Anda di halaman 1dari 8

FUNGSI KENDURI SKO BAGI MASYARAKT DESA LOLO GEDANG-PASAR

KERMAN KECAMATAN GUNUNG RAYA KABUPATEN KERINCI


PROPINSI JAMBI

Winda Arisa1Adiyalmon, S.Ag, M.Pd2Drs. Nilda Elfemi, M.Si3

Program Studi Pendidikan Sosiologi


STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adat-istiadat dalam bentuk Kenduri Sko yang
masih dipertahankan oleh masyarakat Desa Lolo Gedang-Pasar Kerman sampai sekarang dan
apa fungsi Kenduri Sko bagi masyarakatnya. Tujuan penelitian ini adalah (1).
Mengungkapkan alasan masyarakat Desa Lolo Gedang-Pasar Kerman masih melaksanakan
Kenduri Sko, (2). Mengungkapkan fungsi Kenduri Sko bagi masyarakat Desa Lolo Gedang-
Pasar Kerman, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan kualitatif
dengan tipe deskriptif. Informan penelitian yaitu tokoh adat dan masyarakat yang dapat
menjelaskan fungsi Kenduri Sko. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data
sekunder. Metode pengumpulan data berupa wawancara dan dokumenter. Teknik analisis
data yang digunakan adalah dengan model analisis interaktif menurut Miles dan Huberman
yaitu aktivitas analisis data dilakukan secara terus-menerus sampai data tersebut tuntas dan
akhirnya jenuh.
Hasil penelitian ini mengungkapkan (1). Alasan masyarakat Desa Lolo Gedang-Pasar
Kerman masih melaksanakan Kenduri Sko, yaitu a). Kenduri Sko tidak bertentangan dengan
agama Islam, b). Kenduri Sko dilaksanakan karena pesan dendam dari nenek moyang (pesan
artinya sampaikan dan dendam artinya berkepanjangan), selain itu, Kenduri Sko juga
memiliki fungsi bagi masyarakatnya. (2). Fungsi Kenduri Sko bagi masyarakat Desa Lolo
Gedang-Pasar Kerman yaitu: a). Ungkapan rasa syukur tehadap Allah SWT, b). Berterima
kasih kepada nenek moyang yang telah merintis, mengarah, dan manaruko, c). Mempererat
tali silaturahmi antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lain.

Kata Kunci: Fungsi, Kenduri Sko, Masyarakat Desa.

