kejadian Raden Ngabehi Karamaleksana
menyelongkan Kerta Menggala yang
kemudian diambil menantu oleh Raden
Ngabehi Kramaleksana. Tradisi yang

Anda mungkin juga menyukai