1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2009
2
Pembimbing I dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat
3
Pembimbing II dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat
PENDAHULUAN tersendiri dalam melaksanakan budaya
Kebudayaan yang merupakan yang telah menjadi bagian dari kehidupan
bagian dari kehidupan masyarakat, telah masyarakat itu sendiri. Salah satu bentuk
ada diberbagai daerah dan memiliki nilai kebudayaan yang masih ada dan
tersendiri bagi masyarakatnya. Oleh karena dipertahankan sampai saat ini yaitu
itu, sampai sekarang masih ada masyarakat melaksanakan pesta adat setelah panen
yang mempertahankan kebudayaan yang terutama setelah panen padi yang masih
diperoleh secara turun-temurun dari nenek dilaksanakan oleh daerah-daerah yang
moyangnya. Kata kebudayaan berasal dari memperoleh kebudayaan secara turun-
bahasa Sanskerta buddhayah yang temurun dari nenek moyangnya, seperti
merupakan bentuk jamak dari buddhi yang pelaksanaan aruh ganal di Kalimantan
berarti budi atau akal, memiliki nilai yang Selatan yang merupakan rangkaian dari
menentukan sifat dan corak dari pikiran, proses bahuma (berladang) yang bersifat
cara berpikir, serta tingkah laku manusia sakral. Aruh Ganal disebut juga bawanang
suatu kebudayaan. Kebudayaan yang banih halin atau upacara mahanyari banih
berupa adat-istiadat berhubungan dengan barat, yaitu upacara yang dilaksanakan
aspek-aspek kehidupan manusia, seperti karena mendapat hasil panen padi yang
aspek sosial dan lain-lain yang dapat banyak dan selama bahuma tidak mendapat
menimbulkan cara pemaknaan bagi musibah. Hasil bahuma tidak semata-mata
masyarakat terhadap budaya yang menjadi ditentukan oleh bagaimana bercocok tanam
bagian dari kehidupan. Banyak definisi tetapi juga pemberian Tuhan Yang Maha
mengenai kebudayaan. Di antaranya, Kuasa. Bahuma adalah aruh ganal (kenduri
seorang ahli antropologi yaitu Edward besar) yaitu pesta yang diadakan setelah
Burnett Tylor 1871 (Soekanto, 2009: 150) panen raya terutama setelah panen padi
menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebagai ungkapan syukur atas rizqi yang
kompleks yang menyangkut pengetahuan, diberikan oleh Sang Maha Pencipta.
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat- Mereka yakin bahwa dengan melakukan
istiadat dan kemampuan-kemampuan serta syukuran, maka panen mereka pada musim
kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh depan akan semakin melimpah dan bebas
manusia sebagai anggota masyarakat. dari hama (Sultan, 2007).
Bentuk-bentuk dari kebudayaan Begitu juga halnya dengan
yang ada di setiap daerah seperti, pesta masyarakat Lolo Gedang-Pasar Kerman,
adat, acara perkawinan, kelahiran anak dan Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten
kematian. Setiap daerah memiliki ciri khas Kerinci yang masih mengenal dan
mempertahankan pesta adat setelah panen sementara remaja wanita sibuk berlatih tari
(terutama setelah panen padi) atau lebih Iyo-iyo, itulah suasana persiapan untuk
dikenal oleh masyarakat Kerinci dengan pelaksanaan Kenduri Sko. Namun,
Kenduri Sko. Pesta adat atau lebih dikenal pelaksanaan Kenduri Sko pada saat ini
dengan Kenduri Sko bagi masyarakat Desa tidak semeriah dulu, kebanyakan orang
Lolo Gedang-Pasar Kerman sudah tidak telah melupakan budaya daerah ini (Nellya,
asing lagi. Kenduri Sko ini, dilaksanakan di 2010).
daerah yang memiliki benda pusaka di Kenduri Sko yang merupakan ciri
antaranya berupa keris dan benda pusaka khas dari masyarakat Kerinci, sampai saat
lainnya yang diperoleh secara turun- ini masih tetap dilestarikan oleh daerah
temurun dari nenek moyang. Kenduri Sko tertua setelah Pulau Sangkar. Namun, ada
adalah pesta adat yang diselingi dengan daerah di Kerinci yang tidak lagi
pembersihan benda pusaka merupakan melestarikan Kenduri Sko yang merupakan
kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat bagian dari kehidupan masyarakatnya.
Kerinci yang telah ada dan dilestarikan Seperti salah satu daerah tertua di Kerinci
secara turun-temurun dari nenek moyang yang sudah tidak melaksanakan Kenduri
sebagai ciri khas dari masyarakatnya. Sko yaitu di Dusun Tuo Pulau Sangkar.
Kenduri Sko memiliki fungsi tersendiri Masyarakat di Dusun Tuo Pulau sangkar
bagi masyarakat desa Lolo Gedang-Pasar sudah tidak lagi melaksanakan kenduri sko
Kerman. Namun, saat ini tidak semua karena berbagai penyebab. Berdasarkan
masyarakat mengetahui fungsi Kenduri Sko uraian tersebut, penulis ingin melakukan
yang masih dipertahankan oleh masyarakat penelitian untuk mengetahui lebih
Desa Lolo Gedang-Pasar Kerman. mendalam mengenai Fungsi Kenduri Sko
Mengenai kenduri sko, sebelumnya bagi Masyarakat Desa Lolo Gedang-Pasar
penelitian ini telah dilakukan oleh Nellya Kerman, Kecamatan Gunung Raya,
tentang proses pelaksanaan Kenduri Sko di Kabupaten Kerinci yang masih
Desa Tanjung Pauh Mudik. Adapun hasil dipertahankan dan dilaksanakan dengan
penelitiannya yaitu sebelum pelaksanaan perayaan untuk memeriahkan acara
Kenduri Sko tampaklah di tengah-tengah Kenduri Sko atau hanya dengan doa
desa masyarakat sibuk mempersiapkan bersama tanpa perayaan.
segala sesuatu yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan Kenduri Sko. Para ibu-ibu BAHAN DAN METODE
sibuk memasak lemang, bapak-bapak dan Penelitian ini mulai dilakukan sejak
kaum remaja pria berlatih pancak silat, bulan Juni sampai bulan Agustus 2013.
Tempat penelitian ini, di Desa Lolo keluarga di antaranya anak keturunan
Gedang-Pasar Kerman Kecamatan Gunung Karenggo Bungkuk, Lemetung Hitam,
Raya, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi. Tebun Tandan, Kademang tujuh beradik,
Penelitian ini menggunakan pendekatan dan keluarga lainnya termasuk pula
kualitatif dengan tipe deskriptif. Jenis data keturunan Perpateh Nan Sebatang dengan
yang digunakan yaitu data primer dan data Putri Jamilan.
sekunder. Teknik pengumpulan data Putri Jamilan dengan Perpateh Nan
penelitian ini adalah wawancara dan Sebatang mempunyai anak tunggal yang
dokumenter (Faisal, 2010:52-53). bernama Bujang Palembang. Bujang
Palembang menikah dengan Putri Alas
HASIL PENELITIAN
yang dikaruniai 3 orang anak, yakni Sutan
1. Sejarah Desa Lolo Gedang-Pasar Bagindo, Putri Tandaro, dan Putri Baruji.
Kerman
Karena kondisi lingkungan di Jerangkang
a. Asal-Usul Dusun Lulo (Lolo Tinggi tidak lagi memberi penghidupan
Gedang)
layak baginya dan situasi serta kondisi
Desa Lolo Gedang merupakan manusia pada saat itu senang berpindah
dataran rendah (Renah) yang dikelilingi tempat tinggal, maka Putri Baruji pindah ke
oleh bukit- bukit dan gunung yang hilir Sungai Merangin dan berhenti di
menjulang tinggi yang merupakan wilayah daerah Bangko (asal usul orang Bangko,
hutan lindung dan termasuk Taman terutama daerah Tanah Rendah, Lubuk
Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dengan Baung dan Nalo serta sekitarnya).
ketinggian 700- 800 m dari permukaan laut. Sutan Bagindo pindah ke hilir
Suhu udara rata- rata 21,120 C dan terletak Sungai Merangin juga dan menetap di
di Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Pulau Sangkar (asal mula orang Pulau
Kerinci, Propinsi Jambi. Sangkar). Sedangkan, Putri Tandaro pindah
Adapun asal mula masyarakat Desa ke Hulu Sungai Lingkat dan menetap di
Lulo (Lolo Gedang) yaitu dari Jerangkang Bukit Kerman (asal mula orang Lulo).
Tinggi yang merupakan salah satu dusun Sampai sekarang, masih kita dengar dalam
purba di alam Kerinci, hal ini masih sering kehidupan sehari-hari ucapan kedua
kita dengar dari cerita orang tua sampai masyarakat tersebut, Lulo anak Batino dan
sekarang masih dipercayai oleh orang Lulo. Pulau Sangkar anak Jantan. Artinya, Lulo
Dari dusun purba Jerangkang Tinggi telah anak Perempuan dan Pulau Sangkar anak
menurunkan dusun-dusun baru. Dusun Laki-laki. Lulo merupakan tempat
purba ini dihuni oleh beberapa tumbi menetapnya Putri Tandaro yang merupakan
saudara perempuan dari Sutan Bagindo Kecil, Lolo Hilir. Pada tahun 1904 saat
yang menetap di Pulau Sangkar. penjajahan Belanda, Dusun Lulo dibentuk
Putri Tandaro menikah dengan mendapo Rad sebagai pelaksana hukum
orang Mataram yang bernama Tuanseh perdata, yang pernah menjadi Mendapo
Tuansiak Mardan Junjung yang dikaruniai Rad adalah Giling (H. Yakin) Depati Gento
4 orang anak, yaitu: gelar Datuk Gincil, H. Bahudin gelar Datuk
1. Tuan Majid, pindah dan tinggal di Aur Putih, H. Muraddin Nafi Datuk Batuah, dan
Duri Jambi, H. Ahmad Datuk Malako Kayo. Setelah
2. Tuan Sukur, pindah dan tinggal di Jepang kalah, Mendapo Rad diganti dengan
Tarutung, Wali Negeri.
3. Rubiah Saleh, pindah dan tinggal di Pada tahun 1942 saat pendudukan
Semerah, dan Jepang, wilayah Dusun Lulo termasuk
4. Rubiah Bulan, pindah dan tinggal di wilayah Sumatera Barat Kecamatan Kerinci
Bukit Talang Pandan (sebelah Timur Indrapura Bungsu. Pada tahun 1948 pada
Desa Lolo Hilir Sekarang). alam kemerdekaan melalui Undang-
Rubiah Bulan menikah dengan Undang Nomor 10 tahun 1948, wilayah
orang Mataram bernama si Rajo Ilok gelar Dusun Lulo termasuk keresidenan
Sultan Indra Bangsawan dan tinggal di Sumatera Barat dengan Kabupaten Pesisir
Talang Pandan. Namun, Rubiah Bulan Selatan Kerinci. kecamatan Kerinci
bersama suaminya tidak lama tinggal di berkedudukan di Sungai Penuh dan
Bukit Talang Pandan. Mereka pindah dan Kecamatan Kerinci Hilir berkedudukan di
tinggal di Koto Pekeh (sebelah barat Desa Sanggarang Agung.
Lolo Gedang sekarang). Karena anak Setelah dibentuknya Kabupaten
keturunannya berrtambah banyak, tidak Kerinci pada tanggal 10 November 1985
memungkinkan Koto Pekeh dijadikan masih termasuk Kerinci Hilir, menjadi
dusun. Maka, mereka mencari tempat Kabupaten di Propinsi Jambi. Pada tahun
pemukiman baru. Pemukiman baru itu, 1963, wilayah Dusun Lulo termasuk dalam
banyak ditumbuhi oleh tumbuhan Lulo dan Kecamatan Gunung Raya dengan
mereka menamakan Dusun tersebut dengan Kemendapoannya Lulo (Lolo Gedang).
Dusun Lulo (Desa Lolo Gedang sekarang). Melalui Undang-Undang Nomor 5 tahun
b. Desa pemekaran Desa Lolo Gedang 1979 Kemendapoan dihapus dan diganti
Desa Lolo Gedang dalam waktu dengan Desa dan Kelurahan. Maka dusun
yang sangat lama telah menjadi beberapa Lulo menjadi Desa seperti sekarang ini
desa pemekaran, seperti Lolo Gedang, Lolo (Gani, 2004:17-21). Pada tahun 1982 saat
H. Muraddin Nafi menjabat sebagai kepala untuk disampaikan ke generasi selanjutnya
Desa setelah 16 tahun lamanya, Desa Lolo agar melaksanakan Kenduri Sko dan
Gedang mengalami pemekaran menjadi adanya para Depati dalam adat sudah
Desa Lolo Gedang-Pasar Kerman sampai disumpah agar tidak meninggalkan Kenduri
sekarang (wawancara: H. Muraddin Nafi). Sko. Pengambilan sumpah dilakukan pada
saat Kenduri Sko oleh Datuk (orang tetua
PEMBAHASAN yang pernah menjabat sebagai Depati Ninik
1. Alasan masyarakat Desa Lolo Mamak).
Gedang-Pasar Kerman masih
2. Fungsi Kenduri Sko bagi masyarakat
melaksanakan Kenduri Sko
Desa Lolo Gedang-Pasar Kerman,
Kecamatan Gunung Raya,
a. Kenduri Sko tidak bertentangan
Kabupaten Kerinci.
dengan agama Islam

Masyarakat Desa Lolo Gedang- a. Ungkapan Rasa Syukur Terhadap


Allah SWT.
Pasar Kerman masih melaksanakan
Kenduri Sko, karena Kenduri sko tidak Kenduri Sko yang sejak dulu
bertentangan dengan agama Islam. Sebab, dilaksanakan oleh nenek moyang setelah
pada saat Kenduri Sko adanya menuai padi (panen padi) merupakan
penyembelihan Kerbau yang disembelih bentuk rasa syukur atas rahmat yang
sesuai dengan ajaran Islam. Pada saat diberikan oleh Allah SWT. Nenek moyang
Kenduri Sko juga dilakukan doa bersama, masyarakat Lulo (Lolo Gedang-Pasar
masyarakat meminta dan menyembah Kerman) dahulu mengatakan pesan dendam
hanya kepada Allah SWT. Jika ada unsur- yang disampaikan ke anak cucu dari
unsur yang bertentangan dengan agama generasi ke generasi selanjutnya. Pesan
akan ditinggalkan. dendam ini, bukan karena ada dendam
b. Kenduri sko dilaksanakan karena sehingga harus disampaikan. Tetapi, pesan
pesan dendam dari nenek moyang
artinya sampaikan dan dendam artinya
(pesan artinya sampaikan dan
dendam artinya berkepanjangan) berkepanjangan. Jadi, pesan tersebut harus
terus disampaikan ke anak cucu generasi
Kenduri Sko juga dilaksanakan
selanjutnya untuk melaksanakan Kenduri
karena pesan dendam dari nenek moyang.
Sko. Sehingga, Kenduri Sko selalu
Pesan ini disampaikan bukan karena ada
dilaksanakan sampai sekarang sesuai
dendam, tetapi pesan artinya sampaikan dan
dengan pesan dari nenek moyang sebagai
dendam artinya berkepanjangan. Nenek
bentuk ungkapan syukur terhadap Allah
moyang dulu berpesan kepada anak cucu
SWT atas rahmat yang diberikan-Nya.
Dengan demikian, masyarakat Desa Lolo Kenduri Sko yang dilaksanakan
Gedang-Pasar Kerman masih oleh masyarakat Desa Lolo Gedang-Pasar
melaksanakan Kenduri Sko sebagai Kerman, dapat mempererat tali silaturahmi
ungkapan syukur terhadap Allah SWT dan antara sesama manusia. Dengan
mempertahankan budaya yang diperoleh dilaksanakan Kenduri Sko, setiap keluarga
secara turun-temurun dari nenek datang ke rumah keluarga lainnya secara
moyangnya. bergantian untuk bersilaturahmi. Sehingga,
b. Berterima kasih kepada nenek generasi selanjutnya tahu yang mana
moyang yang telah merintis,
mamak (paman) dan keponakan serta
mengarah dan manaruko.
keluarga lainnya yang tinggal di tempat
Kenduri Sko yang dilaksanakan
jauh atau tinggal di luar daerah.
oleh masyarakat Desa Lolo Gedang-Pasar
Fungsi-fungsi Kenduri Sko seperti
Kerman, juga memiliki fungsi sebagai
yang dijelaskan di atas, merupakan bentuk
ungkapan terima kasih kepada nenek
hubungan manusia dengan Allah SWT
moyang yang telah merintis yaitu mencari
melalui Kenduri yang menunjukkan cara
tempat untuk menetap dan membuka lahan
bersyukur terhadap Allah SWT atas rahmat
pertanian, mengarah yaitu membuka jalan
yang diberikan-Nya yang diajarkan sejak
yang dapat digunakan oleh anak cucu
zaman nenek moyang. Selain itu, Sko yang
generasi selanjutnya, manaruko yaitu
dikeluarkan menunjukkan rasa terima kasih
membuka lahan persawahan yang akan
kepada Nenek moyang yang telah merintis,
dipergunakan secara terus-menerus sampai
mengarah dan manaruko karena
ke anak cucu generasi selanjutnya dan
memikirkan anak cucu generasi selanjutnya
dapat dinikmati oleh anak cucu dari
juga merupakan bentuk hubungan manusia
generasi ke generasi sampai sekarang. Oleh
dengan manusia. Maka wajarlah apabila
karena itu, masyarakat berterima kasih
anak cucu generasi selanjutnya
dengan cara melaksanakan pesan dari
melaksanakan pesan dari nenek moyang
nenek moyang ke generasi selanjutnya
untuk melaksanakan Kenduri Sko.
untuk melaksanakan Kenduri Sko setelah
Dengan demikian, hal ini
menuai Padi (panen Padi) dengan perayaan
menandakan bahwa Kenduri Sko
untuk memeriahkan acara Kenduri Sko atau
dilaksanakan oleh masyarakat Desa Lolo
hanya dengan doa bersama tanpa
Gedang-Pasar Kerman selama tidak
perayaan.
menyimpang dari ajaran agama Islam.
c. Mempererat tali silaturahmi antara
Meskipun dalam acara Kenduri Sko masih
keluarga yang satu dengan keluarga
yang lain terdapat mistik, masyarakat tetap
menyembah dan meminta hanya kepada yang telah merintis, mengarah, dan
Allah SWT. Kenduri Sko merupakan manaruko tanah/sawah, c). Mempererat
bentuk hubungan manusia dengan Allah tali silaturahmi antara keluarga yang
SWT melalui syukuran pada saat Kenduri satu dengan keluarga yang lain.
Sko dengan melangsungkan doa bersama
dan hubungan manusia dengan manusia DAFTAR PUSTAKA
dalam bentuk pembersihan benda pusaka Faisal, Sanapiah. 2010. Format-Format
(Sko) yang menunjukkan rasa terima kasih Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.
masyarakat kepada Nenek moyang. Secara Gani, Arlis. 2004. Tambo Adat Alam Lulo.
tidak langsung, Kenduri yang dilaksanakan Kerinci: Buku tidak diterbitkan.
dapat lebih mempererat tali silaturahmi. James P, Spradley. 2007. Metode
Sehingga, terciptalah kehidupan yang Etnografi. Yogyakarta: Tiara.
aman, tentram dan damai. Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu
Pengantar. Cetakan ke-42.
KESIMPULAN Jakarta: Rajawali Pers.
Berdasarkan hasil penelitian Anak Sultan. 2007. Upacara Aruh Ganal.
mengenai fungsi Kenduri Sko bagi (online),Http://kerajaanbanjar.wor
Masyarakat Desa Lolo Gedang-Pasar dpress.com/2007/04/24/, diakses
Kerman, maka dapat diambil kesimpulan Februari 2013.
sebagai berikut: Nellya. 2010. Proses Kenduri Sko. (online),
1. Alasan masyarakat Desa Lolo Gedang- (nellya-skripsiku.blogspot.com/,
Pasar Kerman masih melaksanakan diakses Februari 2013.
Kenduri Sko, yaitu: a). Kenduri Sko
tidak bertentangan dengan agama
Islam, b). Kenduri Sko dilaksanakan
karena pesan dendam dari nenek
moyang (pesan artinya sampaikan dan
dendam artinya berkepanjangan).
2. Fungsi Kenduri Sko bagi masyarakat
Desa Lolo Gedang-Pasar Kerman,
Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten
Kerinci, yaitu: a). Ungkapan rasa
syukur terhadap Allah SWT, b).
Berterima kasih kepada nenek moyang

Anda mungkin juga menyukai